tag:blogger.com,1999:blog-91016066710080269652024-03-18T12:57:33.564-07:00Cerita SexUnknownnoreply@blogger.comBlogger79125tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-6305325561128834552011-03-08T07:25:00.000-08:002011-03-08T07:30:42.966-08:00LesbiNamaku Lina ( nama samaran ) , kuliah smster awal di salah satu perguruan tinggi Jakarta. aku tidak pernah berfikir akan merasakan yang namanya diperkosa, walaupun sebelumnya aku sering berhubungan seks dengan mantan kekasihku. <p>Suatu hari di kampus baru, aku bergaul dengan beberapa senior yang terbilang cukup berduit. Mereka bisa membeli apapun untuk menyenangkan hati mereka.<br />“ Lin, besok kita jadi ya ke anyer, sama Cika, asti ma gw “ , ujar vita . aku diterima di pergaulan mereka mungkin karena penampilanku. Aku suka memamerkan payudara 36 b, dengan bra yang sempit seakan payudaraku akan tumpah. Kulit putihku yang terawatt dan wajahku yang manis seperti orang Belanda kata mereka. Baca kelanjutan <a href="http://sexceritadewasa.com/">cerita seks</a> lesbian tentang di perkosa lesbi hanya di sexceritadewasa.com.<br /><span id="more-449"></span><br />“ pasti, kita ber 4 aja ya ta ? “, Vita menggangguk sambil memakan buah ditangannya.<br />Keesokkannya aku bersiap siap, menunggu cika menjemputku. Aku membawa 2 pasang bikini dan banyak tank top. Aku suka menjadi pusat perhatian. Tak lama Cika menjemputku dan kita sampai di Anyer. Cika menyewa villa tepat di depan pantai. Aku suka pantai, membuatku sexy saat menggunakan bikini.</p> <p>“ Yuk Foto2.. “ , Cika berteriak. Serentak kami keluar menggunakan bikini. Bikini punya paling minim dan sexy, entah mengapa, aku selama ini tidak pernah membicarakan mengenai percintaan dengan mereka dan sebaliknya pun mereka begitu.<br />“ ahh ,, cape foto foto,, eh gw bawa ini nih “ , Vita mengeluarkan pemutar DVD portable. Tanpa mandi kami langsung duduk memilih DVD untuk ditonton.</p> <p>“ yeee,, Vit, ini bokep semua loe bawa ! “ , Ujar Asti.<br />“ waduh salah bawa folder donk gw !! “ , teriak Vita. Kami langsung terkejut.<br />Tiba tiba cika .. “ whaa ini nih, Women Lick on me, keren nih! Ehh challenge yuk.. gw bawa ganja.. nahh gw bawa sihh 6 tapi.. ini kan filmnya durasinya pendek2.. setiap 15 menit nih.. yang tahan nonton ga horny gw kasi 1 linting “ ,</p> <p>“ OKEE!!! “ , Vita berteriak. Dan langsung menyetel DVD itu. Aku hanya diam dan terpaku melihat adegan dalam DVD itu. Tiba tiba tangan Cika merogoh bikini bawahku dan menusuk dan <a href="http://filmbebas.com/video-abg/video-bokep-smp-ngentot/">ngentot</a> vagina ku. Aku hanya diam<br />“ WAH BASAH!! KALAHH DIAA!! Hahahaha “ , aku tersentak malu.<br />“ ihh apaan sih.. ah curangg nihh “ , Cika mengecek satu2 celana dalam Vita dan Asti.</p> <p>“ Yaa asti juga basah.. kalah de.. YAKK PEMENANGGNYAA JREENGG! VItaaa “ ,<br />“ hahhahaha… ASik… sini gw isep.. eh gw bagi2 de.. “ , Cika berdiri dan memberi vita selinting ganja. Tak lama kami bergantian. Satu linting untuk rame rame memang tidak terasa, tapi bagiku entah seperti lemas dan ingin meletakkan badan.</p> <p>“ Mmhhhhpppphhh…. “ , Lidahku sudah bertautan dengan Cika. Cika menjilat lidahku, dagu sampai leherku dengan buasnya. Aku hanya tertegun bingung. Merasakan nikmat campur aneh dalam diriku.<br />“ Cik, jangan donk… “ , aku mendorong cika.<br />“ ah susah banget nih jinaknya “ , Ujar cika sambil mengikatku di ranjang. Begitu tersadar,, aku sudah terikat di ranjang<br />“ HEH!! NGAPAIN GW DI IKET2 ?? “ , Teriakku.</p> <p>“ Biar loe rasain.. nikmatnya jilatan gw “ , Asti menarik bikiniku. Mereka sudah telanjang bulat. Di sebelahku Cika dan Vita sedang menikmati vagina masing.. Cika memasukkan jarinya ke dalam vagina Vita dan Sebaliknya.<br />“ mmhh… yess enakk yaa sayang “ , ujar Cika sambil menusuk vagina. Semua terlihat jelas di depan mataku.</p> <p>“ nah sekarang nikmatin ya sayang “ , Asti menjilat buah dadaku. Aku merasakan getaran berbeda dari lidah asti. Nikmat campur takut.<br />Aku menahan erangan dalam mulutku. Rasanya sesak.<br />Lidah asti berputar putar di putingku, menggigit pelan dan mencubit putingku dengan jemarinya. Aku merasa tangan Asti turun ke perutku dan menekannya dengan kencang. Lalu dia setngah berdiri di atasku<br />“ enak kan ?? “ , aku hanya diam. Asti berdiri di atasku lalu bergerak perlahan awalnya aku bingung apa yang mau dia lakukan sampai aku merasakan vaginanya menggesek vaginaku.</p> <p>“ mmmhh… hhhh… duuh as.. pls.. jng… mmmmhhh “ , asti bergerak makin kencang. Klirotisku terasa tergesek dengan cepat. Sontak Asti menoleh ketika cika berada dibelakangnya dan meremas buah dadanya. Sedangkan aku tersiksa oleh nikmatnya gesekan di klirotiskua.<br />“ hehehe.. kita ospek yuukk “ , Cika dan asti berdiri. Vita langsung tiduran menghadap ke arah vaginaku<br />“ Vit.. jangan… “ , aku merengek. Entah ada gejolak batin yang lain saat tangan Vita membuka bibir vaginaku<br />“ Bersih,, wangi.. sluurrrpppptttt “ , lidah nya menjilat bibir vaginaku. Aku tersentak. Pinggangku menahan rasa geli. Tnganku yang terlikat membuat ini makin menyiksa.</p> <p>Vita menggigit gigit klirotisku, memasukkan lidahnya dan menjilat seluruuh vaginaku. Aku hanya menahan mengerang dan menikmatinya.<br />“SHHHH… ahhhh.. mmmmm … ENak vit “ , tanpa sengaja aku berkata enak. Setiap jilatan Vita di dalam vaginaku membuatku melayang. Lidahnya yang kecil berputar putar dalam lubang vaginaku.<br />“ banjirr nih sayang,, aku masukkin ya ? “, aku bingung. Apa yang mau dimasukkin . .</p> <p>“ HAH? “ , tiba tiba terasa benda tumpul dingin menghampiri bibir vaginaku. Aku mengintip ke bawah. Ternyata didlo..<br />“ AHHHHH… … mmmhh… please vit.. mmhhhh … hhhhh… “ , aku mengerang. Nikmat sekali, ukuran penis dan getaran yang dihasilakn sangat pas. Mengisi rongga vaginaku. Sampai terasa penuh dan panas.<br />Tangan vita terampil sekali memainkan vaginaku. Tubuhku menggeliat, aku tak bisa menahan ini.</p> <p>Tiba tiba cika datang dan mendudukki mulutku<br />“ JILAT! “ , teriak Cika. Vagina cika tepat di atas mulutku. Aku hanya diam<br />PLAAKK!!<br />“ GW BILANG JILAT PEREK!!! “ , Cika menamparku.. aku merasakan sakit dan nikmat yang bersamaan. Vaginaku masih di penuhi oleh Dildo .<br />“ Mmhhh.. pinter gitu.. jilat terus Lin! Klo ga.. gw obok2 meki loe pake botol! “ , aku agak takut mendenger perkataan Cika. Aku menjilat vagina CIka. Memasukkan lidahku ke dalam lubang vaginanya dan menggigit klirotisnya. Ternyata enak sekali menikmati vagina.<br />“ Shhh…. “ , desahku dan Cika terdengar berbarengan. Aku tak melihat Asti.</p> <p>“ CEPETTT LIN … SHHH.. gw mauu… AKKHHH “ , wajahku dipenuhi cairan lengket yang menetes dari vagina Cika<br />“ hebat ya loe, bikin gw orgasme, gw bales “ , Vita keluar dan meninggalkan dildo itu bergetar di dalam vaginaku. Aku hanya menggeliat hebat. Cika tertawa melihatku . aku melihat cika turun dari kasur dan menuju kopernya. Dia mengambil sex toy, bebentuk penis dilengkapi dengan sabuk. Dia menggunakan itu. Sekarang Nampak Cika memiliki penis</p> <p>“ AW… SHhhhh… akhhh sakit cik.. shhhh “ , Cika menarik dildonya dan memasukkan penis yang dia gunakan dengan hentakan dashyat. Cika menggoyang pinggulnya sambilmencubit putingku<br />“ Shhh… terus ciik.. “,tak sampai disitu siksaan bagiku hari itu. Cika mengeluarkan sex toy juga untuk menjepit klirrotisku. Aku mengerang..<br />Sakit dan nikmat yang aneh<br />“ CIKK SAKIT… SUmpah lepasin… akhh… mmhhh… shitt… cik.. ampunn “ , Cika tidak perduli, 15 menit setelah siksaan itu<br />“ AHHH… CIkk gw…Ahhhh,,, mmmpppph “ , Cika memasukkan penihs itu dalam dalam dan menciumku. Melumat bibirku dengan ganasnya. Dia membuat vaginaku kaku, menggerakkan penis dengan cara tidak wajar. Tapi kenikmatan tersendiri mulai muncul. Cika berdiri dan melepas ikatanku.</p> <p>Aku terduduk diam.<br />“ napa loe ? “ Tanya cika<br />“ Engga… gw ngerasa aneh “ .<br />“ yaa pecun sih pecun aja.. mau kata di jilat cewe ato cowo sama2 enak goblok , dah mulai sekarang loe tau kan kegiatan rutinitas kita ? loe mau pacaran sama cowo ? boleh. Asalh gw boleh absen dari party sex lesbian kita “ , Ujar Cika . aku menggangguk<br />“ sana mandi loe, tar malem… kita party lagi,. “</p> <p>TAMAT</p>Ms Chttp://www.blogger.com/profile/08056189052845454471noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-69742726052985258762009-09-21T00:32:00.000-07:002009-10-03T08:19:46.934-07:00Kencan Pertama & Hilangnya Perawanku<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jNugVQdEqhs/SrgzDyJjOGI/AAAAAAAAAO4/XPSQlcRtg00/s1600-h/31577_Mstp_2_122_191lo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 233px; height: 175px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jNugVQdEqhs/SrgzDyJjOGI/AAAAAAAAAO4/XPSQlcRtg00/s400/31577_Mstp_2_122_191lo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5384109494615881826" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Episode : II</span><br /><span style="font-weight: bold;">Kencan Pertama & Hilangnya Perawanku</span><br />==================================<br />Karya : Selfi<br /><br /><span style="font-style: italic;">Cerita ini di tulis berdasakan pengalamanku, tentunya nama tokoh dan nama tempat telah di samarkan, adapun jika terdapat kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan saja.</span><br /><span style="font-style: italic;">selamat menikmati pengalaman ku dan ditunggu komentarnya.</span><br />---------------------------------------------------------------------------<br /><br />dalam cerita sebelumnya [<a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/phone-sex-satu.html">Phone Sex</a>] mencerikan awal pengalaman sex ku bersama oom ivan, setelah sekian lama kami saling telp, sampai akhirnya kami janjian ketemuan. Oom Ivan telah menentukan tempat kami bertemu di <a href="http://junqiss.blogspot.com/">satu tempat makan</a> sunda lesehan. kami janjian ketemu jam 4:00 sore.<br /><br />aku meluncur menggunakan mobil ku ke rumah makan yg sdh di janjikan. dan aku tiba disana ternyata tempatnya cukup nyaman, krn disekitar trumah makan tersebut di tanami pohon2 rindang dan pondokan2 tempat makan yg berada di tengah danau.<br /><br />Aku parkirkan mobil menghadap ke danau, Sambil melihat pemandangan yg indah ke tengah danau, aku menelp oom ivan, disatu tempat makan di tengah danau disitu aku melihat seseorang laki2 dengan tubuh yg tinggi sedang menerima telp, dan feeling ku klu itu adalah oom ivan,<br /><br />"oom aku sdh <a href="http://junqiss.blogspot.com/">nyampe</a> dan aku di mobil nih, oom di mana ?" tanya ku<br />"mobil selfi warna apa ?" tanya oom ivan<br />"mobil yg cat hitam oom" jawabku.<br />ku lihat sosok laki2 di satu sisi jembatan yg menuju pondokan di tengah danau melambaikan tangan ke arah ku, dan aku yakin itu adalah oom ivan<br />"Selfi ini aku, kesini aja" kata oom ivan.<br />tanpa ragu lagi aku pun berjalan meniti jembatan kecil yg saling berhubungan antara satu pondok makan dengan pondok makan lainnya. lumayan jauh jg sih klu berjalan dari tempat parkiran. Aku menghampiri oom ivan dan kami berjabtan tangan, sambil berpelukan dan cipika cipiki sangat <a href="http://junqiss.blogspot.com/">akrab</a> seakan2 kami sudah kenal cukup lama.<br /><br />oom ivan mempersilahkan aku duduk di sampingnya, tak lama kemudian pelayan datang membawa menu makanan, kami memesan makan dan minuman dan sambil menunggu makanan pesanan datang, kami bercerita dan bercanda ria, dan tampa sadar kami perpegangan tangan mesra. akupun memberanikan diri menyandarkan kepalaku di bahunya dan oom ivan membelai rambutku dengan mesra, sehingga aku merasa nyaman dan terbuai.<br /><br />aku memandang sekliling, ternya pemandangannya sangat indah sekali dan aku semakin terlarut suasana nyaman. ternyata pondokan yg saat ini kami tempati agak seidikit tersembunyi dari pandangan umum. namun memang pada hari ini rumah makannya agak sepi juga pengunjung karena hari kerja.<br /><br />taklama kemudian pelayan datang membawa pesanan kami. lalu kami makan sambil sesekali bercanda serta saling suap2an. singkat cerita kami selesai makan dan kami pun duduk lagi ngobrol dan bercanda. sampai akhirnya pembicaraan kami membicarakan tentang Phone sex yg selama ini kami lakukan.<br /><br />"oom jadi malu nih" ujar ku<br />"malu apa mau" kata oom<br />"ya dua2nya sih.. hahahaha... " kataku, dan kami tertawa bersama.<br /><br />sambil menyandarkan kepalaku di bahu oom ivan, lengan oom ivan menyilang di leherku bahuku, dan tangan oom ivan berada tepat di <a href="http://junqiss.blogspot.com/">dadaku</a>. tangan oom ivan membelai lembut dadaku sambil berkata "selfi..dada km benar2 indah" aku tersipu malu dan tak bisa menjawab apa2 hanya tertunduk saja. tangan oom ivan terus membuka kancing atas bajuku dan menyusup masuk mengelus bra yang menempel ditubuhku, aku merinding tp menikmati elusan tangan oom ivan. gerakan tangan oom ivan akhirnya menyusup ke dada ku langsung dan mengelus puting ku, "sss...ssss... oommm...." aku mendesah pelahan. oom ivan tidak menjawab, tp tangannya terus membelai buah dadaku dan memainkan putingnya, aku semakin merasakan sensasi yg lain daripada yg phonesex yg kami lakukan selama ini. aku begitu menikmati belaian tangan oom di puting ku, tangan ku meremas paha oom ivan. tampa terasa hari mulai gelap menjelang malam, dan terlihat awan mendung dan cuaca pun bertambah gelap. dari kejauhan serang pelayan datang menghapiri pondokan, kami buru melepaskan diri dari kemesraan kami.<br />"permisi maaf pak mau hujan maaf kerey bambunya mau di turunkan dikit agar tidak tampias jika hujan..?" tanya si pelayan.<br />spontan kami <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">mengangguk</a>. suasan sepertinya semakin mendukung nih ujarku dalam hati.<br />lampu remang di nyalakan juga oleh pelayan dan dengan segera si pelayan meninggalkan pondokan tampat kami makan. Aku kembali bersandar di bahu oom ivan, dan oom ivan pun melanjukan grelia tangannya di dadaku, aku memejamkan mata menikmati belaian lembut dan permainan jari oom ivan di putingku.<br />"sss....ss....ooohh.... oomm...."aku mulai horny dan aku merasakan ada cairan hangat mengalir dimemekku. gila... aku semakin menikmati dan aku mulai mendesah, aku merasakan oom ivan meraih tangan ku dan diletakan tanganku tepat di atas kontol oom ivan yg masih memakai celana Jeans, terasa jendolan kontol oom ivan yg besar dan sudang <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">ngaceng</a> keras di tanganku, aku semakin deg deg kan. dan oom ivan membuka seleting celananya dan tangan ku di masukan kedalam celana oom ivan, aku merasakan kontol oom ivan yg hangat dan ngaceng kini ada dalam genggaman ku.<br />"oohh.. oom kontol oom besar banget" aku pun memberanikan diri menyusupkan tangan ku untuk menyentuh langsung kontol oom ivan, oowww... begitu besar dan keras kontol oom ivan, tak seperti bayangan yg ada di pikiran ku dan ternyata lebih besar dan panjang drpd yg pernah ku lihat di MMS.<br /><br />Hujan rintik2 mulai turun dan suasana di pondokan semakin sunyi, yang terdengar hanya bunyi air hujan bergemiricik jatuh ke air danau. kami pun semakin larut dalam suasana yg mengairahkan. aku semakin berani meremas2 kontol oom ivan, dan oom ivan pun terus membelai dada dan putingku, oom ivan mencium bibirku dan segera aku sambut bibir oom ivan dan menbalas ciumannya. bibir kami saling memagut dan lidah oom ivan bermain didalam mulutku memaikan lidah ku, aku pun meberikan perlawanan dan ikut memainkan lidah oom ivan sambil tangan ku terus meremas dan <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">mengocok ngocok</a> kontol oom ivan.<br />kini oom ivan jg mendesah menikmati remasan jari jemariku dengan lembut di kontolnya.<br /><br />tiba2 oom ivan melepaskan remasannya dr dadaku dan dengan cepat dia membuka kancing celananya dan aku melihat kontol oom ivan yg besar dan panjang menyembul keluar dari CD nya.<br />"Selfi.... km mau ga hisap kontol aku sayang..." tanya oom ivan<br />aku belom pernah melihat kontol sesungguhnya apalagi saat ini aku mendapat tantangan untuk menghisap kontol oom ivan.<br />"hmmm.....' aku terus membelai batang kontolnya dan aku dekatkan bibir ku dengan sedikit ragu ke bagian kepala kontolnya. <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">kujilat kepala</a> kontol oom ivan sekali kemudain kuulangi lagi dan terus menjilati ke lubang kontolnya terus aku jilatin lagi bagian leher kontol oom ivan.<br />"di emut dong sayang" kata oom ivan.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SsdqxVc7hRI/AAAAAAAACQQ/x9VF0Pk1K6s/s1600-h/nyepongdimobil+002.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 286px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SsdqxVc7hRI/AAAAAAAACQQ/x9VF0Pk1K6s/s400/nyepongdimobil+002.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5388392874976707858" border="0" /></a>aku memejamkan mata dan kemudian kuberanikan mengulum kepala kontolnya...<br />oow.. aku merasakan sensasi yg lebih dahsyat, kontol yg hangat itu sekarang berada dalam mulutku yg mungil. aku sedikit melebarkan mulutku agar kontol oom bisa masuk kemulutku.<br />"ooh..selfi.. enak banget sayang"<br />tangan oom kembali memainkan putingku dan kemudian tanganya meraih pinggul ku dan menyelinap masuk kedalam CD ku serta mengelu2 kemaluanku.<br />"oommm... ohhhh... geli oom" ujarku<br />"kontol aku jg geli sayang" jawab oom<br />"oom kontolnya panjang banget sampe mentok di tenggorokan" ujarku<br />aku terus mengulum kepala kontol oom ivan, kontol oom ivan aku jilat2 batang bagian bawah leher kontolnya. oom ivan juga terus memainkan memekku yang sesekali itilku di mainkan dengan jarinya.<br /><br />aku kaget saat merasakan jari oom ivan menyentuh lobang memekku, aku tersetak dan melepaskan emutanku dr kontolnya.<br /><br />"oom jangan dimasuk oom, aku masih virgin" kataku<br />"ga sayang, cuma sentuh aja bagian luarnya aja sayang" kata oom<br />"janji ya oom jangan di masukin" kataku lagi<br />"iya... " jawabnya singkat.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/Ssdqxw5w15I/AAAAAAAACQY/du6NAQuWvFs/s1600-h/nyepongdimobil+003.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 284px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/Ssdqxw5w15I/AAAAAAAACQY/du6NAQuWvFs/s400/nyepongdimobil+003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5388392882345400210" border="0" /></a>kembali aku meneruskan mengulum kontol oom ivan, kini aku memberanikan untuk mengulum kontol oom semuanya, aku coba masukin <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">batang</a> kontol oom ivan semua kemulutku, tp sia2 aja krn kontol ooom yang panjang baru masuk separuh dimulutku sdh mentok sampe tengorokan.<br /><br />"ooh... selfi.. sayang, terus kulum kontol aku selfi" kata oom<br />"iya oom.. enak ga ?" tanya ku<br />"enak banget sayang" jawab oom<br />"sefi enak ga aku elus2 itilnya ? tanyanya<br />"iya oom aku jg enak banget di situ" jawabku<br /><br />lalu oom ivan membuka kancing bajuku dan mengeluarkan tetekku dari branya hingga tetekku yg besar menyembul keluar dan terlihat dengan jelas.<br />"selfi... tetek km putih mulus sayang" puji oom ivan ketika melihat buah dadaku<br />oom ivan langsung menambar putingnya mulutnya, dan tangan oom ivan terus mengelus2 itil dan memekku, aku merasakan memekku telah basah oleh cairan yg keluar dr dlm tubuhku, dan itu dijadikan oom sebagai pelumas yg licin untuk mengelus2 itilku dengan jarinya. dan sesekali oom ivan menyentuh lobang memekku dengan ujung jarinya, saat itu aku merasa bener2 nikmat yg tak terhingga. dengan semakin sering jari oom singgah di lobang memekku aku mulai tak memperdulikan lagi jari2 oom yg sedang memaikan memekku, yg kurasakan hanya kenikmatan.<br />aku terus mengulum dan memainkan mulutku maju mundur di kontol oom. desahan oom ivan semakin membuatku terangsang, aku pun mendesah tak keruan krn putingku yg sdh mengeras terus dihisap oleh oom ivan dan memekku jg menikmati <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">elusan jari2</a> nya.<br />semakin lama semakin aku ga tahan lagi, aku merasakan ingin pipis, yang ku tau saat ini aku akan orgasme, aku semakin cepat memaikan kontol oom dgn mulutku.<br />"ooh....selfi.... nikmat sayang terus yg cepet...., aku mau keluar" kata oom<br />aku semakin menggila menikmati kontol oom yg panjang dan besar dalam kuluman dan emutan dimulutku, krn akupun merasakan satu kenikmatan akan mencapai orgasme. aku mengejangkan pinggulku tanpa aku sadari aku menekan pinggulku dan jari oom ivan masuk kedalam memekku, dan saat itu aku berteriak dengan seluruh otot tubuhku mengejang..<br />"oohhhh... oomm.... aku keluar... ohh..zzzz.... oommmm argh......" aku melenguh sambil ku teruskan mengemut kontol oom ivan<br />"selvi.. iya sayang.. terus.. aku jg mau keluar....." ucap nya<br />"ooogghhhrrrr...aaaahhhhh" aku melemas dan aku mecapai orgameku<br />"ssellfiiii.... ohhhhh.... aku keluar" kata oom<br />dan dengan kontol yg masih berada dalam mulutku, aku merasakan cairan hangat memenuhi rongga mulutku, cairan pejuh oom ivan keluar didalam mulutku. tp aku bukannya melepaskan kontol oom dr mulutku, malah semakin aku emut2 kepala kontol oom dan aku menelan semua cairan pejuh oom ivan, semakin aku emut2 dan aku jilatin seluruh kontolnya.<br />oom ivan mendesah dan tubuhnya kulihat mengejang seperti saat aku merasakan orgasme.<br /><br />aku tersandar setelah aku menghisap dan menelan habis cairan pejuh oom ivan, bahwa jari oom ivan telah menguak lobang memekku dan masuk kedalamnya. saat kulihat jari oom ivan ada bercak darah, aku sadari klu itu adalah darah keperawananku.<br />"oom aku sdh ga perawan lagi oom" kataku kepada oom ivan<br />"maaf sayang... aku khilah, aku terlena sayang..., aku akan selalu menyayangi kamu selfi" jawabnya<br />"aku juga akan selalu sayang sm oom" ujarku<br /><br />kamipun berpelukan dan kissing yg penuh dengan perasaan sayang.<br />"oom aku mau ke toilet dulu, mau bersihin dulu, becek banget nih" kataku sambl berdiri dan berjalan menuju toilet yg jaraknya tak jauh dari pondokan tempat kami. di toilet aku melihat bercak darah perawanku menempel di celana dalam ku. krn terlalu basah aku lepas saja CD ku dan ku masukan kedalam tasku. lalu aku bersihkan <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">memekku</a> dengan air putih yg terasa dingin dan segar menyirami vaginaku. setelah kurasa bersih akupun langsung merapihkan pakaian, langsung memakai celana sport pendek ku tanpa menggunakan celana dalam.<br />aku kembali ke pondokan dimama oom ivan menunggu dengan sabar, kami ngoblor sebentar dan kami sepakat untuk pulang, ternyata hujan mulai reda walau masih sedikit gerimis, kami merapihkan pakaian dan kemudian memanggil pelayan untuk membayar makan dan kami akan meninggalkan pondokan<br /><br />Sambil berjalan kami bergandengan tangan menuju parkiran saat mendekati parkiran ternyata mobil oom parkir bersebelahan dengan mobilku. tiba2 hujan kembali menguyur bumi dengan deras, aku buru2 masuk mobilku dan oom ivan sejenak mencium keningku, aku merasa bahagia sekali saat itu, krn hujan yg deras secara spontan aku berkata kepada oom ivan " oom masuk aja dulu kemobilku"<br />tanpa di perintah dua kali, oom ivan masuk kemobilku, sekeliling mobil kami sangat sepi, yg ada hanya beberapa mobil pengunjung pondokan lain yg sedang makan.<br /><br />oom ivan mencium bibirku, akupun menyambut ciumannya dan oom semakin berani dgn membuka dan menurukan celana ku, karena aku sdh tidak memakai CD lagi kini oom ivan dapat melihat memekku kemudian kancing bajuku di bukanya serta Bra kupun di bukanya jg. tubuhku sekarang bener2 telanjang kemudian oom ivan merunduk di selangkanganku serta membuka kaki ku hingga mengangkang dan yang kurasakan kemudian, memekku terlah di sentuh dengan lidah oom ivan<br />"ooohh oom.... enak banget oom... ssssszzzz...... ooohhh" aku menyandarkan kepalaku di kursi mobil, mataku terpejam, tanganku meremas2 rambut oom ivan, begitu nikmatnya itil dan memekku dijilat dgn lidah. dan seesekali oom ivan mengulum itilku.<br />entah kapan tanpa aku ketahui ternyata oom oom ivan juga sdh membuka celana jeans dan CD nya, kini aku melihat kontol oom ivan yg benar2 perkasa yang sedang ngaceng. aku bener2 tterpesona dengan pemandangan itu, aku mengelus kontol oom ivan yg sekarang sdh ngaceng dan sekeras kayu.<br />oom ivan kemudian pindah ke posisi dimana aku duduk, dgn berlutut oom ivan mengarahkan kontolnha kememekku, di elus2 kepala kontolnya di memek dan itilku, aku kegeleian namun nikmat dan aku ingin merasakan kontol oom yg panjang dan besar itu berada dalam memekku.<br />aku buka kakiku lebar2 hingga benar mengangkang, meberikan kesempatan agar kontol oom ivan dapat dgn mudah masuk ke lobang memekku. perlahan kepala kontol oom menyeruak masuk kedalam memekku, rasa hangat yg kurasakan tadi di mulutku kini terasa lebih nikmat di memekku.<br />"oom masukin oom... oohh...oommm..." desahku<br />"sabar sayang.... oom buat becek dulu memek selfi, biar licin dan kontol oom bisa masuk" katanya.<br /><br />aku merasakan kepala kontol oom ivan mulai masuk dengan perlahan ke memekku, aku hanya memejamkan mataku dan sambil meremas bahu oom ivan.<br /><br />"ohh.. omm perih oom... pelan2 masukinnya" saat kurasakan kontol oom ivan terlah mengoyak keperawananku.<br />"ia sayang... di buka sayang lebare kakinya, jgn di tahan biarkan kontol oom masuk dalam memek kamu sayang" oom ivan menenangkan aku.<br /><br />saat aku merelaxkan tubuhku, tiba2 oom ivan menekan kontolnya masuk ke memekku.<br /><br />"ooowww... argghhhh... oom..sakitttt...." aku meringis.<br />"tahan sebentar sayang, perihnya cuma sebentar kok" kata oom.<br />'iya oom" kataku lagi.<br /><br />oom ivan membiarkan kontolnya dalam memekku, lobang memekku terasa sesak penuh oleh kontol oom ivan yg besar dan panjang. dan oom ivan sendiri tidak bergerak namun aku rasakan kontol oom ivan berdenyut2 dimemekku dan memberikan <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">rangsangan</a> didinding bagian dalam memekku.<br /><br />"Selfi sayang... memek km sempit banget, maafin oom sayang, oom ambil virgin km" bisik oom di telingaku.<br />"gapapa oom, aku suka, sayang dan rela perawanku untuk oom dan memang ingin merasakan hubungan sex sesungguhnya bersama oom" kataku.<br />"makasih selfi, km baik sekali dan percaya sama aku" kata oom lagi.<br /><br />kini oom ivan menciumku dan kemudian memainkan lidahnya ke lidahku, aku sambut ciuman oom ivan dengan memainkan lidahnya oom jg dengan lidahku. dan kemudian ciuman oom mulai menciumi leherku sambil sesekali dijilatnya leherku dan dicium jg telingaku, aku merinding namun aku menikmati. dan yg lebih membuatku terbuai dalam kenikmatan saat itu aku tidak lagi mersakan perih lagi pada liang memekku, tp muncul getaran kenikmatan yg teramat sangat di selangkanganku, aku memejamkan mata, dan mendesah perlahan namun aku begitu terangsang saat lidah oom ivan mulai menjilati putingku.<br />oom ivan mengetahui klu aku sdh mulai terangsang, dan aku rasakan pinggul oom ivan mulai bergerak berputar-putar begitu pula batang kontolnya kurasakan berputar2 di dalam memekku, aku merasakan dinding memekku sedang di elus2 oleh batang kontolnya.<br /><br />"ooh... om.. enak banget oom.... ohhhh.... di goyangin pelan2 oom...." desahku.<br />"iya selfi.. oom goyangin sayang.... oom kasih km kenikmatan ke km sayang" kata oom lagi<br />"ooohh... ia..ommm.. terus oom... goyangin.... oowwhhh mentok oom" kataku sambil mendesah dan mataku terpejam merasakan nikmat<br /><br />ku buka mataku perlahan dan kulihat sekilas dalam <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">kegelapan</a> di dalam mobilku, kontol oom ivan hanya masuk setengahnya saja, sementara memekku sdh terasa di bagian terdalam di G-Spot ku. kini oom ivan mengerakan maju mundur pantatnya seirama dengan kontolnya yg keluar masuk mengocok memekku. semakin kurasakan kenikmatan yg teramat sangat saat kontolnya di tarik keluar lalu dengan lembut menerobos masuk dan membuka belahan memekku.<br />dari dalam mobil kulihat keluar semakin gelap dan hujan semakin deras, keadaan sekitar semakin sepi krn tdk ada tamu dan pelayan yg hilir mudik. kesempatan ini semakin aku nikmatin dan kunikmatin juga berhubungan sex dengan oom ivan di mobilku.<br /><br />Oom ivan mencabut kontolnya dari memekku dan pindah ke kusi belakang sambil membuka bajunya sendiri, oom ivan memberi kode agar ku jg pindah ke jok belakan mobil ku. oom ivan terlentang dengan kontol yg masih ngaceng, aku melangkah kejok belakang,<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/Ssdqw122G-I/AAAAAAAACQI/SHkV4FeRrd0/s1600-h/nyepongdimobil+001.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 284px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/Ssdqw122G-I/AAAAAAAACQI/SHkV4FeRrd0/s400/nyepongdimobil+001.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5388392866495470562" border="0" /></a>aku yg gemes dengan kontol oom ivan ku hampiri dan kemudian aku emut2 kontol oom seperti saat kami masih dipondokan.<br />oom ivan meremas2 tetekku memainkan puntingnya. serta tangan satu lagi mengelus2 memekku sesekali menekan2 itilku dengan ujung jarinya. kemudian oom menarik tubuhku hingga aku kini berada diatas tubuh oom, dan kurasakan kontol oom ivan menempel dimemekku dgn tangannya memegang kontol yg diarahkan ke memekku, aku menerima kontol oom dengan posisi ku diatas. perlahan aku tekan <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">pantatku</a> agar kontol oom masuk kememekku, krn kontol oom yg panjang tetap saja kontolnya belom masuk semua tp sdh mentok di G-Spotku.<br />"ooohhh... om.... mentok banget oom.... " sambil mendesah dan mataku terpejam menikmati kontol oom ivan mengujam memekku. degan posis tubuhku diatas oom ivan, kini aku bebas menggerakan pinggulku menikmati kontol oom yg memenuhi rongga memekku. dengan perlahan kuputar2 pinggulku sambil kurasakan gesekan kontol panjang itu di dlm lobang memekku. begitu penuh sesak rongga memekku, aku mainkan pinggulku naik turun mengocok kontol oom ivan, oh.. rasanya bener2 tak terhingga. bunyi yg saat pantatku beradu dengan pinggul oom ivan jg terdengar sangat kencang, krn kami benar2 bermandikan keringat.<br />saat ku angkat pantatku dan kurasakan bibir memekku seakan ketarik keluar menempel di kontol oom ivan.... oohhh betapa besarnya kontol oom ivan. sensasi ini membuatku bergetar, kemudian kutekan lagi pantatku, hingga kontolnya masuk kedalam memekku dan menyentuh G-Spot ku lagi, begitu terus kuulangi berkali2.<br />"Argghhhhhh... oom.... nikmat oom.. selfi sayang sm oom... acrggghhhh" erangku<br />"oom jg sayan, memek selfi begitu sesak dan nikmat di kontol aku, oom jg sayang sm selfi" kata oom.<br />"ooh.. aahh...oohhhh aarhghhh...." aku semakin cepat menggoyakan pantatku naik turun mengocok2 kontol oom dengan memekku<br />"aaaahhh...selfi... terus sayang... aaahhhh" sambil mendesah begitu oom ivan meremas tetekku sambil mencium bibirku<br />"oom.... enak oom..oh terus oom... entotin memek selfi sepuasnya oom... oohhhhh" karna nimatnya aku mengucapkan kata2 yg belom pernah kuucapakan.<br />"iya selfi.. ini oom entotin memek km" kata oom<br />"ooohhh oom... zzzttt.... selfi ga tahan oom mau keluar oom kontol oom enak banget" aku mulai mendesah ga keruan.<br />"oohhh... yes...oom terusssss,..... arghhh oom selfi mau keluar" teriakku<br /><br />dan getaran kenikmatan semakin terasa dan aku merasakan klu aku akan mencapai orgasme<br /><br />"keluarin sayang, siram kontol oom dengan cairan memek selfi" bisik oom di telingaku<br />"aargghhhhh..... oommmmm... selfi keluaaarrrr...... arrhhhhh" dengan tubuh yg mengejang dan memekku terasa berdenyut2, aku mencapai orgasme ku di mobil.<br /><br />oom mengenhentikan goyangannya memompa memekku dan mencabut kontolnya. dan menganti posisi. kini aku tengkurap di jok mobilku dengan pantat sedikit nungging, oom ivan menindihku, aku <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html">mengangkang</a> sehingga memekku agak keatas dan terbuka, dengan segera oom ivan menacapkan kontolnya dalam memekku.<br />"ooohhh.... oom... enak banget oom.... pompa memek selfi lagi oom dengan kontol oom" desah ku<br />tanpa menunggu oom langsung menusukan kontolnya dan memompa memekku, tubuhku dan oom ivan bermandikan keringat, kurasakan tetesan keringat oom ivan menetes di punggungku.<br />kontol oom semakin cepat memompa memekku.<br /><br />"ooommmm....arrghhhhh aku mau orgasme lagi oom" sambil menikmati goyangan kontol oom di memekku aku terus mengikuti gerkanan pinggul nya.<br />"selfi.. oom jg mau keluar sayang" jawab oom dengan nafas yg memburu dan sambil meremas2 tetekku.<br />aku ga tahan lagi akhirnya " ooorhhhhh... oommmmm... selfi dapet lagiiiii...arrggh........." aku tergeletak di jok mobilku<br />"selfi... sayang...oom mau keluar jg.... arggg..... secara tiba2 kontol oom di cabut dr memekku dan aku merasakan cairan pejuh oom menyirami belahan pantatku yg bulat. tubuh oom ambruk menimpah tubuhku, aku merasakan kontolnya menempel di pantatku. sambil berpelukan dan oom ivan menciumbibir juga mencium keningku.<br /><br />"makasih selfi sayang... tubuhmu nikmat banget"<br />"iya oom... aku juga menikmati kontol oom, aku puas banget oom"<br /><br />oom ivan duduk dan mengambil tisyu mobil lalu membersihkan pejuh yg menempel di tubuhku. dengan sesekali punggungku dicium nya. setelah kurasakan bersih akupun duduk dan mengambil celana dan pakaian dan memakainya kembali, begitu jg oom ivan memakai bajunya sebelom oom ivan memakia celananya, aku dekatkan mulutku dan kucium kontol oom ivan, dan ku emut beberapa kali, kemudian kulepaskan baru kemudian oom<a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-dengan-oom-ivan.html"> memakai</a> CD dan celananya.<br /><br />"oom aku sayang sama oom dan suka sm kontol oom" kataku<br />"aku jg sayang km selfi, aku kan selalu ada untuk km sayang" bisik oom di telinga ku<br /><br />lalu kami berpelukan dan kulihat jam sdh menujukan jam 21:00, aku pun pamit sama oom ivan. kami berciuman sejenak dan oom jg mencium keningku.<br /><br />diluar sana hujan masih deras, dan aku harus pulang begitu jg oom ivan keluar dr mobilku dan berlari meuju mobilnya, kamipun berpisah di pintu keluar Rumah makan.<br />aku benar2 merasa puas dan tak kulupakan pengalam sex bersama oom ivan. sampai ketemu lagi oom ivan, aku selalu merindukanmu.<br /><br />Bersambung : Eposode III<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-78277790360296550572009-09-19T08:08:00.000-07:002009-09-20T06:30:37.685-07:00Ketemu di halaman sekolah.<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Ketemu di halaman sekolah.</span><br />=======================<br />Karya : ines, -<br /><br />Suatu pagi, ulangan umum dah lewat tinggal nunggu kenaikn kelas aja. Gak ada kerjaan di kos, aku iseng aja maen ke sekolah. Di halaman sekolah sepi, maklum dah mulai libur, nunggu pengumuman. Aku liat ada sebuah mobil parkir di halaman sekolah, dibawah pohon aku liat ada seorang lelaki ganteng yang duduk di bangku. Wah ada om om tu, kegemaranku. Aku samperin aja. Hari itu karena gak sekolah, aku pake jins ketat dan tanktop yang ketat juga, sehingga toketku yang lumayan besar untuk abege seumuranku ngintip keluar dari balik belahan dada tanktopku. "Om sendirian?", sapaku, wah ganteng banget orangnya, atletis lagi badannya. "Eh ada bidadari seksi turun dari kayangan", godanya, aku jadi tersipu dibiling kaya bidadari. "Ah om bisa aja". "Iya betul kok, kamu cantik banget kaya bidadari dari kayangan, montok banget lagi". "Suka kan liatnya". "Suka banget, palagi..." sengaja dia tidak menyelesaikan kalimatnya, aku jadi terpancing melanjutkannya. "Apalagi apa om". "Apalagi kalo gak pake baju". "Ih si om, pagi2 gini dah piktor". "abis kamu montok banget si, toket kamu besar gitu, ngintip dari balik tanktop lagi. sering diremes ya, eh nama kamu siapa". "Dina om, om ngomongnya to the point banget si". "Kamu lagi nunggu pengumuman ujian ya". "Enggak om, Dina baru kelas 1 kok, nunggu kenaikan kelas". "Kalo gak naek, om mau kok naikin kamu". "Hi hi, pagi2 gini si om dah napsu. Om ngapain bengong dibawah pohon, ntar kesambet lo". "Nunggu kamu". "Boong, kenal aja belon". Dia menjulurkan tangannya dan kujabat, sambil dia memperkenalkan diri. Sembari salaman, jari telunjuknya <a href="http://junqiss.blogspot.com/">mengilik2</a> telapak tanganku. "Om geli". Dia melepaskan jabatannya. "OM ngapain kok duduk sendirian disini". "Dah dibilangin kan nungguin kamu. Enggak kok, om nunggu temen om lagi daftarin anaknya sekolah. Tu dia temen om keluar. Om anter temen om pulang dulu ya, kamu nunggu om dimana". "Mangnya om mo bawa Dina kemana".