Warning...!!! Isi di blog ini bisa menyebakan Serangan pada Jantung anda sehingga detak jantung anda berdegup keras, Sesak Nafas menahan Birahi serta kaku dan Kejang-kejang di bagian Otot Sensistif anda. siapkanlah selalu seperti tisyu dan handuk di dekat anda.

Prolog

Konjungi Forum JC3 : lebih lengkap dan lebih update

http://www.jc-three.com


cewek bugil, koleksi gambar bugil, Video Bokep 3GP, Video Bugil, Foto Bugil,Video 3gp ngentot dan video 3gp sekandal anak SMA, sekandal Anak SMP, ngentot di kebon ngentot di sungai, sekandal karyawan, pengusaha,
pasangan muda muda, suami istri, rekaman video pribadi, ngentot di kantor, video bokep 3gp spesialnya adalah Video 3gp Ngentot anak sekolah.Girl Naked, Naked image collection, Video Blue Film 3GP, Video Naked, Foto Naked, Video 3gp Make Love video 3gp sekandal and high school children, junior sekandal Children, Make Love in Make Love in the river bed, sekandal employees, businessmen, young couples young couple, personal video recording, in the office Make Love, Blue Film 3gp video is spesialnya Video 3gp school girl Make Love.

Senin, 21 September 2009

Kencan Pertama & Hilangnya Perawanku

Episode : II
Kencan Pertama & Hilangnya Perawanku
==================================
Karya : Selfi

Cerita ini di tulis berdasakan pengalamanku, tentunya nama tokoh dan nama tempat telah di samarkan, adapun jika terdapat kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan saja.
selamat menikmati pengalaman ku dan ditunggu komentarnya.
---------------------------------------------------------------------------

dalam cerita sebelumnya [Phone Sex] mencerikan awal pengalaman sex ku bersama oom ivan, setelah sekian lama kami saling telp, sampai akhirnya kami janjian ketemuan. Oom Ivan telah menentukan tempat kami bertemu di satu tempat makan sunda lesehan. kami janjian ketemu jam 4:00 sore.

aku meluncur menggunakan mobil ku ke rumah makan yg sdh di janjikan. dan aku tiba disana ternyata tempatnya cukup nyaman, krn disekitar trumah makan tersebut di tanami pohon2 rindang dan pondokan2 tempat makan yg berada di tengah danau.

Aku parkirkan mobil menghadap ke danau, Sambil melihat pemandangan yg indah ke tengah danau, aku menelp oom ivan, disatu tempat makan di tengah danau disitu aku melihat seseorang laki2 dengan tubuh yg tinggi sedang menerima telp, dan feeling ku klu itu adalah oom ivan,

"oom aku sdh nyampe dan aku di mobil nih, oom di mana ?" tanya ku
"mobil selfi warna apa ?" tanya oom ivan
"mobil yg cat hitam oom" jawabku.
ku lihat sosok laki2 di satu sisi jembatan yg menuju pondokan di tengah danau melambaikan tangan ke arah ku, dan aku yakin itu adalah oom ivan
"Selfi ini aku, kesini aja" kata oom ivan.
tanpa ragu lagi aku pun berjalan meniti jembatan kecil yg saling berhubungan antara satu pondok makan dengan pondok makan lainnya. lumayan jauh jg sih klu berjalan dari tempat parkiran. Aku menghampiri oom ivan dan kami berjabtan tangan, sambil berpelukan dan cipika cipiki sangat akrab seakan2 kami sudah kenal cukup lama.

oom ivan mempersilahkan aku duduk di sampingnya, tak lama kemudian pelayan datang membawa menu makanan, kami memesan makan dan minuman dan sambil menunggu makanan pesanan datang, kami bercerita dan bercanda ria, dan tampa sadar kami perpegangan tangan mesra. akupun memberanikan diri menyandarkan kepalaku di bahunya dan oom ivan membelai rambutku dengan mesra, sehingga aku merasa nyaman dan terbuai.

aku memandang sekliling, ternya pemandangannya sangat indah sekali dan aku semakin terlarut suasana nyaman. ternyata pondokan yg saat ini kami tempati agak seidikit tersembunyi dari pandangan umum. namun memang pada hari ini rumah makannya agak sepi juga pengunjung karena hari kerja.

taklama kemudian pelayan datang membawa pesanan kami. lalu kami makan sambil sesekali bercanda serta saling suap2an. singkat cerita kami selesai makan dan kami pun duduk lagi ngobrol dan bercanda. sampai akhirnya pembicaraan kami membicarakan tentang Phone sex yg selama ini kami lakukan.

"oom jadi malu nih" ujar ku
"malu apa mau" kata oom
"ya dua2nya sih.. hahahaha... " kataku, dan kami tertawa bersama.

sambil menyandarkan kepalaku di bahu oom ivan, lengan oom ivan menyilang di leherku bahuku, dan tangan oom ivan berada tepat di dadaku. tangan oom ivan membelai lembut dadaku sambil berkata "selfi..dada km benar2 indah" aku tersipu malu dan tak bisa menjawab apa2 hanya tertunduk saja. tangan oom ivan terus membuka kancing atas bajuku dan menyusup masuk mengelus bra yang menempel ditubuhku, aku merinding tp menikmati elusan tangan oom ivan. gerakan tangan oom ivan akhirnya menyusup ke dada ku langsung dan mengelus puting ku, "sss...ssss... oommm...." aku mendesah pelahan. oom ivan tidak menjawab, tp tangannya terus membelai buah dadaku dan memainkan putingnya, aku semakin merasakan sensasi yg lain daripada yg phonesex yg kami lakukan selama ini. aku begitu menikmati belaian tangan oom di puting ku, tangan ku meremas paha oom ivan. tampa terasa hari mulai gelap menjelang malam, dan terlihat awan mendung dan cuaca pun bertambah gelap. dari kejauhan serang pelayan datang menghapiri pondokan, kami buru melepaskan diri dari kemesraan kami.
"permisi maaf pak mau hujan maaf kerey bambunya mau di turunkan dikit agar tidak tampias jika hujan..?" tanya si pelayan.
spontan kami mengangguk. suasan sepertinya semakin mendukung nih ujarku dalam hati.
lampu remang di nyalakan juga oleh pelayan dan dengan segera si pelayan meninggalkan pondokan tampat kami makan. Aku kembali bersandar di bahu oom ivan, dan oom ivan pun melanjukan grelia tangannya di dadaku, aku memejamkan mata menikmati belaian lembut dan permainan jari oom ivan di putingku.
"sss....ss....ooohh.... oomm...."aku mulai horny dan aku merasakan ada cairan hangat mengalir dimemekku. gila... aku semakin menikmati dan aku mulai mendesah, aku merasakan oom ivan meraih tangan ku dan diletakan tanganku tepat di atas kontol oom ivan yg masih memakai celana Jeans, terasa jendolan kontol oom ivan yg besar dan sudang ngaceng keras di tanganku, aku semakin deg deg kan. dan oom ivan membuka seleting celananya dan tangan ku di masukan kedalam celana oom ivan, aku merasakan kontol oom ivan yg hangat dan ngaceng kini ada dalam genggaman ku.
"oohh.. oom kontol oom besar banget" aku pun memberanikan diri menyusupkan tangan ku untuk menyentuh langsung kontol oom ivan, oowww... begitu besar dan keras kontol oom ivan, tak seperti bayangan yg ada di pikiran ku dan ternyata lebih besar dan panjang drpd yg pernah ku lihat di MMS.

Hujan rintik2 mulai turun dan suasana di pondokan semakin sunyi, yang terdengar hanya bunyi air hujan bergemiricik jatuh ke air danau. kami pun semakin larut dalam suasana yg mengairahkan. aku semakin berani meremas2 kontol oom ivan, dan oom ivan pun terus membelai dada dan putingku, oom ivan mencium bibirku dan segera aku sambut bibir oom ivan dan menbalas ciumannya. bibir kami saling memagut dan lidah oom ivan bermain didalam mulutku memaikan lidah ku, aku pun meberikan perlawanan dan ikut memainkan lidah oom ivan sambil tangan ku terus meremas dan mengocok ngocok kontol oom ivan.
kini oom ivan jg mendesah menikmati remasan jari jemariku dengan lembut di kontolnya.

tiba2 oom ivan melepaskan remasannya dr dadaku dan dengan cepat dia membuka kancing celananya dan aku melihat kontol oom ivan yg besar dan panjang menyembul keluar dari CD nya.
"Selfi.... km mau ga hisap kontol aku sayang..." tanya oom ivan
aku belom pernah melihat kontol sesungguhnya apalagi saat ini aku mendapat tantangan untuk menghisap kontol oom ivan.
"hmmm.....' aku terus membelai batang kontolnya dan aku dekatkan bibir ku dengan sedikit ragu ke bagian kepala kontolnya. kujilat kepala kontol oom ivan sekali kemudain kuulangi lagi dan terus menjilati ke lubang kontolnya terus aku jilatin lagi bagian leher kontol oom ivan.
"di emut dong sayang" kata oom ivan.
aku memejamkan mata dan kemudian kuberanikan mengulum kepala kontolnya...
oow.. aku merasakan sensasi yg lebih dahsyat, kontol yg hangat itu sekarang berada dalam mulutku yg mungil. aku sedikit melebarkan mulutku agar kontol oom bisa masuk kemulutku.
"ooh..selfi.. enak banget sayang"
tangan oom kembali memainkan putingku dan kemudian tanganya meraih pinggul ku dan menyelinap masuk kedalam CD ku serta mengelu2 kemaluanku.
"oommm... ohhhh... geli oom" ujarku
"kontol aku jg geli sayang" jawab oom
"oom kontolnya panjang banget sampe mentok di tenggorokan" ujarku
aku terus mengulum kepala kontol oom ivan, kontol oom ivan aku jilat2 batang bagian bawah leher kontolnya. oom ivan juga terus memainkan memekku yang sesekali itilku di mainkan dengan jarinya.

aku kaget saat merasakan jari oom ivan menyentuh lobang memekku, aku tersetak dan melepaskan emutanku dr kontolnya.

"oom jangan dimasuk oom, aku masih virgin" kataku
"ga sayang, cuma sentuh aja bagian luarnya aja sayang" kata oom
"janji ya oom jangan di masukin" kataku lagi
"iya... " jawabnya singkat.

kembali aku meneruskan mengulum kontol oom ivan, kini aku memberanikan untuk mengulum kontol oom semuanya, aku coba masukin batang kontol oom ivan semua kemulutku, tp sia2 aja krn kontol ooom yang panjang baru masuk separuh dimulutku sdh mentok sampe tengorokan.

"ooh... selfi.. sayang, terus kulum kontol aku selfi" kata oom
"iya oom.. enak ga ?" tanya ku
"enak banget sayang" jawab oom
"sefi enak ga aku elus2 itilnya ? tanyanya
"iya oom aku jg enak banget di situ" jawabku

lalu oom ivan membuka kancing bajuku dan mengeluarkan tetekku dari branya hingga tetekku yg besar menyembul keluar dan terlihat dengan jelas.
"selfi... tetek km putih mulus sayang" puji oom ivan ketika melihat buah dadaku
oom ivan langsung menambar putingnya mulutnya, dan tangan oom ivan terus mengelus2 itil dan memekku, aku merasakan memekku telah basah oleh cairan yg keluar dr dlm tubuhku, dan itu dijadikan oom sebagai pelumas yg licin untuk mengelus2 itilku dengan jarinya. dan sesekali oom ivan menyentuh lobang memekku dengan ujung jarinya, saat itu aku merasa bener2 nikmat yg tak terhingga. dengan semakin sering jari oom singgah di lobang memekku aku mulai tak memperdulikan lagi jari2 oom yg sedang memaikan memekku, yg kurasakan hanya kenikmatan.
aku terus mengulum dan memainkan mulutku maju mundur di kontol oom. desahan oom ivan semakin membuatku terangsang, aku pun mendesah tak keruan krn putingku yg sdh mengeras terus dihisap oleh oom ivan dan memekku jg menikmati elusan jari2 nya.
semakin lama semakin aku ga tahan lagi, aku merasakan ingin pipis, yang ku tau saat ini aku akan orgasme, aku semakin cepat memaikan kontol oom dgn mulutku.
"ooh....selfi.... nikmat sayang terus yg cepet...., aku mau keluar" kata oom
aku semakin menggila menikmati kontol oom yg panjang dan besar dalam kuluman dan emutan dimulutku, krn akupun merasakan satu kenikmatan akan mencapai orgasme. aku mengejangkan pinggulku tanpa aku sadari aku menekan pinggulku dan jari oom ivan masuk kedalam memekku, dan saat itu aku berteriak dengan seluruh otot tubuhku mengejang..
"oohhhh... oomm.... aku keluar... ohh..zzzz.... oommmm argh......" aku melenguh sambil ku teruskan mengemut kontol oom ivan
"selvi.. iya sayang.. terus.. aku jg mau keluar....." ucap nya
"ooogghhhrrrr...aaaahhhhh" aku melemas dan aku mecapai orgameku
"ssellfiiii.... ohhhhh.... aku keluar" kata oom
dan dengan kontol yg masih berada dalam mulutku, aku merasakan cairan hangat memenuhi rongga mulutku, cairan pejuh oom ivan keluar didalam mulutku. tp aku bukannya melepaskan kontol oom dr mulutku, malah semakin aku emut2 kepala kontol oom dan aku menelan semua cairan pejuh oom ivan, semakin aku emut2 dan aku jilatin seluruh kontolnya.
oom ivan mendesah dan tubuhnya kulihat mengejang seperti saat aku merasakan orgasme.

aku tersandar setelah aku menghisap dan menelan habis cairan pejuh oom ivan, bahwa jari oom ivan telah menguak lobang memekku dan masuk kedalamnya. saat kulihat jari oom ivan ada bercak darah, aku sadari klu itu adalah darah keperawananku.
"oom aku sdh ga perawan lagi oom" kataku kepada oom ivan
"maaf sayang... aku khilah, aku terlena sayang..., aku akan selalu menyayangi kamu selfi" jawabnya
"aku juga akan selalu sayang sm oom" ujarku

kamipun berpelukan dan kissing yg penuh dengan perasaan sayang.
"oom aku mau ke toilet dulu, mau bersihin dulu, becek banget nih" kataku sambl berdiri dan berjalan menuju toilet yg jaraknya tak jauh dari pondokan tempat kami. di toilet aku melihat bercak darah perawanku menempel di celana dalam ku. krn terlalu basah aku lepas saja CD ku dan ku masukan kedalam tasku. lalu aku bersihkan memekku dengan air putih yg terasa dingin dan segar menyirami vaginaku. setelah kurasa bersih akupun langsung merapihkan pakaian, langsung memakai celana sport pendek ku tanpa menggunakan celana dalam.
aku kembali ke pondokan dimama oom ivan menunggu dengan sabar, kami ngoblor sebentar dan kami sepakat untuk pulang, ternyata hujan mulai reda walau masih sedikit gerimis, kami merapihkan pakaian dan kemudian memanggil pelayan untuk membayar makan dan kami akan meninggalkan pondokan

Sambil berjalan kami bergandengan tangan menuju parkiran saat mendekati parkiran ternyata mobil oom parkir bersebelahan dengan mobilku. tiba2 hujan kembali menguyur bumi dengan deras, aku buru2 masuk mobilku dan oom ivan sejenak mencium keningku, aku merasa bahagia sekali saat itu, krn hujan yg deras secara spontan aku berkata kepada oom ivan " oom masuk aja dulu kemobilku"
tanpa di perintah dua kali, oom ivan masuk kemobilku, sekeliling mobil kami sangat sepi, yg ada hanya beberapa mobil pengunjung pondokan lain yg sedang makan.

oom ivan mencium bibirku, akupun menyambut ciumannya dan oom semakin berani dgn membuka dan menurukan celana ku, karena aku sdh tidak memakai CD lagi kini oom ivan dapat melihat memekku kemudian kancing bajuku di bukanya serta Bra kupun di bukanya jg. tubuhku sekarang bener2 telanjang kemudian oom ivan merunduk di selangkanganku serta membuka kaki ku hingga mengangkang dan yang kurasakan kemudian, memekku terlah di sentuh dengan lidah oom ivan
"ooohh oom.... enak banget oom... ssssszzzz...... ooohhh" aku menyandarkan kepalaku di kursi mobil, mataku terpejam, tanganku meremas2 rambut oom ivan, begitu nikmatnya itil dan memekku dijilat dgn lidah. dan seesekali oom ivan mengulum itilku.
entah kapan tanpa aku ketahui ternyata oom oom ivan juga sdh membuka celana jeans dan CD nya, kini aku melihat kontol oom ivan yg benar2 perkasa yang sedang ngaceng. aku bener2 tterpesona dengan pemandangan itu, aku mengelus kontol oom ivan yg sekarang sdh ngaceng dan sekeras kayu.
oom ivan kemudian pindah ke posisi dimana aku duduk, dgn berlutut oom ivan mengarahkan kontolnha kememekku, di elus2 kepala kontolnya di memek dan itilku, aku kegeleian namun nikmat dan aku ingin merasakan kontol oom yg panjang dan besar itu berada dalam memekku.
aku buka kakiku lebar2 hingga benar mengangkang, meberikan kesempatan agar kontol oom ivan dapat dgn mudah masuk ke lobang memekku. perlahan kepala kontol oom menyeruak masuk kedalam memekku, rasa hangat yg kurasakan tadi di mulutku kini terasa lebih nikmat di memekku.
"oom masukin oom... oohh...oommm..." desahku
"sabar sayang.... oom buat becek dulu memek selfi, biar licin dan kontol oom bisa masuk" katanya.

aku merasakan kepala kontol oom ivan mulai masuk dengan perlahan ke memekku, aku hanya memejamkan mataku dan sambil meremas bahu oom ivan.

"ohh.. omm perih oom... pelan2 masukinnya" saat kurasakan kontol oom ivan terlah mengoyak keperawananku.
"ia sayang... di buka sayang lebare kakinya, jgn di tahan biarkan kontol oom masuk dalam memek kamu sayang" oom ivan menenangkan aku.

saat aku merelaxkan tubuhku, tiba2 oom ivan menekan kontolnya masuk ke memekku.

"ooowww... argghhhh... oom..sakitttt...." aku meringis.
"tahan sebentar sayang, perihnya cuma sebentar kok" kata oom.
'iya oom" kataku lagi.

oom ivan membiarkan kontolnya dalam memekku, lobang memekku terasa sesak penuh oleh kontol oom ivan yg besar dan panjang. dan oom ivan sendiri tidak bergerak namun aku rasakan kontol oom ivan berdenyut2 dimemekku dan memberikan rangsangan didinding bagian dalam memekku.

"Selfi sayang... memek km sempit banget, maafin oom sayang, oom ambil virgin km" bisik oom di telingaku.
"gapapa oom, aku suka, sayang dan rela perawanku untuk oom dan memang ingin merasakan hubungan sex sesungguhnya bersama oom" kataku.
"makasih selfi, km baik sekali dan percaya sama aku" kata oom lagi.

kini oom ivan menciumku dan kemudian memainkan lidahnya ke lidahku, aku sambut ciuman oom ivan dengan memainkan lidahnya oom jg dengan lidahku. dan kemudian ciuman oom mulai menciumi leherku sambil sesekali dijilatnya leherku dan dicium jg telingaku, aku merinding namun aku menikmati. dan yg lebih membuatku terbuai dalam kenikmatan saat itu aku tidak lagi mersakan perih lagi pada liang memekku, tp muncul getaran kenikmatan yg teramat sangat di selangkanganku, aku memejamkan mata, dan mendesah perlahan namun aku begitu terangsang saat lidah oom ivan mulai menjilati putingku.
oom ivan mengetahui klu aku sdh mulai terangsang, dan aku rasakan pinggul oom ivan mulai bergerak berputar-putar begitu pula batang kontolnya kurasakan berputar2 di dalam memekku, aku merasakan dinding memekku sedang di elus2 oleh batang kontolnya.

"ooh... om.. enak banget oom.... ohhhh.... di goyangin pelan2 oom...." desahku.
"iya selfi.. oom goyangin sayang.... oom kasih km kenikmatan ke km sayang" kata oom lagi
"ooohh... ia..ommm.. terus oom... goyangin.... oowwhhh mentok oom" kataku sambil mendesah dan mataku terpejam merasakan nikmat

ku buka mataku perlahan dan kulihat sekilas dalam kegelapan di dalam mobilku, kontol oom ivan hanya masuk setengahnya saja, sementara memekku sdh terasa di bagian terdalam di G-Spot ku. kini oom ivan mengerakan maju mundur pantatnya seirama dengan kontolnya yg keluar masuk mengocok memekku. semakin kurasakan kenikmatan yg teramat sangat saat kontolnya di tarik keluar lalu dengan lembut menerobos masuk dan membuka belahan memekku.
dari dalam mobil kulihat keluar semakin gelap dan hujan semakin deras, keadaan sekitar semakin sepi krn tdk ada tamu dan pelayan yg hilir mudik. kesempatan ini semakin aku nikmatin dan kunikmatin juga berhubungan sex dengan oom ivan di mobilku.