<br />"Ya udah kasi no hp om deh, kamu nunggu didalem sekolah aja, ntar kalo om balik om call kamu deh". Aku memberikan no hpnya yang dicatat langsung di hp nya, aku langsung meninggalkannya. Kulihat si om mengajak temennya masuk ke mobil dan mobilnya meluncur meninggalkan halaman sekolah. Aku senyum2 saja dan masuk ke dalem sekolah. aku melihat pengumuman, belon ada apa2nya. Aku menuju ke kantin sekolah aja, sepi gak ada temen barang seorangpun. "Tumben Dina kesekolah", sapa penjaga kantin. "Iya pak, iseng aja, minta air jeruk panas pak". Aku duduk aja dipojokan sambil menikmati air jeruk panas yang disajikan si bapak. Karena panas, aku minumnya sedikit2, anget2 seger banget rasanya.Sampe abis segelas, si om belon nongol juga. Aku berinisiatif ngirim sms duluan ke si om. Balesannya bikin aku lemes, si om bilang dia mesti nyelesaiin kerjaannya dulu, Dia minta aku ngasi tau dimana bisa ketemuan lewat magrib. Ya aku kai tau aja kalo kosku deket dengan mal, jadi ketemu disana ja lewat magrib. Dengan lesu aku balik ke kos, karena sampe siang gini gak ada seorang temenpun nongol disekolah, namanya juga libur si dan aku kan gak janjian mo ketemuan. Dengan lesu aku balik ke kos, karena gak da kerjaan laen akupun tiduran dikamar sampe akhirnya pules juga, biar aku belon makan siang. Aku memang mudah sekali tidur, peltu kata orang jawa. Ini bukan peltu untuk lelaki tapi peltu untuk penidur seperti aku, nempel (bantal, terus) turu.<br /><br />Aku tidur lelap sekali dan terbangun karena ayam jago didalem perutku dah berkokok biar bukan subuh juga. Aku teringat, aku kan cuma ngisi perut pake segelas jeruk panas tadi, pantes laper banget. Aku liat jam, wah dah jam 5 lewat, aku tidur kaya orang mati ya ampe ber jam2 gitu. Baiknya aku masi punya biskuit, sehingga lumayanlah untuk ngeganjel perut, ntar minta dijajanin ma si om, kalo dia nepati janji. Aku penasaran aja makanya aku ngirim sms lagi, nanya jadi gak ketemuan sore ini. Balesan si om nyenengin sih, dia bilang dia dah di mal, dia nunggu di konter makanan siap saji (fast food bahasa sundanya). Aku mo bales gantian ngerjain si om, biar aja dia nunggu. Aku sms bahwa aku dah siap mo brangkat. Dia pesen pake baju yang seksi lagi. Padahal aku belon apa2. Dengan santai aku mandi berlama2, pake keramas segala, emamng sih dah waktunya keramas. Cuma kalo abis keramas aku mesti nunggu <a href="http://junqiss.blogspot.com/">rambutku</a> kering baru bisa ditata sendiri. Gak apa kan mo bales dendem, aku tersenyum ngebayangin si om blingsatan nunggu aku gak nongol2, tapi aku kecele karena si om gak sms, padahal aku dah nungguin smsnya dari tadi. Akhirnya aku dah siap juga, aku pake aja pakeanku yang tadi siang. Sesampai di tempat yang dijanjikan aku celingukan nyari si om. karena gak ketemu, aku sms dia lagi. Jawabannya ngeselin deh, dia bilang dia nunggu di warung kopi (coffe shop bahasa maduranya), "Kok cemberut say", sapanya melihat aku cemberut, "Om kan katanya tadi nunggu disana, kok jadinya disini. Dina kan nyariin kesana kemari". "Kamu janjinya dateng jam brapa, sekarang jam brapa, sama2 kan. Udah jangan cemberut, ntar seksinya berkurang", katanya<br />becanda sembari menatap toketku. "Din toket kamu nantangin diremes deh". "Mangnya om dah mo ngeremes ya". "Iya Din, mau ya aku remes2". "Ya gak disinilah om". "Ya pastinyalah, kita makan aja dulu ya, aku dah laper". "Apalagi Dina om, tadi siang gak makan, cuma minum jeruk pana segelas". "Kok gitu". "abis om katanya mo jemput lagi, trus gak jadi. Ya aku balik ke kos aja, ketiduran deh gak pake makan dulu". "Ya udah kamu mo makan apa, dimal ato ditempat laen". "Disini aja om, dah kelaperan banget ni Dina". Dia mengajakku duduk di food court dan membelikan aku makanan. "Doyan kan sate kambing dan sop kaki". "Doyan om, kok sate kambing sih, biar hot ya". "La iya lah, kan mo berasik ria ma kamu malem ini". "Mangnya asik ria apaan si om". "Alah pura2 gak ngarti, dah biasa juga aik ria ma om om". "Om tinggal dimana?" aku mengalihkan pembicaraannya yang dah mulai menjurus itu. "Aku dari luar kota, aku kesini untuk urusan kerjaan, makanya tadi aku kebut biar selesai semua, jadi bisa asik ria ma kamu tanpa terganggu kerjaan. Gitu say". "Terus om nginep dirumah temen tadi itu ya". "Iya". "wah jadi asik rianya ntar di rumah temen om itu, gak mau ah". "Ya enggaklah, aku dah pamit ma dia, aku bilang mo pulang malem ini. Aku dah cek in ke hotel kok. Gak apa kan asik ria di hotel, dah biasa kan". "GAk pernah kok om". "Masak sih, kayaknya kamu dah pengalaman ma om om. "Masak sih om, Dina kan ramah aja ma siapa aja, jadi om salah artikan deh". "Jadi gak mau nemenin aku di hotel?" "Gimana ya om", sengaja aku mempermainkan dia. "Yah, kalo tau aku pulang aja malem ini, percuma aja nginep semalem disini". "Jangan cemberut gitu atuh om, Dina becanda kok". "Kamu dah biasa ma om om ya Din, padahal kamu masi muda gini". "Jarang kok om, skali2 aja". "Terus dibawa ke <a href="http://junqiss.blogspot.com/">hotel</a> juga". "Iyalah, dimana lagi". "Kalo ma om om maennya brapa ronde". "Sukanya si 3 ronde om". "Wah nikmat dong". "Iya om, palagi ronde terakhir, si om suka lama brau kluar, Dina bisa berkali2 nyampe sebelum si om ngecret". "Didalem?" "Iya om,nikmat kan kalo nyampe trus kesemprot peju anget".<br />"Kamu gak takut hamil?" "Dina dikasi obat ma salah satu om, jadi kalo dah pulang Dina minum satu kalo lagi subur". "Skarang lagi gak subur?" "Lagi subur om". "Wah bahaya tuh". "Ya enggaklah om, kan ada obat, justru kalo lagi subur napsu Dina suka besar banbget, dikilik bentar aja dah napsu, kalo dikilik terus bentar aja dah nyampe, nikmat banget om". "Wah untung aku ketemu kamu, pasti kamu ngelayanin nya asik banget ya Din". "Ah biasa aja kok om". Tanpa terasa makanan dan minuman yang dibeli dah pindah ke perut, aku kenyang sekali. "Om, blanjain Dina ya". "Boleh, aku juga dah mikir mo beliin kamu sesuatu. Kamu mo beli apa, pakean?" "Bole om". Aku digandengnya menuju ke toko yang menjual pakean. Aku mengajaknya menuju ke konter pakean prempuan. Aku milih jins dan t shirt. "Cuma satu Din, kalo ada yang laen beli aja". Aku milih lagi jins dan tank top. "Om Dina mo beli daleman sekalian ya". "Ya beli aja, g string ya Din". Aku senyum2 aja, gak tau dia kalo sekarang aku dah pake g string. Aku beli daleman yang seksi2, bra tipis dan g string tipis, serta model bikini minim. "Om makasi ya diblanjain, om baek deh". Selesai blanja, aku digandengnya menuju ke basement mal, masuk ke mobil dan mluncurlah mobil menuju hotel tempat dia nginep.<br /><br />Aku diajaknya ke kamar, standard aja, ada ranjang besar, tv besar, lemari es, sofa, meja rias dan lemari pakaian yang terbenam ke tembok didepan kamar mandi. Dikamar mandi ada shower, wc dan wastafel. "Mo mandi dulu ya Din". "Tadi Dina udah mandi om, om belon ya". "Mandiin dong Din". "Dah gede gini kok minta dimandiin, mandi ndiri dong". Dia menghilang di kamar mandi, sementara itu aku duduk di sofa, aku menyetel tv dan mencari channel hbo. Gak lama dia dah muncul dari kama mandi hanya bersarungkan handuk. "Seger deh, kamu gak mo mandi dulu Dina, biar seger juga". "Kan Dina sebelon brangkat ke mal dah mandi". Dia duduk disebelahku. "Din kamu cantik ya, Sherina tu mirip kamu deh". "Sherina sapa om". "Penyanyi abege yang omnya narkoba itu, cuma kamu jauh lebi seksi". Memang si, potongan rambutku pendek biar praktis aja, gak usah nyisir lama2, cuma kalo abis kramas kudu dikeringin dulu supaya gak awut2an kalo disisir. "Om suka gak". "Suka banget Din, bukan cuma suka tapi napsu banget". Segera aku dipeluknya, mukaku dihadapkan ke mukanya dan dengan lembut dia mencium bibirku, lembut sekali. Aku terpejam menikmati kuluman lembut di bibirku. Tangannya mulai ramah (rajin menjamah), mengelus rambutku, kemudian meraba hidung dan bibirku, kembali mengecup bibirku lembut. Dia mesra sekali <a href="http://junqiss.blogspot.com/">mencium</a> dahiku, pipiku dan kembali ke bibirku, gak grasa grusu langsung to the point aja. Aku terhanyut jadinya karena ulahnya. "Om mesra banget si nyiumnya", "Ya lah Din, kita kan mo mesra2an". Kembali kamu berciuman, lidahnya mulai menrebos mulutku dan segera aku belit dengan bibirku.<br /><br />"Din, jinsnya dilepas ya". "Bukain dong om". Dia membuka ikat pinggangku, kemudian kancing jinsku dan menurunkan ritsluitingnya. Aku berdiri untuk mempermudah dia menurunkan jinsku dan akhirnya terlepaslah jins itu dari badanku. saat itu aku cuma mengenakan cd bentuk g string sehingga jembutku ngintip dari samping g string mini itu. Aku duduk kembali di sofa, dan dia mulai meraba2 dengkulku. Sesekali kulihat dia melirik kearah selangkanganku, dia sengaja menarik dengkulku keluar sehingga pahaku agak merenggang. Dengan mudah dia dapat memandangi jembutku yang bertaburan keluar dari samping g stringku. Elusan lembut bermain di dengkulku dan pelan2 sekali menggeser ke atas, mengelus2 pahaku dengan pelan. elusan itu memberikan rangsangan buat aku, pelan2 napsuku naik juga karena elusannya yang makin lama makin keatas itu.matanya tambah jelalatan ke selangkanganku. kelihatannya dia dah <a href="http://junqiss.blogspot.com/">horny</a> melihat jembutku yang nongol itu. Kubiarkan dia mengelus2 pahaku. "Mulus ya Din", katanya, sambil makin merenggangkan pahaku. "Ini bonus ya om". "Kok bonus?" "Iya dah diblanjain sekarang dielus, kan bonus namanya". Pahaku makin dikangkangkannya sehingga akhirnya dia berhasil mengelus samping g stringku. "jembut kamu lebat ya Din, sampe keluar semua gini, apalagi kamu cuma pake g string lagi. emangnya suka ya Din pake g string". "Iya om, kan praktis kalo pake g string". "Praktis apanya Din, gampang ngelepasnya gitu?". "Ih om nakal lagi deh, aaah", erangku ketika jarinya mulai mengelus bagian tengah g stringku yang dah mulai basah, tepat menggosok memek dan it ilku. aku mulai mendesah, Tangannya tetap diselangkanganku mengelus2 memek dan it ilku dari luar g stringku, tangan satunya memeluk pundakku. kembali dipagutnya bibirku dengan penuh napsu. Aku menyambut ciuman ganasnya dengan menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. Segera lidahku diemut2nya, jarinya sekarang nyelip kedalam g stringku dan mengelus2 langsung it ilku. Aku makin <a href="http://junqiss.blogspot.com/">terangsang</a> jadinya dan melenguh makin keras, hanya gumaman yang terdengar karena bibirku lagi dipagut bibirnya dengan ganasnya. "Om", erangku ketika dia melepaskan bibirku. "Dah basah banget Din, kamu dah napsu ya. Lepasin ya tanktop kamu".<br /><br />Dia segera melepaskan tanktopku, tinggallah aku berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang tipis dan sudah basah. Kulihat kontolnya menggembung dibalik handuk yang disarungkan dipinggangnya. Dia membelalak melihat pemandangan indah yang ada didekatnya. “Din kamu napsuin banget”, katanya. Aku duduk disebelahnya diranjang, segera aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat. Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari dimulutku. Napsuku makin naik. Sambil melumat, tangannya juga merambah tubuhku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada toketku yang masih <a href="http://junqiss.blogspot.com/">terbungkus bra</a> tipis. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu. Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku, sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua toketku, dan dilepaskannya ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang menjilati dan mengemut toket dan pentilku. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk meraih g stringku. Aku makin tak mampu menahan napsu saat jari-jarnya kembali merabai bibir memekku dari luar g string dan kemudian mengilik it ilku. aku langsung merasa melayang karena kenikmatan itu. Jarinya meraih memekku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung jari nya bermain di bibir memekku. Cairan memekku yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya ke memekku. Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Sementara jari-jarinya terus mengilik memekku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan memekku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Dia tahu persis titik-titik kelemahanku. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di memekku, dia berhasil membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku menjepit tangannya, sementara <a href="http://junqiss.blogspot.com/">pantatku</a> terangkat agar jarinya lebih melesek ke memekku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan kedutan memekku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku.<br /><br />Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. “Din, kamu liar banget deh padahal masi muda banget. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum dulu”, dia mengambilkan minuman dari lemari es. Aku dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku. Segera kuminum coca cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, dia terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai <a href="http://junqiss.blogspot.com/">selangkanganku</a>. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. “Masih capek Din”, bisiknya. “Nggak kok om. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Dina sudah kelabakkan”, jawabku. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin lilitan handuknya. aku sangat tergetar menyaksikan tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan. Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku terpesona adalah kontolnya yang besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kontol itu mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut. Sesudah telanjang dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat. “Din, <a href="http://junqiss.blogspot.com/">jembut</a> kamu lebat banget, pantes kamu tadi jadi liar”, katanya sambil mengelus2 jembutku. “Bukannya liar om, itu namanya menikmati”, jawabku.<br /><br />Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. kontolnya yang keras kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala kontolnya kubasahi dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat kegelian. Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala kontolnya yang besar, dia melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal kontolnya dan kepalanya yang basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kontolnya kukocok turun naik. Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher kontolnya, semua daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya kuemut dan kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya kuelus2, dia meremas2 rambutku. Aku terus saja mengisap kontolnya. kontol yang Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia menyibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. dengan penuh semangat aku terus mengulum kontolnya. “Din, nikmat banget emutanmu”, erangnya. “Kamu pinter banget siihh”. aku terus memompa dengan lembut. Berkali2 aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku. Aku menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati habis-habisan. “Din, nikmatnya aah”, kembali dia mengerang. Rupanya dia tak tahan dengan rangsanganku, aku ditariknya dari kontolnya, dibaringkannya dan kembali mulutnya mengarah ke memekku. Dengan lembut dia menjilati daerah sekeliling memekku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah mengakses memekku. “Om..”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar menjelajahi memekku. Bibir memekku dikuakkan dengan jarinya dan kembali it ilku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku makin menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur, “Om .., Dina dien tot dong”, erangku. Dari memekku kembali <a href="http://junqiss.blogspot.com/">membanjir</a> cairan bening. Dia menjilati cairan itu.<br /><br />Badannya kutarik, dia segera menempatkan kontol besarnya di bibir memekku. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan kontol yang gede banget. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, kontolnya sudah ambles semuanya di memekku, “Aah, om", erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya memekku makin berdenyut mencengkeram kontolnya dengan keras. “Om, terus yang cepat om, Dina mau nyampe, aah”, erangku dengan liar. Dia terus saja <a href="http://junqiss.blogspot.com/">mengenjotkan</a> kontolnya sampe akhirnya, “Aah 0m, Dina nyampe…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra. “Om nikmat banget dien tot ama om, baru sebentar dienjot, Dina dah nyampe,” kataku.<br /><br />Dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging. Segera ditancapkannya kembali kontolnya di memekku dari belakang. Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, rasanya kontol panjangnya masuk lebih dalam lagi ke memekku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya ngentot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas. Aku menancapkan kontolnya dimemekku dan kuturunkan tubuhku sehingga kontolnya kembali ambles di memekku. Aku emnggerakkan pinggulku turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir <a href="http://junqiss.blogspot.com/">pentilku</a>. Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut pentilku, sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya. “Din, aku dah mau ngecret, didalem ya”, katanya sambil terus meremes toketku. “Ngecretin didalem aja om, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus menaik turunkan pinggulku mengocok kontolnya yang ambles di memekku. Aku kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia memegangi pinggangku. Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa akan nyampe lagi. memekku terasa berdenyut2, “Om, Dina mau nyampe juga, bareng ya om”, kataku terengah. Terus kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya muncrat menyembur2 didalam memekku. Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali’ "Om nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia memelukku dan mengecup bibirku, sementara kontolnya masih nancap di memekku. “Om lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku. “ini baru ronde pertama lo Din”, jawabnya. “Dina mau kok om en tot lagi”, kataku.<br /><br />Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku, kayaknya dia belum puas karena dia kembali meremas toketku. “Kamu seksi banget ya Din, toket kamu besar dan kenceng, kaya toketnya Farah Quinn. Kamu tau gak Farah Quinn siapa. Jembut kamu lebat banget, aku suka ngentot ama yang jembutnya lebat. Mana memek kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Din”, katanya dan dia kembali mencium bibirku. Dia bangun dan segera mengarah ke memekku, dia tau titik lemahku ada dimemekku. Lidahnya kembali menjilati memekku. Ujung lidahnya kembali <a href="http://junqiss.blogspot.com/">menelusup</a> masuk ke memekku. Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke memekku. Pantatku menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap memekku, pahaku dipeganginya erat2 sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku hanya bisa mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang napsunya sehingga segera dia melepaskan memekku dan menaiki tubuhku. “Om, kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia tidak menjawab.<br /><br />Digenggamnya kontolnya, diarahkan ke memekku. Aku menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir memekku. Kepala kontolnya menguak gerbang memekku. memekku langsung menyedotnya, agar seluruh kontol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan kontol yang hangat panas memasuki memekku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. kontol panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian dia mulai <a href="http://junqiss.blogspot.com/">melakukan</a> pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Saat dia menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat dia menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya. Demikian secara beruntun, semakin lama makin cepat.Toketku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan matanya sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Din, nikmat banget deh memek kamu”, dia melenguh. “Iya om, kontol om enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Kulihat tubuh kekar nya tampak berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas <a href="http://junqiss.blogspot.com/">kumainkan</a> pentilnya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan tangannya meremes2 toketku. Pada akhirnya, setelah sekian lama dia mengenjot memekku dan aku nyampe 2 kali secara berturut2, kontolnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan memekku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali berkali-kali ngcret di dalam memekku. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Om, Dina lemes, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya om”, kataku. Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku tertidur.<br /><br />Pagi hari. Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar udah terang. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagiku ya dien tot lagi. wajah kami sama-sama maju saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah. Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Kembali dia melepas bibirnya dari bibirku. satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun terbaring pasrah menikmati <a href="http://junqiss.blogspot.com/">belaiannya</a>, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai memekku. “Mmhh.. om” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku, lidahnya mulai berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke bibir dan lidahku.Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba2 toketku, pentilku yang saat itu sudah tegak mengacung digesek2nya. Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati pentilku. “Ooohh..sshh.. aachh.. om..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek pentilku yang terasa sangat peka. Dia menjilati dan menghisap toket dan pentilku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya. Dia melepas pentilku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda <a href="http://junqiss.blogspot.com/">selangkanganku</a> dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir memekku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu basah penuh lendir memekku. “Om...ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh it ilku. Dia menghentikan jilatannya dan berlutut di depanku. memekku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat kontolnya yang tegang besar kekar berotot.<br /><br />Dia membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya pantatnya dan menuntun kontolnya ke bibir memekku. Terasa sekali kepala kontolnya menembus memekku.”Hngk! Besaar..sekalii..om,” erangku. Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap pentilku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada pentilku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap pentilku, nikmat banget rasanya, sementara setengah kontolnya bergerak perlahan dan lembut menembus memekku.<br /><br />Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat lendir memekku semakin banyak meleleh di memekku, melicinkan jalan masuk kontol berototnya ini ke dalam memekku tahap demi tahap. Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch.. sshh.. aachh..<a href="http://junqiss.blogspot.com/">teruuss.</a>. om. masukin kontol om yang dalaam..! oouch..niikmaatnya!” erangku. Seluruh rongga memekku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding memekku digesek kontolnya yang keras dan besaar..! Akhirnya seluruh kontolnya yang kekar besar itu tertelan kedalam memekku. Terasa bibir memekku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas pentilku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch. niikmaat..om..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh..sshh..hh.. om.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya kembali menari di pentilku. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot memekku dan menggesek dinding memekku yang mencengkeram erat. Hisapan dan jilatannya pada pentilku pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku sudah berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh..entootin Dina terus om, .. genjoott.. habis memek Dina..!! genjoott.. kontol om sampe mentok..!!” Ooohh.. om..bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot dengan om..!!” mendengar celotehanku, dia berubah menjadi semakin beringas, kontolnya makin cepat dienjotkan keluar masuk memekku. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku ”<a href="http://junqiss.blogspot.com/">Ngghh.. nghh .. nghh..om, Dina mau nyampe..!!</a>” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, dia mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan kontolnya dalam2 dengan memutar mutar keras sekalii.. itilku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh..om.. niikmaat.. tekeen..teruuss.. it il Dina..!!”<br /><br />Akhirnya aku nyampe, kupeluk tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi sambil mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil menekan kontolnya secara sangat perlahan. tubuhku yang terkulai lemas dengan kontolnya masih di dalam memekku yang masih berdenyut-denyut. Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat. Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan keras di dalam memekku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai membalas ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Napsuku kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan kontolnya pada dinding memekku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kontolnya pada memekku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik, sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “Om..masukin kontol gede om dari belakang kelobang memek Dina..” Dia pun menatap bokongku. Sambil memegang kontolnya <a href="http://junqiss.blogspot.com/">disodokannya</a> ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh. om.. teruss.. yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kontolnya menyodok memekku, terasa sekali gesekannya di memekku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga kontol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan memekku. “Hngk.. ngghh..om..Dina mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang, aku nyampe lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam memekku, terasa memekku berdenyut2 mengempot kontol besarnya. Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan.<br /><br />Dia memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Din aku belum ngecret..! tolong isepin kontolku dong..!” tanpa sungkan lagi kuemut kontolnya, kujilati biji pelernya, bahkan selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh Din.. nikmat sekalii.. teruss ..lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja mengemut kontolnya yang besar. untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan kontolnya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak2 kebelakang. benar saja melihat gerakan erotisku dia makin mendengus2. Emutanku makin beringas, kontol yang besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku naik turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat. akhirnya kurasakan memekku ingin melahap kembali kontolnya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas kontolnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih kontolnya lalu kududuki sembari ku tuju ke memekku. Bleess.. “..Ooohh..Din..masuukin kontolku semuanya..!!” dia mengerang. kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan keras sehingga kontol yang besar itu melesak dalaam sekali.. “..aachh.. Din..putaar..habiisiin kontoolku..eennakk.. sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya. Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. kontolnya kugenjot dan kupelintir habis, bahkan kukontraksikan otot2 memekku sehingga kontol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam memekku. Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku lebih keras, kontolnya melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku, it ilku tergencet kontolnya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, biji pelernya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.Din”, dia membelalakan matanya. lalu dia bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua toketku. “..Emut pentil Dina.. dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! erangku. “..Ooohh.. Din.. nikmatnya bukan main posisi ini..! kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” dia mendengus2. kurasakan kontolnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. om ..keluaar..bareeng..”, erangku lagi. “..iya..Din..aku…udah mau ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam memekku, “..aachh. jepiit kontoolku..yeess.. sshh.. oohh..<a href="http://junqiss.blogspot.com/">nikmaatnya</a>.. memekmu Din..!!” dia mengecretkan pejunya di dalam memekku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun menggelinjang hebat, “..Nggkkh..sshh.. uugghh.. om.. teekeen kontool mas.. sampe mentookkhh..aarrgghh..!! Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai kontolnya, pantatnya, pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali. Seluruh pejunya kuperas dari kontolnya yang sedang terjepit didalam memekku. Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali. “Om, sarapan ini lebih nikmat dari semalem, Dina mau lagi dong”, kataku. Demikianlah hari itu si om menggarap tubuhku dengan penuh napsu sampe aku terkapar saking lemesnya, tapi nikmat buanget deh.<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-1125502853765133772009-09-17T09:12:00.000-07:002009-09-17T09:13:39.560-07:00Wisata Seks di Bali dengan Eni<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Wisata Seks di Bali dengan Eni</span><br />==========================<br />Karya : lilik1990<br /><br /><br />Perkenalkan dulu namaku Tony pegawai Bank swasta di kota Malang. aku mengikuti tour jasa wisata umum di kotaku untuk menuju ke pulau Bali. Bis direncanakan berangkat pukul 17.00 dari tempat jasa wisata tersebut. Peserta berkumpul dan mulai masuk bis yang disediakan dengan nomor kursi yang telah ditetapkan. Peserta kebanyakan kaum muda yang sedang lelah bekerja dan ingin santai menikmati suasana lain di luar kantor.<br /><br />“Permisi, di sini tempat duduk Nomor 6B?”, tanyaku pada seorang wanita yang duduk di sebelah jendela dengan kaca mata hitam yang tetap terpasang di matanya.<br />“Oh iya benar, mari silakan”, jawabnya seraya melepas kacamata serta mengemasi barang-barangnya yang menempati tempat dudukku.<br /><br />Aku taksir, dia berusia sekitar 26 tahun dengan tinggi badan berkisar 165, cukup tinggi tentunya, rambut hitam pekat, kulit putih mulus serta memakai baju yang cukup ketat dengan kancing terbuka sebiji dan warna kontras dengan kulitnya yang putih, alis matanya cukup tebal dan.., ukuran dadanya kuperkirakan 34 dengan cup B seolah akan menyembul keluar, aku menarik nafas dalam-dalam. Aku duduk dengan sedikit basa-basi menanyakan sudah berapa kali dia mengikuti acara seperti ini, dia jawab sering tetapi melalui biro jasa ini masih sekali.<br /><br />Bis berjalan perlahan meninggalkan kota Malang, kami masih asyik berbincang sambil sesekali aku melirik bagian dada yang cukup menantang tersebut, kubayangkan seandainya dada tersebut dapat kuraih, ahh.., Gaya bicaranya yang lugas dan tanpa ditutup-tutupi membuatku betah untuk terus bercakap mulai masalah ringan sampai masalah yang spesifik. Dia bernama Eni.<br /><br />“En.., Sorry ya kamu udah married ya”, tanyaku seenaknya.<br />“Lho kog nanyanya ke situ, emangnya kenapa sih Mas Ton”, rengeknya manja.<br />“Terus kalo aku udah merried kenapa dan kalo belum kenapa kog serius banget sih”, sambungnya sambil tersenyum.<br />“Eh nggak kog cuman nanya aja biar aku tahu siapa kamu, ntar kalo kita akrab aku takut ada yang marah”, jawabku pura-pura bingung.<br />“Aku cerita ya, nanti ganti kamu ya”, aku cuma mengangguk mendengarkan.<br />“Aku kawin muda 18 tahun karena kecelakaan Ton, dan setelah anakku lahir suamiku tidak bertanggung jawab terhadap keluarga, akhirnya aku bercerai dan melanjutkan kuliah sampai selesai dan berusaha sendiri dengan modal yang diberikan orang tuaku, aku bergerak dibidang percetakan, anakku berusia 7 tahun tinggal bersama orang tuaku hanya sesekali saja aku menjenguknya jika rindu, ah.., udah ah jangan diterusin, aku ke sini ini bukan untuk bagi cerita lho, aku pengin santai abis kerja gitu aja.., nah akupun juga demikian nggak pengin tahu kamu lebih jauh yang pentingsaat ini kita satu bis bersama kan”, jawabnya lugas.<br />“Iya deh sorry aku nggak nanya lagi”, sambil kutoleh wajahnya dan tak lupa kucuri pandang ke arah dada yang montok itu.<br /><br />Malam semakin larut aku semakin akrab saja sama Eni, kusodorkan jaketku melihat dia merasa kedinginan karena AC di bis cukup kencang, sedangkan dia memakai pakaian yang cukup minim. Dia menerima dan menutupkan pada bagian depan dadanya. Eni kelihatan mulai mengantuk. Tanpa terasa Eni mulai terlelap dan bersandar di bahuku. Terasa hangat, dengan sedikit keberanian kujulurkan tanganku untuk memeluknya, aku beruntung karena dia tidak menghindariku bahkan semakin menempatkan diri dalam rengkuhanku.<br /><br />Bis sudah memasuki kota Situbondo dan Eni semakin terlelap dalam tidurnya. Sebagai lelaki normal melihat hal seperti ini timbul rasa isengku setelah menyadari bahwa benda lunak di dada Eni menempel pada kulitku, lunak dan lembut apalagi pada waktu bis melewati jalan berliku dan bergelombang gesekan dadanya semakin kuat terasa, aku mulai merasakan ada yang bergerak di dalam celanaku, semakin keras dan keras.<br /><br />Lampu bis dipadamkan dan kulihat bangku disebelah kiriku sudah terlelap juga. Aku mulai mengadakan kegiatan gerilya, dengan perlahan namun pasti kujulurkan tangan kananku yang sedang memeluk ke arah bawah ketiaknya, kusentuh dengan lembut gumpalan daging yang sejak tadi kuincar. Ah.., kenyal dan lembut, Eni menggeliat namun tetap diam, aksiku makin berani melihat kondisi ini, kusingkap perlahan kaosnya dari bawah melalui pinggangnya yang ramping, dengan berani kuraih payudaranya sebelah kanan dengan menyingkap BH-nya, kurasakan ujung payudaranya mengeras, kuusap lembut dan semakin mengeras, dia menggeliat terbangun sedikit mengerang dan berbisik, “Mas.., kamu nakal.., Jangan ah”, pintanya tanpa berusaha melarang lebih lanjut. Kenakalanku semakin menjadi, kucium wajahnya sekilas dia malu dan merunduk, menempelkan wajahnya di dadaku dan merunduk, kulanjutkan usahaku mengusap terus payudaranya yang kenyal.<br /><br />Batang kemaluanku semakin mengeras tampaknya dan dia mengetahui, perlahan dia sentuhkan tangannya ke kemaluanku dan dia menatapku. “Aku.., Aku..”, belum sempat dia bicara, kusorongkan bibirku dan disahutnya dengan mesra. Kulihat sekelilingku masih tetap terlelap dan aku terus meremas payudaranya sambil mempermainkan puting susunya yang semakin mengeras tersebut. Aku semakin menjadi dan merasa aman saja karena bagian dada Eni tertutup dengan jaket hangatku, dan tangan Eni juga tidak diam dengan cekatan dan terampil tanpa komando dielusnya penisku dari luar yang semakin mengeras itu dan aku semakin tak tahan karena geli.<br /><br />Waktu menunjukkan pukul 04.00 sat bis memasuki hotel di Bali, sesuai dengan kamar yang dipersiapkan aku bersebehan dengan kamar Eni, kubantu dia menurunkan barang-barangnya untuk dimasukkan dalam kamarnya.<br /><br />Pada pengangkatan barang yang terakhir dipersilakannya aku duduk dulu, tapi aku sudah tidak sabar lagi, pintu kututup dan kuraih pinggang rampingnya, kusorongkan bibirku dan diraihnya dengan ganas. Aku dan dia saling melumat, tanganku mulai bergerak menangkap gumpalan di dadanya, sambil berjalan kududukkan dia di spring bed sambil kupeluk dan kuraba punggungnya, kini sampailah pada pengait BH, kutarik pengaitnya dan lepas, aku semakin bebas memegang buah dadanya dan dia menggeliat liar sambil mendesis, kancing T-shirt yang dikenakan kutarik sampai lepas dan dengan segera kulepas T-shirtnya. Aku terkagum, kulihat pemandangan yang sungguh menakjubkan gadis berbody bagus dengan dada terbuka tergolek indah, seperti gunung kecil yang mencuat dengan puncak coklat kemerahan manantang, kulit putih mulus dengan memakai celana panjang dia terpejam, mulutku mulai menyusuri wajah turun ke leher dan akhirnya menancap pada ujung payudaranya.., Kuhisap.., terus sambil tak henti-hentinya tanganku meraba pada bagian lain.<br />“Oh.., Mas.., Maass”, erangnya.