Oom ivan mencabut kontolnya dari memekku dan pindah ke kusi belakang sambil membuka bajunya sendiri, oom ivan memberi kode agar ku jg pindah ke jok belakan mobil ku. oom ivan terlentang dengan kontol yg masih ngaceng, aku melangkah kejok belakang,

aku yg gemes dengan kontol oom ivan ku hampiri dan kemudian aku emut2 kontol oom seperti saat kami masih dipondokan.
oom ivan meremas2 tetekku memainkan puntingnya. serta tangan satu lagi mengelus2 memekku sesekali menekan2 itilku dengan ujung jarinya. kemudian oom menarik tubuhku hingga aku kini berada diatas tubuh oom, dan kurasakan kontol oom ivan menempel dimemekku dgn tangannya memegang kontol yg diarahkan ke memekku, aku menerima kontol oom dengan posisi ku diatas. perlahan aku tekan pantatku agar kontol oom masuk kememekku, krn kontol oom yg panjang tetap saja kontolnya belom masuk semua tp sdh mentok di G-Spotku.
"ooohhh... om.... mentok banget oom.... " sambil mendesah dan mataku terpejam menikmati kontol oom ivan mengujam memekku. degan posis tubuhku diatas oom ivan, kini aku bebas menggerakan pinggulku menikmati kontol oom yg memenuhi rongga memekku. dengan perlahan kuputar2 pinggulku sambil kurasakan gesekan kontol panjang itu di dlm lobang memekku. begitu penuh sesak rongga memekku, aku mainkan pinggulku naik turun mengocok kontol oom ivan, oh.. rasanya bener2 tak terhingga. bunyi yg saat pantatku beradu dengan pinggul oom ivan jg terdengar sangat kencang, krn kami benar2 bermandikan keringat.
saat ku angkat pantatku dan kurasakan bibir memekku seakan ketarik keluar menempel di kontol oom ivan.... oohhh betapa besarnya kontol oom ivan. sensasi ini membuatku bergetar, kemudian kutekan lagi pantatku, hingga kontolnya masuk kedalam memekku dan menyentuh G-Spot ku lagi, begitu terus kuulangi berkali2.
"Argghhhhhh... oom.... nikmat oom.. selfi sayang sm oom... acrggghhhh" erangku
"oom jg sayan, memek selfi begitu sesak dan nikmat di kontol aku, oom jg sayang sm selfi" kata oom.
"ooh.. aahh...oohhhh aarhghhh...." aku semakin cepat menggoyakan pantatku naik turun mengocok2 kontol oom dengan memekku
"aaaahhh...selfi... terus sayang... aaahhhh" sambil mendesah begitu oom ivan meremas tetekku sambil mencium bibirku
"oom.... enak oom..oh terus oom... entotin memek selfi sepuasnya oom... oohhhhh" karna nimatnya aku mengucapkan kata2 yg belom pernah kuucapakan.
"iya selfi.. ini oom entotin memek km" kata oom
"ooohhh oom... zzzttt.... selfi ga tahan oom mau keluar oom kontol oom enak banget" aku mulai mendesah ga keruan.
"oohhh... yes...oom terusssss,..... arghhh oom selfi mau keluar" teriakku

dan getaran kenikmatan semakin terasa dan aku merasakan klu aku akan mencapai orgasme

"keluarin sayang, siram kontol oom dengan cairan memek selfi" bisik oom di telingaku
"aargghhhhh..... oommmmm... selfi keluaaarrrr...... arrhhhhh" dengan tubuh yg mengejang dan memekku terasa berdenyut2, aku mencapai orgasme ku di mobil.

oom mengenhentikan goyangannya memompa memekku dan mencabut kontolnya. dan menganti posisi. kini aku tengkurap di jok mobilku dengan pantat sedikit nungging, oom ivan menindihku, aku mengangkang sehingga memekku agak keatas dan terbuka, dengan segera oom ivan menacapkan kontolnya dalam memekku.
"ooohhh.... oom... enak banget oom.... pompa memek selfi lagi oom dengan kontol oom" desah ku
tanpa menunggu oom langsung menusukan kontolnya dan memompa memekku, tubuhku dan oom ivan bermandikan keringat, kurasakan tetesan keringat oom ivan menetes di punggungku.
kontol oom semakin cepat memompa memekku.

"ooommmm....arrghhhhh aku mau orgasme lagi oom" sambil menikmati goyangan kontol oom di memekku aku terus mengikuti gerkanan pinggul nya.
"selfi.. oom jg mau keluar sayang" jawab oom dengan nafas yg memburu dan sambil meremas2 tetekku.
aku ga tahan lagi akhirnya " ooorhhhhh... oommmmm... selfi dapet lagiiiii...arrggh........." aku tergeletak di jok mobilku
"selfi... sayang...oom mau keluar jg.... arggg..... secara tiba2 kontol oom di cabut dr memekku dan aku merasakan cairan pejuh oom menyirami belahan pantatku yg bulat. tubuh oom ambruk menimpah tubuhku, aku merasakan kontolnya menempel di pantatku. sambil berpelukan dan oom ivan menciumbibir juga mencium keningku.

"makasih selfi sayang... tubuhmu nikmat banget"
"iya oom... aku juga menikmati kontol oom, aku puas banget oom"

oom ivan duduk dan mengambil tisyu mobil lalu membersihkan pejuh yg menempel di tubuhku. dengan sesekali punggungku dicium nya. setelah kurasakan bersih akupun duduk dan mengambil celana dan pakaian dan memakainya kembali, begitu jg oom ivan memakai bajunya sebelom oom ivan memakia celananya, aku dekatkan mulutku dan kucium kontol oom ivan, dan ku emut beberapa kali, kemudian kulepaskan baru kemudian oom memakai CD dan celananya.

"oom aku sayang sama oom dan suka sm kontol oom" kataku
"aku jg sayang km selfi, aku kan selalu ada untuk km sayang" bisik oom di telinga ku

lalu kami berpelukan dan kulihat jam sdh menujukan jam 21:00, aku pun pamit sama oom ivan. kami berciuman sejenak dan oom jg mencium keningku.

diluar sana hujan masih deras, dan aku harus pulang begitu jg oom ivan keluar dr mobilku dan berlari meuju mobilnya, kamipun berpisah di pintu keluar Rumah makan.
aku benar2 merasa puas dan tak kulupakan pengalam sex bersama oom ivan. sampai ketemu lagi oom ivan, aku selalu merindukanmu.

Bersambung : Eposode III
[ ... ]

Sabtu, 19 September 2009

Ketemu di halaman sekolah.

Ketemu di halaman sekolah.
=======================
Karya : ines, -

Suatu pagi, ulangan umum dah lewat tinggal nunggu kenaikn kelas aja. Gak ada kerjaan di kos, aku iseng aja maen ke sekolah. Di halaman sekolah sepi, maklum dah mulai libur, nunggu pengumuman. Aku liat ada sebuah mobil parkir di halaman sekolah, dibawah pohon aku liat ada seorang lelaki ganteng yang duduk di bangku. Wah ada om om tu, kegemaranku. Aku samperin aja. Hari itu karena gak sekolah, aku pake jins ketat dan tanktop yang ketat juga, sehingga toketku yang lumayan besar untuk abege seumuranku ngintip keluar dari balik belahan dada tanktopku. "Om sendirian?", sapaku, wah ganteng banget orangnya, atletis lagi badannya. "Eh ada bidadari seksi turun dari kayangan", godanya, aku jadi tersipu dibiling kaya bidadari. "Ah om bisa aja". "Iya betul kok, kamu cantik banget kaya bidadari dari kayangan, montok banget lagi". "Suka kan liatnya". "Suka banget, palagi..." sengaja dia tidak menyelesaikan kalimatnya, aku jadi terpancing melanjutkannya. "Apalagi apa om". "Apalagi kalo gak pake baju". "Ih si om, pagi2 gini dah piktor". "abis kamu montok banget si, toket kamu besar gitu, ngintip dari balik tanktop lagi. sering diremes ya, eh nama kamu siapa". "Dina om, om ngomongnya to the point banget si". "Kamu lagi nunggu pengumuman ujian ya". "Enggak om, Dina baru kelas 1 kok, nunggu kenaikan kelas". "Kalo gak naek, om mau kok naikin kamu". "Hi hi, pagi2 gini si om dah napsu. Om ngapain bengong dibawah pohon, ntar kesambet lo". "Nunggu kamu". "Boong, kenal aja belon". Dia menjulurkan tangannya dan kujabat, sambil dia memperkenalkan diri. Sembari salaman, jari telunjuknya mengilik2 telapak tanganku. "Om geli". Dia melepaskan jabatannya. "OM ngapain kok duduk sendirian disini". "Dah dibilangin kan nungguin kamu. Enggak kok, om nunggu temen om lagi daftarin anaknya sekolah. Tu dia temen om keluar. Om anter temen om pulang dulu ya, kamu nunggu om dimana". "Mangnya om mo bawa Dina kemana".
"Ya udah kasi no hp om deh, kamu nunggu didalem sekolah aja, ntar kalo om balik om call kamu deh". Aku memberikan no hpnya yang dicatat langsung di hp nya, aku langsung meninggalkannya. Kulihat si om mengajak temennya masuk ke mobil dan mobilnya meluncur meninggalkan halaman sekolah. Aku senyum2 saja dan masuk ke dalem sekolah. aku melihat pengumuman, belon ada apa2nya. Aku menuju ke kantin sekolah aja, sepi gak ada temen barang seorangpun. "Tumben Dina kesekolah", sapa penjaga kantin. "Iya pak, iseng aja, minta air jeruk panas pak". Aku duduk aja dipojokan sambil menikmati air jeruk panas yang disajikan si bapak. Karena panas, aku minumnya sedikit2, anget2 seger banget rasanya.Sampe abis segelas, si om belon nongol juga. Aku berinisiatif ngirim sms duluan ke si om. Balesannya bikin aku lemes, si om bilang dia mesti nyelesaiin kerjaannya dulu, Dia minta aku ngasi tau dimana bisa ketemuan lewat magrib. Ya aku kai tau aja kalo kosku deket dengan mal, jadi ketemu disana ja lewat magrib. Dengan lesu aku balik ke kos, karena sampe siang gini gak ada seorang temenpun nongol disekolah, namanya juga libur si dan aku kan gak janjian mo ketemuan. Dengan lesu aku balik ke kos, karena gak da kerjaan laen akupun tiduran dikamar sampe akhirnya pules juga, biar aku belon makan siang. Aku memang mudah sekali tidur, peltu kata orang jawa. Ini bukan peltu untuk lelaki tapi peltu untuk penidur seperti aku, nempel (bantal, terus) turu.

Aku tidur lelap sekali dan terbangun karena ayam jago didalem perutku dah berkokok biar bukan subuh juga. Aku teringat, aku kan cuma ngisi perut pake segelas jeruk panas tadi, pantes laper banget. Aku liat jam, wah dah jam 5 lewat, aku tidur kaya orang mati ya ampe ber jam2 gitu. Baiknya aku masi punya biskuit, sehingga lumayanlah untuk ngeganjel perut, ntar minta dijajanin ma si om, kalo dia nepati janji. Aku penasaran aja makanya aku ngirim sms lagi, nanya jadi gak ketemuan sore ini. Balesan si om nyenengin sih, dia bilang dia dah di mal, dia nunggu di konter makanan siap saji (fast food bahasa sundanya). Aku mo bales gantian ngerjain si om, biar aja dia nunggu. Aku sms bahwa aku dah siap mo brangkat. Dia pesen pake baju yang seksi lagi. Padahal aku belon apa2. Dengan santai aku mandi berlama2, pake keramas segala, emamng sih dah waktunya keramas. Cuma kalo abis keramas aku mesti nunggu rambutku kering baru bisa ditata sendiri. Gak apa kan mo bales dendem, aku tersenyum ngebayangin si om blingsatan nunggu aku gak nongol2, tapi aku kecele karena si om gak sms, padahal aku dah nungguin smsnya dari tadi. Akhirnya aku dah siap juga, aku pake aja pakeanku yang tadi siang. Sesampai di tempat yang dijanjikan aku celingukan nyari si om. karena gak ketemu, aku sms dia lagi. Jawabannya ngeselin deh, dia bilang dia nunggu di warung kopi (coffe shop bahasa maduranya), "Kok cemberut say", sapanya melihat aku cemberut, "Om kan katanya tadi nunggu disana, kok jadinya disini. Dina kan nyariin kesana kemari". "Kamu janjinya dateng jam brapa, sekarang jam brapa, sama2 kan. Udah jangan cemberut, ntar seksinya berkurang", katanya
becanda sembari menatap toketku. "Din toket kamu nantangin diremes deh". "Mangnya om dah mo ngeremes ya". "Iya Din, mau ya aku remes2". "Ya gak disinilah om". "Ya pastinyalah, kita makan aja dulu ya, aku dah laper". "Apalagi Dina om, tadi siang gak makan, cuma minum jeruk pana segelas". "Kok gitu". "abis om katanya mo jemput lagi, trus gak jadi. Ya aku balik ke kos aja, ketiduran deh gak pake makan dulu". "Ya udah kamu mo makan apa, dimal ato ditempat laen". "Disini aja om, dah kelaperan banget ni Dina". Dia mengajakku duduk di food court dan membelikan aku makanan. "Doyan kan sate kambing dan sop kaki". "Doyan om, kok sate kambing sih, biar hot ya". "La iya lah, kan mo berasik ria ma kamu malem ini". "Mangnya asik ria apaan si om". "Alah pura2 gak ngarti, dah biasa juga aik ria ma om om". "Om tinggal dimana?" aku mengalihkan pembicaraannya yang dah mulai menjurus itu. "Aku dari luar kota, aku kesini untuk urusan kerjaan, makanya tadi aku kebut biar selesai semua, jadi bisa asik ria ma kamu tanpa terganggu kerjaan. Gitu say". "Terus om nginep dirumah temen tadi itu ya". "Iya". "wah jadi asik rianya ntar di rumah temen om itu, gak mau ah". "Ya enggaklah, aku dah pamit ma dia, aku bilang mo pulang malem ini. Aku dah cek in ke hotel kok. Gak apa kan asik ria di hotel, dah biasa kan". "GAk pernah kok om". "Masak sih, kayaknya kamu dah pengalaman ma om om. "Masak sih om, Dina kan ramah aja ma siapa aja, jadi om salah artikan deh". "Jadi gak mau nemenin aku di hotel?" "Gimana ya om", sengaja aku mempermainkan dia. "Yah, kalo tau aku pulang aja malem ini, percuma aja nginep semalem disini". "Jangan cemberut gitu atuh om, Dina becanda kok". "Kamu dah biasa ma om om ya Din, padahal kamu masi muda gini". "Jarang kok om, skali2 aja". "Terus dibawa ke hotel juga". "Iyalah, dimana lagi". "Kalo ma om om maennya brapa ronde". "Sukanya si 3 ronde om". "Wah nikmat dong". "Iya om, palagi ronde terakhir, si om suka lama brau kluar, Dina bisa berkali2 nyampe sebelum si om ngecret". "Didalem?" "Iya om,nikmat kan kalo nyampe trus kesemprot peju anget".
"Kamu gak takut hamil?" "Dina dikasi obat ma salah satu om, jadi kalo dah pulang Dina minum satu kalo lagi subur". "Skarang lagi gak subur?" "Lagi subur om". "Wah bahaya tuh". "Ya enggaklah om, kan ada obat, justru kalo lagi subur napsu Dina suka besar banbget, dikilik bentar aja dah napsu, kalo dikilik terus bentar aja dah nyampe, nikmat banget om". "Wah untung aku ketemu kamu, pasti kamu ngelayanin nya asik banget ya Din". "Ah biasa aja kok om". Tanpa terasa makanan dan minuman yang dibeli dah pindah ke perut, aku kenyang sekali. "Om, blanjain Dina ya". "Boleh, aku juga dah mikir mo beliin kamu sesuatu. Kamu mo beli apa, pakean?" "Bole om". Aku digandengnya menuju ke toko yang menjual pakean. Aku mengajaknya menuju ke konter pakean prempuan. Aku milih jins dan t shirt. "Cuma satu Din, kalo ada yang laen beli aja". Aku milih lagi jins dan tank top. "Om Dina mo beli daleman sekalian ya". "Ya beli aja, g string ya Din". Aku senyum2 aja, gak tau dia kalo sekarang aku dah pake g string. Aku beli daleman yang seksi2, bra tipis dan g string tipis, serta model bikini minim. "Om makasi ya diblanjain, om baek deh". Selesai blanja, aku digandengnya menuju ke basement mal, masuk ke mobil dan mluncurlah mobil menuju hotel tempat dia nginep.

Aku diajaknya ke kamar, standard aja, ada ranjang besar, tv besar, lemari es, sofa, meja rias dan lemari pakaian yang terbenam ke tembok didepan kamar mandi. Dikamar mandi ada shower, wc dan wastafel. "Mo mandi dulu ya Din". "Tadi Dina udah mandi om, om belon ya". "Mandiin dong Din". "Dah gede gini kok minta dimandiin, mandi ndiri dong". Dia menghilang di kamar mandi, sementara itu aku duduk di sofa, aku menyetel tv dan mencari channel hbo. Gak lama dia dah muncul dari kama mandi hanya bersarungkan handuk. "Seger deh, kamu gak mo mandi dulu Dina, biar seger juga". "Kan Dina sebelon brangkat ke mal dah mandi". Dia duduk disebelahku. "Din kamu cantik ya, Sherina tu mirip kamu deh". "Sherina sapa om". "Penyanyi abege yang omnya narkoba itu, cuma kamu jauh lebi seksi". Memang si, potongan rambutku pendek biar praktis aja, gak usah nyisir lama2, cuma kalo abis kramas kudu dikeringin dulu supaya gak awut2an kalo disisir. "Om suka gak". "Suka banget Din, bukan cuma suka tapi napsu banget". Segera aku dipeluknya, mukaku dihadapkan ke mukanya dan dengan lembut dia mencium bibirku, lembut sekali. Aku terpejam menikmati kuluman lembut di bibirku. Tangannya mulai ramah (rajin menjamah), mengelus rambutku, kemudian meraba hidung dan bibirku, kembali mengecup bibirku lembut. Dia mesra sekali mencium dahiku, pipiku dan kembali ke bibirku, gak grasa grusu langsung to the point aja. Aku terhanyut jadinya karena ulahnya. "Om mesra banget si nyiumnya", "Ya lah Din, kita kan mo mesra2an". Kembali kamu berciuman, lidahnya mulai menrebos mulutku dan segera aku belit dengan bibirku.

"Din, jinsnya dilepas ya". "Bukain dong om". Dia membuka ikat pinggangku, kemudian kancing jinsku dan menurunkan ritsluitingnya. Aku berdiri untuk mempermudah dia menurunkan jinsku dan akhirnya terlepaslah jins itu dari badanku. saat itu aku cuma mengenakan cd bentuk g string sehingga jembutku ngintip dari samping g string mini itu. Aku duduk kembali di sofa, dan dia mulai meraba2 dengkulku. Sesekali kulihat dia melirik kearah selangkanganku, dia sengaja menarik dengkulku keluar sehingga pahaku agak merenggang. Dengan mudah dia dapat memandangi jembutku yang bertaburan keluar dari samping g stringku. Elusan lembut bermain di dengkulku dan pelan2 sekali menggeser ke atas, mengelus2 pahaku dengan pelan. elusan itu memberikan rangsangan buat aku, pelan2 napsuku naik juga karena elusannya yang makin lama makin keatas itu.matanya tambah jelalatan ke selangkanganku. kelihatannya dia dah horny melihat jembutku yang nongol itu. Kubiarkan dia mengelus2 pahaku. "Mulus ya Din", katanya, sambil makin merenggangkan pahaku. "Ini bonus ya om". "Kok bonus?" "Iya dah diblanjain sekarang dielus, kan bonus namanya". Pahaku makin dikangkangkannya sehingga akhirnya dia berhasil mengelus samping g stringku. "jembut kamu lebat ya Din, sampe keluar semua gini, apalagi kamu cuma pake g string lagi. emangnya suka ya Din pake g string". "Iya om, kan praktis kalo pake g string". "Praktis apanya Din, gampang ngelepasnya gitu?". "Ih om nakal lagi deh, aaah", erangku ketika jarinya mulai mengelus bagian tengah g stringku yang dah mulai basah, tepat menggosok memek dan it ilku. aku mulai mendesah, Tangannya tetap diselangkanganku mengelus2 memek dan it ilku dari luar g stringku, tangan satunya memeluk pundakku. kembali dipagutnya bibirku dengan penuh napsu. Aku menyambut ciuman ganasnya dengan menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. Segera lidahku diemut2nya, jarinya sekarang nyelip kedalam g stringku dan mengelus2 langsung it ilku. Aku makin terangsang jadinya dan melenguh makin keras, hanya gumaman yang terdengar karena bibirku lagi dipagut bibirnya dengan ganasnya. "Om", erangku ketika dia melepaskan bibirku. "Dah basah banget Din, kamu dah napsu ya. Lepasin ya tanktop kamu".

Dia segera melepaskan tanktopku, tinggallah aku berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang tipis dan sudah basah. Kulihat kontolnya menggembung dibalik handuk yang disarungkan dipinggangnya. Dia membelalak melihat pemandangan indah yang ada didekatnya. “Din kamu napsuin banget”, katanya. Aku duduk disebelahnya diranjang, segera aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat. Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari dimulutku. Napsuku makin naik. Sambil melumat, tangannya juga merambah tubuhku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih terbungkus bra tipis. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua toketku, dan dilepaskannya ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu menahan napsu saat jari-jarnya kembali merabai bibir memekku dari luar g string dan kemudian mengilik it ilku. aku langsung merasa melayang karena kenikmatan itu. Jarinya meraih memekku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung jari nya bermain di bibir memekku. Cairan memekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya ke memekku. Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara jari-jarinya terus mengilik memekku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan memekku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik kelemahanku. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di memekku, dia berhasil membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih melesek ke memekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan kedutan memekku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku.

Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. “Din, kamu liar banget deh padahal masi muda banget. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum dulu”, dia mengambilkan minuman dari lemari es. Aku dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera kuminum coca cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. “Masih capek Din”, bisiknya. “Nggak kok om. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Dina sudah kelabakkan”, jawabku. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin lilitan handuknya. aku sangat tergetar menyaksikan tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan. Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah kontolnya yang besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut. Sesudah telanjang dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat. “Din, jembut kamu lebat banget, pantes kamu tadi jadi liar”, katanya sambil mengelus2 jembutku. “Bukannya liar om, itu namanya menikmati”, jawabku.

Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. kontolnya yang keras kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala kontolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat kegelian. Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kontolnya yang besar, dia melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal kontolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kontolnya kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher kontolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kontolnya. kontol yang Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum kontolnya. “Din, nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget siihh”. aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku. Aku menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Din, nikmatnya aah”, kembali dia mengerang. Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari kontolnya, dibaringkannya dan kembali mulutnya mengarah ke memekku. Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling memekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses memekku. “Om..”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi memekku. Bibir memekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali it ilku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Om .., Dina dien tot dong”, erangku. Dari memekku kembali membanjir cairan bening. Dia menjilati cairan itu.