<br /><br />Tanganku mulai turun ke bawah, kubuka kancing celananya dan perlahan kumasukkan tanganku pada bagian lunak berbulu lebat dan mulai basah. Kuusap dengan lembut, dia tidak menolak bahkan memegang tanganku untuk lebih lama tinggal di tempat basah tersebut. Kumasukkan perlahan jari tanganku.., basah dan semakin basah, dia semakin liar bergerak dan kulihat wajahnya memerah. Tanganku berhenti pada benda kecil yang ada diantara bukit berbulu tersebut, dengan lincahnya kuputar-putar benda kecil yang bernama clitoris dan kudapatkan vaginanya semakin berair.<br /><br />” Aku nggak tahan Mas.., ah.., aahh”, dipeluknya aku erat-erat dan mulutku masih tetap menghisap ujung buah dadanya. Dengan gerak gemulai dia menurunkan seluruh kain yang menempel di tubuhnya, kini semuanya nyata, gadis dengan kulit mulus tanpa cela tergolek mesra di ranjang. Dengan ada bagian hitam legam penuh bulu menarik sekali nampaknya.<br /><br />Ditariknya dengan keras tanganku untuk menjauh dari kemaluannya, dan dengan tiba-tiba dia terbangun, didorongnya perlahan tubuhku sampai telentang dan dia mulai merabaku dengan ganas, ditariknya kancing bajuku, celanaku, semuanya terlepas tinggal celana dalamku saja, kami tersenyum dan dengan perlahan Eni mulai melakukan aksinya, dihisapnya dadaku dan dikecupnya perlahan, dia meraba celana dalamku dari luar pelan dan terasa nikmat, tangannya yang lentik mulai merambah ke dalam celana dalamku dan “Breet”, ditariknya keluar batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri. “Woow”, serunya berdesah, “Belum pernah aku melihat benda yang seperti ini”.<br />Kulirik kemaluaku dengan ujung yang membonggol memerah dan berdenyut keras.<br />“Ini punya manusia apa kuda?”, tanyanya manja.<br />“Punya manusia dengan ukuran kuda”, jawabku terpejam dan pada saat itu pula kulihat ujung kemaluanku sudah masuk dalam mulut Eni. Memang kabarnya sih (nggak GR lho, pada waktu luang aku mencoba mengukur kemaluanku ternyata memiliki panjang 17,5 cm dan lingkarnya cukup segenggaman tangan normal) disedotnya kemaluanku sampai pipinya kelihatan cekung. Mataku terpejam merasakan nikmatnya sedotan Eni. Tanganku meremas rambutnya sambil sesekali kutarik rambutnya. Tidak berhenti sampai di situ saja biji kemaluanku tidak luput dari keganasan mulut Eni, terasa bergerinjal dan licin.<br /><br />Aku mengerang dan Eni semakin gila memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil dengan cepat keluar masuk sampai terlihat otot kemaluanku semakin memerah dan tanganku juga tidak mau diam dengan meraih kemaluan Eni, kukucek dengan jemariku memelintir clitorisnya. Dia mulai memuncak, dipegangnya gagang kemaluanku dan ditutunnya ke dalam liang vaginanya, dia mendudukiku.<br /><br />” Sekarang ya Maass aku nggak kuat.., hoo”, erangnya.<br />Aku diam saja dan, “Brreess”, ditekannya kuat-kuat vaginanya menutupi kemaluanku. Aku geli bukan kepalang, tapi kulirik masih kepala kemaluanku saja yang tenggelam dalam vaginanya, digoyangnya lagi vaginanya perlahan, centi demi centi kemaluanku amblas dilahap vaginanya. Dia menjerit dan mengerang begitu merasakan vaginanya penuh dengan kemaluanku, sesak rasanya kemaluanku tidak dapat bergerak di dalam vaginanya.<br /><br />Kami diam sejenak, aku rasakan kemaluanku seperti dipijat-pijat dan berdenyut, “aahh”, erangku. Eni mulai bergerak maju mundur dan naik turun. Semakin lama semakin cepat disertai erangan manja yang membuat aku semakin terangsang. Kupegang pinggangnya untuk membantu lancarnya gerak kemaluanku mengucek kemaluannya. Dan, “Ooohh.., dengan kuat sekali dia memelukku dengan kaku sambil berteriak histeris.<br />“Ampuun aku nggak kuat mau keluar Ton”, erangnya. Kurasakan semakin licin kemaluanku mengocek kemaluannya. Dipeluknya aku erat-erat dan kurasakan adanya kuku yang menancap di punggungku.<br /><br />“Jangan gerak dulu Ton aku nggaak kuat..”, pintanya.<br />Kudiamkan kemaluanku tetap bersembunyi di vaginanya. Tidak lama kemudian dia lemas dan telentang, kulihat kemaluanku masih tegak berdiri dan siap menghunjam. Kuambil handuk dan kuusapkan pada vaginanya yang basah. Setelah kering kucoba memberikan rangsangan dengan membiarkan mulutku menjilatinya. Dan ajaib, Eni mulai terangsang lagi, Eni menggeliat begitu lidahku mempermainkan clitorisnya, kugigit kecil dan kudengarkan suara teriakannya semakin menjadi.<br /><br />Disorongkan pantatnya dan hidungku ambles ke lubangnya, tercium bau segar vaginanya dan batang kemlauanku semakin keras memerah. Aku berdiri dengan memegang batang kemaluanku, kusibak rambut di seputar kemaluan Eni dan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku menyodok clitorisnya, dia semakin menggila. Kutuntun pelan-pelan dan tidak seperti pertama tadi, batang kemaluanku lebih mudah menerobos vagina Eni yang sudah mulai membanjir itu.<br /><br />Dengan lancar mulai kugerakkan keluar masuk ke vaginanya, Eni menggoyangkan pantatnya mengimbangi permainanku sembari tangannya menggapai punggungku dan sesekali desisan suaranya menambah rangsanganku.<br />“Teruus.., Toon,.. aahh”.<br />“Yaahh.<br />“Ahh.<br /><br /><br />Semakin lama semakin kurasakan mudah menggoyang kemaluanku dan terasa berkecipak suara beradunya vagina Eni dan kemaluanku. Kepalaku mulai hangat dan kemaluanku mulai meregang.<br />“Enn.., aahh.<br />“Apa Ton.<br />“Aku nggak kuat En.., Mau keluar.<br />“Aku sudah tiga kali Ton.., Tapi sebentar Ton.<br /><br />Tiba-tiba ditariknya batang kemaluanku dan dikocok sambil mulutnya menghisap ujung kemaluanku, dengan rakusnya ditarik dan dimasukkan secara cepat kemaluanku pada mulutnya yang mungil dan tak henti-hentinya dia berguman, aku semakin geli dan geli, “aahh”, sesaat kemudian, “Srreett”, kurasakan ada sesuatu zat yang keluar dari kemaluanku dan tidak disia-siakan oleh mulut Eni, dihisap dan hisap terus, tak terasa mulut Eni penuh dengan tumpahan air maniku bahkan ada beberapa yang sampai ke pipinya. Dia tersenyum, dibersihkannya kemaluanku dengan mulutnya sambil terus diciumi tanpa henti dan pecah rasanya kepalaku menahan geli yang tidak terkira.<br /><br />Aku tergeletak tak berdaya dengan keringat mengucur dari setiap centi tubuhku. Dipeluk, dikecupnya tubuhku oleh Eni. Dipegangnya kemaluanku yang mulai mengecil dan diciumnya kembali.<br />“Aahh.., sudah dulu ah.., aku masih payah”, pintaku manja.<br />“Enggak kog aku cuma membersiin yang tadi saja, ini masih ada sisanya kog”, sambil terus melumat kemaluanku dan menghisapnya hingga bersih.<br />“Terima kasih ya Ton.., kamu hebat”.<br />Kuusap rambut dan tubuhnya yang polos, “Ah.., sama saja, aku belum pernah merasakan hal yang heboh seperti ini”.<br /><br />Paginya rombongan melanjutkan perjalanan ke obyek wisata dan aku tidak lepas-lepas mengamit lengan Eni dan dia bergelayut dengan manja.<br /><br />Sepulang dari wisata Bali petualangan seks-ku dengan Eni terus berlanjut sampai Eni melangsungkan pernikahan. Sejak menikah kami tidak pernah lagi bertemu, karena Eni sekarang tidak lagi ada di kotaku.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-3948072823807990022009-09-17T09:07:00.001-07:002009-09-17T09:10:04.025-07:00Suamiku ingin Thressome<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Suamiku ingin Thressome</span><br />======================<br />Karya : lilik1990<br /><br />Namaku Yulia dan biasa dipanggil dengan Lia, aku sudah menikah kira-kira 3 tahun. Saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sedikit gambaran fisik tentang diriku, umur saat ini 25 tahun, berkulit putih, berambut lurus sepundak, dengan payudara yang sekal, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk badan dan kedua bongkahan pantatku yang indah. Secara umum, cukup seksi.<br /><br />Telah lama suamiku mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks threesome atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain. Biasanya, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan fantasinya. Fantasi yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku. Sekedar informasi, aku memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, suamiku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali, belum lagi ukuran penisnya yang pas-pasan. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam kemudian penisnya bisa ereksi lagi, umumnya dia merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya, biasanya ketika aku minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling banter dia melakukannya dengan tangan, atau membantu bermasturbasi dengan dildo. Walaupun demikian selama ini aku berusaha untuk bisa merasa puas dengan cara tersebut.<br /><br />Setelah sekian lama dia mempunyai fantasi tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan fantasi tersebut. Pada awalnya aku kira dia cuma bercanda. Namun dia selalu mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, "Ya aku serius!" Terus aku tanya lagi bahwa apakah nanti dia masih akan tetap sayang sama aku, dia jawab "Ya! aku akan tetap menyayangimu sepenuh hati, sama seperti sekarang." Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya.<br /><br />Di lain keadaan hal ini membawa dampak juga terhadap diriku. Secara terus terang aku pun terkadang merasa kurang mendapat kepuasan dalam hubungan suami istri. Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, terutama di pagi hari apabila malamnya kami melakukan hubungan intim dan suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna. Oleh karena itu suamiku membeli sebuah alat vibrator. Suamiku mengatakan alat itu mungkin secara tidak langsung dapat membantu kami untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan suami istri. Pada mulanya aku memakai alat itu sebagai simulator sebelum kami berhubungan badan. Akan tetapi lama kelamaan secara diam-diam aku sering pergunakan alat tersebut sendirian di pagi hari untuk menyalurkan hasrat kewanitaanku yang aku rasakan semakin meluap-luap.<br /><br />Rupanya fantasi seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar fantasi saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan. Selama ini suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan fantasinya. Apabila aku menolaknya atau tidak mau membicarakan hal tersebut. Gairah seks-nya pun semakin bertambah turun. Aku berpikir bahwa aku harus membantu suamiku walaupun merasa tidak enak. Oleh karena itu aku mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutegaskan kepada suamiku bahwa aku mau melakukan hal itu hanya untuk sekali ini saja.<br /><br />"Aku telah mengundang Lyan untuk makan malam di sini malam ini," kata suamiku di suatu hari Sabtu. Aku agak terkesiap mendengar kata-kata suamiku itu. Aku berfirasat bahwa suamiku akan memintaku untuk mewujudkan niatnya bersama dia, karena Lyan adalah salah seorang yang sering disebut-sebut oleh suamiku sebagai salah satu orang yang katanya cocok untuk diriku dalam melaksanakan fantasi seksual-nya. Memang selama ini sudah ada beberapa nama kawan-kawan suamiku maupun kenalanku sendiri yang disodorkan kepadaku yang dianggap cocok untuk melakukan hubungan seks denganku, salah seorangnya adalah Lyan. Akan tetapi sejauh ini aku masih belum menanggapi secara serius tawaran dari suamiku tersebut dan juga kebetulan kami tidak mempunyai kesempatan yang baik untuk itu.<br /><br />Lyan adalah salah seorang mantanku semasa SMA dan suamiku pun kenal baik dengan dia. Secara terus terang memang kuakui juga penampilan Lyan tidak mengecewakan. Bentuk tubuhnya pun lebih kekar dan atletis dari tubuh suamiku. Walaupun Lyan adalah mantanku tetapi selama kami berpacaran dulu Lyan sama sekali tidak pernah menyentuhku, memang dulu kami tidak memiliki waktu luang untuk pacaran karena kami pacaran ketika menjelang EBTANAS, dan setelah itu sibuk masing masing untuk persiapan masuk universitas, kemudian putus.<br /><br />Ketika Lyan datang, aku sedang merapikan wajahku dan memilih gaun yang agak seksi sebagaimana anjuran suamiku agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kudapati gaun yang kukenakan terlihat agak ketat melekat di tubuhku sehingga bentuk lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Buah dadaku kelihatan menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah. Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin akhirnya aku jadi agak tertarik juga memperhatikan penampilan keseluruhan bentuk tubuhku. Kudapati bentuk keseluruhan tubuhku masih tetap ramping dan seimbang. Buah dadaku yang subur juga kelihatan masih sangat kenyal dan berisi. Demikian pula bentuk pantatku kelihatan agak menonjol penuh dengan daging yang lembut namun terasa kenyal. Ditambah lagi kulitku yang memang putih bersih tanpa adanya cacat keriput di sana-sini membuat bentuk keseluruhan tubuhnya menjadi sangat sempurna.<br /><br />Melihat penampilan keseluruhan bentuk tubuhku itu secara terus terang timbul naluri kewanitaanku bahwa aku bangga akan bentuk tubuhku. Oleh sebab itu aku berpikir pantas saja suamiku mempunyai imajinasi yang sedemikian terhadap laki-laki yang memandang tubuhku karena bentuk tubuhku ini memang menggiurkan selera kaum pria.Setelah makan malam suamiku dan Lyan duduk mengobrol di taman belakang rumahku dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir.<br /><br />Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu benar-benar hanya tinggal kami bertiga saja di rumah. Kedua pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumah masing-masing. Ketika hari telah menjelang larut malam dan udara mulai terasa dingin tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. "Aku telah bicara dengan Lyan mengenai rencana kita. Dia setuju dan malam ini dia akan menginap di sini. Tapi walaupun demikian kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hubungan seks dengannya apabila memang suasana hatimu memang belum berkenan, kuserahkan keputusan itu sepenuhnya kepadamu!" bisik suamiku selanjutnya.<br /><br />Mendengar bisikan suamiku itu aku diam saja. Aku tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Aku merasa sudah berputus asa bahkan aku merasa benar-benar nekat menantang kemauan suamiku itu. Aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan menyesal bahwa istrinya telah dinikmati orang lain? Atau setidak-tidaknya seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia telah dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain.<br /><br />Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan siap untuk pergi tidur. Secara demonstratif aku memakai baju tidur nylon yang tipis tanpa BH sehingga buah dadaku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Lyan agak terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera dapat menguasai dirinya kembali dan suamiku langsung berkata kepadaku, "Ayo..!" kata suamiku dengan wajah yang berseri-seri dan semangat yang tinggi suamiku mengajak kami segera masuk ke kamar tidur.<br /><br />Setelah lama terdiam akhirnya suamiku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh payudaraku dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Lyan mulai mengelus-elus pahaku yang telah terbuka, karena dasterku telah terangkat ke atas.Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Sebenarnya aku tetap masih merasa risih tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki lain apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur nylon yang tipis dan tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus berusaha tetap tenang agar keinginan suamiku dapat terwujud dengan baik.<br /><br />Kemudian Lyan menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku (bagian yang paling sensitif bagiku). Setelah itu suamiku berbisik di telingaku, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Sekarang Lyan mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap payudaraku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Lyan yang berada di payudaraku disisipkan pada belahan daster yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingku yang telah mengeras.<br /><br />Lyan mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Saat itu separuh tubuhku masih belum total terhanyut tetapi ternyata Lyan jagoan juga dan dalam waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan aktivitasnya. Kini Lyan berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yang berarti celana dalamku telah dilepas. Lyan menelanjangi diriku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yang menutupi tubuhku.<br /><br />Aku hanya dapat memejamkan mata dan pasrah saja menahan perasaan malu bercampur gejolak dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi di hadapan suamiku sendiri. Kemudian dia menelentangi tubuhku dan menatap dengan penuh selera tubuhku yang telah berpolos bugil sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Seumur hidupku, aku belum pernah bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Lyan.<br /><br />Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kemaluan Lyan yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Lyan terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Lyan ini. Kemudian Lyan menarik tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kemaluan Lyan yang telah tegang itu. Aku langsung tersentak ketika terpegang senjata Lyan yang tampaknya besar itu.<br /><br />Suamiku kelihatan benar-benar menikmati adegan tersebut. Tanpa berkedip dia menyaksikan bagaimana tubuh istrinya digarap dan dinikmati habis-habisan oleh laki-laki lain. Sebagai seorang wanita normal keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Lyan di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang belum pernah kurasakan selama ini. Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Lyan berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat.<br /><br />Kini Lyan berada dalam keadaan bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat menyaksikan ukuran alat kejantanan Lyan yang telah menjadi tegang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran alat kejantanan suamiku yang mungkin cuma setengahnya. Bentuknya pun agak berlainan.<br /><br />Aku sangat terkejut melihat kemaluan Lyan yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu yang sepertinya hanya ada di film-film BF saja. Batang penisnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kompak (ini istilahku!), penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kemaluannya. Kemudian dia menyodorkan alat kejantanannya tersebut ke hadapan wajahku.<br /><br />Sesaat aku menoleh ke arah suamiku, aku tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Lyan yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.Secara reflek aku segera menggenggam alat kejantanannya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. Aku tidak pernah membayangkan selama ini bahwa aku akan pernah memegang alat kejantanan seorang laki-laki lain di hadapan suamiku.<br /><br />Dengan penuh keragu-raguan aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati bagian dari adegan itu tanpa memikirkan perasaanku sebagai istrinya yang sedang digarap habis-habisan oleh seorang laki-laki lain, yang juga merupakan bekas pacarku. Dalam hatiku tiba-tiba muncul perasaan geram terhadap suamiku, sehingga dengan demonstratif kuraih alat kejantanan Lyan itu ke dalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya.Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati alat kejantanan itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku. Kuluman dan hisapanku itu membuat alat kejantanan Lyan yang memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi.<br /><br />Di lain keadaan dari alat kejantanan Lyan yang sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yang khas yang belum pernah kurasakan selama ini. Aroma itu menimbulkan suatu rasa sensasional dalam diriku dan liang kewanitaanku mulai terasa menjadi liar hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap alat kejantanan itu lebih hebat lagi secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya membuat Lyan tidak tahan lagi. Dengan keras dia menghentakkan tubuhku dalam posisi telentang di atas tempat tidur. Aku pun kini semakin nekat dan pasrah untuk melayaninya.<br /><br />Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. "Yan..." aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, Lyan berbisik, "Ssttt... kamu diam saja, nikmati saja!" katanya sambil dengan kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan kemaluanku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan kemaluanku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir-bibir kemaluanku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala kemaluannya. Tetapi pengaruh yang lebih besar ialah aku merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu.<br /><br />Beberapa saat Lyan melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainannya. Lyan menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kemaluannya tepat di antara bibir kemaluanku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang kemaluanku. Aku benar-benar menanti tusukannya. Oh.. God... please! Tidak ada siksaan yang lebih membuat wanita menderita selain dalam kondisiku itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Lyan dan barangnya yang besar panjang. Ada rasa takut, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos barang yang lebih besar, lebih panjang, "Ooouugghhh," tak sabar aku menunggunya.<br /><br />Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir-bibir kemaluanku. Dan yang dahsyat lagi aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Aku mulai sedikit panik karena tidak mengira akan sejauh ini tetapi tentu saja aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku sendiri yang memulainya tadi dan juga aku sangat mengaguminya.Perlahan-lahan Lyan mulai memasukkan penisnya ke vaginaku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir vaginaku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vaginaku yang kecil. Tangan Lyan yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang diarahkan masuk ke dalam vagina.<br /><br />Pada saat Lyan mulai menekan penisnya, aku menjerit tertahan, "Aduuhh... sakiiitt... Yann..., pelan-pelan... doong." Lyan agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Lyan melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan penisnya. Sementara itu batang kemaluan Lyan mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam liang kemaluanku. Aku benar-benar tergial ketika merasakan kepala kemaluannya mulai melalui liang kemaluanku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Lyan sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.<br /><br />Aku mulai merasakan perasaan penuh di kemaluanku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu masuk ke dalam liangnya. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Lyan ketika seluruh batang itu amblas masuk. Aku sendiri tidak mengira batang sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk seluruhnya. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sesaat keherananku yang sama muncul ketika melihat film biru di mana adegannya seorang cewek berada di atas cowoknya dan bisa bergerak naik-turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh batang kemaluannya yang besar itu masuk, bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman.<br /><br />Saat itu seluruh batang kemaluan Lyan telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang kemaluanku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang kemaluan Lyan. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan alat kejantanan Lyan itu menerobos ke dalam liang kemaluanku dan menyentuh leher rahimku. Aku terlonjak bukan karena alat kejantanan itu merupakan alat kejantanan dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain alat kejantanan suamiku, akan tetapi lebih disebabkan aku merasakan alat kejantanan Lyan memang terasa lebih istimewa daripada alat kejantanan suamiku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.<br /><br />Selama hidupku memang aku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain selain suamiku sendiri dan keadaan ini membuatku berpikiran lain. Aku tidak menyangka ukuran alat kejantanan seorang laki-laki sangat berpengaruh sekali terhadap kenikmatan seks seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Lyan erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Lyan. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Lyan menarik kemaluannya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkannya secara tiba-tiba itu.<br /><br />Begitulah beberapa kali Lyan melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang terdalamku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang kemaluanku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kemaluan Lyan yang seperti akar-akar yang menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau bersenggama semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Lyan seperti menemukan sebuah irama gerakan yang konstan tidak cepat dan tidak lambat.<br /><br />Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kemaluannya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.<br /><br />Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kudapati suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Lyan. Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali geram di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Lyan sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah film biru. Keadaan ini tiba-tiba membuatku merasakan ada suatu kepuasan dalam diriku. Hal itu bukan saja disebabkan oleh kenikmatan seks yang sedang kualami bersama Lyan, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain yaitu aku telah dapat melampiaskan rasa kesalku terhadap suamiku. Suamiku menghendakiku berhubungan seks dengan laki-laki lain dan malam ini kulaksanakan sepuas-puasnya, sehingga malam ini aku bukan seperti aku yang dulu lagi. Diriku sudah tidak murni lagi karena dalam tubuhku telah hadir tubuh laki-laki lain selain suamiku.<br /><br />Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba Lyan menghentikan gerakannya dan mengeluarkan alat kejantanannya yang masih berdiri dengan tegar dari liang kenikmatanku. Kupikir dia telah mengalami ejakulasi dini. Pada mulanya aku agak kecewa juga karena aku sendiri belum merasakan apa-apa. Bahkan aku tidak merasakan adanya sperma yang tumpah dalam rahimku. Akan tetapi rupanya dugaanku salah, kulihat alat kejantanannya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya. Lyan menghentikan persetubuhannya karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk meneruskan hubungan seks tersebut. Kini dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri.<br /><br />Suamiku dengan segera menggantikan Lyan dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian hebat dan bernyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan tubuhnya ke tubuhku. Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Lyan, maka ketika suamiku menghunjamkan alat kejantanannya ke dalam liang kenikmatanku, kurasakan alat kejantanan suamiku itu kini terasa hambar. Kurasakan otot-otot liang senggamaku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit alat kejantanan itu sebagaimana ketika alat kejantanan Lyan yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar liang senggamaku. Alat kejantanan suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam liang senggamaku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam liang senggamaku yang kini telah pernah diterobos oleh sesuatu benda yang lebih besar.<br /><br />Di lain keadaan mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia mengayunkan tubuhnya di atas tubuhku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena alat kejantanan suamiku tidak berada dalam liang kewanitaanku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar liang kewanitaanku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan kemaluan sampai ke sela pahaku basah kuyub dengan cairan sperma suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku.<br /><br />Sementara itu aku masih dalam keadaan liar. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku belum sempat mengalami puncak ejakulasi sama sekali semenjak disetubuhi oleh Lyan. Oleh karena itu sambil mengerang-erang kecil aku raih alat kejantanan suamiku itu dan meremas-remasnya dengan kuat agar dapat segera tegang kembali. Akan tetapi setelah berkali-kali kulakukan usahaku itu tidak membawa hasil. Alat kejantanan suamiku malahan semakin layu sehingga akhirnya aku benar-benar kewalahan dan membiarkan dia tergolek tanpa daya di tempat tidur. Selanjutnya tanpa ampun suamiku tertidur dengan nyenyak dalam keadaan tidak berdaya sama sekali.<br /><br />Aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat menuju kamar mandi yang memang menyatu dengan kamar tidurku untuk membersihkan cairan sperma suamiku yang melumuri tubuhku. Kemudian tiba-tiba Lyan yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat langsung memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Lyan menyetubuhi diriku dari belakang dengan garangnya sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Lyan menarik alat kejantanannya dari liang senggamaku, seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan liang kenikmatanku berdenyut agak aneh dalam suatu gerakan liar yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami selama ini. Aku kini tidak dapat tidur walaupun barusan aku telah mengalami orgasme bersama Lyan.<br /><br />Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Lyan yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dari tempat tidur dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Bagaikan didorong oleh suatu kekuatan hipnostisme yang besar, aku mengikuti Lyan ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu. Memang saat itu aku merasa diriku seakan berada dalam suatu suasana yang mirip pada saat aku mengalami malam pengantinku yang pertama. Sambil mendekap diriku Lyan terus-menerus menciumiku sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Dan tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.<br /><br />Tidak berapa lama kemudian Lyan membalikkan tubuhku sehingga kini aku berada di posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih alat kejantanannya dan memandunya ke arah liang senggamaku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Lyan dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu Lyan dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan semakin cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Lyan dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.<br /><br />Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Lyan. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuh Lyan, tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga liang kenikmatanku yang telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Lyan mengacungkan alat kejantanannya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah liang kewanitaanku dan menghunjamkan kembali alat kejantanannya tersebut ke tubuhku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika alat kejantanan Lyan mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam liang senggamaku.<br /><br />Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya alat kejantanan Lyan yang semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas tubuhku. Aku merasakan betapa liang kewanitaanku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap alat kejantanan Lyan yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kemaluan Lyan tegar dan perkasa itu menghujam lubang kemaluanku.<br /><br />Akhirnya kulihat Lyan tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam tubuhku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu alat kejantanannya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang kewanitaanku sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam tubuhku sampai titik penghabisan. Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu.<br /><br />Selama kami tergolek, alat kejantanan Lyan masih tetap terbenam dalam tubuhku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Lyan mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.<br /><br />Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat alat kejantanan Lyan mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Lyan segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai menyetubuhi diriku kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.<br /><br />Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Lyan sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak ejakulasi kami secara bersamaan. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.<br /><br />Semenjak pengalaman kami malam itu, suamiku tidak mempermasalahkan lagi soal fantasi seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Namun apa yang kurasakan bersama suamiku secara kualitas kurasakan tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Lyan. Kuakui malam itu Lyan memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan seksual yang luar biasa hebatnya yang belum pernah kualami bersama suamiku selama ini.<br /><br />Walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Lyan masih tetap saja kelihatan bugar. Alat kejantanannya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk liang kewanitaanku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun alat kejantanan Lyan masih tetap tegar bertahan. Memang secara terus terang kuakui bahwa selama melakukan hubungan seks dengan suamiku beberapa bulan belakangan itu, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga secara terus terang setelah hubungan kami yang pertama di malam itu kami masih tetap berhubungan tanpa sepengetahuan suamiku.<br /><br />Awalnya di suatu pagi Lyan berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta tolong kepadaku untuk menyalurkan kebutuhan seksnya. Mulanya aku ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi anehnya aku tidak kuasa untuk menolak permintaan tersebut. Sehingga kubiarkan saja dia melepaskan hasrat birahinya. Hubungan itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.<br /><br />Ketika kami berhubungan seks secara terburu-buru di suatu ruangan terbuka kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Lyan semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Lyan sering membuat suatu pertemuan sendiri di luar rumah. Melakukan hubungan seks yang liar di luar rumah, baik di kamar cottage ataupun di kamar hotel, bahkan di rumahku ketika suamiku tidak ada di rumah. Kami saling mengisi kebutuhan jasmani masing-masing dalam adegan-adegan sebagaimana yang pernah kami lakukan di kamar tidurku di malam itu, dan sudah barang tentu perbedaannya kali ini adegan-adegan tersebut kini kami lakukan tanpa dihadiri dan tanpa diketahui oleh suamiku.<br /><br />Sebagai wanita yang sehat dan normal, aku tidak menyangkal bahwa berkat anjuran suamiku malam itu aku telah mendapatkan makna lain dari kenikmatan hubungan seksual yang hakiki walaupun hal itu pada akhirnya kuperoleh dari mantan pacarku, mungkin aku agak menyesal kenapa dulu tidak melanjutkan hubunganku dengan Lyan yang mungkin masih dapat bersatu lagi kalau saja aku tidak merasa gengsi untuk kembali padanya walaupun ada kesempatan setelah dia putus dengan pacarnya. Tapi akhirnya aku dapat melanjutkannya sekarang, memang kalau sudah jodoh tak akan lari ke mana.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-87625906612891767392009-09-17T09:01:00.001-07:002009-09-17T09:01:38.537-07:00Antara aku, anty istriku dan wanita panggilan<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Antara aku, anty istriku dan wanita panggilan</span><br />=======================================<br />Karya : daguy<br /><br /><br />Istriku memang luar biasa, dengan paras cantik dan tubuh yang luar biasa sexy. Sungguh beruntung aku menikahinya dulu, seperti cerita yang sudah aku ceritakan di cerita sebelumnya, aku menikahi anty dengan status janda dengan satu anak, namun meskipun sudah memilikii anak tapi tubuh istriku sangat sempurna, bahkan tidak tampak seperti yang sudah punya anak.<br /><br />Pernikahan kami saat itu masih berusia kurang lebih sekitar 6 bulan, dan eksplorasi sex sudah kami lakukan dengan berbagai macam variasi, memuaskan dan senyum selalu mewarnai suasana setelah kami berhubungan sex. Namun suatu hari, saat kami melakukan hubungan sex di salah satu villa di daerah lembang, waktu itu kami melakukannya di kamar atas dan pada saat melakukan gaya dengan doggy style, menghadap kaca dan pintu yang dibiarkan terbuka agar udara segar bisa masuk, pemandangan sangat indah, bukit-bukit dan beberapa villa lainnya, waktu itu di salah satu villa ada sekelompok anak abg yang sedang menginap juga berpasangan sepertinya, sambil mendesah anty melihat sepasang dari anak abg tadi sedang berciuman di teras villa dimana anak laki2 nya meremas tete anak perempuannya, sambil terengah dan mendesah anty berbicara “akhh,. Sayang..ahkhh, liat mereka sayang..akhhh... mereka melakukannya diluar villa,, awhh” “iya sayang,, awhhhh…” aku jawab tanpa memperhatikan anak abg tadi, yang aku perhatikan hanya pantat istriku yang sangat indah. Sampai akhir nya istriku mengalami big O dan menjerit nikmat, kemudian diikuti aku yang mendapat big O, dan aku keluarkan di mulut istriku, dikulumnya sampai bersih dan membuat kontolku ngilu.