Badannya kutarik, dia segera menempatkan kontol besarnya di bibir memekku. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kontol yang gede banget. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, kontolnya sudah ambles semuanya di memekku, “Aah, om", erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya memekku makin berdenyut mencengkeram kontolnya dengan keras. “Om, terus yang cepat om, Dina mau nyampe, aah”, erangku dengan liar. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya sampe akhirnya, “Aah 0m, Dina nyampe…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra. “Om nikmat banget dien tot ama om, baru sebentar dienjot, Dina dah nyampe,” kataku.

Dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging. Segera ditancapkannya kembali kontolnya di memekku dari belakang. Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kontol panjangnya masuk lebih dalam lagi ke memekku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya ngentot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas. Aku menancapkan kontolnya dimemekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kontolnya kembali ambles di memekku. Aku emnggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir pentilku. Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya. “Din, aku dah mau ngecret, didalem ya”, katanya sambil terus meremes toketku. “Ngecretin didalem aja om, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku mengocok kontolnya yang ambles di memekku. Aku kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia memegangi pinggangku. Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan nyampe lagi. memekku terasa berdenyut2, “Om, Dina mau nyampe juga, bareng ya om”, kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam memekku. Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali’ "Om nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kontolnya masih nancap di memekku. “Om lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku. “ini baru ronde pertama lo Din”, jawabnya. “Dina mau kok om en tot lagi”, kataku.

Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku, kayaknya dia belum puas karena dia kembali meremas toketku. “Kamu seksi banget ya Din, toket kamu besar dan kenceng, kaya toketnya Farah Quinn. Kamu tau gak Farah Quinn siapa. Jembut kamu lebat banget, aku suka ngentot ama yang jembutnya lebat. Mana memek kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Din”, katanya dan dia kembali mencium bibirku. Dia bangun dan segera mengarah ke memekku, dia tau titik lemahku ada dimemekku. Lidahnya kembali menjilati memekku. Ujung lidahnya kembali menelusup masuk ke memekku. Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke memekku. Pantatku menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap memekku, pahaku dipeganginya erat2 sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang napsunya sehingga segera dia melepaskan memekku dan menaiki tubuhku. “Om, kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia tidak menjawab.

Digenggamnya kontolnya, diarahkan ke memekku. Aku menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir memekku. Kepala kontolnya menguak gerbang memekku. memekku langsung menyedotnya, agar seluruh kontol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan kontol yang hangat panas memasuki memekku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. kontol panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian dia mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Saat dia menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat dia menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya. Demikian secara beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan matanya sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Din, nikmat banget deh memek kamu”, dia melenguh. “Iya om, kontol om enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Kulihat tubuh kekar nya tampak berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kumainkan pentilnya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan tangannya meremes2 toketku. Pada akhirnya, setelah sekian lama dia mengenjot memekku dan aku nyampe 2 kali secara berturut2, kontolnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan memekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali berkali-kali ngcret di dalam memekku. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Om, Dina lemes, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya om”, kataku. Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku tertidur.

Pagi hari. Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar udah terang. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagiku ya dien tot lagi. wajah kami sama-sama maju saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah. Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Kembali dia melepas bibirnya dari bibirku. satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai memekku. “Mmhh.. om” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya mulai berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan lidahku.Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung digesek2nya. Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku. “Ooohh..sshh.. aachh.. om..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa sangat peka. Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya. Dia melepas pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir memekku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu basah penuh lendir memekku. “Om...ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh it ilku. Dia menghentikan jilatannya dan berlutut di depanku. memekku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat kontolnya yang tegang besar kekar berotot.

Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya pantatnya dan menuntun kontolnya ke bibir memekku. Terasa sekali kepala kontolnya menembus memekku.”Hngk! Besaar..sekalii..om,” erangku. Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap pentilku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap pentilku, nikmat banget rasanya, sementara setengah kontolnya bergerak perlahan dan lembut menembus memekku.

Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat lendir memekku semakin banyak meleleh di memekku, melicinkan jalan masuk kontol berototnya ini ke dalam memekku tahap demi tahap. Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch.. sshh.. aachh..teruuss.. om. masukin kontol om yang dalaam..! oouch..niikmaatnya!” erangku. Seluruh rongga memekku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding memekku digesek kontolnya yang keras dan besaar..! Akhirnya seluruh kontolnya yang kekar besar itu tertelan kedalam memekku. Terasa bibir memekku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch. niikmaat..om..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh..sshh..hh.. om.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di pentilku. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot memekku dan menggesek dinding memekku yang mencengkeram erat. Hisapan dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh..entootin Dina terus om, .. genjoott.. habis memek Dina..!! genjoott.. kontol om sampe mentok..!!” Ooohh.. om..bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot dengan om..!!” mendengar celotehanku, dia berubah menjadi semakin beringas, kontolnya makin cepat dienjotkan keluar masuk memekku. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh .. nghh..om, Dina mau nyampe..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, dia mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan kontolnya dalam2 dengan memutar mutar keras sekalii.. itilku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh..om.. niikmaat.. tekeen..teruuss.. it il Dina..!!”

Akhirnya aku nyampe, kupeluk tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi sambil mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil menekan kontolnya secara sangat perlahan. tubuhku yang terkulai lemas dengan kontolnya masih di dalam memekku yang masih berdenyut-denyut. Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat. Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan keras di dalam memekku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Napsuku kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan kontolnya pada dinding memekku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kontolnya pada memekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik, sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “Om..masukin kontol gede om dari belakang kelobang memek Dina..” Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang kontolnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh. om.. teruss.. yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kontolnya menyodok memekku, terasa sekali gesekannya di memekku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga kontol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan memekku. “Hngk.. ngghh..om..Dina mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang, aku nyampe lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam memekku, terasa memekku berdenyut2 mengempot kontol besarnya. Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan.

Dia memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Din aku belum ngecret..! tolong isepin kontolku dong..!” tanpa sungkan lagi kuemut kontolnya, kujilati biji pelernya, bahkan selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh Din.. nikmat sekalii.. teruss ..lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja mengemut kontolnya yang besar. untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan kontolnya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak2 kebelakang. benar saja melihat gerakan erotisku dia makin mendengus2. Emutanku makin beringas, kontol yang besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku naik turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat. akhirnya kurasakan memekku ingin melahap kembali kontolnya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas kontolnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih kontolnya lalu kududuki sembari ku tuju ke memekku. Bleess.. “..Ooohh..Din..masuukin kontolku semuanya..!!” dia mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kontol yang besar itu melesak dalaam sekali.. “..aachh.. Din..putaar..habiisiin kontoolku..eennakk.. sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya. Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. kontolnya kugenjot dan kupelintir habis, bahkan kukontraksikan otot2 memekku sehingga kontol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam memekku. Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku lebih keras, kontolnya melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku, it ilku tergencet kontolnya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.Din”, dia membelalakan matanya. lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku. “..Emut pentil Dina.. dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Din.. nikmatnya bukan main posisi ini..! kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” dia mendengus2. kurasakan kontolnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. om ..keluaar..bareeng..”, erangku lagi. “..iya..Din..aku…udah mau ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam memekku, “..aachh. jepiit kontoolku..yeess.. sshh.. oohh..nikmaatnya.. memekmu Din..!!” dia mengecretkan pejunya di dalam memekku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun menggelinjang hebat, “..Nggkkh..sshh.. uugghh.. om.. teekeen kontool mas.. sampe mentookkhh..aarrgghh..!! Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai kontolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kontolnya yang sedang terjepit didalam memekku. Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali. “Om, sarapan ini lebih nikmat dari semalem, Dina mau lagi dong”, kataku. Demikianlah hari itu si om menggarap tubuhku dengan penuh napsu sampe aku terkapar saking lemesnya, tapi nikmat buanget deh.
[ ... ]

Kamis, 17 September 2009

Wisata Seks di Bali dengan Eni

Wisata Seks di Bali dengan Eni
==========================
Karya : lilik1990


Perkenalkan dulu namaku Tony pegawai Bank swasta di kota Malang. aku mengikuti tour jasa wisata umum di kotaku untuk menuju ke pulau Bali. Bis direncanakan berangkat pukul 17.00 dari tempat jasa wisata tersebut. Peserta berkumpul dan mulai masuk bis yang disediakan dengan nomor kursi yang telah ditetapkan. Peserta kebanyakan kaum muda yang sedang lelah bekerja dan ingin santai menikmati suasana lain di luar kantor.

“Permisi, di sini tempat duduk Nomor 6B?”, tanyaku pada seorang wanita yang duduk di sebelah jendela dengan kaca mata hitam yang tetap terpasang di matanya.
“Oh iya benar, mari silakan”, jawabnya seraya melepas kacamata serta mengemasi barang-barangnya yang menempati tempat dudukku.

Aku taksir, dia berusia sekitar 26 tahun dengan tinggi badan berkisar 165, cukup tinggi tentunya, rambut hitam pekat, kulit putih mulus serta memakai baju yang cukup ketat dengan kancing terbuka sebiji dan warna kontras dengan kulitnya yang putih, alis matanya cukup tebal dan.., ukuran dadanya kuperkirakan 34 dengan cup B seolah akan menyembul keluar, aku menarik nafas dalam-dalam. Aku duduk dengan sedikit basa-basi menanyakan sudah berapa kali dia mengikuti acara seperti ini, dia jawab sering tetapi melalui biro jasa ini masih sekali.

Bis berjalan perlahan meninggalkan kota Malang, kami masih asyik berbincang sambil sesekali aku melirik bagian dada yang cukup menantang tersebut, kubayangkan seandainya dada tersebut dapat kuraih, ahh.., Gaya bicaranya yang lugas dan tanpa ditutup-tutupi membuatku betah untuk terus bercakap mulai masalah ringan sampai masalah yang spesifik. Dia bernama Eni.

“En.., Sorry ya kamu udah married ya”, tanyaku seenaknya.
“Lho kog nanyanya ke situ, emangnya kenapa sih Mas Ton”, rengeknya manja.
“Terus kalo aku udah merried kenapa dan kalo belum kenapa kog serius banget sih”, sambungnya sambil tersenyum.
“Eh nggak kog cuman nanya aja biar aku tahu siapa kamu, ntar kalo kita akrab aku takut ada yang marah”, jawabku pura-pura bingung.
“Aku cerita ya, nanti ganti kamu ya”, aku cuma mengangguk mendengarkan.
“Aku kawin muda 18 tahun karena kecelakaan Ton, dan setelah anakku lahir suamiku tidak bertanggung jawab terhadap keluarga, akhirnya aku bercerai dan melanjutkan kuliah sampai selesai dan berusaha sendiri dengan modal yang diberikan orang tuaku, aku bergerak dibidang percetakan, anakku berusia 7 tahun tinggal bersama orang tuaku hanya sesekali saja aku menjenguknya jika rindu, ah.., udah ah jangan diterusin, aku ke sini ini bukan untuk bagi cerita lho, aku pengin santai abis kerja gitu aja.., nah akupun juga demikian nggak pengin tahu kamu lebih jauh yang pentingsaat ini kita satu bis bersama kan”, jawabnya lugas.
“Iya deh sorry aku nggak nanya lagi”, sambil kutoleh wajahnya dan tak lupa kucuri pandang ke arah dada yang montok itu.

Malam semakin larut aku semakin akrab saja sama Eni, kusodorkan jaketku melihat dia merasa kedinginan karena AC di bis cukup kencang, sedangkan dia memakai pakaian yang cukup minim. Dia menerima dan menutupkan pada bagian depan dadanya. Eni kelihatan mulai mengantuk. Tanpa terasa Eni mulai terlelap dan bersandar di bahuku. Terasa hangat, dengan sedikit keberanian kujulurkan tanganku untuk memeluknya, aku beruntung karena dia tidak menghindariku bahkan semakin menempatkan diri dalam rengkuhanku.

Bis sudah memasuki kota Situbondo dan Eni semakin terlelap dalam tidurnya. Sebagai lelaki normal melihat hal seperti ini timbul rasa isengku setelah menyadari bahwa benda lunak di dada Eni menempel pada kulitku, lunak dan lembut apalagi pada waktu bis melewati jalan berliku dan bergelombang gesekan dadanya semakin kuat terasa, aku mulai merasakan ada yang bergerak di dalam celanaku, semakin keras dan keras.

Lampu bis dipadamkan dan kulihat bangku disebelah kiriku sudah terlelap juga. Aku mulai mengadakan kegiatan gerilya, dengan perlahan namun pasti kujulurkan tangan kananku yang sedang memeluk ke arah bawah ketiaknya, kusentuh dengan lembut gumpalan daging yang sejak tadi kuincar. Ah.., kenyal dan lembut, Eni menggeliat namun tetap diam, aksiku makin berani melihat kondisi ini, kusingkap perlahan kaosnya dari bawah melalui pinggangnya yang ramping, dengan berani kuraih payudaranya sebelah kanan dengan menyingkap BH-nya, kurasakan ujung payudaranya mengeras, kuusap lembut dan semakin mengeras, dia menggeliat terbangun sedikit mengerang dan berbisik, “Mas.., kamu nakal.., Jangan ah”, pintanya tanpa berusaha melarang lebih lanjut. Kenakalanku semakin menjadi, kucium wajahnya sekilas dia malu dan merunduk, menempelkan wajahnya di dadaku dan merunduk, kulanjutkan usahaku mengusap terus payudaranya yang kenyal.

Batang kemaluanku semakin mengeras tampaknya dan dia mengetahui, perlahan dia sentuhkan tangannya ke kemaluanku dan dia menatapku. “Aku.., Aku..”, belum sempat dia bicara, kusorongkan bibirku dan disahutnya dengan mesra. Kulihat sekelilingku masih tetap terlelap dan aku terus meremas payudaranya sambil mempermainkan puting susunya yang semakin mengeras tersebut. Aku semakin menjadi dan merasa aman saja karena bagian dada Eni tertutup dengan jaket hangatku, dan tangan Eni juga tidak diam dengan cekatan dan terampil tanpa komando dielusnya penisku dari luar yang semakin mengeras itu dan aku semakin tak tahan karena geli.

Waktu menunjukkan pukul 04.00 sat bis memasuki hotel di Bali, sesuai dengan kamar yang dipersiapkan aku bersebehan dengan kamar Eni, kubantu dia menurunkan barang-barangnya untuk dimasukkan dalam kamarnya.

Pada pengangkatan barang yang terakhir dipersilakannya aku duduk dulu, tapi aku sudah tidak sabar lagi, pintu kututup dan kuraih pinggang rampingnya, kusorongkan bibirku dan diraihnya dengan ganas. Aku dan dia saling melumat, tanganku mulai bergerak menangkap gumpalan di dadanya, sambil berjalan kududukkan dia di spring bed sambil kupeluk dan kuraba punggungnya, kini sampailah pada pengait BH, kutarik pengaitnya dan lepas, aku semakin bebas memegang buah dadanya dan dia menggeliat liar sambil mendesis, kancing T-shirt yang dikenakan kutarik sampai lepas dan dengan segera kulepas T-shirtnya. Aku terkagum, kulihat pemandangan yang sungguh menakjubkan gadis berbody bagus dengan dada terbuka tergolek indah, seperti gunung kecil yang mencuat dengan puncak coklat kemerahan manantang, kulit putih mulus dengan memakai celana panjang dia terpejam, mulutku mulai menyusuri wajah turun ke leher dan akhirnya menancap pada ujung payudaranya.., Kuhisap.., terus sambil tak henti-hentinya tanganku meraba pada bagian lain.
“Oh.., Mas.., Maass”, erangnya.

Tanganku mulai turun ke bawah, kubuka kancing celananya dan perlahan kumasukkan tanganku pada bagian lunak berbulu lebat dan mulai basah. Kuusap dengan lembut, dia tidak menolak bahkan memegang tanganku untuk lebih lama tinggal di tempat basah tersebut. Kumasukkan perlahan jari tanganku.., basah dan semakin basah, dia semakin liar bergerak dan kulihat wajahnya memerah. Tanganku berhenti pada benda kecil yang ada diantara bukit berbulu tersebut, dengan lincahnya kuputar-putar benda kecil yang bernama clitoris dan kudapatkan vaginanya semakin berair.

” Aku nggak tahan Mas.., ah.., aahh”, dipeluknya aku erat-erat dan mulutku masih tetap menghisap ujung buah dadanya. Dengan gerak gemulai dia menurunkan seluruh kain yang menempel di tubuhnya, kini semuanya nyata, gadis dengan kulit mulus tanpa cela tergolek mesra di ranjang. Dengan ada bagian hitam legam penuh bulu menarik sekali nampaknya.

Ditariknya dengan keras tanganku untuk menjauh dari kemaluannya, dan dengan tiba-tiba dia terbangun, didorongnya perlahan tubuhku sampai telentang dan dia mulai merabaku dengan ganas, ditariknya kancing bajuku, celanaku, semuanya terlepas tinggal celana dalamku saja, kami tersenyum dan dengan perlahan Eni mulai melakukan aksinya, dihisapnya dadaku dan dikecupnya perlahan, dia meraba celana dalamku dari luar pelan dan terasa nikmat, tangannya yang lentik mulai merambah ke dalam celana dalamku dan “Breet”, ditariknya keluar batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri. “Woow”, serunya berdesah, “Belum pernah aku melihat benda yang seperti ini”.
Kulirik kemaluaku dengan ujung yang membonggol memerah dan berdenyut keras.
“Ini punya manusia apa kuda?”, tanyanya manja.
“Punya manusia dengan ukuran kuda”, jawabku terpejam dan pada saat itu pula kulihat ujung kemaluanku sudah masuk dalam mulut Eni. Memang kabarnya sih (nggak GR lho, pada waktu luang aku mencoba mengukur kemaluanku ternyata memiliki panjang 17,5 cm dan lingkarnya cukup segenggaman tangan normal) disedotnya kemaluanku sampai pipinya kelihatan cekung. Mataku terpejam merasakan nikmatnya sedotan Eni. Tanganku meremas rambutnya sambil sesekali kutarik rambutnya. Tidak berhenti sampai di situ saja biji kemaluanku tidak luput dari keganasan mulut Eni, terasa bergerinjal dan licin.

Aku mengerang dan Eni semakin gila memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil dengan cepat keluar masuk sampai terlihat otot kemaluanku semakin memerah dan tanganku juga tidak mau diam dengan meraih kemaluan Eni, kukucek dengan jemariku memelintir clitorisnya. Dia mulai memuncak, dipegangnya gagang kemaluanku dan ditutunnya ke dalam liang vaginanya, dia mendudukiku.

” Sekarang ya Maass aku nggak kuat.., hoo”, erangnya.
Aku diam saja dan, “Brreess”, ditekannya kuat-kuat vaginanya menutupi kemaluanku. Aku geli bukan kepalang, tapi kulirik masih kepala kemaluanku saja yang tenggelam dalam vaginanya, digoyangnya lagi vaginanya perlahan, centi demi centi kemaluanku amblas dilahap vaginanya. Dia menjerit dan mengerang begitu merasakan vaginanya penuh dengan kemaluanku, sesak rasanya kemaluanku tidak dapat bergerak di dalam vaginanya.

Kami diam sejenak, aku rasakan kemaluanku seperti dipijat-pijat dan berdenyut, “aahh”, erangku. Eni mulai bergerak maju mundur dan naik turun. Semakin lama semakin cepat disertai erangan manja yang membuat aku semakin terangsang. Kupegang pinggangnya untuk membantu lancarnya gerak kemaluanku mengucek kemaluannya. Dan, “Ooohh.., dengan kuat sekali dia memelukku dengan kaku sambil berteriak histeris.
“Ampuun aku nggak kuat mau keluar Ton”, erangnya. Kurasakan semakin licin kemaluanku mengocek kemaluannya. Dipeluknya aku erat-erat dan kurasakan adanya kuku yang menancap di punggungku.

“Jangan gerak dulu Ton aku nggaak kuat..”, pintanya.
Kudiamkan kemaluanku tetap bersembunyi di vaginanya. Tidak lama kemudian dia lemas dan telentang, kulihat kemaluanku masih tegak berdiri dan siap menghunjam. Kuambil handuk dan kuusapkan pada vaginanya yang basah. Setelah kering kucoba memberikan rangsangan dengan membiarkan mulutku menjilatinya. Dan ajaib, Eni mulai terangsang lagi, Eni menggeliat begitu lidahku mempermainkan clitorisnya, kugigit kecil dan kudengarkan suara teriakannya semakin menjadi.

Disorongkan pantatnya dan hidungku ambles ke lubangnya, tercium bau segar vaginanya dan batang kemlauanku semakin keras memerah. Aku berdiri dengan memegang batang kemaluanku, kusibak rambut di seputar kemaluan Eni dan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku menyodok clitorisnya, dia semakin menggila. Kutuntun pelan-pelan dan tidak seperti pertama tadi, batang kemaluanku lebih mudah menerobos vagina Eni yang sudah mulai membanjir itu.

Dengan lancar mulai kugerakkan keluar masuk ke vaginanya, Eni menggoyangkan pantatnya mengimbangi permainanku sembari tangannya menggapai punggungku dan sesekali desisan suaranya menambah rangsanganku.
“Teruus.., Toon,.. aahh”.
“Yaahh.
“Ahh.


Semakin lama semakin kurasakan mudah menggoyang kemaluanku dan terasa berkecipak suara beradunya vagina Eni dan kemaluanku. Kepalaku mulai hangat dan kemaluanku mulai meregang.
“Enn.., aahh.
“Apa Ton.
“Aku nggak kuat En.., Mau keluar.
“Aku sudah tiga kali Ton.., Tapi sebentar Ton.