<br /><br />Tapi bukan cerita sex itu yang akan aku ceritakan, setelah aktifitas sex yang tadi aku ceritakan, aku memeluk istriku erat dan seperti biasa kami berbincang dan bercanda, lalu pandangan istriku menatap mataku dan berkata “ sayang, apa yang sudah aku berikan buat kmu?”, aku terheran mendengarkan istriku “ hah? Kamu sudah berikan segalanya buatku sayang, cinta, sayang, kesetiaan dan banyak lainnya”. Istriku hanya tersenyum, kemudian menciumku dan saat itu kulihat istriku menitikan air mata dan kemudian kembali menjawab “ aku menikah denganmu setelah aku menikah dengan orang lain terlebih dahulu Edwin, kamu tidak pernah merasakan tubuh lain selain tubuhku ini, sementara aku pernah menikmati dan dinimati orang lain”. Kemudian kurasakan istriku memeluku lebih erat “ aku hanya ingin adil win, aku ingin kamu merasakan juga tubuh orang lain agar bsa merasakan tubuhku lebih nikmat lagi, karena aku merasakan bahwa kamu lebih memuaskanku daripada mantan suamiku”. Saat itu aku berfikir bahwa istriku ingin aku membandingkan pelayanan sex nya dengan orang lain, “tidak anty-ku sayang, aku hanya ingin kamu, dan aku tidak ingin merasakan tubuh yang orang lain” sebelum aku selesai berucap, anty sudah memotongku “ please sayang, aku yang ingin, lakukan lah agar aku merasa lega karena seperti hutangku terbayar”. Saat itu kami terus membahas mengenai keinginan anty agar aku berhubungan sex dengan orang lain, alasan demi alasan di utarakan sampai suatu ketika “ gini deh sayang, kmu melakukan sex dengan orang lain selain aku dan agar kamu ga ngerasa risih, aku akan menyaksikan kamu melakukannya agar kamu tahu bahwa aku tidak akn merasa cemburu dan keberatan akan semuanya” anty menjawab dengan wajah ceria dan memanja sambil mencium bibirku setelah berucap seperti itu, “ hmm ga tau ya sayang, aku ga yakin” jawabku sambil tatapanku mentap wajah memanja istriku saat itu, ga tega rasanya. “ kita coba deh ya sayang, sebentar aku telpon seseorang “ anty menjawab sambil berdiri mengambil handphone, berdiri tanpa mengenakan baju dalam hati aku berkata, “bagaimana bsa aku mendapat kepuasan dari orang lain apabila istriku saja memiliki tubuh yang sempurna seperti ini”.<br /><br />“udah melamunnya sayang?” istriku berucap sambil menindihku dan menciumi bibirku. “gini sayang, aku udah telpon seseorang biar dikirim seorang gadis panggilan kesini besok pagi” anty berbicara sambil terus menciumiku, kemudian aku menghentikan ciumannya dan berkata “ secepat ini sayang? Kenapa ga***” belum selesai bicara anty menciumku dalam dan berkata “ mumpung kita lagi berlibur dan anak kita lagi sama c nenek, coba aja dulu kalo ga bsa juga ya ga masalah kan”. Aku bingung dan mencari alasan “ kok gadis panggilan sayang?”, “sayang, dia ini bukan gadis panggilan sembarangan, nanti kamu liat aja sendiri namanya tiffany dan sengaja gadis panggilan agar lebih professional so aku ga perlu takut kamu bakalan selingkuh sama dia dibelakangku, hehe” istriku senyum kecil seolah ini semua masalah yang sepele. –skip-<br />Keesokan harinya pagi hari, aku membuka mataku tanpa ada istriku, biasanya aku terbangun pagi hari karna istriku sudah menghisap kontolku. Heran, kemudian aku bangun dari tempat tidur mencari istriku yang ternyata sedang menyiapkan makanan buat sarapanku “morning honey, knapa ga bangunin aku” sambil memeluk istriku dan menciuminya dari belakang saat dia menata meja makan, waktu itu istriku masih memakai silk kimono pendek, g-string dan tanpa bra. “karna kamu butuh istirahat sayang, udah kita sarapan yuk” sambil tangan kananya meraih tengkuk aku dan membalas ciuman mesraku.<br />Setelah selesai sarapan kami mandi dan seperti biasa jika kami mandi bersama maka sex on the bathroom rajin kami lakukan. Setelah selesai, dan saat itu kami belum mengenakan pakaian lengkap, hanya kimono dan pakaian dalam kami,<br /><br />tiba-tiba ada yang membunyikan bel “nah itu dia dateng sayang, c’mon kta samperin yuk” istriku berkata sambil menarik tanganku menuju ruang tamu. “ hallo pagi, dengan ibu anty ?” sesorang yang berparas cantik, putih dengan rambut yang diikat, memakai kaca mata hitam, tinggi badannya kira-kira 170 cm, dengan lekuk tubuh yang terlihat jelas di bajunya yang menggunakan kaos tank-top yang di bungkus dengan cardigans, celana jeans selutut dan sandal teplek yang berkesan santai. “ iya saya anty, dan ini suami saya Edwin “, “hallo saya tiffany” sambil mengulurkan tangannya, dan aku jabat tangannya itu, lembut. Ngobrol-ngobrol di balkon atas sambil menikmati hot chocholate, ternyata tiffany ini berusia 22 tahun, dan seorang mahasiswa di salah satu akademi sekretasis di bandung, menjadi high class call girl baru sekitar 6 bulan ini. –skip-<br />Rencananya kita akan melakukan hubungan sex didepan istriku sendiri nanti menjelang sore, siang itu kami hanya mengakrabkan diri sambil berkeliling di area villa dan jalan-jalan ke daerah wisata setempat, di jalan istriku mulai bicara menyerempet2 “ fan, suamiku ini hebat loh sambil mengusap pahaku “ saat itu aku hanya senyum saja, “oh iya? Beruntung juga dong mbak anty bsa dapetin suami yang hebat “ sambil tersenyum dan matanya melihatku di spion tengah mobil, saat itu fanny sudah tidak mengenakan baju yang tadi pagi dia pakai, dia hanya menggunakan hot pants, dan baju longgar sehingga bisa tergambar tete nya yang berukuran besar (kira-kira sama dengan istriku) dan masih menantang, dan saat pembicaraan itu, fanny yang asalnya bersender di jok belakang kemudian beranjak mendekati kami, dan mulai mengusap pahaku “oh my god” anak ini berani banget dalam hatiku, saat aku menoleh ternyata fany sedang mencium tengkuk istriku, sangat-sangat dan sangat liar “ fan, cukup fan dilihat orang nanti” kata anty sambil tersenggal merasakan ciuman ditengkuknya, biasanya istriku suka banget ciumi aku saat di mobil tanpa perduli ada orang yang memperhatikan kami. Fanny kemudian menghentikan nya dan sambil tersenyum “ iya deh, okay. Kita tunggu sampai di villa yah” tapi tangan nya masih memegang pahaku dan ternyata sudah mengelus kontolku dari luar celana pendek yang aku kenakan.<br /><br />Ketika kita sudah kembali ke villa, dan masuk ke rumah, fanny sudah mulai berlaku nakal, di mengempaskan badannya di sofa ruang tamu, mengangkat kaki nya seraya di rapatkan “ gimana pantatku ga kalah sama mbak anty kan mas “ aku dan istriku tersenyum, anty berbisik di telingaku “ cobain yah sayang”. “kalian koq malah bisik2” fanny mendekati kami dan tiba-tiba dia menciumku di depan istriku sendiri, mulanya aku hanya diam saja sambil melihat ke arah istriku yang tersenyum sambil mengisyaratkan “ go ahead…” aku lalu membalas ciumannya dengan penuh nafsuv (secara gitu kucing di kasih daging), tangan anty melingkat di pundaku, sementara tangan ku sudah mulai meremas bongkahan pantat nya yang masih kencang. “emh..emhkk, akh” desahan mulai terdengar dari mulut mungil fanny ketika aku menciumi lehernya yang jenjang, sementara istriku memperhatikanku di sofa. Fanny yang memang ditugaskan oleh istriku untuk memuaskanku, mulai memegang kontolku yang sudah mengeras dan langsung dikeluarkannya “ emh, besar mas…emhh..akhh..slruppp” tanpa menunggu lama anty menghisap dan menjilat kontolku, dan nakalnya fanny dia menghisap kontolku sambil meremas tete dan sesekali mengusap-ngusap memeknya sendiri sambil matanya menatap dalam kepada istriku. Saat itu istriku mulai ga keruan duduknya, gelisah kuperhatikan istriku mulai menyentuh tubuhnya sendiri, meski hanya dari luar bajunya, tapi short dress yang biasa dipakai istriku sangat tipis, lekuk tubuhnya yang tetap terindah buatku menjadi semakin terlihat. Aku mengangkat tubuh fanny, aku buka baju longgar nya dan kuturunkan hot pants nya, terlihatlah bra renda yang sexy dengan g-string yang juga berenda dan dua-dua nya berwarna merah, aku balikan tubuh fanny dan aku posisikan dia menungging sambiil berpegangan ke meja, kemudian aku mulai menciumi pantatnya sambil aku mainkan jariku di belahan memeknya yang masih tertutup g-string, aku melihat istriku dengan tanpa merasa risih mulai meremas tete nya dan mulai memainkan jarinya di memek dan mendesah-mendesah kecil.<br />Perlahan aku menurunkan g-string yang dipakai fanny, aku lihat memek yang putih, mulus, indah. Tak heran aku dia menjadi high class call girl, aku keluarkan lidahku dan mulai ku jilat lembut permukaan memeknya, fany mendesah tertahan “awhhh,,,sshhh…akhhh mas, akhh” fany menggigit bibirnya sendiri sambil menatap anty istriku yang juga mulai menikmati suasana ini, anty dengan mata memejam, meremas tete nya dan mulai memainkan itilnya, karena g-string istriku sudah di kepinggirkan. Semakin lama jilatanku di memek fany semakin liar, tak sadar aku menjilati lubang pantatnya dan ternyata fanny merasakan kenikmatan yang diinginkannya “ nah, itu mass. Awhhh..akhhh” lidahku mulai membasahi lubangnya dan kutekan di lubangnya fany menjerit “akkhhhhhh,, mas….akhhhh” setelah basah, aku mulai menghentikan jilatanku, berdiri di belakang pantat fany yang ga kalah bulat disbanding dengan istriku, aku mengarahkan kontolku ke lubang memeknya, ketika kumasukan ternyata lubang memeknya masih sempit, fany memekin “awhhhh,,,,hupphh,,,ehh…aaaaahhhhhhh” semua batang kontolku kumasukan kedalam lubang memek fany, ku tarik pelan-pelan dan ku masukan lagi secara tiba-tiba dan sekaligus “ awwwwwhhhhhhhh,,,,,” fany menjerit-jerit saat memeknya ku e*e, dengan irama yang kuatur cepat, pelan, istriku tersenyum sambil mengocok memeknya sendiri memakai dua jari nya, sungguh aku sangat horny saat melihat istriku masturbasi. Setelah puas dengan doggy style aku mengangkat tubuh fanny dan kubaringkan di sofa tepat di hadapan istriku, aku tarik bra nya sampai terlepas dan tete nya sunguh membuatku ingin meremasnya. Ku angkat kakinya ke atas dan kubuka selangkangannya, lalu aku kembali mengarahkan kontolku ke lubang memeknya, kali ini aku masukan perlahan sampai setengah batang kontolku masuk, dan kemudian aku tekan kuat sekali sampai fany menggelinjang “awhhhh,… mbak anty,,, ahhh,,,, ahhh mass edwinn” fany semakin gelagapan dan mulai menjambak rambutku, tanganku tak berhenti meremas tete fany yang sangat indah. Istriku yang berada dekat dengan kepala fany yang terbaring di sofa, kemudian berdiri, melepaskan short dress nya dan di ikuti melepas bra warna hitam dan g-string nya, kemudian membuka belahan memeknya dia mainkan itilnya kasar sekali, fany yang melihat istriku dengan tubuh nya yang sangat sexy kemudian menarik tangan istriku dan berkata “ sini mbak sama fany aja” istriku kemudian menaiki sofa dan berjongkok di atas wajah fany, dan berhadapan denganku yang sedang meng**e fany, sambil aku berciuman nfasu dengan istriku aku tetap menge*e fany dengan kasar, dan fany yang sangat merasakan nikmat, melampiaskannya dengan menciumi itil istriku dan lubang pantat istriku. Tak lama dalam posisi itu fany menjerit “ awh mas,, awhhh.. fany keluar mas..akh.” ternyata fany mengalami big O nya yang pertama. Tubuhnya mengejang hebat, tanpa kami hiraukan aku terus menggenjot memeknya dan istriku terus menggoyangkan pantat nya di muka fany. Istriku tersenyum menantang kepadaku, kemudian mengangkat tubuhnya, aku berdirikan fany, kemudian aku duduk di sofa, dan fany duduk di pangkuanku memasukan kontolku kedalam memeknya “ akhhhhhh” fany memejamkan mata saat kontolku kembali masuk ke lubang nikmatnya, hebatnya istriku, yang mulai berjongkok di bawah, dan menciumi biji-biji kontolku, serta menjilati lubang pantat fany yang membuat fany semakin kasar menduduki kontolku “ awhh, mash…mbak anty.. kkkalliiaann,,, memang gilaa” sambil terus menaik turunkan pantatnya yang semakin kasar, sampai kemudian dia menjerit “awwwwwhhhhhhhhhhhh… mbakkk antyyyy ennaakkkk “ ternyata istriku menyimpan jari telunjuknya searah kontolku sehingga saat fany menduduki kontolku sekaligus tanpa disadari jari telunjuk anty masuk ke dalam pantat fany.<br />Setelah posisi duduk aku berbaring di sofa namun fany tetap naik dan turun di atas kontolku, istriku menyudahi memasukan jarinya ke dalam pantat fany, dan mulai duduk jongkok di wajahku, sambil berkata “puasin aku juga yah sayang” duduknya maju mundur dan sesekali mengocokan memeknya menggunakan jari di depan wajahku, fany yang merasa nikmatnya berkurang setelah istriku menyudahi memasukan jari di pantatnya, mulai memasukan jarinya sendiri di pantat nya. Sungguh gadis yang nakal ternyata fany. Agar semua mendapat kepuasan, akhirnya aku perintahkan mereka menunggin di sofa berepegangan di sandaran sofa nya, dan kemudan aku e*e mereja bergiliran, fany aku e*e dengan kasar, kemudian istriku, kembali lagi kef any, dan indah nya kulihat mereka berciuman yang membuatku sangat bernafsu. Tak lama istriku mendapatkan big O nya dia menjerit dan mengejang “ akh sayang,, sayang.. aku dulu sayang,, akhhh,,,akhhh..akhhhhhhhhhhhh” fany yang belum mendapat big O ke2 nya aku hajar terus dengan kasar, dan istriku mengocokoan jari nya di pantannya fany “ akhh… awhhhhh,, mass Edwin,… mbak…. Teruss.. ahhh…..ahhhh,” dan kembali memeknya merapat, menegang, tubuhnya bergetar, dan menjerit nikmat “ akhhhh,, masss….mmmhhhh….akhhhhh,, fanyyyy keeluuuuarrr maasss,,, akkhhhhhhhhhhh”. Fany melenguh dan meski memeknya menjadi sangat banjir aku terus e*e dan tak lama kemudia aku yang big O “ aku keluar sayang, aku keluar…” , “ keluarin di mulut kami sayang “ istriku menjawab dengan masih mengocokan jarinya di pantat fany, aku cabut kontolku ku kocokan dengan tangan dan lalu “ akkhhhhh….shhhh…akhhh” aku keluarkan cairan hangat dan kental di wajah fany dan istriku. Kami terkulai lemas di sofa ruang tamu dan kami tertidur. Begitu bangun kami mandi terpisah, dan malam harinya kami tidak melakukan hubungan seks, kami mengobrol di ruangan yang tadi siang kami pakai untuk melakukan seks yang tidak pernah aku sangka sama sekali.<br /><br />Besok harinya fany di jemput seseorang, dan ternyata dia itu pacarnya sendiri, dan anehnya pacarnya tau apa yg dilakukan fany di villa ini. Itupun aku tau dari obrolan kami semalam. Istriku merasa puas dengan apa yang terjadi, dia merasa sekarang kami sama-sama pernah berhubungan dengan orang lain, menjadikan kehidupan seks kami lebih hangat, 3 some yang saya lakukan hanya terjadi saat itu saja, dan tidak berlanjut. Itulah cerita aku dan istriku yang berksplorasi bersama fany, sang mahasiswa di lembang bandung.<br />Ini kisah sebenar nya dari perjalanan pernikahanku, mohon komentar nya dari para sesepuh</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-47745004088766767352009-09-17T08:55:00.000-07:002009-09-17T08:58:03.777-07:00Memperkosa Adik Kekasih<div style="text-align: justify;">Memperkosa Adik Kekasih<br />=====================<br />Karya : lilik1990<br /><br />Ini kisah nyataku bersama dengan seorang cewek sebut saja namanya putri, Putri adalah adik dari cewekku, cewekku itu telah mengkhianatiku sehingga timbul niatan yang tidak baik didiriku untuk membalas, tetapi karena aku dengan cewekku beda kota, jadinya niat itu agak sulit terwujud, namun putri adik dari cewekku itu kebetulan kuliah di Jogja, ya…Jogja adalah kota tempat tinggalku, dengan banyak hiruk pikuk banyak anak sekolah. Putri berumur 19 tahun, dan aku sendiri berumur 24 tahun. Putri menganggapku sebagai kakakknya, karena dari dulu putri sangat menginginkan punya kakak laki2, sedangkan mereka hanya 2 bersodara, begitu juga aku yang menginginkan seorang adik cewek, pada mulanya kami sering pergi bareng, bahkan putri pernah menunggui aku ketika aku mengalami sakit parah di RS, tetapi kembali lagi bahwa tidak ada niatan dan rasa apa-apa, karena kami selalu menganggap bahwa kami adalah saudara kandung.<br /><br />Oh iya Putri cewek dengan tinggi sekitar 165cm, dengan berat 45 kg, cukup kurus memang, wajah spesifik khas orang jawa, ya mirip-mirip Anggun C. Sasmi dengan potongan rambut pendek lah… tonjolan di dadanya tampaknya cukup kecil dengan ukuran 32b.<br /><br />Setelah mengetahui aku dikhianati oleh cewekku, maka timbul niatan didalam hatiku untuk membalas cewekku itu, namun aku bingung bagaimana caranya, disaat aku melamun mencari cara untuk membalas, tiba-tiba terdengar bunyi dering SMS, yang ternyata dari putri, putri pingin tanya tugas ujian yang akan ditempuhnya, maklum karena aku adalah asisten dosen, sehingga putri sering banyak tanya ke aku. Lalu aku menjawab sms tsb “ ya udah kamu ke sini aja, nanti aku ajarin, kira-kira 1 jam lagi ya, karena aku mau mandi dulu”, karena saat itu Putri mau datang, aku bergumam kalau “ Nah ini aja cara untuk balas dendam ke Tyas ( nama kakak dari putri ) ” dengan cepat aku siapkan handycam dan aku pasang sedemikian rupa sehingga tidak kelihatan oleh orang yang tidak tahu, kemudian aku langsung keluar naik motor membeli obat peangsang untuk wanita. Semua persiapan sudah dilakukan, tinggal menunggu kesempatan saja. Tepat jam 2 siang dirumahku, “ting-tong” bel berbunyi, pintu dibukakan oleh adikku, Putri kupersilakan masuk, tetapi aku masih bingung bagaimana akan menikmati tubuh Putri, karena ortu dan adikku ada dirumah, sambil berpikir keras mencari cara, ternyata tiba-tiba ada telepon dari nenekku kalau ada rapat keluarga mendadak membahas masalah warisan, biasanya ortuku selalu mengajakku untuk nyopir, tetapi karena sedang ada putri, maka akhirnya adikku yang menyopir. “Kebetuan sekali” gumamku, sambil menutup pagar setelah mereka pergi, aku menyiapkan segelas teh yang tentunya udah kuberi dengan obat perangsang yang tadi aku beli. Dosisnya kuberi agak banyak untuk jaga-jaga kalau putri minum sedikit, karena putri sangat haus, maka putri langsung menghabiskan teh itu, karena kebanyakan dosis putri malah pusing dan langsung pingsan.<br /><br />Aku tipikal orang yang tidak bergairah jika menyetubuhi cewek yang lagi tidur, maka aku ambil seutas tali, tangan kiri dan kanan aku ikat di pojok tempat tidur, kaki aku biarkan saja, supaya nanti ada sedikit usaha untuk menikmati tubuhnya..setelah persiapan selesai, Putri aku bangunkan dengan memerciki air ke wajahnya, akhirnya putri terbangun, putri berteriak “ Mas apa2an ini??!!??”, “gak apa-apa Put, kamu belom pernah ngrasain surga dunia kan?, kamu akan aku kasih gratis put, kamu harusnya bangga lho put, soalnya gak semua cewek bisa nikmatin kaya gini, cewek2 lain tunggu mereka nikah” jawabku…lalu putri memohon” Aku mau diapakan mas? Jangan mas” mulutnya langsung kubekap dengan bibirku, aku ciumi bibirnya secara liar, tampaknya putri belum terangsang dan masih menolak membalas ciumanku, langsung aku cium lehernya dengan liar, putri agak sedikit merasa geli campur kenikmatan, dengan tangan yang terikat putri tetap berteriak “ Jangan Mmmmaaasshh, mmmhhh, ahhhh, janghhggaannn” karena putri mulai mendesah, tanganku mulai bergerilya, mula-mula aku remas-remas punggungnya, sambil tetap kuciumi leher dan tengkuknya, tanganku masih memain2kan punggungnya biar tali Bhnya lepas, dan tak lama setelah itu tali Bhnya pun lepas, aku udah tidak tahu lagi apa yang putri teriakkan, karena diriku udah terkubur oleh nafsu, perlahan-lahan tanganku mulai kedepan sambil tetap meremas, namun kupindah kebelakang lagi, dengan permainan lidahku dilehernya, tampaknya udah membuat Putri lupa ingatan, mungkin karena pengaruh perangsang tadi, Putri tanpa sengaja mendesah, “ Janggann mmmassshh, mmmppphhh, jaangann, jangan, hentikaann, ahhh, jangan hentikan, ahh teruss” tanpa sengaja Putri berusaha untuk memutar badannya, tampaknya malah putri yang menginginkan payudaranya diremas, karena dari tadi aku hanya meremas punggungnya, aku bergumam “ bentar lagi kena kamu “ akhirnya putri udah tidak tahan lagi, badannya memutar dadanya langsung diarahkan ke tanganku, tetapi tetap kupermainkan putri, tidak langsung aku pegang payudaranya. Karena pengaruh obat perangsang tadi, putri malah memohon dengan suara memelas “ please mas….tolong aku…, pegang susuku, remas, dan cium…tolong mas…jangan hentikan….” Putri masih kupermainkan, payudaranya tidak langsung aku pegang, setelah berkali-kali aku mendengar rintihannya, langsung kulepas kaosnya, pada mulanya aku bingung gimana cara melepasnya, karena tangannya terikat, tanpa pikir panjang langsung aku ambil gunting di dekat kasur, yang rencananya akan digunakan untuk mengancam, langsung aku gunting bajunya dan Bhnya, karena aku udah tidak tahan lagi, langsung aku jilat putingnya yang kanan, dan yang kiri aku remas, sambil aku mainkan putingnya dengan jari, Putri yang saat itu masih terhanyut dalam obat perangsang tiba-tiba agak tersadar dan berteriak “ mas…kenapa ahh mas ahh lakukan ini?? Ahh..ahh” kujawab “ karena aku sayang kamu, jadi kuberi kamu kenikmatan yang cewek lain gak bisa nikmatin, bahkan mbak kamu aja gak pernah lho…”sambil bergantian kiri kanan menjilat putingnya, tanganku yang satunya lagi bergerilya kebawah, Putri saat itu masih memakai celana jeans. Aku buka pengait di jeansnya, terlihat saat itu putri masih agak memberontak, karena meskipun fisiknya menerima rangsangan yang hebat, namun hatinya masih menolak karena disetubuhi orang yang putri anggap kakak kandungnya sendiri, kakinya berusaha menendang2, tetapi justru itu memudahkan bagiku untuk melepas jinsnya, dengan cepat aku tarik jinsnya sehingga putri kini hanya tinggal menggunakan celana dalam saja..sambil menjilati putingnya, dengan cepat kutarik cdnya dengan cepat, bahkan mungkin cdnya robek karena aku menariknya kuat2.<br /><br />Kini putri udah telanjang bulat, melihat putri telanjang bulat, aku langsung bangun dan memandangi wajah putri dengan tangan terikat, tanpa benang sehelaipun, putri saat itu langsung menangis, mungkin merasa malu karena tubuhnya yang telanjang bulat dilihat oleh cowok yang dianggapnya kakak sendiri. Dengan cepat aku langsung melepas seluruh pakaianku sehingga aku juga telanjang bulat, melihat aku telanjang, putri langsung menjerit, dan merem melek, liat penisku. Penisku sih kayaknya standar saja, karena ukurannya 14 cm, tapi karena putri itu dasarnya orang yang tidak aneh2, dan bisa dikatakan lugu, maka dia tetap kaget.<br /><br />Putri memohon “ mas…jangan mas, aku itu sayang mas, dan kuanggap sebagai kakakku sendiri, kenapa mas tega lakukan ini??”… “ Put…aku juga sayang kamu, makanya kamu kuberi hadiah yang tidak bakal terlupakan, sudah kamu nikmatin aja ya put” bibirku langsung cepat melumat bibirnya dengan memeras dan memilin putting susunya, putri mulai mengerang “ ahhh…ahh…mmmhhh”ciumanku mulai menurun ke arah putting susunya, dan mulai kebawah lagi hingga ke liang kenikmatannya, sambil tetap memeras dan memilin2 susunya, aku mencoba menjilat vaginanya ( jujur aja saat itu aku juga baru pertama kali melakukannya ) pertama aku juga agak jijik dan sedikit mual, tetapi karena reaksi yang diterima putri menunjukkan respon positif dengan mendesah agak keras, maka aku juga semakin berani menjilat-jilat kekiri dan kekanan di lubang kenikmatannya. Putri saat itu udah merem melek merasakan nikmat, sambil terus mendesah “mmmphhh….ahhhh….ammpphh…aahhh…mmmphh” karena merasa udah sedikit aman, aku mencoba melepas ikatan tali ditangannya, untuk melihat respon dia yang sudah terangsang, ternyata yang dilakukan sama putri secara tidak sengaja malah membimbing tanganku untuk memilin2 putingnya sambil berteriak “terrusss maasss….mmmpphhh,,,..aahhh…” selama 15 menit aku jilat lubang kenikmatannya tiba-tiba dia memegang tanganku dengan kencang sekali, tubuhnya kaku, dan dia menggelinjang hebat sambil berteriak “ kepalanya jangan disitu mas…..aku mau ngeluarin…” aku gak perduli dan tetap menjilat2, sampai akhirnya dia orgasme banyak sekali sampai mulutku blepotan terkena cairan kenikmatannya..”ahhh…ahhh…ahhh” dia berteriak sambil menggelinjang.<br /><br />Beberapa saat setelah putri orgasme dengan hebat, putri langsung memeluk badanku, tampaknya putri udah tidak perduli lagi…langsung kesempatan itu aku lakukan dengan berusaha memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena dia habis orgasme, maka vaginanya masih terdapat banyak cairan, karena aku udah tidak tahan lagi, sambil memeras dan menjilat putingnya, aku mencoba memasukkan penisku, “ Putri yang saat itu udah mulai sadar dari kenikmatannya langsung berteriak “ Jangan dimasukkan mas…aku mohon, aku lakukan apapun biar mas bisa merasakan enak, apapun mas…” “bener nih??” tanyaku “ Iya mas, apapun, aku juga janji gak bakal cerita sama siapapun mas…” Setelah itu aku cium bibirnya dengan penuh kelembutan, putri pun mau membalas ciumanku, kujulurkan lidahku di bibirnya, dan dia membalas dengan saling menjulurkan lidah, kami saling berciuman hebat selama 10 menit, sambil berciuman tanganku tetap meremas dan memilin putting susunya, sehingga putri udah mulai terangsang kembali, sambil terus mendesah aku terus menciumi lehernya hingga kebawah, tampaknya Putri udah mulai tidak perduli atas perkosaan yang dialaminya, mungkin karena pengaruh obat perangsang, putri terus mendesah, dan mendesah, desahan-desahan yang kudengar sangat membuat nafsuku semakin tinggi, aku mulai semakin turun menjilat vaginanya kembali, dan vaginanya udah mulai basah kembali, karena sudah mulai terangsang, aku mencoba kembali untuk memasukkan penisku, putri agak tersentak kaget “ Mas aku mohon..jangan mas”, “ Cuma menggesek-gesek kok put, gak apa2, gak bakalan masuk”, jawabku..lalu putri mengiyakan, dengan menggesek-gesekan penisku ke lubang kenikmatannya, membuatku leluasa menciumi lehernya sambil meremas dan memilin putingnya, kadang aku memberhentikan gesekanku, tetapi malah putri menggoyang pinggulnya supaya klitorisnya mengenai penisku, dan hal tersebut berlangsung selama 15 menit, karena putri sudah tidak tahan atas rangsangan yang begitu hebat, maka secara tidak sadar putri terlena dan berbisik kepadaku “ Mas…akkhhh akkuu, uddaah gak tahaan..akkhhh, massukkin aja mas…sssshhh” mendapat lampu hijau aku langsung mencoba untuk masukin, karena aku pada dasarnya juga belum melakukan seperti itu, maka aku coba masukin secara pelan-pelan, lubangnya sempit sekali, karena memang putri masih perawan. Aku coba terus menerus dan berusaha sekuat tenaga, Putri berteriak “ Pelan-pelan Mas”, selama hampir 5 menit aku mencoba juga belum masuk2, akhirnya dengan perjuangan sekuat tenaga blessshhh, penisku berhasil masuk ke vaginanya, putri mem*kik “ Ahhh… sakit mas“, keluar darah segar dari vagina putri tanda keperawanannya telah bobol. “ Sakitnya cuma sebentar sayang, habis itu enak sekali” jawabku, aku terus memompa batang penisku di lubang kenikmatan putri, aku merasakan penisku dipijit-pijit oleh lubang kenikmatannya, rasanya nikmat sekali, benar-benar merasakan surga dunia, Putri pun juga tampak menikmatinya sambil mendesah “ Ahhhkk…ahhh…ahh…teruss mass..ssshh…mmmhh, jangann berrhenti…ahhkk, ennaakk sekali mass…”, “sepeti surga dunia kan put?” tanyaku.. “ Iyyaa…ahhkk..masshh..” jawab putri..<br /><br />Aku terus memompa dengan sangat cepat sekali, sampai payudara putri bergerak naik turun..suatu pemandangan yang sungguh indah melihat Putri telanjang bulat sedang aku setubuhi..setelah 25 menit aku memompa, tiba-tiba badan putri kembali kaku, mengejang, dan menggelinjang dengan hebat tanda putri sudah mau orgasme…langsung kupercepat kocokanku supaya aku juga dapat ngluarin bareng.. tetapi karena putri udah tidak tahan maka dia berteriak “ Maasss…..eennaakk sekaalii…aku mau keluarin” putri orgasme untuk yang kedua kalinya, aku merasakan ada cairan panas di kepala penisku, aku tetap mengocok tubuh putri sehingga selang beberapa saat aku juga mau orgasme ” Put aku juga mau keluar…” kataku, langsung aku keluarkan di dalam rahim Putri, putri merasakan ada cairan hangat yang masuk kerahimnya, setelah orgasme, kami berdua saling berpelukan cukup lama, dan aku membiarkan penisku berada di liang vaginanya…<br /><br />Entah apa yang berada di dalam pikiran putri, sehingga dia hanya terdiam seribu bahasa, lalu aku kecup keningnya sambil berkata “ Gimana Put? Enak kan ? “ dia mengangguk dengan mata yang agak sembab, mungkin dalam hati kecilnya dia agak menyesal atas apa yang terjadi, tetapi dia tidak bisa menahan keinginan fisik dan nafsunya untuk disetubuhi..akhirnya kami tertidur dalam keadaan telanjang, sampai akhirnya kami kaget dengan bunyi bel tanda ortuku dan adikku pulang..Saat itu kami panik, kami berdua masih telanjang, sedangkan baju putri udah robek semua terkena gunting…cdnya juga udah robek..<br /><br />Setelah pintu digedor beberapa lama namun kami tidak membukakan karena masih bingung akan pakai pakaian apa putri nanti, putri langsung kusuruh sembunyi di lemari pakaian, dan aku pura2 dari kamar mandi. “ Kenapa pintunya lama sekali dibuka ? “ tanya ayahku, “ Oh maaf, tadi aku baru mandi pap “. “Lho Putri mana ? kok motornya masih disini ?” tanya ibuku. “ Oh tadi ketempat temennya di dekat sini aku yang anterin mam, terus nanti aku jemput. Lho papa mama kok udah pulang ? “ tanyaku “ Oh ini ada yang ketinggalan berkas sertifikat rumah, bentar lagi juga berangkat “ Jawab ayahku. “ Yes “ gumamku dalam hati, masih ada kesempatan untuk bisa lepas dari masalah ini. Setelah ortuku berangkat, aku buka pintu lemari, dan aku bilang ke Putri kalau semuanya sudah aman. Aku kembali mencium keningnya, mulut kami saling berpagutan dan akhirnya saling bersetubuh kembali sampai 1 jam lamanya, entah berapa kali dia orgasme, yang jelas aku merasakan orgasme sampai 3 kali, putri tampaknya benar-benar menikmati persetubuhan ini. Setelah itu akhirnya putri pulang dengan pinjam kaosku, setelah kejadian itu kami tidak pernah saling kontak, dan komunikasi. Tapi setelah kejadian itu, Putri malah punya pacar, dan dia membuka diri untuk berhubungan dengan cowok, tidak seperti dulu yang tidak bisa menerima cowok, mungkin karena ketagihan kali ya?<br /><br />Tetapi setiap mengingat desahan dan goyangan putri membuatku langsung dibakar nafsu..Putri benar-benar hebat untuk pengalaman pertamaku, aku menyesal kenapa dia tidak kujadikan pacar saja, karena kalo dia pacarku bisa jadi aku merasakan kenikmatan setiap saat.<br /><br />NB: semua nama yg ada disini adalah samaran..<br />enjoy for live<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-49690310621127064602009-09-17T06:47:00.000-07:002009-09-21T19:15:19.716-07:00Phone Sex [Satu]<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jNugVQdEqhs/SrgzDyJjOGI/AAAAAAAAAO4/XPSQlcRtg00/s1600-h/31577_Mstp_2_122_191lo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 233px; height: 175px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jNugVQdEqhs/SrgzDyJjOGI/AAAAAAAAAO4/XPSQlcRtg00/s400/31577_Mstp_2_122_191lo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5384109494615881826" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Episode I - Phone Sex </span><br /><div style="text-align: justify;">==================<br />Karya : selfi<br /><br /><span style="font-style: italic;">Cerita ini di tulis berdasakan pengalamanku, tentunya nama tokoh dan nama tempat telah di samarkan, adapun jika terdapat kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan saja.</span><br /><span style="font-style: italic;">selamat menikmati pengalaman ku dan ditunggu komentarnya.</span><br />---------------------------------------------------------------------------<br /><br />Nama ku Selfi, usia ku kini masuk 20 thn masih virgin, tubuhku tidak terlalu tinggi kulitku putih mulus krn orang tuaku ayahku dari bandung dan ibuku china.<br />ini cerita pertamakali ku membuat cerita sex yang aku tulis berdasakan pengalaman sex ku dengan oom Ivan.<br /><br />awal cerita suatu hari ada telp masuk ke HP ku, dan nomor itu tidak tersipan dalam memory hp ku. tp entah kenapa aku yg biasnya males menjawab telp yg tidak aku kenal, sekarang tiba2 saja ada keinginan ku untuk menjawab telp tersebut. ternyata itu telp salah sambung.<br /><br />tp entah kenapa tiba2 aku penasaran dan menelpon kembali nomor tersebut, tanpa kusadari akhirnya aku ngobrol dengan seorang cowo yg bernama Ivan. sejak itu kami sering saling telp dan tambah sering ngobrol berjam2. sampai akhirnya aku tahu klu Ivan sdh menikah, dan yang membuatku merasa tertarik dengan cerita dan candanya serta kejujurannya. semakin hari aku semakin kangen klu tidak saling telp. akhirnya krn akrab aku memangil Ivan dengan panggilan Oom, dan Ivan sendiri tidak mempermasalahkan hal itu.<br /><br />sampai akhirnya kami salin MMS foto kami, dgn adanya foto itu aku semakin tertarik kepada oom Ivan, sampa satu haru aku ngga sengaja mengirikan foto ku yg di foto dari atas, dr foto itu terlihat dengan jelas belahan dada ku yg berukuran cukup besar 36B. dalam pembicaraan Oom Ivan memuji foto ku terlihat cantik dan dengan langsung mengatakan klu belahan dadaku sangat indah dan putih mulus. dengan tentunya di bumbuhi pujian yang membuat aku melayang.<br /><br />akupun semakin sering mengirim MMS dengan tampilan2 sedikit terbuka bagian dadaku, Oom Ivan selalu memuji dan dengan jujur dia tertarik ingin melihat foto dada ku hanya menggunakan Bra saja. awalnya aku malu dan bingung, tp akhirnya aku luluskan permintaan oom Ivan, aku kirimkan foto ku setengah telanjang dgn menggunakan bra warna merah. lagi2 buah dadaku yg besar terlihat menonjol dan menantang.<br /><br />dan oom Ivan jg mengirim fotonya hanya menggunakan CD saja, dari foto itu aku belihat benjolan yg ada di lama CD oom Ivan, hati ku deg degan. bercampur rasa ingin tahu bagaimana bentuknya.<br /><br />aku telp oom Ivan dan kita pun ngobrol mulai menyerempet-nyerempet ke hal2 yg menjurus ke sex.<br />"Selfi... buah dada km indah banget deh, aku jadi pengen liat klu terbuka" begitu kata oom Ivan dr telpnya<br />"duh oom malu, jangan di bilangin terus dong jawab ku"<br />"malu kenapa kan ga aku liat" kata oom Ivan<br />"kapan dong kirimin foto Selfi yg ga pakai bra ?"<br />"oom mau ?" kata ku<br />"mau dong, klu Selfi mau kasih, nanti aku kasih foto aku juga deh"<br />"bentar ya oom aku foto dulu, nanti aku MMS" kataku.<br /><br />dan kami pun menyudahi penbicaraan, aku yg di dalam kamar terpaku sejenak dan memikir-mikir permintaan oom Ivan, dan akhirnya aku buka bra ku dan ku foto dari beberapa sudut, dan tiba2 aja darah dalam tubuhku berdeser dan aku mengelus2 putingku yang mulai mengeras dan sambil membayangkan bejolan dalam CD oom Ivan.<br />kemudian aku foto buah dadaku saja dengan terlihat jelas bagian puting yg mengeras itu, lalu aku kirim beberapa foto itu ke oom Ivan.<br /><br />oom Ivan membalas MMS ku dengan MMS nya. aku terkejut ketika kulihat ternyata oom Ivan mengirim fotonya dalam keadaan bugil dan kulihat yg tadinya aku hanya membayakan benjolan dalam CD oom Ivan, kini aku melihat batang kemaluan oom Ivan dan dalam MMS ada tulisan oom Ivan "Selfi km suka nggak foto ku yg ini", aku bingung menjawabnya, namu jariku tetap mengetik hanya satu kata "suka"<br /><br />singkat cerita akhirnya km saling tukar foto2 bugil kami dan sering telp saling menghayati foto2 itu dan melakukan phone sex.<br /><br />awalnya kami hanya melakukan phone sex, tp aku merasa ada getaran kenikmatan saat oom Ivan mulai dengan memuji buah dada ku dan menghayati saat oom Ivan menyatakan sedang menhayati menghisap putingku, dan saat itu jg aku mengelus2 putingku dan tak terasa vaginaku berdenyut dan ku raba ternyata aku mulai terangsang dan vagina ku mengularkan cairan, dan aku sentuh cairan dari vaginaku dan ku elus2 di clit ku,<br />sambil menghayati phonesex aku terus mengelus2 clit ku yg mengeras jg sambil menghayati suara oom Ivan yg mendesah dan membayakan penis oom Ivan, aku pun turutmendesah2 kenikmatan. sampai akhirnya aku merasakan akan pipis, dan tiba2 tubuhku mengejang dan vaginaku berdenyut, aku mengalami orgasme pertama kali ku melakukan masturbasi phonesex bersama oom Ivan.<br /><br />semaki hari aku semakin ketagihan untuk phonesex dengan oom Ivan, sampai pernah suatu ketika aku sedang menuju mall dan aku sambil nyetir mobilku aku menerima telp dari oom Ivan sambil menggunakan handsfree. kami ngobrol menganenai sex dan saling menyakan kenikmatan phonesex kami. tanpa terasa vaginaku mengeluarkan cairan dan Celana dalam ku pun basah oleh cairan dari vaginaku. dalam pembicaraan itu aku sdh tidak malu2 lagi menyatakan dan mengatakan kenikmatan yg aku dapatkan.<br />"oom... aku pingin liat foto penis oom lagi, kangen sama penis oom yg panjang dan besar" kataku.<br />"ia Selfi.. aku pun kangen liat tetek km yg besar dan terutama memek km yg indah dengan jembut tipis itu" kata oom Ivan<br />aku merasa melayang dan akupun semakin horny.<br />tp apa boleh buat, akhirnya aku sampai di mall dan mecari parkiran di basement. akhirnya aku pun mendapat parkiran yg agak jauh dari pintu mall di basement dengan kepala mobilku menghadap ke tembok gedung. dan aku masih terus ngobrol sama oom Ivan.<br /><br />"Selfi sdh parkir ?" tanya oom Ivan dr seberang sana.<br />"sdh oom" ini masih di mobil kok" kata ku<br />"hmmm... jangan turun dulu ya dr mobil, km ngangkang dong sayang... aku pingin jilatin memek km" kata oom Ivan di telpnya<br />aku yg mulai horny mengikuti perintah oom Ivan.<br />"di buka dong sayang celana nya dalamnya" kata oom lagi<br />dan dasar memang kaca mobilku yg hitam dan gelap sehingga td terlihat dr luar dan kebetulan saat itu aku menggunakan baju panjang hingga sampai lutut saja, jadi dengan mudah aku bisa membuka CD ku.<br />"iya oom, Selfi sdh buka calana dalam Selfi" ujar ku<br />"oom lagi ngapain" tanya ku ke pad oom Ivan<br />"lagi talanjang jg sayang... sengan menghayati disamping Selfi dan mengelus2 kontol" kata oom Ivan.<br />"aku jg oom sambil ngelus2 memek ku, sdh basah oom nih memek ku"<br /><br />aku dan oom mulai saling rangsang, dan aku menikmati phonesex ku di dalam mobil di basement mall. aku dengan oom mendesah dan aku membayakan kontol oom Ivan sedang ngaceng menempel di memekku.<br />"oom... enak banget oom.. tp aku deg2kan di tempat umum nih" ujar ku<br />"gpp sayang, kaca mobil mu gelapkan ? ga ada yg liat kok dr luar" bgt kata oom Ivan menenangkan ku.<br />aku terus mengelus2 memek ku yg semakin becek.<br />oom ooh... aku ga tahan oom...ohh.... oom.. aku mau keluar.... " kataku<br />"terus sayang.. aku jg sdh ngaceng banget dan kontol ku sdh mulai geli" kata oom Ivan.<br />aku pun semakin cepat mengelus2 itilku dan akhirnya...<br /><br />"oommm... ooh... Selfi sampe oom... ohhhh ....." dengan dibarengin tubuhku yg mengejang akupun mencapai orgasme.<br />"Selfi... sayang.. aku jg mau keluar sayang... " kata oom di telpnya<br />singkat cerita aku lemas dan tergolek lemas di mobilku. sejenak aku istirahat dan kemudian memakai CD ku lagi. dan kemudian aku turun dari mobil lalu menuju mall.<br /><br />telp hari ini aku akhiri dengan aku mendapat pengalaman orgasme di tempat umum. fantasi yg sangat membuatku selalu terbayang dan kangen sm oom Ivan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">bersambung Episode II : <a href="http://junqiss.blogspot.com/2009/09/kencan-pertama-hilangnya-perwanku.html">Kencan Pertama dan Hilangnya Perawanku</a></span><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-26672033688550626442009-09-16T10:21:00.000-07:002009-09-16T10:23:20.540-07:00Aku dengan Penjaga Warteg<div style="text-align: justify;"><strong>Aku dengan Penjaga Warteg</strong><br />========================<br />Karya : Libra 77<br /><br />Nama saya Heru, saat itu saya berumur 25 tahun, telah berkeluarga dengan istri bernama Meri, serta telah dikaruniai dua orang anak yang pertama berumur 3 tahun dan kedua berumur 1 tahun. Cerita ini bermula dari kebiasaan saya yang sering nongkrong di warteg di komplek tempat saya tinggal pada waktu santai.<br /><br />Pemilik Warteg itu adalah sepasang pengantin baru yang baru 7 bulan menikah. Penjaganya adalah istri dari pengantin baru tersebut yang bernama Diana, sedangkan suaminya adalah seorang sopir bus AKAP, yang sering bertugas sampai berhari-hari baru pulang dan bernama Juanda. Saya dan istri sayapun kenal baik dan akrab dengan mereka.<br /><br />Pada suatu hari yang telah saya lupa tanggalnya saya kembali nongkrong di Warteg itu yang pada saat itu suasana sudah mulai sepi karena hari sudah menjelang malam. Pada saat itu Diana sedang berkemas-kemas untuk menutup wartegnya. Saya lalu mengajak Diana mengobrol sambil dia berkemas-kemas.<br />“Kok sendirian Yan?” tanya saya. (Saya memanggilnya Dian/Yan)<br />“Iya nih Kak, Kak Juandanya tadi pagi baru berangkat!”<br />“Kemana?”<br />“Katanya hari ini tujuan Jakarta, dan sampai 8 hari baru bisa pulang,” katanya.<br />“Oh ya Kak saya tinggal dulu ya, mau mandi, habis dari tadi rame sih belum sempat mandi,” katanya lagi. Lalu Diana masuk ke dalam rumahnya untuk mandi.<br />Setelah setengah jam Diana keluar lagi dengan rambut yang masih basah, dan memakai daster yang membuat saya menahan napas karena kalau kena lampu kelihatan BH dan CDnya yang menerawang dari balik daster yang dipakainya, serta membawa secangkir kopi untukku, dan duduk di kursi yang ada di depanku. Harum sabun mandi yang dipakai saat mandi masih tercium saat Diana duduk, dan ini membuat nafsu saya agak tergugah dan kontol saya mulai ngaceng.<br />“Diminum Kak kopinya,” katanya mempersilakan.<br />“Terima kasih,” jawabku sambil menghirup kopi yang disuguhkan.<br />“Apa enggak takut ditinggal sendirian,” tanyaku memulai obrolan.<br />“Ya enggaklah, kan tetangga di sekitar sini baik-baik Kak?” jawabnya.<br />Lalu obrolan kami terus berlanjut dan haripun bertambah malam. Karena suasana yang mulai sepi saya mencoba memancingnya dengan obrolan yang dapat membangkitkan gairah.<br />“Yan kamu nggak kesepian ditinggal suamimu berhari-hari gini?”<br />“Mau gimana lagi Kak, namanya juga tuntutan pekerjaan”<br />“Kasihan! Masa pengantin baru ditinggal kedinginan kaya gini”<br />“Ih, siapa lagi yang kedinginan?” jawabnya agak centil.<br />Merasa ada respon sayapun tambah semangat.<br />“Ya kan kasihan, orang pengantin baru itu biasanya kan kalau tidur selalu berpelukan biar tidak kedinginan”<br />“Siapa bilang kalau pengantin baru itu kalau tidur selalu berpelukan?”<br />“Buktinya kakak semasa pengantin baru selalu tidur berpelukan.”<br />“Enak dong Mbak Meri selalu tidur dipeluk kakak”<br />“Ya begitulah, kalau kamu mau, saya juga mau tidur pelukin kamu,” kata saya sambil bercanda.<br />“Ih kakak ini Piktor (pikiran kotor) deh”<br />“Emang Mbak Meri boleh kakak tidur pelukin cewek lain?” sambungnya.<br />“Ya jangan ketahuan dong,” jawabku, sambil aku memandang wajah cantiknya dan menanti responnya.<br />Diana lalu memandangku dengan tatapan yang menggoda.<br />“Kalau kakak tidur pelukin saya dan ketahuan Mbak Meri gimana hayoo?”<br />“Nggak mungkin ketahuan kalau kamu mau,” pancingku sambil bergeser duduk disampingnya, dan kugenggam tangannya yang tampak bergetar, dan ternyata Diana diam saja.<br />“Jangan disini Kak nanti ada orang lihat,” katanya.<br />Karena mendapat angin aku mengajak Diana masuk ke dalam rumahnya. Begitu masuk ke dalam rumahnya saya langsung menutup pintu dan memeluk Diana dari belakang. Semula dia menolak dengan alasan takut ketahuan. Aku yang sudah dikuasai nafsu terus merayu Diana yang masih ragu. Aku sudah tidak peduli apa-apa lagi kecuali menikmati tubuh Diana yang cantik ini. Aku membalikkan tubuh Diana dan langsung melumat bibirnya yang sexy itu.<br />“Mmhh,” desah Diana.<br />Aku terus menyerangnya dengan bergairah. Tangankupun tak tinggal diam, aku meremas buah dadanya yang montok dari balik dasternya.<br />“Mmhh Kak,” desahnya yang mulai terangsang.<br />Aku lalu membopong tubuh Diana ke kamarnya yang ditunjuk Diana dan merebahkannya di ranjang yang merupakan ranjang pengantin Diana. Lalu aku berdiri dan membuka baju dan celana panjangku agar tidak kusut, dan yang tertinggal hanya celana dalamku.<br />Kontolku yang dari tadi ngaceng tampak menonjol di balik CDku. Lalu aku mendekati Diana yang terbaring diranjang sambil memandangku. Aku kembali mengulum bibirnya yang sexy itu sambil tanganku mengelusi pahanya yang putih. Diana menyambut ciumanku dengan bernafsu. Setelah puas aku melanjutkan ciumanku ke lehernya yang jenjang dan secara perlahan-lahan aku membuka dasternya, dan dilanjutkan dengan BH dan CDnya. Kini tubuh Diana yang mulus terpampang pasrah di ranjang. Kemudian aku menciumi buah dadanya yang kiri sedangkan tanganku meremas buah dadanya yang kanan.<br />“Aww… geli Kak,” rintihnya yang membuat aku tambah bersemangat.<br />“Buah dada kamu bagus Yan” kataku.<br />“Emang punya Mbak Meri jelek ya?” tanyanya menggodaku.<br />“Bagusan punya kamu” kataku merayunya.<br />“Aahh enak Kak, terus Kak, isap Kak yang kuaat” rintihnya.<br />Setelah puas dengan buah dadanya ciumanku aku lanjutkan ke bawah menyusuri perutnya yang ramping terus ke bawah hingga menyentuh bulu bulu halus diatas memeknya. Lalu aku mulai menjilati memeknya yang telah basah oleh cairan birahi.<br />“Aahh enak Kak, diapain Kak memekku,” rintihnya.<br />“Terus Kak aahh!! Enak sekali Kak, Kak juanda tidak pernah mau begini Kak aahh!!” rintihnya lagi.<br />Sesaat kemudian Diana menekan kepalaku semakin dalam di memeknya, dan ternyata dia mendapat orgasmenya yang pertama. Kemudian aku naik untuk mencium bibirnya kembali dan disambut dengan buas oleh Diana.<br />“Enak nggak Yan?” tanyaku.<br />“Enak sekali Kak,” jawabnya<br />“Emang Juanda nggak pernah ya?”<br />“Enggak Kak, jijik katanya”<br />“Tolol sekali dia,” batinku.<br />“Buka dong Kak CDnya”<br />“Diana dong bukain”<br />“Ih Kak Heru manja deh,” katanya sambil membuka CDku.<br />Kontolku yang sudah tegang dari tadi langsung meloncat keluar begitu CD ku diturunkan oleh Diana. Tampak Diana terbelalak melihat kontolku.<br />“Besar sekali Kak,” katanya kaget.<br />“Emang punya suamimu kecil ya?” tanyaku.<br />“Paling setengah dari punya kakak,” katanya sambil meremas kontolku.<br />“Aahh enak Yan” desahku<br />“Enak nggak Kak kontol sebesar ini masuk dimemekku nanti?” tanyanya.<br />Aku tersenyum sambil mengangguk.<br />“Jilati Yan” pintaku.<br />Lalu Diana menunduk untuk mencium Kontolku yang super menurutnya.<br />“Aahh enak, enak Yan jilati terus Yan aahh!!” rintihku.<br />Lalu Diana memasukkan kontolku ke dalam mulutnya, dan mengulum kontolku. Tampak Diana kesusahan mengulum kontolku yang besar didalam mulutnya. Setelah beberapa saat aku menarik Diana keatas dan membaringkannya secara telentang. Diana mengerti dan segera membuka pahanya lebar lebar. Aku segera mengarahkan kontolku dan menyentuh lobang memeknya yang semakin banjir oleh cairannya.<br />“Lambat-lambat Kak, aku belum pernah dimasuki kontol sebesar itu” pintanya.<br />Aku tersenyum memandangnya sambil mengangguk.<br />“Aaww… Kak, sakit Kak aahh!!”<br />Aku menghentikan dorongan pantatku dan mendiamkannya sejenak. Setelah Diana tenang kembali aku mendorong laju kontolku ke dalam memeknya.<br />“Aaww Kak enak!! Terus Kak enak, kontol kakak enak Kak, aawwuuhh enak kontol kakak besar enak,” erangnya dengan liar.<br />Mendengar itu aku tambah bersemangat untuk memompa kontolku didalam memeknya. Kemudian aku memeluknya sambil berbisik ditelinganya,<br />“Enak nggak kontol kakak?”<br />“Oohh enak sekali Kak, kontol kakak enak sekali, besar panjang sampai sesak memek diana” racaunya dengan Vulgar.<br />Mendengar itu aku terpancing untuk melayani racau Vulgarnya.<br />“Enak mana kontol kakak dengan kontol suamimu?” tanyaku.<br />“Lebih enak kontol kakak, kontol kakak tiada duanya oohh!! Aahh” rintihnya.<br />“Memek kamu juga enak, legit juga sempit sepeti perawan” kataku.<br />Mendengar itu Diana lalu bertanya,<br />“Enakan mana memek Diana dengan memek Mbak Meri aaww!! Oohh!!”<br />“Sama sama enak, tapi lebih enak punya Diana karena masih sempit,” jawabku sambil terus memompa kontolku.<br />Tak lama kemudian aku merasa akan segera meledak begitu juga dengan Diana.<br />“Aahh aku mau keluar Yan”<br />“Diana juga Kak”<br />“Kita keluarkan sama sama Yan, aahh!! Oohh keluarkan dimana Yan?”<br />“Keluarkan didalam saja Kak aahh,” jerit panjang Diana, lalu akupun menyusul.<br />“Aahh!!” jeritku sambil memeluk erat Diana.<br />Kemudian kami berdua terkulai lemas setelah pertempuran panjang itu. Aku mencium kening Diana lalu mengecup bibirnya.<br />“Terima kasih Yan”<br />“Sama-sama Kak”<br />Lalu aku segera turun dari ranjang dan berpakaian karena tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sebelum pulang aku kembali menghampiri Diana yang masih tergolek lemas di ranjang dan melumat bibirnya, sambil berjanji untuk mengulanginya.<br />Setelah dirumah ternyata istri dan anak-anak telah tidur.<br />Dan pada saat suami Diana tak ada di rumah kamipun kembali melakukannya, baik di rumahnya maupun di hotel, sampai suami Diana berhenti dari pekerjaanya, karena Diana telah melahirkan bayi dan harus merawat bayinya.<br />Sampai saat ini saya dan Diana masih tidak dapat memperhitungkan sebenarnya bayi yang dilahirkannya itu merupakan benih dari siapa, apakah benih dariku atau suaminya, karena kalau dilihat secara teliti wajah sang bayi sangat mirip suaminya tetapi badan si bayi sangat mirip denganku. Namun demikian masalah ini sampai sekarang tidak pernah dipermasalahkan oleh suami Diana sehingga perselingkuhanku dengan Diana tidak pernah terbongkar dan kami dua keluarga tetap bersahabat dan tetap akrab.</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-70798447456992598592009-09-16T09:31:00.000-07:002009-09-16T09:47:45.753-07:00Abis makan yoghurt<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Abis makan yoghurt</span><br />=================<br />Karya : ines,-<br /><br />Minggu siang Ayu ngajakin aku untuk minum yoghurt d mal. "Din, ada counter yoghurt baru, nyobain yuk". "Aku lagi bete nih, tapi lagi bokek, belum ada kiriman ortu". "Don't worry, aku yang traktir deh." "Banyak duit kamu, baru dikasi ma om kamu ya". "Yoi". "Aku tuker dulu ya". "Gak usah lah, kamu seksi kok kalo pake celana pendek dan tanktop gitu. Sapa tau ada om yang naksi kamu. Katanya pengen maen ma om om". "Cobain aja ndiri deh". Ayu memang getol banget ngajakin aku maen ma om om. Selama ini aku cuma maen ma cowokku aja. Sekarang ini dia sering banget ninggalin aku keluar kota ngurus kerjaannya. Maklum deh dia dah kerja sedang aku masi sekolah. Makanya aku bete ma cowokku.Minggu gini aku sendirian, bengong, gak ada yang ngelonin, gak ada yang ngajaki jalan2. Maka kupikir lebih baik aku nenangin diri, ikut ma Ayu, ditraktir lagi, siapa tau ada om om yang tertarik ma aku. Mikir gitu, semangatku naek lagi.<br /><br />Gak lama kemudian kita dah nongkrong di counter yoghurt. Baeknya masi kebagian meja biar agak dipojok juga. Maklum deh, counter baru pasti diserbu customer, pengen ngerasain makanan/minuman baru, kalo enak bakal rame terus, kalo enggak ya wasalam deh, bakalan tutup akhirnya karena customernya gak dateng2 lagi. Sembari mencicipi yoghurt yang dah dibeli Ayu, kita browsing pake mata keseluruh penjuru tempat duduk didepan counter yoghurt itu. Sampe pandangan mataku bertabrakan dengan sesosok pria ganteng yang kebetulan juga memandang kearah kita ber 2 dengan senyum2. "Din, liat deh kearah jam 3. keren banget tu om". "Iya Yu, aku juga dah liat". "Tu dia senyum2 tuh, aku satronin ya". "Nekat kamu Yu". "Kalo gak nekat ntar dia naksir cewek laen, kan disini banyak abege Din". Memang sih, di counter itu banyak abege cewek yang lagi nongkrong. Ayu langsung melambaikan tangan kepada om om itu. Si om melambai juga, dia bangkit dari kursinya, membawa minumannya dan beranjak ke meja kita."Bole join?", tanyanya sembari senyum. Matanya jelalatan memandangi belahan toketku yang menyembul dari balik tanktopku. "Ih, si om belon kenalan, matanya dah blanja", goda Ayu. "abis montok banget sih, jadi otomatis mataku mampir. Aku ....(dia nyebutkan namanya)". "Oh, om ... toh. Om pernah nulis di situs ya om. Asik tuh critanya, ampe kepengin Ayu kalo baca". "O Ayu toh namanya. Yang montok ini namanya sapa?" "Dina om, Ayu juga montok kan om", jawabku. "Iya dua2nya montok, napsuin banget". "Ih, si om, belon apa2 dah napsu ma kita", Ayu agresif sekali nimpali omongan si om. "Kamu suka juga baca crita yang aku posting", si om nanya lagi ke aku. "Si om neh, merhatiin Dina terus, Ayu dicuekin. Ya udah deh, Ayu jalan dulu ya, om nemenin Dina aja, dia lagi bete". "Yu..." aku protes, tapi Ayu dengan mengedipkan mata membawa minumannya meninggalkan meja. "Udah biar aja Ayu pergi, kan ada aku", si om menghiburku. "Kamu kuliah?" "Enggak om, masi sekolah". "Kelas brapa". "Kelas 1 om". "Wah abege banget dong ya, tapi dah montok banget . "Mangnya kalo abege gak boleh montok ya om". "Ya gak apa si, malah asik kan ditemenin abege montok, seumur kamu dah montok banget. asik dong cowoknya". "Biasa aja tuh om". "Kok biasa aja". "Buktinya minggu2 gini Dina ditinggal2". "Mangnya cowok kamu kemana?" "Dia ngurus kerjaannya om". "Oh dah kerja toh, beda umurnya jauh dong ma kamu". "Jauh banget om, tapi Dina suka kok ma cowok yang dah mateng". "Ma aku suka juga dong". "Iya om, kata Ayu lebi asik ma om om". "O kamu belon perna toh ma om, kalo Ayu sering ya". "Iya om, Ayu dah pengalaman ma om om, makanya dia brani banget kan dadahin om", "aku suka ma abege kalem kaya kamu, kalo agresif suka ngebetein akhirnya". "Masak si om, Ayu gak perna tu ngebetin aku". "Iya ke kamu gak ngebetein,kalo ke aku bisa ngebetein banget kalo nuntut macem2. Udah ah, gak usah ngomongin Ayu, kita cari tempat yang asik buat ngobrol yuk." "Kemana om". "Ke apartmenku yuk". "Mangnya om tinggal sendiri ya". "Iya, jadi gak bakal ada yang ganggu kita. Kamu mesti buru2 pulang gak?" "Gak om, Dina kos kok". "Ya udah, jadi kita gak diburu2 waktu dong ya. Dah makan belon, aku laper nih". Aku nurut aja diajak si om makan. "Kamu suka makan apa Din". "apa aja juga suka kok om". "Kalo sosis suka juga dong ya". "Sosis?" mula2 aku gak ngerti maksudnya, kemudian ngeh juga. "Ih om, siang2 gini dah piktor ih". "Suka gak?" "Gak tau ah". Sambil akan kita ngobrol aja ngalor ngidul. "kamu tinggal ma cowok kamu ya Din". "cuma satu kos aja"."Suka maen dong". "Maen apaan om". "Ya maen yang nikmatlah, maen apa lagi". "Aku cuma mengangguk. "Sering?". Kembali aku menggangguk. "Kok pengen maen ma om om". "Kan tadi Dina dah bilang, kemakan omongan Ayu, kalo maen ma om2 sensasinya beda, Jadi pengen nyoba deh. Lagian lagi bete neh ndirian". "Ya udah, jangan bete lagi ya, kan dah ada aku". Demikanlah sambil ngobrol, akhirnya semua makanan dan minuman yang dipesen dah pindah keperut, kenyang. "Kita mo kemana lagi Din, mau blanja gak". "Mangnya om mo blanjain Dina". "Buat abege montok kaya kamu, apa sih yang enggak. Mangnya kamu mo beli apaan, pakean ato kebutuhan sehari2". "Dua2nya om, bole gak". "Bole aja, yuk ke supermarket dulu". Aku diblanjain kebutuhanku sehari2 kaya odol, sabun, rinso dan sejenisnyalah. Abis itu dia naruh blanjaanku ke mobil dulu. "Tenteng aja om, gak banyak kan blanjaan Dina". "Repot, kita kan gak buru2 ini, daripada nenteng2, nanti mo milih baju jadi ribet". Aku nurut aja ketika digandengnya ke tempat parkir dan menaruh blanjaannya di bagasi mobilnya. "Mobil om bagus, kaya orangnya". Dia cuma tersenyum aja aku puji. Di department srore aku beli blus dan jins saja, yang memang hari2 aku pake. "Gak beli daleman Din". "Malu ah ada om". "Napa malu, nanti kamu kan milih ndiri, aku gak ikut ke counternya". Ya udah, karena aku perlu juga ya aku carilah bra dan cd. "Besar ya Din toket kamu, pantes montok gitu", bisik si om ketika melihat nomer braku di kasir. Aku diem aja, malu juga dibacain nomer braku. "Skarang mo kemana lagi Din, masak jam segini mo pulang. Kito nonton aja yuk". Aku mengiyakan aja ajakannya, ketika dia ngajaki nonton film drama. Sebenarnya aku gak suka film drama, tapi namanya diajak ya ikut aja. Lagian pasti di bioskop si om gak nonton filmnya deh.<br /><br />Kebetulan bioskopnya gak penuh, jadi kita bebas milih tempat duduk. Si om milih tempat yang agak mojok, misah dari penonton yang laen. Bener dugaanku, ketika filmnya maen, si om mulai ngelus2 pahaku. "Paha kamu mulus banget deh Din". "Ah om, biasa aja, katanya mo nonton kok malah ramah gini seh". "Ramah?" "iya om rajin menjamah", jawabku geli. Mendengar itu dia malah meremas pahaku. Elusannya makin gencar. "Om geli neh". "Geli pa pengen yang laen". Aku diem saja, dia merenggangkan pahaku, tapi karena terbatasi tempat duduk, ya renggangannya gak bisa lebar2. Tapi tangannya langsung menyusup diantara ke 2 pahaku dan mengelus2, makin lama makin keatas, sehingga tangannya kejepit diantara 2 pahaku. "Om, geli..." Dia gak peduli lenguhanku, terus saja tangannya dipaksakan keatas selangankanganku, sampe dia menggosok area memekku, gak persis amat karena tangannya terjepit ke 2 pahaku dan masih terhalang celana pendek dan cd ku. Tapi itu dah cukup untuk membuat aku menggelinjang karena tersentuh2 juga bagian paling sensitif di selangkanganku. "Ooom...", lenghuhku lagi. Dia memegang tanganku dan diletakkannya di selangkangannya. Terasa sekali ada sesuatu yang mengeras didalem celananya. Segera kuremas pelan, terasa besar dan keras sekali. "Om, besar banget", bisikku. "Mangnya cowok kamu punya kecil ya". "Besar sih om rasanya, tapi gak ada apa2nya dibanding om punya". "Wah masi sempit sekali dong kamu ya Din, biasanya cuma kemasukan yang kecil", bisiknya sambil mencium pipiku. Tangannya dilepaskan dari jepitan pahaku, aku dirangkulnya. Mukaku diarahkan kemukanya dan dengan pelan dia mencium bibirku. Tangan satunya mulai mengelus2 toketku dan kemudian meremasnya pelan. "Oom..." aku melenguh lagi. "Napa Din, udah pengen ya. Cewek yang kumisan kaya kamu pasti napsunya besar, jembut kamu lebat ya Din". Memang ada kumis tipis diatas bibir mungilku. "kok om tau sih, dah pengalaman ya om". "Aku suka ma cewek yang jembutnya lebat". "Napa om", "Napsunya gede, jadi liar banget kalo dah napsu". "Abis enak sih om". Kembali dia mencium bibirku, kali ini dengan napsu, remasan di toketku makin keras. Kemudian tangannya yang merangkulku, menyusup kedalam belahan toketku, braku dan meremas langsung toketku, ciumannya makin ganas. Aku terangsang juga karena ulahnya, apalagi ketika pentilku yang dah mulai mengeras diplintir2nya. "Oom...", kembali aku melenguh. "Napa Din". "Tangan om nakal banget de". "Bikin kamu napsu ya, kamu dah pengen ya Din". Aku diem saja, malu kalo bilang iya. "Toket kamu besar gitu karena sering diremes ya Din, tapi pentil kamu masi imut, mangnya gak suka diemut ya". Suka kok om, toket Dina memang gede dari sononya kok". "Pasti cowok kamu gemes kalo ngeremesnya ya". "Sama kaya om".<br /><br />Aku membales kelakuannya dengan terus mengelus dan meremes kontolnya yang sudah sangat keras itu. "Om, Dina kocok langsung ya", kataku sambil membuka ikat pinggangnya dan menurunkan ritssluiting celananya. kontolnya gak cuma besar tapi panjang banget. kepalanya nongol dari bagian atas cdnya yang minim. Segera kepala kontolnya kuelus dan kuremes, kemudian kukocok2 pelan. Giliran dia yang melenguh, "Din, nikmatnya". "Om, Dina emut mau gak". Dia menoleh kekiri kanan melihat situasi. Keliahatannya aman, "Mau banget Din". Aku segera jongkok didepannya, celana diturunkannya sedikit supaya kontolnya terbebas dari cd nya. Besar dan panjang sekali kontolnya. "Om, perkasa banget deh kontolnya". aku genggem kontolnya dan mulai menjilati kepalanya, lubang kencingnya menjadi sasaran jilatanku yang pertama. karena kondisi gedung yang gelap, aku leluasa mengerjai kontolnya. Dia menggeliat2 ketika lubang kencingnya aku jilati, kemudian kepalanya aku masukkan ke mulutku dan mulai kuemut2 pelan, sementara itu kontolnya kukocok2 turun naik. Makin menggeliat2 dia, kepalaku mengangguk2 mengeluarkan kepala kontolnya dimulutku sembari kusedot keras, dia makin menggeliat dan makin sering melenguh pelan. "Din kamu pinter banget deh ngemutnya, diemut mulut atas aja dah nikmat gini, apalagi diemut mulut bawah kamu yg masi sempit itu ya. Padahal kamu masi muda gini". Kepalaku menggangguk makin cepet sehingga kepala kontolnya pun makin cepat kluar masuk mulutku sembari kusedot2. "Din udahan". "Napa om, dah mo ngecret ya, ngecret aja dimulut Dina, ntar peju om Dina telen". "Gak ah, ntar ngecretnya di memek kamu aja, jauh lebi nikmat. Boleh kan". "Boleh banget, cowok Dina juga ngecretnya dimemek Dina kok om". "Kamu gak takut hamil". "Kan pake obat kalo Dina lagi subur om. Justru kalo lagi subur, napsu Dina besar om, lebi nikmat jadinya". "Skarang lagi subur". "Iya om".<br />"Pantes napsu kamu besar gitu, dikilik dikit ja dah napsu gitu, bawa obatnya". "Ntar minumnya dikos aja kalo dah om anter pulang. Mo diterusin gak om diemutnya". "Gak usah Din, nenangin diri dulu, kayanya bentar lagi filmnya abis deh", katanya sambil ngeberesin celananya. Akupun merapikan pakean dan rambutku yang acak2an gara diremes2 si om waktu aku emut tadi. Bener aja, gak lama lagi filmpun slesai, lampu dinyalakan. Kita saling berpandangan dan tersenyum.<br /><br />Diluar dah gelap. "Laper lagi gak Din, kan barusan kerja keras juga". "Mangnya di apartment om gak ada makanan ya". "Paling adanya mi instan, kalo dah laper lagi kita makan dulu aja dikit, baru pulang". "Dina ikut aja deh om". "Cari makan yang enteng aja ya". Kita ke gerai ayam goreng, si om pesen beberapa potong ayam, french fries, salad dan 2 gelas besar soft drink. "Banyak banget om pesennya". "Ya udah makan aja pelan2, ntar juga abis". Kembali kita makan sembari becanda2 ngomongin yang kita lakuin di bioskop tadi. "Din kamu dah pengalaman banget ngemutnya ya". "Kan dah sering latihan ma cowok Dina". "Pantes kamu ahli gini. Kalo cowok kamu diemut gitu suka ngecret dimulut kamu ya". "Iya om, biar kalo maen bisa lama baru dia kluar lagi". "Kamu suka ya kalo maennya lama". "Suka banget om, Dina suka kalo bisa nyampe beberapa kali baru dianya ngecret. Nikmat banget deh kalo bisa gitu. Makanya ronde pertamanya slalu Dina emut sampe dia ngecret dulu dimulut Dina". "Pantes kamu gak ragu untuk nelen peju". "Om si tadi gak mo diemut sampe keluar, padahal dah mo ngecret kan?" "Kan aku dah bilang lebi nikmat kalo ngecretnya didalem memek kamu. Kamu sering ya Din maen ma cowok kamu"."Ya sering lah om, namanya juga satu kos, kalo dah pengen ya maen". "Maennya dikamar kamu ato kamar dia? "Kamar siapa aja, seenaknya". "Trus kamu tau obat anti hamil dari cowok kamu". "Iya om, dia tau dari temennya, makanya dia belinya banyak, buat stok". "Mangnya bisa beli gak pake resep ". "Dia kenal ma apoteknya, makanya dikasi beli gak pake resep juga". Sembari ngobrol gitu akhirnya semua yang dipesen tadi dah habis. "Dah skarang kita pulang, ngelanjutin yang tertunda di bisokop tadi ya sayang". "Ih gombal, pake sayang2 segala". "Mangnya cowok kamu gak panggil kamu sayang". "Ya iyalah". "Kan sekarang aku lagi gantiin cowok kamu, panggilnya yayang deh biar beda dikit", jawabnya sambil tertawa berderai. Aku digandengnya menuju tempat parkir lagi, blanjaan pakeanku dibawakannya. Mesra sekali dia ma aku. Senengnya aku diperlakukan mesra seperti itu. Bener Ayu, baru digandeng ja sensasinya dah beda banget, palagi nanti lanjutannya ya.<br /><br />Sesampai di apartmentnya, aku kembali digandeng menuju lift yang ada di basement parkiran, dia mijit lantainya, tinggi juga. "Tinggi ya om". "Iya lah, kan biar view nya bagus". Sesampai di lantainya, lift terbuka, aku kembali digandengnya menuju ke apartmenynya. Dia membuka knci pintu. apartmentnya mungil, 2 kamar tidur, ruang tamu merangkap ruang makan dan dapur kering. Ada sofa, meja makan, almari es, dispenser aqua, tv besar dan sound system diatas credenza. Balkonnya kadang berubah fungsi menjadi tempat jemur pakean, kamar mandi yang berubah fungi jadi ruang cuci karena ada mesin cuci disana, menyisakan wcnya saja.<br />"Mandinya dimana om". "Kan dikamar ada kamar mandi wc lagi satu. Kamu mo mandi dulu?". Masih ada pantri basah yang letaknya tersembunyi dibelakang dapur kering. "Mungil ya om apartmentnya". "Cukuplah buat bujangan kaya aku". "Kok om gak berkeluarga sih". "Aku dah cerai Din, belon punya anak sih". Aku berdiri di balkon, yang kebetulan gak dipake menjemur pakean, cuma ada tempat jemurnya aja. Dia memelukku dari belakang. Dihadapanku terhampar pemandangan kota diwaktu malam, bertaburan sinar lampu, temaram sekali dilihat dari atas. "Om romantis banget ya pemandangannya". Dia gak jawab tapi mencium lembut kudukku, membuat aku menggelinjang. Tangannya mulai meremes pelan ke 2 toketku. "Ooom...", kembali aku melenguh. "Dina mandi dulu ya om, biar om gak kebauan. Ato om mo mandiin Dina", kataku manja. "Yuk kita mandi bareng, pemanasannya dikamar mandi aja ya". Segera kita maasuk ke ruang tengah, trus kekamar tidur yang isinya tempat tidur besar, lemari pakean, meja rias dan separangkat audio visual (TV ukuran tidak sebesar yang di ruang tamu tentunya dan sound system) diatas credenza kecil. Kamar mandinya minimalis, cuma ada shower saja dan wastafel, serta wc.<br /><br />Kembali dia memelukku dari belakang sembari menciumi kudukku dengan penuh napsu, toketku diremes2nya dengan gemes. Aku menggeserkan pantatku keselangkangannya, menggesek2 kontolnya yang dah keras sekali. Dia membalik badanku dan langsung mencium bibirku. Langsung saja kusambut ciumannya. kubuka mulutku dan dia langsung menyapu langit-langitku, kami berpagutan, saling balas. Sambil menciumnya, tanganku melingkari badannya dan kupeluk dia, sementara dia meremas toketku dari luar tanktopku. Dengan kedua tangannya ia terus meremas kedua toketku dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumannya. Aku mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhku dilanda rasa nikmat yang membuat libido ku naik. Remasannya yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsuku makin naik dan tak terkendali. dia melepas ciumannya tapi tidak menghentikan remasannya. Kini aku merapat ke dia sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat dia makin mudah meremas toketku. dia sangat pintar dalam mempermainkan nafsuku, ia meremas toketku dengan keras tapi kemudian melambat, lalu cepat lagi. Nafsuku pun naik turun dan meledak-ledak tak karuan. Aku sangat menikmati remasannya sehingga membuatku mendesah tak karuan.<br />"Umhh...uhh..uhhh...enak..om...uhhhhh...teruss ..u hh". Desahanku makin membakar nafsunya. Ia melepas semua pakaiannya hingga telanjang. kontolnya sudah menegang pada ukuran maksimalnya.<br /><br />Ia menyuruhku untuk menyepong kontolnya. Langsung saja kukulum kontolnya yang besar itu. Mula-mula kusapu ujungnya dengan lidahku sambil kukocok pelan dengan tangan kiriku. "ahh..ahh...isep Din," katanya mendesah nikmat. Kumasukkan kontolnya kedalam mulutku lalu kuhisap sehingga pemiliknya merem-melek keenakan. Tak seluruhnya batang itu masuk kedalam mulutku. Dengan tangan kananku, kukocok kontolnya yang tak masuk kedalam mulutku. kuisap kontolnya itu lalu kumaju-mundurkan kontolnya itu kedalam mulutku. ''ah..uh..uhh..enak Din...kamu jago nyepong yah..." dia mendesah keenakan. Terus kuisap batang itu dan kumasukkan kedalam mulutku dan terus kukocok kontolnya yang tak masuk kedalam mulutku. ''ahh..ahh..enak..'' dia terus mendesah menahan nikmatnya disepong. Tampaknya dia sudah akan orgasme, kontolnya berkedut-kedut dalam mulutku, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, tangannya menahan kepalaku sehingga kontolnya masuk lebih dalam lagi, bersamaan dengan itu pejunya menyembur memenuhi mulutku, langsung kutelan pejunya dan kubersihkan kontolnya dari sisa-sisa pejunya. dia menarik kontolnya keluar dari mulutku. "Akhirnya ngecret juga om dimulut Dina, peju om banyak banget deh". "Kamu si nakal, aku jadi gak bisa nahan deh". "Ya gak apa kan om, pasti bentar lagi dah ngaceng lagi kalo ngegarap Dina". mulutku masih belepotan pejunya yang meleleh keluar mulutku saking banyaknya dia ngecret dimulutku, walaupun sebagian besar pejunya dah kutelen.<br /><br />Si om langsung meremas toketku lagi. Aku mendesah keras. "ahhhh..ahhhhhh..." dia menarik ku ke kamar dan mendorongku ke ranjangnya dan dalam posisi duduk berhadapan dia melumat bibirku sambil meremas toketku. Kayanya lupa deh bahwa kita mo mandi dulu. Libidoku makin tak terkendali dan kubalas tiap ciumannya. Tangan dia menelusup kebalik tanktop ku dan meremas toketku yang terbungkus bh warna putih. dia melepas ciumannya dan melepas tanktop ketatku, tangannya lalu menggapai punggungku dan melepas kaitan bh ku, lalu melempar bh 34C itu, sehingga toket montokku yang putih mulus dengan pentil yang agak merah itu terlihat jelas. Ia langsung membenamkan kepalanya di gunung kembarku.<br />"ohhh...ohhh..yeahh...umhhh..." aku mendesah menahan nikmat. dia mengenyot toket kananku dan meremas toket kiriku sambil terkadang mencubit pentilnya.<br />"Ohhh...ohhh...ter..usss...emhhh..ohhhh" aku mendesah lagi. dia makin bernafsu untuk mengenyot toketku, sedangkan tangannya tak berhenti meremas toket ku yang tak dikenyotnya. Setelah puas menyusu toket kananku, ia langsung mengenyot toket kiriku, kenyotannya semakin liar dan remasannya pun makin tak karuan.<br />"uh..umhhhhhhh....oh...oo..ohhhh....enak..emhh ..te rus" aku mendesah karena kenyotannya yang membuatku merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil mengenyot, ia memilin pentilku yang tak dikenyotnya. Setelah 13 menit mengenyot toketku, ia berhenti mengenyot lalu memilin kedua pentilku sehingga libidoku semakin naik dan makin meledak-ledak. Puas bermain dengan toketku, dia langsung melepas celana pendek dan cd yang kupakai sehingga aku dan dia telanjang. Ia langsung merebahkanku di kasurnya. Aku merasa memekku sudah sangat basah. Lalu kurasakan ada 2 jari yang bermain disana dan bergerak maju-mundur.<br />"oh...ohh..oh..ohh..umhhh...ahh..a..aaaaahhhh. ..." Aku mendesah karena tak tahan setiap diperlakukan seperti itu.<br /><br />Setelah puas menyodokku dengan jarinya, ia langsung mengarahkan kontolnya. dia menggosok-gosokkan kontolnya pada bibir memekku sehingga aku kelojotan menahan nikmat. "ahh..ahh...ayo om..uhhh.." sambil mendesah aku memegang kontolnya lalu mengarahkannya kedalam memekku. dia langsung menyentakkan kontolnya sehingga kontolnya masuk kedalam memekku. Kakiku kini melingkari pinggulnya. dia yang sudah penuh nafsu itu langsung menggoyangkan pinggulnya, mula-mula pelan. Gesekkan kontolnya didalam memekku membuatku merasa nikmat. "ahh...ahh... ayo om..uhh..genjot..yang..cepet..ahhhh" Mendengar desahanku itu, dia langsung meningkatkan kecepatannya sehingga goyangannya sangat cepat. Terdengar bunyi berdecak setiap kontolnya menusuk memekku. Banyaknya cairan pelumas dalam memekku membuat kontolnya leluasa bergerak.<br />"ohhhh...ohhhhhhh....oohhhhhhh....e..enak..uhh hh" Aku benar-benar merasa sangat puas. dia terus menggenjotku dengan posisi itu, bahkan goyangan pinggulnya makin lama makin cepat. Seluruh badanku bergetar seirama genjotannya yang cepat. Toketku bergerak naik turun, melihat itu dia makin bernafsu, ia langsung mencaplok toket kiriku dan meremasnya dengan gemas, goyangan pinggulnya juga semakin cepat. "uhh..uh..uhh..uhh..uhhhh..enak..umhh.." genjotannya yang begitu cepat itu membuatku mendesah keenakan. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, genjotannya makin cepat sambil terus meremas toket kiriku dengan kasar. Kurasakan kontolnya berkedut-kedut dalam memekku, lalu menyemprotkan pejunya kedalam memekku, dan dia melenguh panjang.<br /><br />Setelah mendapatkan orgasme pertamanya dia berhenti menggenjotku sebentar. "ohh...enak om..." kataku. dia mengatur nafasnya, aku yang belum puas memegang tangannya dan meletakkannya di toket kananku, aku masih ingin dipuaskan oleh remasannya. dia-pun langsung<br />meremas toket kananku, dan tangan satunya meremas toket kiriku. Kini, kedua toketku diremasnya dengan sangat gemas. Dapat kurasakan pentilku sudah mengeras karena terus di kenyot, tambah lagi nafsu ku sudah tak terkendali. Setelah kontolnya mengeras lagi dia menghentikan remasannya dan mengganti gaya. Ia rebah di kasur. Aku langsung mengarahkan memekku dan dalam satu hentakan, kontolnya menancap dalam memekku. Kugoyangkan pinggulku. Dalam posisi ini dia mudah meremas toketku. Dia menikmati goyangan pinggulku sehingga ia mendesah-desah keenakan. Tangannya mengelus setiap lekuk tubuhku lalu kedua tangannya berhenti di toketku. Ia mengelus kedua toketku sambil menyibakkan rambutku yang menutupi toketku. Rabaannya membuatku geli. Ia meraba-raba toketku lalu memilin kedua pentilnya sehingga membuatku seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah aku terus menggoyangkan pinggulku, sedangkan dia masih senang bermain-main dengan kedua pentilku yang sudah mengeras itu, ia mencubit dan memilin-milin pentilku. "ahh..ahh..pentil mu ngemesin sih Din..." katanya. Permainannya pada pentilku membuat nafsuku makin meledak, kugoyangkan terus pinggulku sedangkan dia kini meremasi kedua toketku. Aku merasa aku akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi. Terus kugoyangkan pinggulku dengan cepat, toketku yang terus diremas itu membuatku merasakan nikmat tak terbayangkan, kurasakan pentilku sudah keras dan toketku basah terkena liur dan keringat, tubuhku sudah basah kuyup karena keringat. Kupejamkan mataku sambil terus menggoyangkan pinggulku, terus kugoyangkan lalu "Uhhhhhhhhhhhhh...." Aku mengerang panjang, tubuhku menggelinjang dan cairan kenikmatan membanjiri memekku, aku mendapatkan orgasme pertamaku, lalu dia menyusul beberapa menit kemudian. Tubuhku sangat lemas sehingga tubuhku ambruk, dia menopangku.