Tiba-tiba ditariknya batang kemaluanku dan dikocok sambil mulutnya menghisap ujung kemaluanku, dengan rakusnya ditarik dan dimasukkan secara cepat kemaluanku pada mulutnya yang mungil dan tak henti-hentinya dia berguman, aku semakin geli dan geli, “aahh”, sesaat kemudian, “Srreett”, kurasakan ada sesuatu zat yang keluar dari kemaluanku dan tidak disia-siakan oleh mulut Eni, dihisap dan hisap terus, tak terasa mulut Eni penuh dengan tumpahan air maniku bahkan ada beberapa yang sampai ke pipinya. Dia tersenyum, dibersihkannya kemaluanku dengan mulutnya sambil terus diciumi tanpa henti dan pecah rasanya kepalaku menahan geli yang tidak terkira.

Aku tergeletak tak berdaya dengan keringat mengucur dari setiap centi tubuhku. Dipeluk, dikecupnya tubuhku oleh Eni. Dipegangnya kemaluanku yang mulai mengecil dan diciumnya kembali.
“Aahh.., sudah dulu ah.., aku masih payah”, pintaku manja.
“Enggak kog aku cuma membersiin yang tadi saja, ini masih ada sisanya kog”, sambil terus melumat kemaluanku dan menghisapnya hingga bersih.
“Terima kasih ya Ton.., kamu hebat”.
Kuusap rambut dan tubuhnya yang polos, “Ah.., sama saja, aku belum pernah merasakan hal yang heboh seperti ini”.

Paginya rombongan melanjutkan perjalanan ke obyek wisata dan aku tidak lepas-lepas mengamit lengan Eni dan dia bergelayut dengan manja.

Sepulang dari wisata Bali petualangan seks-ku dengan Eni terus berlanjut sampai Eni melangsungkan pernikahan. Sejak menikah kami tidak pernah lagi bertemu, karena Eni sekarang tidak lagi ada di kotaku.

[ ... ]

Suamiku ingin Thressome

Suamiku ingin Thressome
======================
Karya : lilik1990

Namaku Yulia dan biasa dipanggil dengan Lia, aku sudah menikah kira-kira 3 tahun. Saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sedikit gambaran fisik tentang diriku, umur saat ini 25 tahun, berkulit putih, berambut lurus sepundak, dengan payudara yang sekal, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk badan dan kedua bongkahan pantatku yang indah. Secara umum, cukup seksi.

Telah lama suamiku mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks threesome atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain. Biasanya, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan fantasinya. Fantasi yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku. Sekedar informasi, aku memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, suamiku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali, belum lagi ukuran penisnya yang pas-pasan. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam kemudian penisnya bisa ereksi lagi, umumnya dia merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya, biasanya ketika aku minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling banter dia melakukannya dengan tangan, atau membantu bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian selama ini aku berusaha untuk bisa merasa puas dengan cara tersebut.

Setelah sekian lama dia mempunyai fantasi tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan fantasi tersebut. Pada awalnya aku kira dia cuma bercanda. Namun dia selalu mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, "Ya aku serius!" Terus aku tanya lagi bahwa apakah nanti dia masih akan tetap sayang sama aku, dia jawab "Ya! aku akan tetap menyayangimu sepenuh hati, sama seperti sekarang." Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya.

Di lain keadaan hal ini membawa dampak juga terhadap diriku. Secara terus terang aku pun terkadang merasa kurang mendapat kepuasan dalam hubungan suami istri. Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, terutama di pagi hari apabila malamnya kami melakukan hubungan intim dan suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna. Oleh karena itu suamiku membeli sebuah alat vibrator. Suamiku mengatakan alat itu mungkin secara tidak langsung dapat membantu kami untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan suami istri. Pada mulanya aku memakai alat itu sebagai simulator sebelum kami berhubungan badan. Akan tetapi lama kelamaan secara diam-diam aku sering pergunakan alat tersebut sendirian di pagi hari untuk menyalurkan hasrat kewanitaanku yang aku rasakan semakin meluap-luap.

Rupanya fantasi seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar fantasi saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan. Selama ini suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan fantasinya. Apabila aku menolaknya atau tidak mau membicarakan hal tersebut. Gairah seks-nya pun semakin bertambah turun. Aku berpikir bahwa aku harus membantu suamiku walaupun merasa tidak enak. Oleh karena itu aku mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutegaskan kepada suamiku bahwa aku mau melakukan hal itu hanya untuk sekali ini saja.

"Aku telah mengundang Lyan untuk makan malam di sini malam ini," kata suamiku di suatu hari Sabtu. Aku agak terkesiap mendengar kata-kata suamiku itu. Aku berfirasat bahwa suamiku akan memintaku untuk mewujudkan niatnya bersama dia, karena Lyan adalah salah seorang yang sering disebut-sebut oleh suamiku sebagai salah satu orang yang katanya cocok untuk diriku dalam melaksanakan fantasi seksual-nya. Memang selama ini sudah ada beberapa nama kawan-kawan suamiku maupun kenalanku sendiri yang disodorkan kepadaku yang dianggap cocok untuk melakukan hubungan seks denganku, salah seorangnya adalah Lyan. Akan tetapi sejauh ini aku masih belum menanggapi secara serius tawaran dari suamiku tersebut dan juga kebetulan kami tidak mempunyai kesempatan yang baik untuk itu.

Lyan adalah salah seorang mantanku semasa SMA dan suamiku pun kenal baik dengan dia. Secara terus terang memang kuakui juga penampilan Lyan tidak mengecewakan. Bentuk tubuhnya pun lebih kekar dan atletis dari tubuh suamiku. Walaupun Lyan adalah mantanku tetapi selama kami berpacaran dulu Lyan sama sekali tidak pernah menyentuhku, memang dulu kami tidak memiliki waktu luang untuk pacaran karena kami pacaran ketika menjelang EBTANAS, dan setelah itu sibuk masing masing untuk persiapan masuk universitas, kemudian putus.

Ketika Lyan datang, aku sedang merapikan wajahku dan memilih gaun yang agak seksi sebagaimana anjuran suamiku agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kudapati gaun yang kukenakan terlihat agak ketat melekat di tubuhku sehingga bentuk lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Buah dadaku kelihatan menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah. Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin akhirnya aku jadi agak tertarik juga memperhatikan penampilan keseluruhan bentuk tubuhku. Kudapati bentuk keseluruhan tubuhku masih tetap ramping dan seimbang. Buah dadaku yang subur juga kelihatan masih sangat kenyal dan berisi. Demikian pula bentuk pantatku kelihatan agak menonjol penuh dengan daging yang lembut namun terasa kenyal. Ditambah lagi kulitku yang memang putih bersih tanpa adanya cacat keriput di sana-sini membuat bentuk keseluruhan tubuhnya menjadi sangat sempurna.

Melihat penampilan keseluruhan bentuk tubuhku itu secara terus terang timbul naluri kewanitaanku bahwa aku bangga akan bentuk tubuhku. Oleh sebab itu aku berpikir pantas saja suamiku mempunyai imajinasi yang sedemikian terhadap laki-laki yang memandang tubuhku karena bentuk tubuhku ini memang menggiurkan selera kaum pria.Setelah makan malam suamiku dan Lyan duduk mengobrol di taman belakang rumahku dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir.

Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu benar-benar hanya tinggal kami bertiga saja di rumah. Kedua pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumah masing-masing. Ketika hari telah menjelang larut malam dan udara mulai terasa dingin tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. "Aku telah bicara dengan Lyan mengenai rencana kita. Dia setuju dan malam ini dia akan menginap di sini. Tapi walaupun demikian kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hubungan seks dengannya apabila memang suasana hatimu memang belum berkenan, kuserahkan keputusan itu sepenuhnya kepadamu!" bisik suamiku selanjutnya.

Mendengar bisikan suamiku itu aku diam saja. Aku tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Aku merasa sudah berputus asa bahkan aku merasa benar-benar nekat menantang kemauan suamiku itu. Aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan menyesal bahwa istrinya telah dinikmati orang lain? Atau setidak-tidaknya seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia telah dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain.

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan siap untuk pergi tidur. Secara demonstratif aku memakai baju tidur nylon yang tipis tanpa BH sehingga buah dadaku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Lyan agak terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera dapat menguasai dirinya kembali dan suamiku langsung berkata kepadaku, "Ayo..!" kata suamiku dengan wajah yang berseri-seri dan semangat yang tinggi suamiku mengajak kami segera masuk ke kamar tidur.

Setelah lama terdiam akhirnya suamiku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh payudaraku dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Lyan mulai mengelus-elus pahaku yang telah terbuka, karena dasterku telah terangkat ke atas.Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Sebenarnya aku tetap masih merasa risih tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki lain apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur nylon yang tipis dan tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus berusaha tetap tenang agar keinginan suamiku dapat terwujud dengan baik.

Kemudian Lyan menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku (bagian yang paling sensitif bagiku). Setelah itu suamiku berbisik di telingaku, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Sekarang Lyan mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap payudaraku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Lyan yang berada di payudaraku disisipkan pada belahan daster yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingku yang telah mengeras.

Lyan mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Saat itu separuh tubuhku masih belum total terhanyut tetapi ternyata Lyan jagoan juga dan dalam waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan aktivitasnya. Kini Lyan berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yang berarti celana dalamku telah dilepas. Lyan menelanjangi diriku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yang menutupi tubuhku.

Aku hanya dapat memejamkan mata dan pasrah saja menahan perasaan malu bercampur gejolak dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi di hadapan suamiku sendiri. Kemudian dia menelentangi tubuhku dan menatap dengan penuh selera tubuhku yang telah berpolos bugil sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Seumur hidupku, aku belum pernah bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Lyan.

Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kemaluan Lyan yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Lyan terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Lyan ini. Kemudian Lyan menarik tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kemaluan Lyan yang telah tegang itu. Aku langsung tersentak ketika terpegang senjata Lyan yang tampaknya besar itu.

Suamiku kelihatan benar-benar menikmati adegan tersebut. Tanpa berkedip dia menyaksikan bagaimana tubuh istrinya digarap dan dinikmati habis-habisan oleh laki-laki lain. Sebagai seorang wanita normal keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Lyan di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang belum pernah kurasakan selama ini. Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Lyan berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat.

Kini Lyan berada dalam keadaan bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat menyaksikan ukuran alat kejantanan Lyan yang telah menjadi tegang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran alat kejantanan suamiku yang mungkin cuma setengahnya. Bentuknya pun agak berlainan.

Aku sangat terkejut melihat kemaluan Lyan yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu yang sepertinya hanya ada di film-film BF saja. Batang penisnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kompak (ini istilahku!), penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kemaluannya. Kemudian dia menyodorkan alat kejantanannya tersebut ke hadapan wajahku.

Sesaat aku menoleh ke arah suamiku, aku tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Lyan yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.Secara reflek aku segera menggenggam alat kejantanannya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. Aku tidak pernah membayangkan selama ini bahwa aku akan pernah memegang alat kejantanan seorang laki-laki lain di hadapan suamiku.

Dengan penuh keragu-raguan aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati bagian dari adegan itu tanpa memikirkan perasaanku sebagai istrinya yang sedang digarap habis-habisan oleh seorang laki-laki lain, yang juga merupakan bekas pacarku. Dalam hatiku tiba-tiba muncul perasaan geram terhadap suamiku, sehingga dengan demonstratif kuraih alat kejantanan Lyan itu ke dalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya.Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati alat kejantanan itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku. Kuluman dan hisapanku itu membuat alat kejantanan Lyan yang memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi.