<br /><br />Ia menarik kontolnya dari memekku, lalu mengatur posisi doggy style, kedua tanganku bertumpu pada kasurnya, ia langsung menusukkan kontolnya dari belakang tapi tak langsung menggenjotku untuk memberiku kesempatan mengatur nafas, setelah gelombang orgasme ku reda aku langsung memintanya untuk menggenjotku. dia pun langsung menggoyangkan pinggulnya secara perlahan. Dalam posisi ini kedua toketku menggelantung dan seperti biasa, dia langsung meremas toket montok ku sambil terus menggoyangkan pinggulnya, kini dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, remasannya pun makin cepat.<br />"ahh...ahhhhh....ahhhhhhh...ahhh." Setelah 16 menit dalam gaya doggy style dia akhirnya melenguh panjang, goyangannya terhenti dan ia menusukan kontolnya lebih dalam, ia meremas toketku kuat-kuat. pejunya kembali memenuhi memekku dan meluber ke selangkanganku. Ia langsung mencabut kontolnya dan beristirahat. Cuma herannya, setelah ngecret barusan kontolnya tetap aja ngaceng dengan kersnya. Hebat banget si om, kuat maennya.<br /><br />Ia duduk dilantai dan bersandar pada dinding, aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Dengan mudah, kontolnya yang basah terkena liurku itu memasuki memekku. Aku menggoyangkan pinggulku, aku sudah sering melihat gaya ini dalam video bokep yang sering kutonton untuk masturbasi. Kugoyangkan tubuhku naik-turun sehingga kontolnya menghujam memekku. si om meraba toketku dari belakang sambil mendesah-desah keenakan. Aku terus menggoyangkan tubuhku naik turun, dia kini memainkan toketku sambil memilin-milin kedua pentilku yang sudah keras sekali itu. "Ahh...ah...ahh.aahh..ahh..ah..ah.." aku mendesah keenakan sambil terus mengoyangkan tubuhku. Aku sudah sangat lelah sehingga goyanganku berhenti. si om langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sedangkan tangannya meremasi toketku. "Ohhh...ohhhh..oohhh..enak..terus..uhhh...oohh h" aku mendesah keenakan. Dia terus menggoyangkan pinggulnya dengan cepat sambil menciumi leherku, remasannya pun makin liar. "oooohhhhhhhhh...." aku mendesah panjang tubuhku menggelinjang, rasa nikmat memenuhi tubuhku. Goyangan pinggul nya makin cepat remasannya makin ganas. Ia menggoyangkan pinggulnya sambil meremas toketku dan mencium bibirku kami berpagutan, menumpahkan seluruh nafsu dan hasrat kami. Ciuman itu membuat nafsu ku bangkit lagi dengan cepat, tanpa sadar aku juga menggoyangkan pinggulku. Merasa tenaga dan nafsuku sudah bangkit, dia mengentikan goyangannya. Kini aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat. Keringat membasahi tubuhku. Toketku juga sudah sangat basah karena liur bercampur keringat. Dia menghentikan remasannya, tampaknya ia ingin mengistirahatkan tangannya dulu. dia langsung melanjutkan genjotannya, digoyangkannya pinggulnya dengan sangat cepat.<br />"ahh...ahh..a..aahhh..enak..uh..terus genjot...ohhhh..." aku mendesah menikmati genjotannya. dengan tangan kananku, kuraih tangan kanannya lalu kuletakkannya di toket kanan ku, lalu menyusul tangan kirinya kuletakkan di toket kiriku. Mula-mula ia meraba kedua toketku lalu meremasnya dengan sangat gemas. Sambil meremas dan menciumku dia meningkatkan kecepatannya, goyangan pinggulnya terasa makin cepat, nafasnya juga makin memburu. Dia sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Goyangan pinggulnya makin cepat dan remasannya pun tak pernah berhenti bahkan makin kasar nafasnya pun makin memburu. Aku mencoba menaikkan nafsunya dengan mendesah.<br />"Ohhh...o..ooooooooohhhhhh....enak om..terus...remes...genjot terus oms...umhhhhh..." Desahanku yang barusan benar-benar membuat nafsunya makin tak terkendali. Sambil mencium bibirku dan meremas toketku, dia tak berhenti menngenjotku, bahkan makin lama makin cepat, kurasakan kontolnya menusuk dalam dan goyangannya makin cepat, remasannya makin keras dan kasar, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutnya, ia mencubit kedua pentilku dengan keras, bersamaan dengan itu, pejunya membanjiri memekku. Setelah itu, ia menarik kontolnya dan berhenti sebentar untuk mengatur nafas.<br /><br />Aku bangkit dan jalan ke kamar mandi yang ada di kamarnya. "Mau kemana?" tanya nya. "Mandi om" jawabku singkat. Aku masuk kedalam kamar mandi dan membasahi tubuhku dengan shower, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, dia masuk."Aku juga mau mandi, mendingan bareng aja." katanya. Dia membasahi diri dengan air dari shower yang mengalir deras. Dia mengambil sabun lalu mematikan showernya. "sini,biar aku sabunin. Kamu kan capek..". Ia menggosokkan sabun sampai berbusa lalu mulai menyabuni tubuhku. Dia mulai menyabuni toket kananku, terus toket kiriku. Kemudian tangannya bermain-main pada memekku. "nghhhhh...jangan lagi om, capek..." aku mendesah. Desahanku itu malah membangkitkan lagi nafsunya. Sambil menyabuni toketku, dia meremas-remas toketku. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh dia. Kurasakan 2 jari maju-mundur menusuk memekku. "eemmmmmhhhh..om..udah...oooooooohhhhhhh" Tampaknya dia berusaha membangkitkan nafsuku dengan memilin pentilku atau meremas toketku. Gerakkan jari makin cepat, dengan cepat jari itu keluar-masuk memekku. "oh...ohhh...ohhh..ooooohhhh...." Aku mendesah. Dia menyalakan shower kembali lalu membersihkan tubuhku dari sisa sabun. Aku berharap dia akan menyudahi permainannya. Tapi, dia malah ingin dipuaskan lagi, aku hanya bisa berharap agar tidak pingsan saat dia menyetubuhiku nanti. "Om, kuat amat sih, gak puas2 ngentotin Dina, Dina dah lemes banget om". Tapi dia gak perduli, kulihat kontol besarnya dah ngaceng kembali dengan perkasanya. Luar biasa staminanya, gak puas2 dan bisa ngaceng dengan cepat setelah ngecretin peju dimemekku.<br /><br />Dia menyuruh aku nungging berpegangan di wastafel. memekku yang masih penuh cairan itu membuat batang nya mudah menerobos memekku. Dia tau tubuhku sudah lemas. Didalam kamar mandi pun aku harus melayaninya. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya sehingga kontolnya mulai menghujam memekku. Tusukkan kontolnya membuat aku seakan merasa tersengat listrik. Digoyangkannya pinggulnya dengan cepat.<br />"ahh...ahhhh....ahhh...om...ahhhhhh.... " aku tak bisa berhenti mendesah ketika kontolnya menggesek-gesek dinding memekku yang rapat itu. Dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, kontraksi dinding memekku membuat kontolnya terjepit didalam memekku sehingga membuatnya merasa nikmat.<br />"eeennngggghhh...om...abis..ini..udahan...du.. lu.ya...o..oooohhhhhh"<br />Aku benar-benar merasa lemas bercampur nikmat. Sambil menggenjotku, dia kini meremas kedua toketku dengan gemas. Tanpa kusadari, nafsuku sudah naik lagi, aku menggoyangkan pinggulku juga. Kali ini dia yang diam dan aku mulai menggerakkan tubuhku maju mundur mengocok kontolnya yang menancap erat dimemekku. kontolnya pun dapat keluar-masuk dengan mudah. Aku merasakan aku akan mendapatkan orgasmeku lagi, kupacu gerakkan ku makin cepat. dia sepertinya juga akan mendapat orgasmenya sebentar lagi nafasnya makin memburu dan mulutnya meracau tak jelas. Terus kupacu gerakkanku, dia juga menggoyangkan pinggulnya agar kontolnya menusuk lebih dalam. Terus kupacu makin cepat, lalu aku kembali merasakan sensasi nikmat menjalar keseluruh tubuhku. dia juga sudah mendapat orgasmenya, dia melenguh panjang sambil menancapkan kontolnya lebih dalam. dia mengecretkan pejunya kembali dimemekku. Aku merasa sangat lemas kucoba mengatur nafasku yang tersengal-sengal. "Din, nikmat banget deh maen ama kamu, memek kamu empotannya hebat banget, makasih ya". "Nikmat sih om, cuma Dina lemes banget, abis om gak udah2 maennya, kuat banget si om maennya". "Ya udah, kita tidur aja ya". Setelah membersihkan diri, kami berdua langsung rebah di ranjang dan tak lama lagi aku pulas, terlelap karena lemes tetapi nikmat buanget deh.<br /><br />Aku bangun, dah siang, mentari dah tinggi. Kulihat si om juga dah bangun, dia tersenyum melihatku. "Din, baru bangun aja kamu dah napsuin. aku jadi pengen mengulangi lagi nih. Kamu gak usah sekolah ya hari ini". "Dina laper om, makan dulu ya". "Ya sayangku". Dia bangkit dari ranjang, meninggalkanku tergolek telanjang. Lama juga dia menghilang, aku sampe ketiduran lagi. Aku terbangun ketika bibirku ada yang ngecup. "Sayang, aku dah nyiapin sarapan buat kamu, makan yuk, katanya laper". Aku ditariknya bangun, dan diajaknya ke meja makan. Di meja makan sudah ada beberapa lembar roti panggang dan juga telor mata sapi, serta ada 2 cangkir susu coklat panas. "Suka susu coklat kan". Aku menggangguk, "padahal kamu dah punya susu besar ya", katanya sambil tersenyum. Tangannya memlintir pentilku sebentar. "Om, Dina makan dulu ya". "Enak gak semalem Din?" "Bukannya enak lagi om, nikmat banget. memek Dina sesek deh rasanya kemasukan batang om, gede amat lagi. Palagi kalo ditancepin semua, mentok rasanya saking panjangnya. Dina mau lagi dong om kapan2". "Bisa diatur, aku juga nikmat banget maen ma kamu.<br />Baru sekali ini aku ngerasain memek abege seperet dan sekeset memek kamu. Cengkeraman memek kamu ke kontol aku terasa banget deh". Sehabis makan, dia menarik aku ke ranjang lagi. Dia merebahkan badannya diaranjang. Kunaiki dia dan langsung kuarahkan kontolnya kedalam memekku. Cairan pelumas memekku membuat kontolnya mudah menerobos memekku. "wah..masih belum puas juga ya, Din?" katanya sambil tersenyum puas. "Om kan juga masih pengen maen ma Dina kan". Kugoyangkan pinggulku. Kuraih kedua tangannya lagi lalu meletakkannya pada kedua toketku. "o..Belum puas diremes ya?" katanya lagi. "oh..ohh..i..iya..remesin om..." kataku dengan nafas memburu. Dia pun langsung meremas kedua toketku pelan-pelan. Aku suka dengan posisi ini karena lelaki yang kulayani bisa meremas toketku dengan mudah. Aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, sementara dia meremas toketku pelan, tampaknya dia tau aku suka kalo toketku diremas, jadi dia mempermainkan nafsuku dengan meremas toketku pelan-pelan. Nafsuku semakin naik tak terkendali. Kugoyangkan pinggulku dengan kecepatan tinggi sambil terus mendesah keenakan. Perlahan-lahan remasannya makin cepat, aku yang sudah dikuasai birahi ini makin mempercepat goyangan pinggulku dan mendesah tak karuan, ari seperti terpengaruh dengan goyanganku, remasannya makin kasar. "oh..oh...ohh...ohh..ohh..oh..oh.." aku mendesah keenakan sambil terus kupacu goyanganku. dia sangat menikmati pelayananku ini, terlihat dari desahannya yang menahan nikmat itu, kini dia tampaknya sudah puas meremas toketku dan kali ini ia memilin kedua pentilku sehingga nafsuku naik turun dan badanku seperti tersengat listrik setiap dia memilin pentilku yang sudah keras itu. Aku yang sudah 16 menit dalam posisi itu merasa akan mendapatkan orgasmeku sebentar lagi, terus kupacu goyanganku lebih cepat, dia pun sepertinya sama, kontraksi antara dinding memekku dengan kontolnya membuatnya keenakan, dia juga sesekali menggerakkan pinggulnya agar kontolnya bisa lebih menusuk memekku. Kupacu terus goyanganku sedangkan dia yang sudah dekat orgasme itu juga ikut menggerakkan pinggulnya. "ah...ah..terus Din..." dia mendesah keenakan.<br />"uhh...uhhhh...om...Dina...udah...ahhhhhhhhhh. ... " Aku mendesah panjang,<br />sensasi nikmat mengalir keseluruh tubuhku, aku sangat kelelahan setelah semalem melayani nafsunya dalam waktu yang lama, walaupun sudah keselang tidur yang nyenyak. tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti tersengat listik, dia mencubit keras-keras kedua pentilku sambil melenguh panjang, dan lagi-lagi cairan peju memenuhi memekku. dia menopang tubuhku yang sudah lemas itu lalu menarik kontolnya dari memekku.<br /><br />Seperti kemaren, walaupun dah ngecret tapi kontolnya masi keras sekali seperti tiang baja. Aku pikir dia sudah puas dan ingin istirahat tapi di malah ingin mencoba gaya lain. "Din, kita ganti gaya" katanya. Dia mengatur posisi doggy style lagi. Aku sudah sangat lemas masih harus melayaninya dalam posisi doggy sytle yang melelahkan itu. Karena ingin cepat selesai kuturuti saja keinginannya. Tangan dan kakiku bertumpu di kasur. Dia langsung menerobos memekku dari belakang. Tak seperti dia yang memberiku kesempatan bernafas, ari langsung menggenjotku dengan cepat, banyaknya cairan pelumas dan peju dalam memekku membuat kontolnya gampang bergerak. Goyangan pinggulnya yang sangat cepat itu menyebabkan bunyi berdecak setiap kontolnya menghujam memekku. Tampaknya dia sangat menyukai memekku. Sambil menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, tangannya menelusuri setiap lekuk tubuhku. Dari leher, ia mengelus pundakku, dada, pinggang, pinggulku, lalu dia meraba-raba kedua toketku yang menggelantung itu. Dia tidak meremas toketku, tapi hanya merabanya saja. "ahhhhhh......." aku mendesah kencang karena tiba-tiba dia mencubit pentilku kuat-kuat. "ah...pelan..pelan dong om kalo nyubit..." kataku. "hehehe...sorry Din..abis ngegemesin sih.." balasnya sambil terus menggenjot dan memilin-milin kedua pentilku. Dia tampaknya tak ingin cepat-cepat orgasme, dia memelankan goyangannya. dia terus memaju-mundurkan pinggulnya menusuk memekku. Goyangannya perlahan-lahan makin cepat. "Ah..Din...dah mau keluar nih..uhhhhhh". Dia makin meningkatkan kecepatannya, nafasnya makin memburu dan meracau tak jelas, kurasa dia akan segera mendapatkan orgasmenya. Sambil terus menggenjotku, kedua tangannya kini meremas kedua toketku dengan penuh nafsu. Nafsuku seakan-akan meledak lagi, rasa lemas yang kurasakan hilang dan kini kurasakan rasa puas yang seperti akan meledak. Dia mempercepat goyangannya lagi hingga tubuhku bergetar kencang, dia juga meremas toketku kuat-kuat lalu sebuah lenguhan panjang terdengar dari mulutnya. Dapat kurasakan cairan hangat mengisi memekku, belum selesai gelombang orgasmenya, aku menyusulnya tak lama kemudian. "a..aaaaahhhhhhhh...." Aku mendesah panjang dan seluruh tubuhku merasakan gelombang nikmat. Setelah orgasmenya selesai, dia langsung menarik kontolnya, dia terlihat sangat puas. Aku juga merasakan kepuasan yang tak terlukiskan. Dia beristirahat dan mengatur nafasnya. Tubuhku sudah sangat basah terkena keringat, aroma peju yang menyengat juga tercium dari tubuhku. Sungguh pagi yang melelahkan tapi nikmat skalee.<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-15837679400448542462009-09-16T09:27:00.000-07:002009-09-16T09:28:45.140-07:00Gairah Birahi bersama seorang Mahasiswi.<div style="text-align: justify;">Ini sebenarnya pengalaman gw bersama seorang mahasiswi tingkat 3 yang lagi pusing dengan kuliahnya, dan dipaksa kawin oleh pacarnya yang seorang tentara.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Gairah Birahi bersama seorang Mahasiswi.</span><br />===================================<br />Karya : dodol , -<br /><br />Pekerjaan rutin kadang membuat jenuh, untuk menghilangkan kejenuhan itu gw sering chating mencari-cari temen chating yang bisa sekedar ngobrol atau kalau beruntung bisa diajak jalan. Seperti waktu itu, dengan tidak sengaja gw mendapatkan nick Ce-Lg-Pusing. Dengan jurus-jurus standard gw dengan cepat mendapatkan nama aslinya sebut saja Devi, umur 21. Seiring waktu, gw bisa mengajaknya ngobrol ngalor ngidul, becanda, malah dia sampe curhat mengenai kuliahnya dan pacarnya yang ngajak kawin mulu, sehingga kita bisa merasa akrab satu sama lain di dunia maya tersebut. Sampe berlanjut untuk saling setuju ketemuan jam 7 malem di mall cijantung, di bioskop 21 lantai paling atas mall itu, secara mall ini deket ama rumahnya. Gw ajakin nonton .. tapi, sebenarnya ada alasan lain di balik itu (para DS-er mungkin sudah pada menduga.. he he ..), tapi gw gak bilangin ke Devi, takut dia malah menjadi bad mood.<br />Tidak lupa gw bertukar no HP. Percakapan terakhir di chatingan :<br /><br />Gw : kamu mau pake baju warna apa?<br />Devi : tank top warna merah, celana jeans.<br />Gw : gw pake kemeja garis-garis putih, celana item, ya.<br />kamu jangan pake jeans deh, kalau bisa sih rok aja...<br />Devi : Iya deh...<br />Gw : Sampe ketemu ya Dev.<br />Devi : ya mas, bye<br />Gw : bye<br /><br />Jam 7 lewat sedikit aku udah sampe di mall cijantung, mobil aku parkir di basemant, kemudian dengan langkah mantap gw berjalan melewati eskalator, naik satu demi satu lantai. Pemandangan di mall, cukup indah, karena banyak SPG-SPG yang manis-manis, dan cewek-cewek pengunjung pun ternyata cukup bagus untuk mata keranjang gw yang liar.<br /><br />Sampe di lantai atas di bioskop 21, hp gw berbunyi, ternyata ada sms dari Devi,.. "mas q lma mnt lg nyampe, maz dimna?", gw bales : 'gw dah di lt atas, dpn bioskop". Gak lama berselang, hp gw berdering lagi... Devi tlp... gw tengok-tengok ke arah eskalator dan lantai bawah,... ada seorang cewek yg lagi pegang hp di telinganya, dalam hati gw, mungkin ini Devi,... "kamu dimana Dev ?", "gw disini mau naik eskalator," Gw liat emang ada cewek pake tank top warna merah, tapi pake celana jeans menaiki eskalator. dalam hati gw, ko gak pake rok seperti yg dia bilang di chating. Tapi gw nekad aja, gw lambaikan tangan aja ke arahnya, sambil nyamperin, gw bilang : " Devi ?", eh dia jawab : " Mas dody ?".. gw timpalin, "jangan bilang mas deh, gw lebih akrab kalau panggil Dody aja", dia setuju ngangguk. Sambil salaman, gw mulai menerawang ke arah wajah dan body Devi. Uhkss nih anak manis juga, gak terlalu putih, kuning langsat tapi bersih, ada sedikit jerawat, gak begitu bohay, tapi semok2 gimana gitu... liatnya nafsuin. Apalagi ketika gw liat ke arah di balik tanktop di depan dadanya yg menonjol... gw taksir ini kesukaan gw bangets, 36B. Dari caranya dia berjalan tadi, lirikan matanya, gw bisa prediksi, ni anak bisa gw prospek ke arah jalan "kenikmatan".... pikir gw, ukhss dasar otak ngeressss....<br /><br />"Dev, kamu udah makan belum? aku laper nih...mkaan dulu yuks...", ajak gw. "Tapi gw dah makan Dod, tapi gak apa deh, q makan bakso aja", akhirnya kita makan di resto mister baso yg masih satu lantai disitu. Sambil makan, gw ajakin ngobrol lagi ke arah yg lebih menjurus... mulai cerita saru, humor-humor jorok,.. nampaknya Devi gak marah sedikitpun, malah matanya gw liat semakin nakal aja. Gw pun dah bisa pegang tangannya, dan dia gak menepiskannya. Hingga selesai kita makan, gw dah bisa gandeng dia layaknya orang yg baru jadian.<br /><br />Sesuai rencana semula, untuk nonton film, kita beli tiket, sengaja cari tempat yang mojok, biar lebih asoy. Filmnya judulnya gw lupa, yg jelas film barat action. Sampe di dalam suasana udah remang-remang, film baru mulai. Kita duduk di salah satu pojokan sisi kiri, sialnya, di samping kanan gw, ada orang lain, ya. dalam hati gw, kayknya gak bisa berjalan mulus nih. Tapi gw gak peduli.. gw dah mupeng banget liat bodynya Devi, sejak dari tadi ****** gw dah berontaks, jadi gw harus manfaatkan waktu dan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan dalam tempo yg senikmat-nikmatnya.. hehe....<br /><br />Gw juga gak peduli juga dengan filmnya, mata gw selalu curi-curi pandang pada belahan dadanya. Sampe Devi risih kali.. dia bilang.. "Ihkss elo nakal deh Dod..", tapi gw yakin dia hanya basa-basi, dari kerlingan matanya, gw liat dia juga menikmati tubuhnya dipandangin liar seperti itu. "habisnya elo semok banget, cantik, dan nafsuin", tangan gw mulai bergerilya.... menyentuh pahanya, kemudian nyelinep, dan coba berusaha pegang toketnya. "akhsss.... Devi menggelinjang... tapi gak berusaha melepaskan tangan gw". Tangan gw yang satunya pegang tangannya dia, dan gw arahin supaya dia pegang kontol gw dari luar celana gw yg sudah menggelembung karena dorongan dari dalam kontol yg dah horny. Gothaa.. gw bisa remesin tuh toketss walaupun dari luar tanktopnya, tapi berasa bangets kenyal dan kerass. sambil gw dekep, dan berusaha mencium lehernya... serrrrrrr rasanya gw semakin horny aja. "Enakkss Dod..." dia berbisik. Devi pun asik ngeremes kontol dari luar. "kontol gede juga Dod.., gw suka, hmmsss". Tiba-tiba dari belakang ada yg nendang kursi gw, entah sengaja atau tidak, tapi gw merasa cukup terganggu, dan ketegangan kontol gw jadi sedikit mereda. Akhirnya, dengan suasana ygn tidak mendukung seprti itu, dan gw fikir bisa mendapatkan yg lebih lagi dari Devi, gw akhirnya gw ajakin Devi untuk keluar dari bioskop dan cari tempat yg lebih asoy... motel atau hotel... gile.. gw gak tahu hotel yg deket daerah situ, tapi karena kentang seperti itu, otak gw berputar untuk cariin tempat... taman mini.... yup... gw mau ekse di mobil aja.. dan cari tempat yg sunyi di taman mini.<br /><br />Keluar dari mall cijantung, mobil gw bawa ke arah taman mini, menyusuri tol JORR (tapi gak masuk tol), pinggirannya kalau gak salah namnya pasar rebo. Masuk taman mini, bayar tiket, waktu menunjukan pukul 20:35. Masuk taman mini, puter-puter, dapet juga tempat yg remang dan cukup sunyi, gw matiin lampu mobil, buka sedikit kaca, baru gw mattin mobil gw.<br />"Dev.. kita lanjutin yg tadi ya...", dia gak jawab, tapi malah ke kursi belakang..., "loh mau ngapain Dev?", "mau ganti rok, ini q bawa di tas, kan tadi sebelum ketemuan janji mau pake rok, tapi jangan ngintip ya", ukhhss, serrrrrr gw jadi mulai horny lagi...<br /><br />Selesai ganti rok, dia kembali ke jok depan, roknya pendek banget terbuat dari jeans ketat sehingga pantatnya yang semok keliatan banget nungging menantang. Tanpa sepatah katapun, gw mulai usap2 pahanya, dia pun mulai usapin kontol gw dari luar celana gw. Gw mulai ciumin lehernya,...wajahnya.... dan terakhir gw ciumin bibirnya... dan FK cukup lama, sambil tangan gw meremes2 toketnya. Kemudian gw insisitif untuk menaikan sedikit t-shirtnya ke atas, sehingga bh nya keliatan, dia lepasin bh nya, tapi gak lepas t-shirtnya hanya di keatasin, sensasinya seperti pacaran aja, gw mulai isepin toketnya dengan rakus bergantian, tangan gw yg satunya nyelusup di balik roknya, dan coba pegang V-gnya tanpa gw buka cd dan rok mininya., uhkkss dah basah, gw pelan2 kocokin Vgnya dengan telunjuks. Lenguhan dan gelinjangannya makin menggilaa, sementara sedotan mulut gw di toketnya, dan rabaan tangan gw di VGnya terus menerus gak henti, semakin membuatnya nafsu, memburu, "Nikmatss Dod, enakkss", gw sahutin.. "mau dimasukin gak kontol gw, ke meksi kamu say...?", "gak usah Dod... gw masih takut klo ngentot", akhirnya... dia kayak kejang2... dan tangan gw berasa dialirin cairan yg banyak dari dalam VGnya.. "..ahskskkkk gw muncrattt Dod... enakkkssss Dod..."<br /><br />"Dev.. gantian ya... kocokin kontol gw dong say..." kemudian gw buka retlsting celana gw, gw keluarin kontol gw. "kamu mau emutin gak say, kontol gw?", "gak Dod.... gw gak berani.." " ya udah kocokin aja deh...."<br />Sambil gw emutin toketnya, mulailah tangannya ngocokin kontol gw, pelan-pelan, kemudian cepet naik RPMnya,... enakss banget.... gak lama gw pun memuntahkan sperma yg sangat banyakssss.....mengotori jok mobil gw. dan berlumuran di tangannya Devi... "ahhhhhh udah Dev...udahsss... gw dah klimaksss, nikmatss Dev....", tapi Devi gak menghentikan kocokannya sampe sperma gw keluar semuanya, dan kontol gw mulai terkulai lemas. Seger banget....<br /><br />Begitulah cerita gw dengan seorang mahaiswi, kami pun kalau ada kesempatan dan waktu yg sama2 senggang, beberapa kali melakukannya lagi, beberapa kali di taman mini, kemudian juga di salah satu kampus di dpk, yang penting di tempat remang dan sunyi. Walaupun gak sampe BJ atau FJ, dan hanya saling meng-HJ yg gw dapet, namun sensasinya sangat membuat BIRAHI BERGAIRAH......</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-28258006787268059382009-09-16T09:22:00.000-07:002009-09-20T19:19:09.834-07:00Selalu Di Cinta<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Selalu Di Cinta</span><br />------------------<br />Karya : chahayani , -<br /><br />Aku <a href="http://junqiss.blogspot.com/">termasuk</a> seorang wanita yang beruntung. Dalam karir aku lumayan berhasil. Sebagai istri aku sangat disayang suami, malah selalu didukung dalam setiap aktivitasku. Tuhan juga telah menganugerahkan anak-anak yang semakin melengkapi kebahagiaanku sebagai wanita dan bersama suamiku. Ada satu hal lagi yang membuatku merasa beruntung, yaitu karena suamiku memberiku kepercayaan yang sepenuhnya. Jadi aku bisa melakukan apa saja, pergi kemana saja dan bersama dengan siapa saja. Semua itu pernah aku lakukan tanpa sedikitpun suamiku menaruh rasa curiga. Tapi sebagai balasannya akupun selalu melayani suami dan anak-anak dengan sebaik-baiknyanya. Kepentingan mereka selalu yang paling aku utamakan. Rasanya memang sudah seharusnya begitu. Bukan hanya karena aku ingin menjadi istri yang baik, tapi justru karena aku tidak selalu berhasil menjadi istri yang baik. Contohnya hubunganku dengan Pram (Lihat: Cinta Pertama?). Sewaktu aku sedang seru-serunya dengan Pram, tidak sedikitpun suamiku bertanya atau mempertanyakan kenapa aku sering sekali pulang kampung. Kadang aku berpikir jangan-jangan dia juga punya selingkuhan. Tapi sebetulnya tidak ada bukti untuk aku menduga seperti itu. Mungkin hanya caraku saja untuk menutup-nutupi ke’liar’an diriku.<br /><br />Pada suatu malam, hampir tengah malam, dalam keadaan cukup letih aku tiba di rumahku. Keadaan tentunya sudah sepi dan cukup senyap. Perjalanan dari kota kelahiran atau kampung halamanku cukup panjang. Apalagi di daerah Ciamis tadi ada kecelakaan kendaraan berat yang as-nya patah. Macetnya luar biasa... Sempat kutengok kamar anak-anakku, mereka semua sudah tidur pulas. Segera aku ke kamar mandi, nikmat sekali rasanya tubuh yang letih tersiram air hangat. Lalu dengan mengenakan daster kesukaan suamiku. Dia sudah terbaring tidur cukup nyenyak. Mungkin selain lelah juga bosan menunggu aku kembalinya lama. Suara dengkur halusnya membuatku merasa semakin kangen. Kususupkan wajahku di dadanya yang telanjang ... hangat, detak jantungnya terdengar beraturan. Kuangkat tangannya supaya aku bisa semakin erat dalam pelukannya. Aku merasa nyaman, aman dan rasa bersalahku untuk apa yang sudah beberapa kali aku lakukan dengan Pram seolah-olah terobati. Suamiku baik sekali, aku tau dia sayang kepadaku. Tapi malam itu terus saja dia tertidur menikmati hangatnya ranjang. Sepertinya dia tidak sadar bahwa aku berada dalam pelukannya.<br /><br />Lama kelamaan aku mulai terbawa suasana yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku berada dalam pelukan lelaki yang aku sayangi, tapi pikiranku terbawa ke masa silam ... belasan tahun yang silam. Terbayang kembali suasana di kantor tempat aku pertama kali bekerja. Baru lulus ujian dan di-wisuda sebagai sarjana, penuh dengan berbagai cita-cita dan harapan tentang masa depanku. Bagaimana nanti kalau aku kawin dengan Adrianto (Lihat: Cinta Pertama?), berapa anak yang akan kita miliki, rumah seperti apa yang akan kami bangun, apa yang akan aku lakukan sebagai tanda terima kasih kepada orang-tua yang telah membesarkan aku dan sebagainya. Mungkin Adrianto juga sama semangatnya dengan aku, terbukti setelah beberapa bulan kami sama-sama mengejar karir, komunikasi di antara kami semakin menjarang. Padahal justru pada saat-saat itu banyak teman-teman lajangku yang mencoba mendekati aku. Dengan kulit yang putih, wajah yang lumayan cantik dan kepribadian yang ramah bukan satu atau dua orang yang mendekati dengan tujuan menikahiku. Tapi sejauh ini aku belum menemukan orang yang kuanggap cocok ... sampai pada suatu saat aku menjadi dekat dengan mas Budi.<br /><br />Karena tugas merintis proyek baru di daerah Kuningan, dekat Cirebon mas Budi dan aku jadi sering bersama. Barangkali apa proyeknya sebaiknya tidak aku sebutkan, siapa tau di antara teman-teman di DS ada yang tau dan mungkin bisa menebak siapa orang-orang atau nama-nama yang kusebutkan di sini. Singkat cerita dari seringnya aku dan mas Budi bersama dalam kurun waktu yang tidak sebentar, akhirnya kami jadi akrab. Tidak jarang kami makan malam bersama, lalu lama kelamaan menghabiskan waktu senggang karaoke berdua, malah ke disco di Cirebon. Simpatipun makin bertumbuh, apalagi Adrianto juga jarang menelponku. Sampai pada suatu malam, setelah karaoke berdua, di depan kamar tidurku mas Budi memegang bahuku. Ditatapnya aku tanpa berkata apa-apa, sehingga membuatku salah tingkah. Tiba-tiba dikecupnya keningku dengan lembut. Aku tidak bereasi apa-apa, mungkin karena bingung. Pasti dikiranya aku memberinya lampu hijau, karena berikutnya bibirnya sudah melekat di bibirku. Gilanya aku merasa hangat dan nikmat dicium olehnya. Setelah beberapa saat dia memelukku, lalu mempersilahkan aku masuk ke kamarku.<br /><br />Hari-hari, bahkan minggu-minggu, selanjutnya suasana terasa indah buatku. Simpati berganti menjadi sayang dan akhirnya beralih menjadi cinta. Pelukan dan cium mesra, malah penuh birahi, mewarnai hari-hariku. Aku selalu dengan halus mengatakan tolong dijaga jangan sampai kegadisanku lepas. Dengan tatapan mesra, walau agak kecewa, dia selalu berjanji akan menjagaku. Lalu pada suatu malam ... sekembalinya dari jalan-jalan mas Budi entah bukan hanya mengantarku ke depan kamar tidurku, tapi ikut masuk. Entah bagaimana dia memeluk aku dan kami duduk di tempat tidur. Nafasnya terengah-engah, aku yakin dia sudah ingin bersenggama dengan aku. Aku merasa cukup takut ... tapi dia menenangkan aku waktu berjanji akan menjaga diriku. Tapi kata-kata dan cerita berikutnya membuat aku sesak nafas juga. Dia menerangkan kepadaku bagaimana sex juga bisa dinikmati secara terbatas, yaitu dengan cara oral. Mungkin merasa aku agak bingung atau takut mas Budi mulai mengemut puting buah dadaku, yang seperti kemarin-kemarin bra-nya sudah dia lucuti. Aku terangsang dan hanyut. Baru sadar waktu mulutnya sudah berada di celah pahaku. Setelah menyibak rok-ku dengan penuh semangat dia mengecup-ngecup sesuatu di balik celana dalamku. “Udah mas, aku gak tahan,” kucoba menghentikan dia, tapi malah diungkapnya pinggiran celana dalamku dan lidahnya menjulur masuk mengusap-usap bibir vaginaku. Aku seperti kena strom rasanya, enaknya luar biasa. “Jangan dilepas mas,” kucoba ingatkan dia, tapi dengan cekatan tangannya melorot celana dalamku. Kucoba jepitkan pangkal pahaku, tapi ditahannya dengan kedua lengannya. Lalu dijilatinya vaginaku, malah lama-kelamaan ujung bibirnya masuk dan mulai merambah dinding-dinding vaginaku. Alu terkapar di ranjang tak kuasa berbuat apapun. Sejujurnya mas Budi mahir sekali dengan oral sex. Waktu dia membuka bajunya aku sempat ketakutan, tapi dia tersenyum menenangkan dan kembali menjilati bibir vaginaku. Entah berapa lama, aku dipuaskannya, tiba-tiba ada perasaan yang luar biasa melanda sekujur tubuhku. Suatu rasa nikmat yang berlangsung cukup lama dan sesudahnya membuatku seperti terhempas ke jurang yang dalam. “Maaas Budiii ... aduh maas” Begitu aku mengaduh karena orgasme yang melanda diriku. Ada rasa puas bercampur malu, waktu mas Budi memelukku sayang. Sesaat kemudian kudengar bisikan lembutnya “Yang, pegangin punyaanku dong” ... Kulihat kearah bawah pinggangnya. Wah rupanya ruitslijting celananya sudah terbuka, begitu juga ikat pinggangnya. Mungkin tadi karena tegang kepunyaannya seperti terjepit. Mungkin karena sudah terpuaskan dan aku juga sayang kepadanya, tanganku bergerak dan mulai mengusap-usap tonjolan di balik celana dalamnya. “Buka aja Yang,” katanya dengan penuh harap. Antara malu dan juga penasaran akhirnya kulorot celana dalam mas Budi. Batang kemaluannya masih keras, waktu kupegang terasa berdenyut-denyut. Kurasa gairahku mulai naik ... “Yang, kamu mau kan ke saya seperti yang tadi saya ke kamu.” Kutatap wajahnya ... “Mau ya mas?” Mas Budi mengangguk sambil tersenyum. Tapi aku tidak langsung memenuhi permintaannya, mungkin ada sedikit rasa malu atau gengsi. Kukecup-kecup dulu dada dan perutnya, malah sempat ku-gigit2 puting dadanya. Barangkali tidak tahan dengan lembut tangannya mendorong kepalaku ke bawah, kearah pangkal pahanya. Batang kemaluannya menempel di pipiku, hangat, agak lembab, mungkin tadi sudah sempat ada bulir-bulir cairan ‘cinta’nya yang mendesak keluar. Aroma khas kemaluan laki-laki tercium membuatku semakin terangsang. Tiba-tiba dipegangnya batang kemaluan yang keras dan gagah itu dan disorongkannya ke bibirku. Aku juga tidak tahan lagi ... Mulai kujilat-jilat dan akhirnya kumasukkan ke mulutku. Biarpun tadinya agak kaku, lama kelamaan oral sex-ku makin luwes juga. Kuemut, kujilat, kadang kukecup-kecup, membuat mas Budi mengerang dan <a href="http://junqiss.blogspot.com/">mendesah</a>. “Yang, berani gak kalau aku keluarin di mulut” mas Budi bertanya dan aku gelagapan tidak tau tau harus menjawab apa. Pasti ada mualnya, tapi keliatannya mas Budi begitu mengharapkan. Jadi aku hanya mengangguk tak pasti. Lalu kuteruskan mengemut-emut batang keras mas Budi. Lama juga sampai akhirnya dia mencapai klimaksnya. “Awas Yang, aku udah mau keluar” ... Sempat aku bingung, tapi akhirnya kuteruskan saja mengemuti batang kemaluan keras mas Budi. Dengan erangan panjang dia melepaskan cairan maninya, sambil kedua tangannya meremas kedua bahuku. Tidak ada jalan lain kucoba menampung cairan kental yang disemburkannya. Sebagian tertelan, ada juga yang mengalir keluar dari celah bibirku ... Mas Budi mengelus-elus kepalaku!<br /><br />Hubungan kami semakin menggairahkan, terutama setelah aku semakin mengenal dan mahir oral sex. Dengan ini kurasa cukup aman bisa menikmati hubungan sexual tanpa kehilangan kegadisanku. Tapi ternyata tidak berhenti di sini ..... Pada suatu sore kami sedang dalam kereta api menuju stasiun Cirebon. Entah bagaimana aura cinta birahi terasa memancar kuat dari diri mas Budi. Akupun bereaksi dengan cara yang sama. Mungkin akibat selama di Jakarta kami justru sulit untuk melampiaskan kerinduan. Sejak tadi kami sudah berpegangan tangan. Sekarang di kereta karena tidak tahan mas Budi menarik tanganku ke bawah bantal di pangkuannya, dan menempelkannya pada tonjolan di celananya. Sampai di Cirebon langsung kami makan malam dan kemudian berangkat menuju Kuningan. Dengan sedikit kesal kulihat beberapa staf sudah menunggu mau minta pengarahan dari mas Budi. Sementara rapat kecil itu berlangsung kuminta ijin untuk istirahat duluan. Mas Budi mengijinkan. Karena sudah jam 1 malam kupikir tidak ada sayang-sayangan dengan kekasihku. Tidak lama aku pulas tertidur tiba-tiba mas Budi masuk ke kamar, tapi aku baru sadar pada ia menghembuskan nafas di telingaku. “Yang, malam ini aku merasa kamu istri saya” ... aku hanya senyum dan tanpa pikir panjang membalas, “... dan mas suami saya.” Berikutnya mas Budi dan aku sudah berpeluka dan saling berciuman. Busana kami dengan cepat terlepas. Dihujaninya seluruh tubuhku dengan kecupan. Sewaktu dia menempelkan telapak tangannya di pangkal pahaku, dan menggosok-gosokkannya dengan lembut ke bibir vaginaku, mas Budi bertanya ... “Ini boleh buat aku nggak Yang?” Karena sudah biasa dengan oral sex, permintaannya kuiyakan saja, paling-paling yang sama lagi. Sambil menggosok-gosok vaginaku dia ke sampingku dan mengarahkan batang kejantanannya yang sudah keras ke bibirku. Kusambut dengan rindu dan kuemut-emut. Beberapa saat berlangsung tiba-tiba mas Budi memposisikan dirinya di atasku. Dibukanya pahaku dan ditahannya pahaku dengan tangannya. Aku tau apa yang dia mau. Anehnya aku tidak bisa atau mungkin tidak mau menolaknya juga. Perasaan sakit dan pedih terasa sewaktu mas Budi mulai mendorong masuk batang kerasnya ke liang kewanitaanku. Aku menjerit-jerit tertahan, takut didengar orang, dengan lutut dan tanganku kucoba tahan penetrasi mas Budi. Tapi mustahil untuk mencegah laki-laki jantan yang kusayang ini ... Kupersembahkan kesucian cintaku kepadanya. Melihat bercak-bercak darah segar di celana dalam, yang kupakai membersihkan vaginaku, air mata sempat menetes. Rasanya terharu sekali sewaktu mas Budi mengucapkan terima kasih dan menyatakan bahwa cintanya padaku sungguh-sungguh. Ini membuat aku malah merasa bangga dan tersanjung, walaupun pada malam itu antara sakit dan nikmatnya mungkin lebih banyak sakitnya. Memang setelah yang pertama kira-kira seminggu aku menolak untuk mengulangnya. Tapi setelah itu barangkali tiap dua hari sekali kami memadu kasih, juga pada waktu kami berada di Jakarta. Memang biasanya di kamar hotel, tapi pernah juga karena sudah tidak tertahan mas Budi dan aku bercinta di sofa di kantor. Malahan pada sebuah kesempatan kami juga pernah melakukannya di atas meja di ruang rapat ...<br /><br />Kembali ke kamar tidurku sekarang, tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah sapaan. “Kamu kenapa? Udah lama ya baliknya?” Dengan terkejut kubuka mataku yang tadi terpejam, dan melihat mas Hendra menatapku heran. Rupanya dasterku sudah acak-acakan, apalagi tanganku mapan mendekap celah pahaku. “Eh mas, kayaknya aku mimpi deh ... Mas kaget ya?” Bingung juga aku mencari jawaban. Mas Hendra, suamiku, tersenyum ... “Pasti kamu mimpi ya, soalnya kamu manggil-manggil Budi ... Siapa sih Budi?” Semakin gelagapan aku mencoba menjelaskan. “Nggak kok mas, bukan siapa-siapa, cuma mimpi aja” Suamiku yang sudah terbangun menggumam tak jelas lalu ke kamar mandi. Waktu kembali dia menatapku aneh, lalu tangannya ditempelkannya di celah pahaku, malah jarinya dimasukkannya meraba vaginaku. “Kok basah? ... ia bertanya polos. Untung aku cekatan menjawab, “Aku kangen mas, tapi tadi mas tidurnya pules banget.” Rupanya jawabanku mengena pada mas Hendra, karena dia menjawab bak gayung bersambut. “Bangunin dong kan aku juga pengen.” Dikecupnya bibirku, “Lain kali kalau ke luar kota jangan lama2 ya.” Dilumatnya bibirku, dirambahnya seluruh tubuhku dengan kecupan bibir dan jilatan lidahnya. Kemudian disorongnya batangnya yang sudah keras dan kaku itu ke bibirku. Dengan rasa lega kusambut dan <a href="http://junqiss.blogspot.com/">kuemut</a> alat kejantanan suamiku tercinta. Lega karena tidak ada tanda-tanda mas Hendra curiga atau cemburu kepadaku. Selebihnya, akupun pasrah di bawah tubuhnya dan dalam dekapannya. Mungkin karena sudah terbawa oleh suasana kerinduan dalam kenangan dengan mas Budi dulu, belum 10 menit aku sudah mencapai orgasme-ku. Akibatnya mas Hendra semakin percaya diri, dengan perkasa dia membuatku mengerang mengaduh-aduh karena nikmatnya dicintai. Dua kali lagi aku dibawanya ke puncak kenikmatan yang indah ... setelah itu disiramnya liang dan rahim kewanitaanku dengan air cintanya. Sebelum pulas tertidur masih sempat aku bersyukur bahwa selama ini aku selalu menjadi wanita yang dicintai ... bukan hanya dulu, tapi juga sekarang!<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-58182797343858576792009-09-16T09:19:00.000-07:002009-09-20T23:55:51.409-07:00Bersama Gadis SPG MthIni adalah sebagian dari <a href="http://junqiss.blogspot.com/">pengalaman nyata</a> gw, dengan sedikit tambahan disana-sini, dengan harapan bisa dijadikan inspirasi buat temen-temen yg mau pdkt sama mbak-mbak para SPG-SPG yg cantik-cantik dan bohay-bohay. Enjoy bro….<br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Bersama Gadis SPG Mth</span><br />================================================== =============<br />Karya : dodol, -<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/Srci6mBbRbI/AAAAAAAACPg/0IXlVswnPTU/s1600-h/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_001.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/Srci6mBbRbI/AAAAAAAACPg/0IXlVswnPTU/s400/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_001.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5383810269579003314" border="0" /></a>Perasaan gw punya baju kerja hanya itu-itu aja, udah lama niatan buat beli kemeja baru, tapi selalu gak ada waktu. Praktis kalau weekend gak sempet-semet terus, karena hari sabtu ikutan bultang ama tetangga, hari minggunya main tenis bersama temen-temen kantor. Sorenya kalau gak kecapean paling nonton ama pacar. Tadinya kepikir mau beli baju ama pacar, tapi takutnya malah doi yang minta dibeliin macem-macem, kan jadi tekor, h ehe.. dasar pelit ya.<br /><br />Niatan beli baju itu baru dapet terlaksana hari Rabu itu, habis meeting ama bos-bos direksi, gw punya kesempatan cabut dari kantor, rencana ke mall yang deket-deket rumah, jadi bisa sekalian pulang. Sampailah gw di fashion store – “mth” gw liat-liat keliling-keliling nyari-nyari baju kemeja yang cocok, tiba-tiba pandangan gw berhenti bukan pada baju, tetapi pada sosok indah kira-kira 165/47 kelihatan tinggi semampai, putih, cantik, dengan makeup tipis, begitu seksi dan menggoda, berdiri didepan gw yg lagi beresin kemeja-kemeja yang dicoba oleh calon pembeli yg kyknya gak jadi beli. “siang mas, silahkan diliat-liat kemejanya, lagi banyak diskont lo.” Kata gadis itu, sambil tetep tangannya melipat beberapa baju. “iya mbak, ini lagi nyari2 kemeja, bingung, habis semua bagus-bagus, jadi saya susah milihnya, bisa tolong dicarikan yg cocok buat saya mbak?” gw mulai keluarin salah satu jurus Ssi. “mas suka warna apa?”, “saya suka warna hijau”. Selesai beresin baju yg tidak jadi dibeli, tangannya dengan cekatan meraih beberapa kemeja dari gantungan. “yang ini, dicoba mas, kayaknya cocok deh,” sambil tangannya memberikan kemeja ke tangan gw. Sekilas gw ngelirik pada pangkal toketnya, upss.. lumayan juga, 34B. Gw gak langsung menjawab, tapi langsung menerima baju itu dari tangannya dan hanya tersenyum, “oks deh, saya coba dulu ya, dimana ruangan buat nyobanya?”, “disana paling pojok belok kanan”, kata dia. Di dalam ruangan kamar ganti, gw gak coba bajunya tapi hanya gw pasin di bahu aja, biar cepet2 bisa ngobrol lagi ama si SPG itu. Jadi, gak berapa lama gw dah ada lagi di depan dia. “gimana mas?, serasi kan?, pas ukurannya kan?”, “iya mbak, saya ambil yg ini”, dengan girang si gadis, menuliskan nota buat gw. Berikutnya gw melancarkan pendekatan pada calon mangsa gw ini. Tinggal dimana?, kerja sampe jam berapa?, udah lama kerja disini?, pulangnya di anter pacar ya? Itu beberapa pertanyaan standar yg biasa gw pakai buat awal-awal Ssi. Selain dengan lancar menjawab pertanyaan2 gw, dia malah curhat, dari mulai masalah kerjaan sampe masalah keluarga. Hingga kita menjadi akrab, banyak SPG-SPG lain yg melirik disaat kita ngobrol, tapi gw dan doi gak begitu peduli, karena posisi kita kebetulan dipojokan, agak sedikit terhalang oleh pilar gedung mall, juga oleh etalase dan gantungan2 baju. Kemudian,tanpa gw mintapun, dia dengan tulus memberikan nocannya ke gw, berikut namanya dia tulis dibalik secarik kertas : Rena 0816-xxx-xxx. Gw pun ngasih no hp gw, dengan miss call no tlp tersebut.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrcjNstODRI/AAAAAAAACPo/KP7a3iy3hCg/s1600-h/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_002.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrcjNstODRI/AAAAAAAACPo/KP7a3iy3hCg/s400/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_002.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5383810597790813458" border="0" /></a>Selang dua hari berlalu, hari Jumat pagi, sebelum berangkat kerja, gw liat di hp ada sms mampir ke hp gw… dilihat ternyata dari Rena. “mz, bisa anter pulang gak, Rena gak dijemput adik, motornya dibengkel, jam 2an siang ya,” agak berat juga gw mau oks in, karena di kantor gw masih ada kerjaan yg harus gw selesaikan. Tapi karena kebayang putih dan cantiknya cewek ini, gw coba kebut kerjaan gw, hingga bisa selesai tengah hari, lalu gw e-mail reportnya ke si bos. Si Bos kyknya gak begitu ngecek kerjaan gw, hanya mereply thanks dan good job aja, dan si bos bilang mau diskusiin hasil kerjaan gw after weekend which is hari Senin.<br /><br />Habis makan siang, gw ambil mobil diparkiran, langsung meluncur ke tempat Rena kerja. Nyampe disana sekitar jam 13:40, doi kyknya belum keluar. Gw telp, ktnya masih ganti baju. Gw bilangin nunggu di Solari***, salah satu resto yg ada satu lantai dibawah “mth”. Sambil nunggu, gw mesen dua minuman dua2 nya jus. Selang beberapa lama, Rena muncul juga, pakai baju tanktop merah menyala, sangat ketat, sehingga sembulan toketnya begitu kelihatan menambah keseksian ini cewek, bawahnnya dia pake rok span seragam mth, kayknya dia gak ganti roknya, hanya setelan atasnya saja. “Hi mas Dody”, “hi juga Ren”, tangan kita bersalaman, “gimana kabarnya?, motornya kenapa bisa dibengkel”, “baik mas, iya motornya kyknya salah isi bensin, beli bensinya dipinggir jalan, jadi mesinnya harus dibersihin,” “mas ko bajunya dah dipake sekarang, tuh cakep kan?, “iya kan Rena yg pilih…”gw puji dia, biar tambah pdkt, ini juga salah satu jurus lho. “gw dah pesenin jus melon,” kamu mau pesen makanan engga?, kamu belum makan kan Ren?” , “boleh mas, gw mesen nasi goreng, tapi nanti <a href="http://junqiss.blogspot.com/">bantuin</a> ya, soalnya Rena gak bisa makan banyak2, takut gemuk… h ehe…” sambil nunggu pesenan datang kita ngobrol-ngobrol lagi. “Kemarin Rena sebel banget deh,.. ada cowok yg mau beli baju 4 potong,..dah dikasih bon, eh.. gak tahu kemana, dia gak ke kasir untuk bayar..”, itu salah satu cerita Rena yg kita obrolin, sampe pesenan makanan datang. “ayo mas, kita berdua aja, Rena pasti gak habis”, “suapin ya, he he.. gw candain dia?”, “ih .. mas manja deh”, Tapi bener, sesekali selesai dia menyantap nasi gorengnya, dia suapin gw..” wah berasa romantis banget deh, padahal kita baru sekali ini nge-date. Dalam hati gw, kayaknya ini cewek bisa gw prospek lebih lanjut deh.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrcjN7qkamI/AAAAAAAACPw/z-Ykpj_3y78/s1600-h/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_004.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrcjN7qkamI/AAAAAAAACPw/z-Ykpj_3y78/s400/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_004.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5383810601806228066" border="0" /></a>Feeling gw ternyata gak salah, selesai makan, kita jalan ke parkiran, buat ambil mobil gw. Nah disitulah, kejadian yang “diinginkan”kan pun terjadilah. Setelah nyalain mobil, dan nyalain ACnya, sebelum jalan, gw pura-pura salah pegang perseneling, yg gw pegang adalah pahanya Rena, sambil sedikit gw usap nakal. “Eh sorry Ren… salah pegang ya.. harusnya ini ya… sambil gw menunjuk ke arah perseneling.” “mas.. gpp ko, kalau megang yg ini juga,… asal…?” “ asal apa Ren”, “asal diterusin, jangan nanggung”, sambil mengerling matanya, jadi kayak binal gitu deh”, gw ngeri juga ngelihatnya, tapi, nafsu yang ada diri gw mengalahkan akal sehat gw, yang akhirnya membawa gw dan Rena ke sebuah motel di daerah kramatjt***.<br /><br />Sebelum bertanding, biasa gw pesen minuman dan makanan dulu. Dimulai dari kiss-kiss, FK, kemudian kita saling menelanjangi satu sama lain. Ganas banget ini cewek, gw diciumin mulai dari pangkal atas, hingga kaki, terakhir dengan sangat menikmati, gw di BJin sampe ke liang sunhole, sampe gw ngecrottsss. Tengah asik-asiknya, gw muntahin sperm gw, pintu ada yg ngetuk, eh.. tahunya yg nganter minuman dan makanan, ya udah akhirnya kita istirahat bentar, minum-minum dan makan, padahal gw merasa si Rena lagi terangsang berat, habis nge-BJ gw.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrcjOTfxnvI/AAAAAAAACP4/HpBvheotzw0/s1600-h/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_003.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrcjOTfxnvI/AAAAAAAACP4/HpBvheotzw0/s400/Mahasiswi+UNSRAT+Manado_003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5383810608203407090" border="0" /></a>Selang beberapa menit kemudian acara kita lanjutkan, gw gak kalah agressif, giliran gw yang melumat habis tubuh langsing dan sekelnya Rena, hingga dia meracau.. dan bilang.. “masukinnnn mazzz, masukin mazz, Rena gak nahan.”. Pasang caps, mulailah ritual yg selalu gw harapkan dan impikan,.. Missionary, kemudian Doggy, WOT, doggy lagi, Missionary lagi,… dan terakhir WOT…. Gw ngecrottsss. Kalau Rena, dah dari tadi, gw liat dia kejang-kejang mulu, yg disertai erangan-erangan kenikmatannya dia. 2 kali pertempuran terjadi berikutnya, hingga kita sama-sama lemes. Gw anter pulang, disertai beberapa lembaran rupiah sekedar buat jajan dan gantiin biaya motornya yg dibengkel, gw bilang begitu ke Rena. Rena sangat menolak tadinya, karena dia tegaskan bukan perek, dia hanya ingin have fun aja, melepaskan kepenatan Jakarta. Tapi dengan sedikit meyakinkan bahwa ini bukan berarti bayar dia,.. akhirnya dia menerima juga lembaran-lembaran rupiah dari gw.<br /><br />The END.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-56176663794070931602009-09-16T08:21:00.000-07:002009-09-16T08:42:57.481-07:00Petualangan Akhir Pekan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEGRRWRx5I/AAAAAAAACOg/uZQCLKqhpjQ/s1600-h/Jilbab+Nyepong+006.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEGRRWRx5I/AAAAAAAACOg/uZQCLKqhpjQ/s400/Jilbab+Nyepong+006.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382089923468838802" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Petualangan Akhir Pekan</span><br /><div style="text-align: justify;">------------------------------<br />Karya : NN , -<br /><br />Aku seorang lajang dan bekerja sebagai asisten manager pada sebuah perusahaan swasta. Aku mempunyai pengalaman menarik pada saat aku sedang berakhir pekan di Anyer, Banten beberapa waktu lalu.<br /><br />Biasanya akhir pekan kuhabiskan dengan clubbing dengan teman-temanku. Tapi kali ini aku ingin sendirian menikmati hari libur yang hanya singkat itu. Nah, sewaktu disana aku ceroboh saat bermain di pinggir pantai hingga hp kesayanganku nyemplung di air laut hingga mati total. Gara-gara itulah aku mendapatkan pengalaman menyenangkan yang tak terduga. Singkat cerita esoknya hari Sabtu aku jalan-jalan menuju pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Cilegon untuk membeli pengganti ponselku yang rusak.<br /><br />Sesampainya disana aku langsung menuju ke lantai atas yang merupakan lokasi pusat perdagangan hp disana. Setelah cari merek dan model terbaru yang memang sudah kuincar dari kemarin akhirnya kudapatkan disalah satu gerai yang cukup besar disitu. Sambil duduk, kucoba-coba fitur yang ada pada ponsel yang baru kubeli.<br /><br />Saat asyik mengutak-utik barang baru tersebut, sales gerai yang berada dihadapanku sekonyong-konyong berucap,<br /><br />”Cari apa mbak?”.<br />Refleks kepalaku menoleh samping. Sosok yang disapa tadi berdiri disamping agak kebelakang. Seorang gadis berseragam hem putih lengan panjang dengan rok abu-abu panjang semata kaki mengenakan jilbab putih. Yang disapa hanya menjawab,<br /><br />”Ah, nggak mbak. Cuma lihat-lihat”, sambil tersenyum kecut.<br /><br />Sekilas dari pengamatanku sosok gadis tersebut mempunyai tinggi 160cm dan berwajah cukup manis dan cantik. Sepertinya ia tertarik pada ponsel yang baru kubeli ini. Aku tahu itu karena pada saat melihatnya, dia seperti sedang berdiri memperhatikan hp yang sedang kuutak-utik.<br /><br />Tak lama kemudian gadis itu beranjak pergi. Entah kenapa aku jadi ingin melihat sosoknya sekali lagi. Sambil bergaya seperti hendak menelpon dengan hp baru, kutolehkan kepalaku sedikit. “Wah! Boleh juga nih cewek”, ujarku dalam hati. Walau siswi itu berbusana serba tertutup namun karena seragam yang ia kenakan itu nampak ketat membalut maka setiap lekuk tubuhnya nampak jelas terpampang. Pinggulnya ramping sedangkan pantatnya bulat dan sekal. Pikiran nakalpun mulai singgah di kepalaku membangkitkan libidoku.<br /><br />Sekalian ingin mencoba kemampuan hp baru, kuarahkan kameranya untuk memotret siswi itu walau hanya nampak dari belakang. Pertama aku kupotret seluruh badan dan yang kedua sengaja aku zoom bagian pinggul dan pantatnya.<br /><br />“Wow, bohai bener nih pantat! garis cd-nya aja keliatan”, ujarku dalam hati begitu melihat hasil jepretan kamera ponsel.<br /><br />Setelah beres urusan hp, aku segera menuju food court yang ada di lantai bawah untuk makan siang. Sambil menunggu makanan yang kupesan datang iseng kubuka lagi file foto yang kujepret tadi. Melihat foto itu fantasi liarku mulai melayang jauh. Entah kenapa baru kali ini aku merasa begitu terangsang oleh penampilannya.<br /><br />Padahal selama ini aku biasa-biasa saja melihat setiap gadis berjilbab. Mungkin selama ini aku tidak menyadari seperti ada daya tarik tertentu dari wanita yang berpakaian seperti itu. Kubayangkan diriku sedang leluasa menjamah dan menikmati tubuh siswi berjilbab itu. Lagi asyik-asyiknya aku melamun, pelayan food court yang mengantarkan makan siangku membuyarkan itu semua.<br /><br />Buru-buru kusimpan ponselnya ke saku celana. Baru saja mau makan, tiba-tiba mataku menangkap sosok yang kubayangkan tadi berada tidak jauh dari tempatku duduk. Nampaknya ia sedang asyik melihat-lihat pernak-pernik dan asesori perhiasan yang berada di counter dekat food court ini. Segala gerak gerik gadis itu tak lepas dari pengamatanku.<br /><br />Saat tubuhnya berbalik hendak beranjak meninggalkan gerai tersebut, tiba-tiba pandangannya beradu dengan tatapanku. Nampaknya ia sedikit kaget melihat keberadaanku. Seakan malu melihatku, kepalanya langsung ditundukkan menghindari tatapanku.<br />Tapi seakan penasaran tidak yakin yang dilihatnya itu aku, sekali lagi ia menoleh sedikit kearahku. Kulemparkan senyumku sambil melambaikan tangan kearahnya seakan menggoda sikapnya yang malu-malu kucing. Gadis itu seakan menjadi kikuk atas sikapku kepadanya. Ia hanya tersenyum malu lalu menundukkan pandangannya kebawah seakan tidak berani beradu pandang denganku. Beberapa saat ia hanya berdiam disitu sambil kepalanya celingak-celinguk seakan takut ada yang mengenalinya berada disekitarnya.<br /><br />Perlahan aku bangkit dari duduk dan kuhampiri dia. Siswi berjilbab itu kulihat semakin salah tingkah dan grogi ketika aku mulai mendekat.<br />“Halo dik, ketemu lagi kita disini. Lagi ngapain? Mau belanja asesoris?”, sapaku.<br />Yang disapa hanya tersenyum simpul dengan kepala sedikit tertunduk malu sedangkan tangannya memegang erat tas ransel dipunggungnya.<br />Perlahan dengan suara pelan ia menjawab,<br />“Ah, nggak om cuman liat-liat aja koq”, dengan pandangan menunduk kebawah.<br /><br />Lalu dengan segala keramahan kucoba mengajaknya makan siang bersamaku. Mula-mula ia tampak sedikit ragu atas ajakanku. Tapi akhirnya dengan sedikit bujuk rayuku ia mau juga. Setelah berbasa-basi, kami berkenalan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEG5MkJM7I/AAAAAAAACPA/gG0Qvpg2T-I/s1600-h/Jilbab+Nyepong+005.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEG5MkJM7I/AAAAAAAACPA/gG0Qvpg2T-I/s400/Jilbab+Nyepong+005.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382090609379586994" border="0" /></a>Namanya Erni Widyaningsih berumur 16 tahun duduk di kelas 2 salah satu SMK swasta disana. Setelah itu kami lanjutkan perkenalan ini dengan santap siang. Disini mengalir bermacam-macam obrolan mulai dari dirinya sampai unek-unek dan permasalahan yang ia hadapi saat ini. Dia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Bapaknya pegawai honorer pemda sedangkan untuk membantu menambah penghasilan keluarga ibunya bekerja sebagai karyawan sebuah toko.<br />Erni sengaja masuk SMK (SMEA) karena begitu lulus ingin bisa langsung kerja membantu orang tuanya. Namun keinginannya itu bisa kandas ditengah jalan karena sekarang keuangan orangtuanya yang sedang sulit sehingga ia masih menunggak SPP. Sedangkan teguran dari sekolah hampir tiap hari diterimanya. Bahkan hari ini ia dipaksa pulang lebih awal dari sekolah karena masih belum .<br />Yang membuatnya sakit hati yaitu sikap beberapa teman kelasnya yang terus mengejek dan menyindir keadaan sulit yang sedang dialaminya. Dia merasa heran dan bingung karena beberapa siswi yang suka mengejeknya justru berkeadaan sama dengan dirinya. Meskipun begitu penampilan mereka justru layaknya seperti orang yang berkecukupan. Mulai dari tas, sepatu bahkan hp bagus mereka punya. Di depan Erni mereka selalu bergaya memamerkan barang-barang tersebut. Terus terang terkadang ia merasa iri dengan mereka. Sampai disitu, kutanyakan padanya apakah dia tahu bagaimana teman-temannya itu mampu membeli barang-barang tersebut. Mendengar pertanyaanku itu sejenak ia diam sambil menunduk seakan tahu tapi malu menjawabnya. Setelah kudesak secara halus akhirnya keluar pengakuan bahwa ia pernah mendengar kabar bahwa teman-temannya itu menjual diri demi mendapatkan materi. Mulanya ia tidak mempercayainya tapi kemudian secara tidak sengaja ia memergoki salah seorang rekannya itu sedang digaet pria berumur sewaktu pulang sekolah. Mendengar pengakuannya sambil tersenyum kutanyakan pendapatnya tentang perilaku teman-temannya itu.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEG40tsgwI/AAAAAAAACO4/H8KV0BafHww/s1600-h/Jilbab+Nyepong+004.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEG40tsgwI/AAAAAAAACO4/H8KV0BafHww/s400/Jilbab+Nyepong+004.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382090602977198850" border="0" /></a>Sambil diam sejenak kemudian ia berkata kalau sebenarnya kesal juga sedikit iri dengan mereka yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang.<br />“Lha kalau nggak begitu, mungkin mereka juga akan mengalami nasib yang sama dengan kamu. Habis mau gimana lagi minta sama orang tua sulit, yah satu-satunya cara mungkin yang seperti kamu bilang itu.”, ujarku sembari menunggu reaksinya.<br /><br />Siswi berjilbab itu hanya diam tertunduk mendengar kata-kataku. Nampaknya pernyataanku menusuk kedalam sanubarinya. Melihat ia yang masih diam saja yang tidak membantah atau mengiyakan pernyataanku tadi, otakku mulai berputar mencari siasat untuk menggiring gadis yang sedang dalam kesempitan ini kearah yang kumau. Dengan lembut kutanya,<br /><br />“Erni, kamu masih mau sekolah kan?”. Dia hanya mengangguk pelan mengiyakan.<br />“Kalau om tolong bayarin SPP-mu kamu mau nggak?”, tanyaku lanjut.<br />“Ah, yang benar? Masak sih om?”, sahut Erni sambil memandangku dengan tatapan kaget seolah tidak percaya.<br />“Ya iya dong. Om serius mau ngebantu kamu. Masak bercanda?”, jawabku berusaha meyakinkannya.<br />Terkesima akan tawaranku gadis itu berkata heran, “Aduh om baik sekali! Koq mau nolongin Erni? Om kan baru kenal sama Erni”.<br />“Saya nggak tega kalau kamu putus sekolah. Kasian kan kalau cita-cita kamu kandas di tengah jalan. Kasihan orang tua Erni yang punya harapan besar sama”, ujarku sambil tersenyum.<br /><br />Sejenak ia terdiam.<br />“Kenapa? Kamu masih nggak percaya?”, tanyaku. Lalu ia menjawab,<br />“Bukan begitu om, tapi rasanya Erni nggak bisa membalas kebaikan hati om. Rasanya bantuan yang diberikan om terlalu besar buat Erni. Kayaknya terima kasih aja nggak cukup buat membalas semuanya.”, dengan wajah sedikit bingung.<br />“Ah, kamu nggak usah bingung. Kalau pengen balas budi gampang koq, asal kamu ngerti caranya.”, timpalku sambil tersenyum penuh arti. Dengan pandangan penuh tanda tanya ia berkata.<br />“Caranya gimana om?”, seolah penasaran ingin tahu kemauanku.<br />“Er, di dunia ini tidak ada yang gratis. Kalau ingin mendapatkan sesuatu kita harus berusaha. Begitu juga dengan teman-temanmu. Mereka tahu kalau hanya mengandalkan orang tua segala keinginan yang terpendam tidak akan mereka dapatkan. Jadi walau banyak yang tidak suka cara mereka, mungkin termasuk kamu, mereka ambil jalan yang paling gampang. Caranya ya itu tadi yang seperti kamu ceritakan.<br />Jadi… kalau kamu ingin membalas kebaikan om, yah caranya seperti yang seperti teman-temanmu itu”, paparku sambil tersenyum penuh arti.<br />Sekilas raut wajah remaja putri itu kaget sekaligus gelisah mendengar penjelasanku tadi. Ia cuma terdiam sambil tertunduk. Wajahnya yang manis nampak penuh kebimbangan.<br />Melihatnya dalam keadaan bimbang kulancarkan rayuan sambil mengiming-iminginya untuk membelikan segala macam barang bagus. Sekilas kemudian sambil menatapku dengan tatapan bimbang ia bertanya dengan suara pelan,<br />“Tapi om kalau… saya nanti hamil gimana?”.<br />“Oh.. itu sih gampang. Kamu nggak mungkin sampe hamil. Banyak cara buat mencegahnya koq. Tenang, om ngerti caranya.”, jawabku tersenyum seraya meyakinkan dirinya yang sedang bimbang.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEHMa1Oz3I/AAAAAAAACPY/Z3aVCCmk58I/s1600-h/Jilbab+Nyepong+007.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEHMa1Oz3I/AAAAAAAACPY/Z3aVCCmk58I/s400/Jilbab+Nyepong+007.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382090939626868594" border="0" /></a>Gadis itu kemudian menurunkan pandangannya ke atas meja sambil menaruh kedua tangannya diatas meja. Jemari kanannya meremas jemari kirinya pertanda ia sedang berpikir keras. Setelah membiarkannya sejenak untuk berpikir, kulancarkan kalimat pamungkas untuk meruntuhkan kebimbangannya. Seraya memandang tajam wajahnya perlahan tanganku menyentuh jemarinya sambil berkata,<br /><br />“Om tidak akan memaksa Erni. Kalau kamu mau om senang sekali, tapi kalau nggak ya nggak apa-apa. Tapi coba pikirkan sekali lagi, apa ada cara yang lebih baik lagi buat menyelesaikan masalah kamu sekarang….. hmmm”, seakan mengarahkan pikirannya kalau tidak ada cara lagi selain yang kutawarkan tadi.<br />Erni hanya bisa memandangku dengan tatapan sayu seakan pasrah mengiyakan ucapanku. Beberapa saat kami saling bertatapan seraya kedua tanganku meremas kedua jemarinya. Gadis itu seolah sudah berada dalam genggamanku karena ia tidak menolak jemarinya yang halus diremas olehku.<br />Merasa semua sudah berjalan dengan rencanaku, kuajak ia berlalu dari situ. Singkat cerita, selama dalam perjalanan menuju bungalow tempatku menginap pandangan dan pikiranku tidak lepas dari sosok siswi SMK disampingku ini.<br />Tangan kiriku tidak henti-hentinya bergerilya mengelus pipi, dagu, tangan dan bahkan pahanya. Namun karena sudah pasrah ia diamkan saja perlakuanku itu. Rasanya tidak sabar lagi untuk segera beraksi. Kularikan kendaraanku secepat mungkin agar cepat sampai tujuan. Sampai ditujuan keluar dari mobil, bagai sepasang kekasih kurangkul pundaknya dengan tangan kiriku. Kubawa ia menuju kamar tidur utama.<br /><br />Kemudian setelah menutup pintu kamar kutarik kedua lengannya dan kuletakkan diatas pundakku. Sedangkan kedua tanganku mendekap erat tubuhnya. Wajah kami saling berhadapan amat dekat. Wajah yang cantik manis dengan tatapan sayu serta bibirnya yang mungil agak sedikit terbuka seperti meminta untuk dilumat. Segera kucium dan kulumat bibirnya dengan gemas sedangkan kedua tanganku mulai beraksi mengelus punggung dan pinggangnya bergantian. Beberapa saat kemudian tanganku beralih turun kepantatnya. Kuelus dan kuraba terasa kenyal dan padat bongkahan pantat gadis ini. Dengan gemas kuremas-remas pantatnya sambil sesekali mencengkram dan mendorongnya ke arah selangkanganku. Wajah Erni mengernyit kaget dengan perlakuanku itu. Apalagi dia merasakan benda aneh yang keras dari balik celanaku menekan-nekan selangkangannya. Puas melumat bibirnya ciumanku perlahan turun ke dagu kemudian leher menuju payudaranya. Sepasang payudara yang montok menggelembung padat meyembul dari balik hem putih lengan panjangnya. Segera kupagut dan kukulum payudara yang masih tertutup oleh kemeja putih seragamnya. Tangan kananku segera meraih dan meremas payudara kirinya sedangkan tangan kiriku masih asyik meremas pantatnya.<br />“Ohh…. mmmhhh”, kepala siswi berjilbab itu mendongak sambil melenguh menikmati perlakuanku. Kedua tangannya meremas-remas kepalaku. Perlahan tangan kananku mulai membuka kancing baju seragamnya satu persatu sambil menarik bawahan kemeja itu dari balik roknya.<br />Terpampang dihadapanku sepasang buah dada yang montok berukuran 33 dengan BH yang nampak kekecilan untuk menampungnya. Lalu kulucuti hem putih lengan panjang beserta BH yang masih dikenakannya itu. Kini Erni hanya tinggal mengenakan rok abu-abu panjang semata kaki dengan jlbab putihnya. Sengaja kubiarkan begitu karena bagiku hal tersebut merupakan sesuatu yang amat menggairahkan. Melihat pemandangan yang indah ini segera kulanjutkan aksiku dengan menghisap dan menjilati sepasang puting susu miliknya yang sudah menegang dengan rakus. Terkadang tanganku ikut bermain dengan memiting dan memilin puting yang berwarna coklat muda itu.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEHL3_Q3gI/AAAAAAAACPQ/yMcnAkoLJ7g/s1600-h/Jilbab+Nyepong+002.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEHL3_Q3gI/AAAAAAAACPQ/yMcnAkoLJ7g/s400/Jilbab+Nyepong+002.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382090930273705474" border="0" /></a>“Ouhh… ahhh… ahhh”, desah bibir mungil yang setengah terkatup sambil meremas kepala dan pundakku. Nafasnya naik turun menahan nikmat. Semakin lama desahannya semakin kencang membuatku semakin bergairah. Sambil membalikkan tubuh ABG ini hingga membelakangiku segera kulepas semua pakaian yang kukenakan tinggal celana dalamku. Kemudian sambil memeluk dari belakang kuraih wajahnya dan kulumat kembali bibir mungilnya, sementara kugesek-gesek penisku yang sudah menegang di dalam cd-ku kearah pantatnya. Sedang tangan kiriku asyik memilin puting dan meremas buah dadanya bergantian, jari tengah tangan kananku mulai mengorek-ngorek kemaluan Erni dari luar rok abu-abu panjangnya.<br />“Emmhh… mmhh..”, desahnya tertahan oleh ciumanku sedangkan kedua tangannya pasif memegangi tangan-tanganku yang sedang bereksplorasi seakan mengikuti permainan ini. Beberapa menit kemudian kusuruh Erni membungkuk sambil tangannya memegang pinggiran meja hias yang ada di depannya. Lalu kusingkap roknya keatas sampai sepinggang.<br />“Wauw indah sekali…”, desahku perlahan melihat pemandangan yang ada dihadapanku ini. Pantat yang bulat sekal ditopang sepasang paha dan betis mulus dan bersih. Kutarik celana dalamnya kebawah. Mataku menatap kagum keindahan pantatnya yang putih mulus. Sejenak kuelus dan kuremas bokong indah itu sambil sesekali menciuminya dengan gemas. Erni hanya bisa menundukkan kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar mendapat perlakuan seperti itu. Setelah itu kurentangkan sedikit kedua pahanya dan kulihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus menebarkan baunya yang khas. Kusibakkan vagina gadis ini dan dengan jari tengahku kukorek-korek.<br />“Emmmhh….”, tiba-tiba tubuhnya menggelinjang hebat sambil pahanya bergerak seolah hendak menjepit tangan kananku yang sedang memainkan liang surganya. Terus kukorek-korek sampai jariku mulai kebasahan oleh cairan kewanitaan yang keluar dari sana. Nafas dan desah kecilnya memburu membuat gairahku meningkat. Kurasa ini saat yang tepat untuk mulai beraksi karena penisku sudah menuntut untuk dimasukkan. Kutarik jariku, lalu kurebahkan tubuhnya ke ranjang. Matanya menatap sayu kearahku yang tinggal bercelana dalam.<br />“Ihhh..!!”, pekiknya pelan sambil menutup wajahnya begitu melihat kemaluanku yang besar tegak mengacung didepannya. Perlahan kudekati Erni sembari menarik kedua belah tangannya.<br />“Kenapa sayang?”, tanyaku sambil tersenyum. “Takut om, punya om besar sekali. Nanti sakit.”, ujarnya ketakutan. “Tenang sayang nggak sakit koq. Cuma kayak digigit semut sebentar”, jawabku sembari mencium bibirnya untuk meredakan ketakutannya. Kedua tanganku tidak ketinggalan memainkan payudara dan liang vaginanya.<br />“Mmmhh.. cupp.. cupp”, desahnya tertahan oleh ciumanku. Sedangkan nafas gadis ini mulai memburu pertanda ia semakin terangsang. Tak lama kemudian kurasakan ujung jariku semakin basah oleh cairan yang keluar dari kemaluannya.<br />“Ah, ini dia saatnya”, ujarku dalam hati lalu kurentangkan kedua pahanya lebar-lebar. Lalu sambil bertumpu dengan lengan kiriku, tangan kananku membimbing sang penis memasuki kemaluannya.<br />“Ouhh… sshhh..!”, desisnya sambil menyeringai menahan rasa sakit saat penisku perlahan memasuki liang kenikmatannya. Kedua tangannya menggenggam erat seprei ranjang seakan bersiap untuk menerima kejutan lebih lanjut. Luar biasa! Penisku terasa kesulitan menembus vaginanya. Perlahan senti demi senti kemaluanku menembus lubang sempit siswi SMK ini. Akhirnya aku berhasil membenamkan seluruh batang kejantananku kedalamnya. Kurasakan nikmat luar biasa ketika penisku terasa seperti diurut oleh denyutan dinding kemaluan gadis ini. Sesaat bisa kurasakan kalau ada sesuatu yang menetes keluar dari kemaluannya. Nampaknya keperawanan gadis ini jebol sudah. Kemudian perlahan kupompa maju mundur. Paras cantik Erni nampak mengernyit menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya. Namun lama kelamaan seiring dengan makin lancarnya genjotan penisku, mimik wajahnya berubah seperti mulai menikmati permainan ini.<br />“Shhh.. hehh.. hhhh”, desah kecil bibir mungilnya sembari kedua tangannya mencengkeram erat lenganku yang sedang bertumpu disamping tubuhnya. Melihat wajah yang cantik sedang berdesah ini membuatku semakin bergairah. Segera kulumat bibir itu sambil memainkan lidahku di dalamnya dan ternyata ia juga membalas dengan memainkan lidahnya.<br />“Mmmhh… cupp… cupp…”, bunyi ciuman kami berdua yang diselingi permainan lidah. Semakin lama semakin cepat genjotanku dan secara refleks Erni melingkarkan kedua kakinya ke pinggulku. Hampir sepuluh menit lamanya kami bersenggama dengan posisi ini dan tidak lama kurasakan lubang senggamanya semakin basah.<br />“Ouuhhh…. ohhhh…. Omm…. Err.. nnii.. mo.. pipisss..”, getar suaranya menahan suatu dorongan luar biasa dari tubuhnya. Nampaknya dara bertubuh sintal ini akan mencapai klimaksnya. Dan benar saja, tubuhnya bergetar melengkung ke belakang sedangkan pahanya yang melingkar di pinggulku menjepit erat. Terasa sesuatu yang hanyat menyemprot keluar dari dalam vaginanya membasahi penisku. Sejenak kuhentikan genjotan sambil mencabut penisku dari liang senggama dara montok ini. Nampak penisku dibasahi oleh cairan vagina bercampur darah. Begitu juga vaginanya dan dengan secarik tisu kubersihkan kemaluan kami berdua. Beberapa menit kemudian kurangsang Erni kembali untuk menuntaskan hasrat birahiku yang belum tuntas.<br /><br />Tak lama kemudian vaginanya mulai basah pertanda dia sudah kembali terangsang. Kemudian dengan mesra kuajak ia turun dari ranjang. Lalu kusuruh dia agar membungkuk membelakangiku. Tangannya bertumpu dipinggir ranjang sedangkan kedua kakinya menjejak ke lantai. Rok abu-abu panjangnya yang sempat terjurai kebawah kuangkat lagi sampai sepinggang. Sambil mencengkeram pantatnya yang montok dengan tangan kiriku, tangan yang kanan mengarahkan penis yang tegak mengacung ke arah vaginanya. Sejenak kugesek-gesekkan di bibir kemaluannya yang mulai basah tadi.<br />“Ohhh…”, desahnya pelan sambil menundukkan kepala sambil tangannya meremas-remas seprei. Kini ujung penisku benar-benar terasa basah oleh cairan kewanitaan yang mengucur dari dalam kemaluannya. Perlahan dengan bantuan tangan kanan aku mulai melakukan penetrasi. Tidak seperti tadi, sekarang walau masih terasa sempit kemaluanku dengan lancarnya menerobos masuk sampai pangkal penisku menyentuh bokongnya. Kubiarkan penisku yang terbenam penuh didalam liang senggama gadis ini sejenak. Lalu dengan perlahan kumaju mundurkan selangkanganku. Kulakukan dengan tempo lambat untuk beberapa saat lalu secara bertahap kupercepat sodokanku.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEHLaKuQWI/AAAAAAAACPI/_0j_zN65_XY/s1600-h/Jilbab+Nyepong+001.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SrEHLaKuQWI/AAAAAAAACPI/_0j_zN65_XY/s400/Jilbab+Nyepong+001.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5382090922268705122" border="0" /></a>“Ahhh… ahhh… uhhh… uhhh”, desah Erni yang semakin lama semakin kencang. Tubuhnya terguncang-guncang karena sodokanku yang makin lama makin cepat. Sambil menyetubuhinya dari belakang kedua tanganku beraksi meremas dan mencengkeram pantatnya.<br />“Plakkk… plakkk…”, bunyi selangkanganku saat berbenturan dengan bokongnya. Terkadang kuremas kedua buah dadanya dari belakang<br />“Ohhh… Errrnnniii… sayyyanggg… ennakk… khammuu… memang… nikmaatt.. sshhh..”, racauku sembari menggenjot pantatnya dengan cepat.<br />“Emmmhhh… ohhh… omm… mmhh”, desah siswi berjilbab itu seakan merespon racauanku sembari kepalanya bergoyang kanan kiri terkadang menunduk kebawah menahan nikmat. Tubuh kami berdua kini benar-benar basah kuyup bermandikan keringat. jilbab dan rok sekolah yang melilit dipinggang Erni juga ikut basah karenanya. Tak terasa lebih dari 10 menit kami berdua bersetubuh dalam posisi ini. Lama kelamaan dorongan berejakulasi tidak dapat kutahan lagi. Sedangkan gadis yang sedang kugenjot ini juga mulai menampakkan tanda-tanda akan orgasme.<br />“Ouhh… omm… Errrhhh… nnnii… mauh… pipisss lagihhh…”, kata dara manis ini dengan nafas terengah-engah.<br />“Ssshh… tahhann… sedikitt… llagii… sayyyaaangg. Ommh… jugga… mo.. nyampee..”, ujarku sembari mempercepat laju sodokanku.<br />“Ohhhh….”, erang Erni dengan tubuh menegang dengan kepala mendongak seraya vaginanya megucurkan cairan. Bersamaan dengan orgasmenya Erni akupun mencapai klimaks. Lalu kupeluk pinggangnya erat-erat sembari membenamkan penisku dalam-dalam. Dan,<br />”Ahh….!”, lenguhku nikmat seraya memuntahkan air maniku. Liang senggamanya sekarang dipenuhi oleh campuran spermaku dan cairan vaginanya. Kemudian kami berdua terkulai lemas sisi ranjang dengan posisi aku menindihnya dari belakang.