Di lain keadaan dari alat kejantanan Lyan yang sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yang khas yang belum pernah kurasakan selama ini. Aroma itu menimbulkan suatu rasa sensasional dalam diriku dan liang kewanitaanku mulai terasa menjadi liar hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap alat kejantanan itu lebih hebat lagi secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya membuat Lyan tidak tahan lagi. Dengan keras dia menghentakkan tubuhku dalam posisi telentang di atas tempat tidur. Aku pun kini semakin nekat dan pasrah untuk melayaninya.

Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. "Yan..." aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, Lyan berbisik, "Ssttt... kamu diam saja, nikmati saja!" katanya sambil dengan kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan kemaluanku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan kemaluanku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir-bibir kemaluanku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala kemaluannya. Tetapi pengaruh yang lebih besar ialah aku merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu.

Beberapa saat Lyan melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainannya. Lyan menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kemaluannya tepat di antara bibir kemaluanku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang kemaluanku. Aku benar-benar menanti tusukannya. Oh.. God... please! Tidak ada siksaan yang lebih membuat wanita menderita selain dalam kondisiku itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Lyan dan barangnya yang besar panjang. Ada rasa takut, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos barang yang lebih besar, lebih panjang, "Ooouugghhh," tak sabar aku menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir-bibir kemaluanku. Dan yang dahsyat lagi aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Aku mulai sedikit panik karena tidak mengira akan sejauh ini tetapi tentu saja aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku sendiri yang memulainya tadi dan juga aku sangat mengaguminya.Perlahan-lahan Lyan mulai memasukkan penisnya ke vaginaku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir vaginaku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vaginaku yang kecil. Tangan Lyan yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang diarahkan masuk ke dalam vagina.

Pada saat Lyan mulai menekan penisnya, aku menjerit tertahan, "Aduuhh... sakiiitt... Yann..., pelan-pelan... doong." Lyan agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Lyan melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan penisnya. Sementara itu batang kemaluan Lyan mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam liang kemaluanku. Aku benar-benar tergial ketika merasakan kepala kemaluannya mulai melalui liang kemaluanku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Lyan sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Aku mulai merasakan perasaan penuh di kemaluanku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu masuk ke dalam liangnya. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Lyan ketika seluruh batang itu amblas masuk. Aku sendiri tidak mengira batang sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk seluruhnya. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sesaat keherananku yang sama muncul ketika melihat film biru di mana adegannya seorang cewek berada di atas cowoknya dan bisa bergerak naik-turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh batang kemaluannya yang besar itu masuk, bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman.

Saat itu seluruh batang kemaluan Lyan telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang kemaluanku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang kemaluan Lyan. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan alat kejantanan Lyan itu menerobos ke dalam liang kemaluanku dan menyentuh leher rahimku. Aku terlonjak bukan karena alat kejantanan itu merupakan alat kejantanan dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain alat kejantanan suamiku, akan tetapi lebih disebabkan aku merasakan alat kejantanan Lyan memang terasa lebih istimewa daripada alat kejantanan suamiku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.

Selama hidupku memang aku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain selain suamiku sendiri dan keadaan ini membuatku berpikiran lain. Aku tidak menyangka ukuran alat kejantanan seorang laki-laki sangat berpengaruh sekali terhadap kenikmatan seks seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Lyan erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Lyan. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Lyan menarik kemaluannya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkannya secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Lyan melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang terdalamku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang kemaluanku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kemaluan Lyan yang seperti akar-akar yang menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau bersenggama semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Lyan seperti menemukan sebuah irama gerakan yang konstan tidak cepat dan tidak lambat.

Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kemaluannya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kudapati suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Lyan. Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali geram di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Lyan sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah film biru. Keadaan ini tiba-tiba membuatku merasakan ada suatu kepuasan dalam diriku. Hal itu bukan saja disebabkan oleh kenikmatan seks yang sedang kualami bersama Lyan, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain yaitu aku telah dapat melampiaskan rasa kesalku terhadap suamiku. Suamiku menghendakiku berhubungan seks dengan laki-laki lain dan malam ini kulaksanakan sepuas-puasnya, sehingga malam ini aku bukan seperti aku yang dulu lagi. Diriku sudah tidak murni lagi karena dalam tubuhku telah hadir tubuh laki-laki lain selain suamiku.

Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba Lyan menghentikan gerakannya dan mengeluarkan alat kejantanannya yang masih berdiri dengan tegar dari liang kenikmatanku. Kupikir dia telah mengalami ejakulasi dini. Pada mulanya aku agak kecewa juga karena aku sendiri belum merasakan apa-apa. Bahkan aku tidak merasakan adanya sperma yang tumpah dalam rahimku. Akan tetapi rupanya dugaanku salah, kulihat alat kejantanannya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya. Lyan menghentikan persetubuhannya karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk meneruskan hubungan seks tersebut. Kini dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri.

Suamiku dengan segera menggantikan Lyan dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian hebat dan bernyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan tubuhnya ke tubuhku. Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Lyan, maka ketika suamiku menghunjamkan alat kejantanannya ke dalam liang kenikmatanku, kurasakan alat kejantanan suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot liang senggamaku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit alat kejantanan itu sebagaimana ketika alat kejantanan Lyan yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar liang senggamaku. Alat kejantanan suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam liang senggamaku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam liang senggamaku yang kini telah pernah diterobos oleh sesuatu benda yang lebih besar.

Di lain keadaan mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia mengayunkan tubuhnya di atas tubuhku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena alat kejantanan suamiku tidak berada dalam liang kewanitaanku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar liang kewanitaanku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan kemaluan sampai ke sela pahaku basah kuyub dengan cairan sperma suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku.

Sementara itu aku masih dalam keadaan liar. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku belum sempat mengalami puncak ejakulasi sama sekali semenjak disetubuhi oleh Lyan. Oleh karena itu sambil mengerang-erang kecil aku raih alat kejantanan suamiku itu dan meremas-remasnya dengan kuat agar dapat segera tegang kembali. Akan tetapi setelah berkali-kali kulakukan usahaku itu tidak membawa hasil. Alat kejantanan suamiku malahan semakin layu sehingga akhirnya aku benar-benar kewalahan dan membiarkan dia tergolek tanpa daya di tempat tidur. Selanjutnya tanpa ampun suamiku tertidur dengan nyenyak dalam keadaan tidak berdaya sama sekali.

Aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat menuju kamar mandi yang memang menyatu dengan kamar tidurku untuk membersihkan cairan sperma suamiku yang melumuri tubuhku. Kemudian tiba-tiba Lyan yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat langsung memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Lyan menyetubuhi diriku dari belakang dengan garangnya sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Lyan menarik alat kejantanannya dari liang senggamaku, seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan liang kenikmatanku berdenyut agak aneh dalam suatu gerakan liar yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami selama ini. Aku kini tidak dapat tidur walaupun barusan aku telah mengalami orgasme bersama Lyan.

Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Lyan yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dari tempat tidur dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Bagaikan didorong oleh suatu kekuatan hipnostisme yang besar, aku mengikuti Lyan ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu. Memang saat itu aku merasa diriku seakan berada dalam suatu suasana yang mirip pada saat aku mengalami malam pengantinku yang pertama. Sambil mendekap diriku Lyan terus-menerus menciumiku sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Dan tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.

Tidak berapa lama kemudian Lyan membalikkan tubuhku sehingga kini aku berada di posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih alat kejantanannya dan memandunya ke arah liang senggamaku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Lyan dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu Lyan dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan semakin cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Lyan dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.

Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Lyan. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuh Lyan, tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga liang kenikmatanku yang telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Lyan mengacungkan alat kejantanannya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah liang kewanitaanku dan menghunjamkan kembali alat kejantanannya tersebut ke tubuhku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika alat kejantanan Lyan mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam liang senggamaku.

Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya alat kejantanan Lyan yang semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas tubuhku. Aku merasakan betapa liang kewanitaanku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap alat kejantanan Lyan yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kemaluan Lyan tegar dan perkasa itu menghujam lubang kemaluanku.

Akhirnya kulihat Lyan tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam tubuhku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu alat kejantanannya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang kewanitaanku sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam tubuhku sampai titik penghabisan. Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu.

Selama kami tergolek, alat kejantanan Lyan masih tetap terbenam dalam tubuhku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Lyan mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat alat kejantanan Lyan mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Lyan segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai menyetubuhi diriku kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.

Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Lyan sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak ejakulasi kami secara bersamaan. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.

Semenjak pengalaman kami malam itu, suamiku tidak mempermasalahkan lagi soal fantasi seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Namun apa yang kurasakan bersama suamiku secara kualitas kurasakan tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Lyan. Kuakui malam itu Lyan memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan seksual yang luar biasa hebatnya yang belum pernah kualami bersama suamiku selama ini.

Walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Lyan masih tetap saja kelihatan bugar. Alat kejantanannya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk liang kewanitaanku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun alat kejantanan Lyan masih tetap tegar bertahan. Memang secara terus terang kuakui bahwa selama melakukan hubungan seks dengan suamiku beberapa bulan belakangan itu, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga secara terus terang setelah hubungan kami yang pertama di malam itu kami masih tetap berhubungan tanpa sepengetahuan suamiku.

Awalnya di suatu pagi Lyan berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta tolong kepadaku untuk menyalurkan kebutuhan seksnya. Mulanya aku ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi anehnya aku tidak kuasa untuk menolak permintaan tersebut. Sehingga kubiarkan saja dia melepaskan hasrat birahinya. Hubungan itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.

Ketika kami berhubungan seks secara terburu-buru di suatu ruangan terbuka kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Lyan semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Lyan sering membuat suatu pertemuan sendiri di luar rumah. Melakukan hubungan seks yang liar di luar rumah, baik di kamar cottage ataupun di kamar hotel, bahkan di rumahku ketika suamiku tidak ada di rumah. Kami saling mengisi kebutuhan jasmani masing-masing dalam adegan-adegan sebagaimana yang pernah kami lakukan di kamar tidurku di malam itu, dan sudah barang tentu perbedaannya kali ini adegan-adegan tersebut kini kami lakukan tanpa dihadiri dan tanpa diketahui oleh suamiku.

Sebagai wanita yang sehat dan normal, aku tidak menyangkal bahwa berkat anjuran suamiku malam itu aku telah mendapatkan makna lain dari kenikmatan hubungan seksual yang hakiki walaupun hal itu pada akhirnya kuperoleh dari mantan pacarku, mungkin aku agak menyesal kenapa dulu tidak melanjutkan hubunganku dengan Lyan yang mungkin masih dapat bersatu lagi kalau saja aku tidak merasa gengsi untuk kembali padanya walaupun ada kesempatan setelah dia putus dengan pacarnya. Tapi akhirnya aku dapat melanjutkannya sekarang, memang kalau sudah jodoh tak akan lari ke mana.

[ ... ]
 

©2009 Cerita Sex | by TNB