<br />Kubiarkan sejenak kemaluanku yang masih tegang didalam vaginanya. Hari menjelang sore, tak terasa kami terlelap puas. Saatnya aku mengantar Erni pulang. Tak lupa sebelumnya kuberi dia pil pencegah kehamilan. Dan sesuai dengan janjiku padanya tadi, kami mampir dulu di pusat perbelanjaan dan kuberikan semua yang ia mau plus uang untuk kebutuhan sekolahnya.<br /><br />Dalam perjalanan mengantarkannya pulang aku sempat menikmati tubuhnya sekali lagi. Di tempat yang sepi dan gelap jauh dari keramaian kutepikan sedanku. Sembari menyuruh Erni pindah kepangkuanku kugeser mundur tempatku duduk. Sambil ia duduk membelakangiku kusingkap rok abu-abu panjangnya dan kusibak celana dalamnya. Lalu bersetubuhlah kami sampai klimaks. Setelah puas kulanjutkan perjalanan mengantarnya pulang. Sebelum sampai ditujuan aku berjanji padanya untuk meghubunginya kembali bila aku cuti atau libur.</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-49761299178155760222009-09-06T08:41:00.000-07:002009-09-06T08:49:11.294-07:00Sepupuku Rani dan Nia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZJCFkc7I/AAAAAAAACMw/1RbciivHWG0/s1600-h/ABG+SMU_003.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 224px; height: 299px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZJCFkc7I/AAAAAAAACMw/1RbciivHWG0/s400/ABG+SMU_003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378381129212785586" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">Sepupuku Rani dan Nia</span><br /><div style="text-align: justify;">---------------------<br />Karya : NN ; -<br /><br /><br />Namaku Eki , Aku ingin membagi pengalaman seksku , yang aku alami kira ? kira 11 tahun yang lalu , ini adalah pengalaman yang sangat mendebarkan sekaligus menggairahkan buatku.Waktu itu Aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta usiaku 23 tahun , tinggi 175 cm berkulit sawo matang badanku atletis karena kegemaranku berolahraga bola basket , selain menjadi team inti di kampusku aku juga tergabung dalam sebuah club basket yang cukup diperhitungkan pada waktu itu.<br /><br />Bagiku masa ? masa itu tidaklah sulit untuk mencari pacar , karena selain luasnya pergaulanku , aku juga termasuk orang yang berada , aku memiliki kendaraan pribadi sebuah mobil Jeep buatan Amerika dengan modifikasi yang sedang trend masa itu.<br />Seringnya Aku bergonta ? ganti pacar , ataupun teman kencan wanita yang bisa aku ajak tidur, dari berbagai macam profesi dan kalangan dari mulai teman sesama mahasiswa , cheerleaders , model dan cover girl majalah , pramugari sampai dengan artis figuran , mereka selain cantik ? cantik juga memiliki permainan ? permainan seks yang luar biasa bahkan sama sekali diluar semua pengetahuan dan fantasi seksku?..,Tapi siapapun dan apapun yang aku lakukan dalam petualangan seks Ku tetap saja hasrat birahiku tidak pernah terpuaskan , karena adanya dua orang gadis yang selalu ada dalam otakku dan darahku yaitu Rani dan Nia yang selalu aku bayangkan wajah dan tubuhnya dan aku sebut ? sebut namanya saat aku sedang berhubungan seks dengan semua wanita , mereka sangat menggiurkan , entah kenapa?. begitu terobsesinya aku sampai ? sampai suatu ketika aku pernah memaksa mengganti nama ? nama wanita yang sedang Kutiduri dengan nama Rani atau Nia,?.. terserah apa yang ada dalam pikiran teman kencaKu itu , aku tidak perduli yang penting rasanya nikmat menyebut nama Rani dan Nia saat berada di puncak ejakulasiKu , andai saja Aku bisa benar ? benar menelanjangi , menjamah , menjilati setiap jengkal tubuhnya dan memasukan penisku kedalam vagina Rani dan Nia di alam sadarKu .Tapi apa daya mereka berada diluar jangkauanku, mereka adalah anak dari tante Mirna dan om Iwan, adik dari orangtuaku?.yah?Rani dan Nia adalah sepupuku.<br /><br />Tante Mirna orangnya angkuh selau merasa setiap orang dapat diaturnya ,tapi diluar itu untuk seusianya tubuh tante Mirna masih bagus, kencang dan gempal pantat dan buah dadanya masih terlihat kencang sekali ,mungkin ini yang menurun kepada anak ? anaknya , rambutnya hitam dan ikal,hidungnya kecil dan mancung bibirnya yang tebal membuat wajahnya terlihat sedikit nakal , sedangkan Om Iwan walaupun tidak tinggi untuk ukuran laki ? laki tapi wajahnya tampan, mereka memiliki 6 orang anak yang semuanya cantik dan seksi , yang paling besar namanya Ka Icha 29 tahun sudah berkeluarga mempunyai 2 orang anak, kedua Ka Sita 27 Tahun juga sudah bersuami , kemudian Ka Nuri 25 tahun ,yang keempat Ka Intan 24 tahun , kelima Rani 23 tahun dan sibontot Nia 21 tahun , yang membedakan Rani dan Nia dari kakak ? kakaknya adalah daya tarik seks mereka yang sangat tinggi , walaupun sebenarnya kalau dilihat dari sudut pandang orang lain mereka berdua tidak lebih cantik dan seksi dari semua wanita yang pernah kukencani , kalau aku gambarkan Rani yang usianya hanya lebih muda beberapa bulan dariKu , tinggi badanya hanya sekitar 160 cm wajahnya bersih dan cantik sekali ,rambutnya yang hitam panjang sebahu matanya bulat dan sangat indah bibirnya tipis seksi ,dia memiliki hidung mancung Tante Mirna, kulitnya putih tangan dan kakinya ditumbuhi bulu ? bulu halus yang jelas terlihat karena kulitnya yang sangat putih ,Aku sering menghayalkan andai aku bisa membelai bulu ? bulu halus itu dari betis lalu naik ke paha?dan naik terus ketempat terpenting dari organ tubuh Rani?.., buah dadanya tidak terlalu besar , pinggangnya kecil dan pantatnya montok . Nia lebih pendek dari Rani tingginya 158 cm rambutnya hitam kecoklatan yang panjangnya hanya menutupi lehernya yang putih dan menggemaskan matanya bulat bibir bagian bawahnya agak tebal.. seksi.. ,entah apa rasanya memasukan penisku kedalam mulutnya , kulitnya putih pucat seperti kulit mamahnya , buah dadanya besar ,montok, bundar , terlihat sangat padat dan menantang , kalau dia sedang menggunakan T-shirt , sangat terlihat bentuk indah buah dadanya tak kuat aku ?,ingin rasanya meremas dan menaruh penisku diantara dua belah gunung yang mengemaskan itu , kakinya begitu putih dan padat dari pengalamanku tipe kaki seperti ini sangat kuat bermain di tempat tidur ?.dengan pinggang yang kecil tapi pantatnya padat , besar dan montok ( kata orang pantat bebek )?..aaah nikmatnya kalau bisa melakukan doggie style dengan Nia??. bagiku mereka adalah Fantasi seksku tertinggi.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZVU7FAFI/AAAAAAAACM4/rjFCbbIINJ4/s1600-h/ABG+SMU_006.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 326px; height: 244px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZVU7FAFI/AAAAAAAACM4/rjFCbbIINJ4/s400/ABG+SMU_006.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378381340427485266" border="0" /></a>Hasratku pada mereka dimulai pada saat aku masih di SMP, waktu itu tubuh mereka belum sempurna seperti sekarang , tapi tidak tahu kenapa ?, ada setan mana yang masuk ke tubuhku ?, atau karena sedang dalam masa puberKu , sering sekali Aku mengintip posisi tidur salah satu dari mereka saat menginap dirumah dari jendela kamar adik perempuanKu, yang sebaya dengan mereka sambil memegang penisku.Saat ? saat seperti itu sangat menyiksaKu, ini berlangsung beberapa bulan sampai suatu malam aku memberanikan diri untuk memasuki kamar adiku karena saat itu Nia sedang menginap di rumah , masih ingat waktu itu pukul 1.30 malam ,Aku dengan mengendap ? ngendap membuka pintu kamar adiku yang tidak pernah dikunci , tipe tempat tidur adiku memiliki kasur tambahan dibawahnya yang bisa keluar masuk seperti laci , Nia tidur dibawah sendiri , memakai daster panjang dan berlengan pendek , posisi tidurnya miring kaki kanan memeluk bantal sehingga seluruh bagian betisnya terlihat jelas sementara kaki kirinya lurus , wajahnya seksi sekali?, lama aku tertegun di ujung tempat tidur sambil beberapa kali menelan air liurku, dan akhirnya kuberanikan diri untuk menarik daster Nia lebih keatas sedikit sehingga terlihatlah pahanya yang putih , dengan tanganKu yang gemetar dan berkeringat kusentuh ujung paha bagian luar ?..ooooh halus sekali , karena Nia tidak bereaksi maka kuturunkan tanganku untuk menyentuh paha bagian bawah?., ?wah..sudah tidur pules nih? .., maka kusingkapkan lagi dasternya sedikit demi sedikit hingga celana dalamnya yang berwarna kream terlihat jelas?, nah sekarang aku bisa bebas mengelus dan menjamah paha yang lembut dan wangi sekali itu?., berikutnya keberanianKu bertambah..kutarik bantal yang dipeluknya hingga kedua belah kaki yang mulus bisa kujamah perlahan ,ingin rasanya berbuat lebih tapi..?ah..takut bangun? sampai akhirnya aku sampai di antara kedua pangkal paha , kutarik tubuh Nia perlahan supaya posisi kakinya agak mengangkang ?.tapi tiba ? tiba dia bergerak sambil bergumam?iiihhh ..gumanya ..wah spontan aku kaget kemudian lari dan bersembunyi dibalik lemari pakaian ?.kira ? kira sepuluh menit aku disitu aku berfikir ?ah Cuma ngigau?.kalau dia bangun pasti dia sudah bisa melihatku saat aku lari tadi.? Maka aku kembali mendekati tempat tidur?.ah?posisi tidur Nia sekarang celentang ?dengan kaki kiri ditekuk keatas ??wah makin gampang dong?? , tapi dasternya sudah kembali turun menutupi setengah paha,?.maka perlahan aku tarik lagi keatas sampai cd nya , dan mulai kuciumi perlahan vaginanya yang masih terbungkus celana dalam..?ah?.coba bisa kubuka celana dalam ini ? ??puas dibawah aku keatas kesentuh buah dadanya dari bagian luar daster karena waktu itu Nia masih kelas 1 SMP maka semua bagian penting tubuhnya masih serba kecil, kusentuh dengan lembut dua payudara yang menggoda , dan dengan nekat aku susupkan tanganku melalui bagian leher daster untuk menyentuh sedikit saja buah dadanya ?Oh Nia lembut sekali , karena lampu di kamar tidak dimatikan maka bisa kulihat pentilnya yang merah muda.<br /><br />Tidak sadar ternyata jam sudah menunjukan jam 3.00 pagi maka tanpa merapihkan pakaian Nia aku langsung keluar kamar dan masuk kekamarku , kemudian melakukan onani?sambil membayangkan apa yang baru saja aku lakukan, setelah puas aku terbaring di kamar.. sambil melamun ?wah kalau kakanya Rani seperti apa yah?.?<br />Suatu hari Aku pulang dari main basket di sekolahku karena rumah Tante Mirna dekat dengan rumah teman ? temanku yang lain maka aku pulang menumpang salah satu temanku yang dijemput sopir, tidak lama aku mampir dirumah Tante Mirna sambil ingin melihat Rani atau Nia ?eh.. Eki sahut Tante Mirna mau nginep disini..??.?engga ah tante Eki mau pulang ?.?jangan ah ki?inikan sudah jam setengah delapan udah nginep disini aja besokkan hari minggu? waktu itu Rani , Nuri dan Intan sedang ada di rumah kecuali Nia yang sedang berlibur ke rumah kontrakan Ka Icha dan Ka Sita yang bersekolah di Bandung ?Iyah nginep aja? sahut Ka Nuri , kamu tidur di kamarku aja, biar Ka Nuri tidur sama Ka Intan?..akhirnya aku setuju..? di rumah Tante Mirna ada 4 kamar , yaitu kamar tante Mirna dan Om Iwan , dan kalau anak ? anaknya semua sedang berada di rumah ,Ka Intan tidur berdua Ka Icha , Ka Nuri sekamar dengan Ka Sita , yang terakhir kamar Rani dan Nia, ?Wah aku akan coba masuk kamar Rani yang tidur sendirian malam ini?pikirKu?..<br /><br />Malam itu aku tidak bisa tidur lagi, sebentar ? bentar aku melihat jam ..?wah lama sekali sih?..? aku tadi memperhatikan Rani masuk kamar jam 9.00 malam pasti dia sudah tertidur lelap dia?, dan sekarang sudah jam 11.00 , tapi ruang tengah masih terang om Iwan masih nonton TV. Akhirnya aku tertidur..tiba- tiba Aku terbangung dan melihat jam sudah jam 2.30 pagi..wah bisa gagal , Aku keluar kamar ka Nuri yang berada diatas, turun tangga kemudian melewati ruang tengah ?.,sesampainya di depan kamar Rani kulihat cahaya lampu dari dalam kamarnya yang berasal dari lampu tidur?., perlahan ? lahan kugerakan kaca yang ada disamping pintu yang masih menggunakan kaca ?Nako? ??setelah kaca terbuka cukup untuk aku masukan tanganku ,kugeser tirai yang menutupi jendela??Wow? pemandangan indah kulihat Rani yang tadi memakai daster pendek , sudah tertidur pulas dengan memperlihatkan seluruh bagian kakinya yang putih mulus karena dasternya yang sudah tersingkap ke atas sampai ke celana dalamnya yang berwarna coklat?., setelah tertegun sebentar , tanganku beralih ke sebelah kiri meraih kunci pintu lalu membukanya ..?klik?..?klik??..kemudian perlahan ? lahan aku masuk kamar Rani yang harum sekali?..sambil berjongkok disamping tempat Rani tidur , kuperhatikan wajah sepupuKu yang cantik itu?lalu pandanganku beralih ke bawah?sampai ke kakinya ?.disitulah aku mulai tergila ? gila dengan kaki Rani , kusentuh dengan berhati ? hati kaki yang ditumbuhi bulu ? bulu halus yang tersusun rapih?.kakinya lembut , harum dan halus , terus kujamah ? dari ujung kaki hingga pangkal pahanya ?.lalu kubenamkan perlahan hidung dan mulutku diatas vaginanya yang terbungkus celana dalam ??Wah ko..memek kamu ga setebal Nia yah Ran?? bisiku?lalu aku beralih ke buah dadanya , pada waktu itu buah dada Rani lebih besar dari Nia ,karena usia Rani yang lebih tua, wajar saja kalau payudaranya sudah tumbuh ,?lain halnya dengan Nia ..pentil Rani berwarna coklat muda.Setelah puas aku keluar kamar Rani menutup kembali Pintu dan seperti biasa melakukan onani di kamar mandi.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZle_wRaI/AAAAAAAACNA/8fAVObliuYQ/s1600-h/ABG+SMU_009.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZle_wRaI/AAAAAAAACNA/8fAVObliuYQ/s400/ABG+SMU_009.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378381618009359778" border="0" /></a>Kejadian ini berlangsung bertahun ? tahun aku selalu melakukan hal yang itu ? itu saja terhadap Rani dan Nia berulang kali?ingin sekali mendapatkan lebih tapi Aku sangat takut mereka bangun ditengah ? tengah ?aksiku?, karena desakan ? desakan ?nafsu? inilah maka suatu malam hal yang sangat Aku takutkan menjadi kenyataan, waktu itu aku sudah duduk di bangku SMA kelas 2 , malam itu aku menginap di rumah Tante Mirna?., Waktu itu seperti biasa Rani tidur dengan Nia ,dan malam itu saat berada di kamar mereka ,Aku punya ?program baru? yaitu mengeluarkan penisKu dan menempelkan ke pantat , buah dada , bibir , serta ?memaksa? mereka mengocok ? ngocok ?barangKu? dengan tangan mereka , sasaran pertamaKu adalah Nia rencana menggesekan penisku ke pantat Nia gagal karena dia berbaring celentang,?jadi sasaranKu langsung kearah dada Nia , dan kutepuk ? tepukan ?penisku diatas gundukan buah dadanya yang tertutup T-shirt , lalu kugesek ? gesek perlahan si ?helmKu? di permukaan bibirnya , pindah naik merasakan rambut Nia menyentuh penisKu , kemudian menyerahkan si ?batang dan bijiKu? ke dalam geggaman telapak tangan Nia?, selesai Nia ?,pindah ke Rani ?nah Ran.. sepertinya kamu sudah siap nih? ?Rani tidur miring menghadap Nia?.?wah menuku di tubuh Rani bisa lengkap dong? .Berturut ? turut dari bibir , buah dada , rambut tangan, sama seperti yang dialami Nia berjalan lancar, Rani memang gemar tidur dengan menggunakan daster pendek , sehingga malam itu dengan posisi miring dibelakang tubuh Rani ,Aku bisa bebas menempatkan penis Ku diatas celana dalamnya dan sedikit terkena kulit pantatnya, karena nikmatnya dengan pengalaman ini , timbulah ide baru kujepitkan ?batangKu? diantara paha Rani tepat dibawah vaginanya sehingga terasa nikmat seperti benar ? benar sedang berhubungan seks dengan Rani.., kupeluk dia dari belakang sambil menempelkan tangan kananku di dadanya yang indah, bisa kurasakan dan kumainkan pentilnya., harum tubuhnya semakin membuatKu bernafsu.. ?, maka tanpa disadari goyangan pantatKu semakin cepat , kedua tanganKu tidak lagi menempel tapi meremas payudaranya dan pantatnya yang padat, ?oooh..Rani..enak..enak Ran..?gumamKu tanpa sadar , ..tiba ? tiba dia bergerak dan terbangun, sikut lengan kanannya ?menghajar tulang rusukKu? ..setelah itu dia berbalik mencoba melihat siapa yang sedang menggerayangi tubuhnya?Aku terloncat dan berdiri sambil menaikan celanaku , sambil terduduk di tempat tidur dia membentakku ?Eki apa yang loe lakuin?.ngapain loe masuk ? masuk kamar gue ?.? Spontan saja aku lari keluar kamar tanpa menjawab .<br />Pagi ? pagi sekali hari itu Om Iwan membangunkan Aku dan langsung memberikan ceramah dengan lembut mengenai kejadian semalam ,lain halnya dengan tante Mirna . dia sangat emosi ,mungkin tidak rela Aku menikmati tubuh anaknya walaupun hanya ?menggesek ? gesekkan pen?? ?dia juga mengancam akan melaporkan ini kepada orangtuaku?? setelah menerima semua cacian dan makian Tante Mirna, Aku berangkat bertanding ?tak kulihat lagi wajah Rani?.pada saat Aku keluar rumah tante Mirna?yang ada hanya Ka Icha yang memandangku dengan sinis sementara Ka Nuri masih berbaik hati mengantarku sampai ke pagar.<br /><br />Hari ? hari setelah kejadian itu membuat hubunganku dengan keluarga tante Mirna agak sedikit renggang , tapi bukannya Aku menyadari kesalahan , tapi malah sebaliknya Aku semakin tergila ? gila dengan tubuh Rani dan Nia, apalagi saat Rani dan Nia sudah memasuki perguruan tinggi , wajah Rani bertambah cantik lekuk ? lekuk tubuhnya semakin menjadi, sementara Nia ,buah dadanya semakin membesar, aku tidak tahu berapa ukurannya tapi dengan memakai blouse ataupun kemeja yang longgar saja buah dadanya amat sangat menonjol,semakin gempal , besar dan bulat ,pantatnya semakin montok. Kesimpulannya kalo soal wajah Rani jauh lebih cantik dari Nia, tapi soal ukuran buah dada , pantat dan bentuk bibirnya yang seksi Nia sulit dikalahkan oleh Rani. Karena itu rumah Tante Mirna selalu ramai didatangi laki ? laki , yang mencoba mendekati anak-anaknya ,yang paling banyak ?diminati? oleh mereka adalah Nia kemudian baru Rani, walaupun mereka berdua telah memiliki pacar tapi tidak mengurangi semangat laki ? laki lain untuk berusaha merebut perhatiannya tapi keliatannya Rani dan Nia termasuk perempuan ? perempuan yang setia, Ah? andai saja mereka itu bukan sepupuku maka Aku akan berada dalam antrian itu.<br /><br />Pernah Aku mencoba menyatakan rasa sukaku pada salah satu dari mereka setelah hubungan kami sudah membaik ,dengan harapan bisa mengencani mereka seperti layaknya wanita ? wanita lain dalam hidupku tapi?bentakan Rani ,apalagi cacian dan makian Tante Mirna , beberapa tahun yang lalu membuat hatiKu ciut dan tidak berani lagi macam-macam.<br />Hidupku benar ? benar tersiksa terutama saat Aku bertemu dengan mereka, penisku selalu menegang dan angan ? anganKu pun melayang ? layang membayangkan apa yang ada dibalik pakaian mereka .<br />Rasa frustasi itu membuat Aku diam ? diam sering mencuri celana dalam dan bh dari dalam lemari pakaian mereka untuk Aku bawa pulang dan melakukan onani dengan celana dalam ataupun bh mereka sambil menatap wajah mereka dari foto ? foto yang Aku miliki, terkadang ditambah memutar film BF??oooooh nikmatnya??.kamu..Rani?, Nia..hebat sekali kamu?. entah berapa pasang koleksi pakaian dalam Rani dan Nia yang ada di dalam kamarku yang semuanya pernah terkena cairan spermaku?.itu pun tidak berlangsung lama?..karena ini tidak akan pernah memuaskan birahiku?..<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZzlBMwaI/AAAAAAAACNI/7zQ5bOG6OqU/s1600-h/ABG+SMU_008.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 355px; height: 266px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqPZzlBMwaI/AAAAAAAACNI/7zQ5bOG6OqU/s400/ABG+SMU_008.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378381860144202146" border="0" /></a>Kemudian Aku melampiaskannya kepada perempuan ? perempuan lain yang bisa Aku kencani,?., tapi itu juga tidak banyak membantu saat aku sadari dalam alam nyata , mereka tak tersentuh olehKu?..mereka hanya bisa Aku sentuh dalam khayalan ?, di alam sadar Aku hanya dapat menikmati setiap lekuk tubuh mereka yang terbungkus rapat pakaiannya , apalagi setelah kejadian tersebut tante Mirna dan anak ? anaknya selalu memandang Aku dengan tatapan sinis , dan dari mulai pakaian , sikap dan gerak- gerik tubuh mereka sangat berhati ? hati terutama kalau Aku ada di dekat mereka , mereka tidak memberikan sedikitpun kesempatan padaKu untuk mencuri kesempatan menikmati keindahan tubuh mereka dari sela ? sela pakaian mereka yang tersingkap, seakan ? akan tubuh mereka menertawakanKu?dan berkata ?berkhayallah terus Ki ?.?, Tingkah laku dan perlakuan mereka padaku yang seperti ini semakin membuat Aku bergairah kepada mereka dan memutar otak agar ?merasakan tubuh Rani dan Nia bukan impian lagi????????<br /><br />Sampai suatu hari setelah aku pulang kuliah, di tempat biasa aku nongkorng?di kawasan Jakarta Pusat ,aku ?ngerumpi? dengan Kenny atau yang biasa dipanggil ?Akun? karena Ibunya pemilik Apotik terkenal di Jakarta dan Ayahnya dokter Anasstesi (mudah-mudahan bener nulisnya), Akun sangat terkenal diantara teman ? temanku , dia kuliah di fakultas kedokteran ?.Akun sering merawat siapa saja dengan obat ? obatan yang dimilikinya untuk berbagai macam penyakit, dari mulai penyakit turunan , kambuhan , kelamin , obat kuat sampai dengan cari penyakit?.maksudnya selain memberikan pengobatan Akun juga sering mengkonsumsi obat ? obatan dengan beberapa temannya untuk ?teller? nama ?Akun? diambil dari salah satu nama tukang obat di daerah Jakarta Barat, karena Akun lebih terkenal sebagai tukang obat dibandingkan menjadi calon dokter.<br />?Ki?.. wah kemaren tuh cewe yang gue kenalin ke elu?khan sok jual mahal , udah gue beliin segala macem masih juga sok ga mau gue gituin? cerita si Akun tiba ?tiba sambil agak teler??<br />?Trus kemaren loe sama dia kemana?..? tanyaku?.<br />?Iyah kita makan siang di lantai atas H*****E , pas dia ke WC, hehe?.gue campurin aja obat tidur di dalam minumannya karena jam segitu H******E khan sepi banget jadi ga ada yang liat?.biarin aja biar dia tidur terus jadi bisa gue kerjain??kata Akun sambil menggebu ? gebu?<br />?Teruss..terus??.tanyaku penasaran?.<br />?Iyaah??..tapi sehabis dari wc kita ngobrol ? ngobrol lagi ?ternyata obrolan kita jadi serius disitu gue tau kalo di suka sama gue dan dia ga mau gue main ? mainin jadinya dia ga mau gue apa-apain sebelum kita ?jadian??.akhirnya kita kemaren jadian deh??lanjut Akun?sambil tersenyum khas?????..<br />?Yah?tapi dia udah minum belum minumannya yang elo kasih obat tidur? tanyaku?<br />?Ya udah???gue juga bingung ? obat tidurnya cepet bereaksi..setelah dia bilang mau jadi cewe gue ?dia pingsan di meja makan Ki?., apes..!!! jadi ga tega gue karena diakan sekarang cewe gue ?, jadinya gue kebagian gendong dia doang? pulang kerumah??apes?apes.<br />?Ha?ha?hahaha? Aku tertawa terpingkal ? pingkal?.?.otak loe kebanyakan isinya pil koplo sih??, tapi sejenak tertawaku terhenti karena Aku mendapat ide hebat .<br />?Eh?.Kun?ngomong ? ngomong soal obat tidur ?gue juga punya masalah sama seperti loe khun?bagi dong obat tidurnya.<br />?Iya boleh deh?.gue masih nyimpen tuh di laci mobil obat tidurnya ambil aja Ki??<br />?Bukan obat tidur begituan yang gue pengen kun?..? sanggahKu<br />?Apaan dong? Tanya Akun sambil mengerutkan dahinya.<br />?Itu loeh obat bius yang cair?.yang kaya di film-film taro di saputangan sekali bekep langsung orang itu pingsan?kata ku ..<br />?Gile??mau ngapain loeh?sakit juga loeh?? Akun terkaget ? kaget?.<br />?Mau bantuin Gue gaaa?.jangan banyak cingcong deh?<br />?Ga ah?susah dapetin gituan sih?ga mungkin bisa Gue? jelas Akun?<br />Singkat cerita , Aku berhasil membujuk Akun mencarikan ?barang? yang Aku maksud ,walaupun Aku harus mengorbankan mobilKu untuk dipinjamkan kepada Akun yang akan pergunakannya untuk ?sprint rally? serta mengangganti semua biaya kerusakan mobilKu setelah dikembalikan , ditambah biaya pembelian ?Obat? tersebut sebesar 5 juta rupiah,dan ini berarti Aku harus menguras seluruh tabungan dan berurusan dengan seorang lintah darat bernama ?Gito? .semua ini Aku sanggupi ,karena otak sehatku sudah tidak bisa berfikir karena dorongan nafsu birahi yang bicara.,<br />?Ok deh Kun?? kita sepakat dan 4 hari kemudian Aku dan Akun bertemu di tempat yang sama sesuai perjanjian Akun membawa sebotol kecil berwarna coklat tua?yang tidak ada tulisannya ??Apa ini Kun?? Tanya ku ??itu namanya cholorofoam isinya 50 ml?..jawab Akun??Ko ga meyakinkan gini ga ada tulisannya..? lo ga bohongin gue..?!!??..?udah deh percaya?kapan pernah gue bohong?.. ?Ok Kun kalo sampe loe bohongin gue , dan hidup gue brantakan gara ? gara loe?..gue janji akan cari loe kemana aja?gue akan buat hidup loe sama ? sama berantakan ..? ancamKu?.?Hehehe?.berapa taun sih kita kenal man?.masa gue segitu jahatnya sama loe? Akun mencoba meyakinkan Aku.<br /><br />Setelah Aku mendapatkan senjata untuk membuat semua mimpi dan khayalanku menjadi kenyataan,Aku tidak langsung beraksi , tapi kali ini Aku berusaha bersabar untuk menyusun rencana yang lebih matang.Ada beberapa kendala yang harus Aku fikirkan . Langkah pertama Aku mulai membuat peta situasi di rumah tante Mirna ,karena selain sekarang aku jarang kesana , terakhir rumah Tante Mirna mengalami renovasi.<br />Saat suatu pagi Aku berkunjung ke rumah Tante Mirna dan hanya ada Mba Tiul pembantu mereka yang baru 2 tahun bekerja disana , dari Mba Tiul Aku dapatkan banyak informasi , Ka Icha dan Ka Sita sudah tidak tinggal disitu mereka menetap di Bandung. Kamar Rani dan Nia di bawah sudah mengalami renovasi diperbesar dan kaca nakonya sudah tidak ada lagi ini menyulitkanKu Aku harus dapat membuka kunci dari luar , tapi untungnya kunci pintunya tidak mengalami perubahan masih dengan tipe lama dengan lubang kunci yang besar dan tidak ada tambahan kunci grendel atau jenis lain di dalam setiap kamar., sementara Ka Intan dan ka Nuri tidur di lantai atas di kamar mereka masing ? masing, kondisi saat ini tidak memungkinkan aku untuk menginap di rumah tante Mirna dan menggunakan salah satu kamar dari ka Intan atau ka Nuri sebab tipe tempat tidur single bed yang mereka pergunakan , sehingga tidak mungkin lagi salah satu dari mereka, berpindah untuk tidur berdua di salah satu kamar.Ditambah lagi saat weekend Ka Icha atau Ka Sita sering datang dan menginap bersama keluarganya?.?wah makin sulit nih??. ?..Aku mulai memasuki semua kamar tidur yang ada di rumah Tante Mirna untuk mengantisipasi, Aku meminjam semua kunci pintunya tanpa sepengetahuan Mba Tiul, ? .Mba Tiul Aku ke rumah temen dulu yah titip mobil yah?.? KataKu ?. kemudian Aku berlari ke tukang kunci terdekat untuk menggandakannya dan kembali ke rumah Tante Mirna untuk mengembalikan kunci ? kunci tersebut ditempat semula.<br /><br />Tiga bulan berlalu akhirnya kesempatan itu datang juga Aku mendapat kabar Om Iwan ?sedang pergi bertugas keluar negeri dan membawa Ka Intan yang baru beberapa hari saja menjadi seorang sarjana. ? Ini kesempatan bagus?batinKu..? , hari Rabu siang Aku mendatangi rumah tante Mirna dengan rencana yang sudah tersusun matang Aku menemui Tante Mirna ?Tante Mir?.Saya punya masalah nih sama temen yang tinggalnya di deket rumah Tante di Jl. T******T ,V no. 6, dia janji mau bayar utang ke saya beberapa hari yang lalu tapi sampai hari ini dia menghilang , kalo di telpon ga pernah ada , tadi Saya datangin rumahnya pembantunya bilang dia belum pulang? ceritaku panjang lebar???Terus..gimana?kata Tante Mirna judes?, memang sekarang Tante Mirna selalu judes dan sinis kalau berbicara denganKu?..?Yah maksud Eki ?karena uangnya sangat Eki perluin buat bayar kuliah , minggu ini terakhir..tante,?kalau ga nanti Eki ga dikasih ikut ujian?jadi hari ini Eki mau tungguin dia terus , Eki akan bolak ? balik kerumahnya sampai nanti malem ?., tapi masalahnya Eki ga bisa pake mobil ke rumahnya kalau dia liat mobil Eki pasti dia udah kompakin pembantunya, jadi malam ini Eki akan bolak ? balik jalan kaki?.mobil Eki titip di rumah Tante Mirna?, kalau sampai dia ga bisa Eki temuin malem ini , besok pagi ? pagi sekali Eki akan tongkrongin di deket rumahnya ?jadi begitu dia keluar rumah pagi ? pagi Eki bisa cegat dia??<br />?Ooh?..gitu? kata Tante Mirna Acuh?.?Tapi masalahnya biar Saya ga kesiangan dan kejauhan ke rumah dia , Eki mau numpang nginep disini Tante?? kataKu lagi<br />Tante Mirna mulai menatapku tajam ?mmmh?? , entah apa maksudnya Aku mulai memelas ?boleh yah ? Tante ??, sialan Aku harus memelas seperti orang bego begini??Ya udah kamu bisa tidur di kamar ka Intan??Kata Tante Mirna sambil masuk ke kamarnya?Wahhh..sialan loe Mirna?benar ? benar kehadiranKu sangat tidak dia inginkan?, tapi ga apa ? apa, acuh aja yang penting sudah diijinin ??jadi ada kesempatan?hehehe..?<br /><br />Malam itu di rumah Tante Mirna , Aku memulai sandiwaraKu , Aku bolak ? balik keluar masuk rumah berpura ? pura pergi ke rumah temanKu dengan berjalan kaki, sementara di luar rumah aku hanya berkeliling ? keliling tidak jauh dari rumah Tante Mirna , sampai akhirnya jam menunjukan jam 10 malam Aku kembali ke rumah Tante Mirna?, sampai di ruang tengah Aku jumpai Tante Mirna di ruang tengah sedang nonton TV sambil tiduran di karpet dengan posisi kaki kanannya dilipat ke atas ,sehingga dasternya tersingkap ke bawah dan mempertontonkan pahanya yang gempal dan putih mulus, ? dia tidak melihatKu datang , karena posisinya membelakangiKu..sejenak aneh?darahku mendesir melihat pemandangan itu ,kemudian ? Tante..?..sapaKu..?eh ?gimana ketemu..??balasnya sambil dia cepat ? cepat memperbaiki posisi duduk dan menutupi pahanya yang mulus itu dengan dasternya. ?Payah tante ga ketemu juga ?yah paling besok pagi deh??jelasKu??Oooh?.? di ruang itu ada Nia yang sedang menemani tante.., Nia memakai T-Shirt putih dengan celana pendek putih yang panjangnya selutut dengan bahan kaos , tatapannya tidak beralih dari layar TV seakan mengacuhkan kehadiranKu.., ?Wah betisnya makin gempal saja??posisi duduknya membuat celananya yang tipis tertarik sehingga memperlihatkan bentuk paha dan vaginanya..,kemudian Aku alihkan pandanganKu ke arah dadanya , buah dadanya sangat bundar seakan ? akan minta dilepaskan dari kaos itu sehingga dua gunduk daging yang indah itu bisa bergoyang ? goyang bebas??mmmh Aku akan menikmati tubuhmu malam ini Nia ,..tunggu yah dikamar? kataKu dalam hati??, setelah puas mataKu menikmati tubuh Nia Aku mengambil posisi duduk tidak jauh dari Tante Mirna ?entah apa acara TVnya otakKu melayang ? layang tak sabar menunggu nanti malam?., tiba ? tiba ,..Rani datang ??Hai?.semua? dia menyapa , dia datang bersama seorang laki ? laki dibelakangnya, pacarnya?!!??, ?eh Ki? sapa Rani , ?Wah cantik bener sih kamu ?bisiku dalam hati.., ?Apa kabar Ran?.hey Bin?? sapaku pada Rani dan pacarnya , ?Mah?Aku bawa film judulnya ?You Got Mail? bagus deh nanti kita nonton sama ? sama yah?Saya besok khan ga ada kuliah ?lanjut Rani??Wah gawat? kata Ku dalam hati mau tidur jam berapa mereka..bisa bubar rencana gue?<br />Kira ? Kira ? jam kemudian Ebin, pacar Rani pamit pulang?..Rani dan Nia masuk kekamar , tak lama setelah itu Rani kembali ke ruang tengah dengan memakai daster warna hijau bertangan pendek, ?wah bulu ? bulu itu ..,nanti malam Kamu akan kujilati dari jempol kaki sampai ke ujung rambutmu..?batinKu?.Rani langsung memutar cassette video yang dibawanya , di ruang tengah sudah ada Ka Nuri yang ikut bergabung, hanya Nia yang sudah tertidur di kamarnya.1 jam lamanya Aku berada di ruang tengah , Jam 12 malam Aku pamit tidur.Sambil jalan Aku berfikir ?Wah gawat nih kalau sudah begini mereka akan tidur malam ? kalau Aku membius Rani dan Nia, mendekati pagi maka ulahKu akan ketahuan,? karena menurut Akun ,sikorban baru akan sadar 4 sampai dengan 5 jam setelah dibius ,?.kalo Aku lakukan baru jam 3 pagi maka mereka baru bangun jam 7 atau jam 8 , ?tidak mungkin Tante Mirna dari dulu bangunnya jam 5 pagi untuk kegiatan rutinnya yaitu senam, itulah yang menyebabkan tubuhnya tidak kendur dan tetap indah di usianya??, jam ? 6 Tante Mirna akan membangunkan anak ? anaknya untuk kemudian mereka melakukan senam bersama ? sama.? ??? hancur..deh? .<br /><br />Di kamar Ka Intan Aku terus memasang kupingku untuk mengetahui perkembangan di ruang bawah sambil berpura ? pura tidur ,pintu kamar sengaja tidak Aku tutup rapat kira ? kira jam 1 Pagi , Aku dengar suara pintu yang ditutup dan dikunci , ?bruk?klik ..klik?bruk klik?klik ?, ada 2 pintu yang baru saja ditutup , tapi aku heran tidak mendengar Ka Nuri masuk ke kamarnya ??wah tidur sama siapa dia?..?tambah runyam aja?, Aku akan tunggu 1 ?<br />jam untuk beraksi agar semua sudah tertidur pulas , ini merupakan 1 1/2 jam yang sangat lama dan menggelisahkan dalam hidupKu,?tepat jam 2 .15 , aku mengeluarkan tas pinggang dari dalam tas ranselku, Aku memasukan semua perlengkapanKu kedalam tas pinggang tersebut , 2 buah handuk kecil , 1 botol cholorofoam , 1 botol kecil air putih , 3 buah anak kunci pintu dan 1 set obeng kacamata . setelah semua lengkap kuikatkan tas tersebut ke pinggangKu malam itu Aku memakai T ? shirt dan celana pendek basket warna biru ?, perlahan ? lahan Aku keluar kamar lalu menutup pintunya kembali dan menguncinya?.saat melewati kamar Ka Nuri ..benar saja dia tidak tidur dikamarnya ?wah dimana dia????, kuturuni anak tangga yang sedikit menimbulkan suara karena terbuat dari besi, dengan mengendap ? ngendap menuju kamar belakang melewati kamar Tante Mirna ?., sesampainya di depan kamar Rani dan Nia , Aku berhenti..?Wah gelap bener?mereka tidak menyalakan lampu tidur? untungnya masih ada cahaya dari lampu kecil yang ada di dinding ruang makan yang bersebelahan dengan kamar mereka,?..., kutempelkan telingaku di pintu kamar mereka ..?rasanya aman??kemudian Aku berjongkok mengintip dari lubang kunci?.?Wah anak kuncinya mereka cabut dari dalam..hehehe..?maksud mereka mungkin melakukan tindakan pencegahan..khawatir dengan berbagai cara Aku bisa mendapatkan kunci tersebut , padahal tindakan mereka makin memudahkan pekerjaanKu, kubuka tas pinggangku untuk mengambil anak kunci yang masing ? masing sudah diberi tanda dengan stiker scothlight berwarna ?Aku ambil kunci dengan stiker warna biru?? Ku masukan perlahan ? lahan kedalam lubang kunci ?,malam itu dirumah Tante Mirna benar ? benar sunyi tak ada sedikitpun suara hanya ada suara gemetrak yang berasal dari lubang kunci itu ?klik?klik..kreek ..krek..krek?suara kunci yang kubuka dan tangkainya yang kutekan kebawah ,?.terbuka sudah pintunya , perlahan ? lahan Aku dorong pintu tersebut kedalam ,?tek..tek..tek..tek..tek?.., suara yang berasal dari engsel pintu, setelah cukup terbuka , Aku masuk dengan merangkak perlahan ? lahan , pintu sengaja kubiarkan terbuka sedikit agar ada cahaya masuk?.?gelap sekali di kamar ini ??setelah merangkak beberapa meter sampailah Aku di sisi kiri tempat tidur.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-44715819377228503952009-09-04T10:06:00.000-07:002009-09-04T10:28:06.515-07:00Aku di foto dan di setubuhi keponakanku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFJllUVaSI/AAAAAAAACKw/FB8TdsmjDvQ/s1600-h/Chinese+Mulus+003.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 301px; height: 377px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFJllUVaSI/AAAAAAAACKw/FB8TdsmjDvQ/s400/Chinese+Mulus+003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377660340078471458" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Aku di foto dan di setubuhi keponakanku.</span><br /><div style="text-align: justify;">----------------------------------------<br />Karya : NN , -<br /><br />Namaku Ida. Usiaku di tahun 2009 ini adalah 36 tahun. Walaupun aku bukan termasuk cewek yang cantik, teman-temanku sering mengatakan kalau aku ini termasuk cewek yang menarik. Rambutku lurus berwarna hitam dengan panjang mencapai punggungku. Tubuhku yang sedikit berisi menyebabkan payudaraku menyesuaikan diri sehingga aku mengenakan bra nomor 36B untuk membungkus kedua payudaraku itu. Vaginaku dihiasi oleh bulu-bulu yang indah walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Aku tinggal sendirian di rumahku yang terletak di kota Surabaya ini karena sampai saat ini aku masih belum menikah. Walaupun demikian, kehidupan seks yang aku jalani sangat indah karena aku selalu mendapatkan cara untuk memuaskan hasratku.<br /><br />Pada suatu hari Minggu siang minggu ke tiga bulan September 2007, aku di telepon oleh keponakanku yang bernama Alex saat aku sedang membaca email yang masuk di da_kulthida@yahoo.com milikku.. Usianya 16 tahun dan berwajah lumayan tampan.<br />“Halo, tante Ida .. ?”, katanya dari seberang telepon.<br />“Iya, siapa ini .. ?, tanyaku.<br />“Alex, tante ..”<br />“Oh.. kenapa, Lex ?”<br />“Tante, kalau boleh Alex mau minta bantuan tante.”<br />“Bantuan apa ?”<br />“Boleh tidak kalau tante jadi model untuk Alex foto ?”<br />“Buat apa kamu foto-foto tante ?”<br />“Cuma iseng aja kok ..”<br />Aku mengerti dengan keinginannya ini. Alex sedang menekuni hobi fotografi sehingga tentu saja dia mencari-cari apa saja yang bisa di foto olehnya.<br />“Boleh saja..”, kataku.<br />“Terima kasih tante. Saya akan datang sebentar lagi. Kira-kira 10 menit lagi sampai. Kita foto-foto di rumah tante saja.”<br />“Oke, kalau gitu. Tante tunggu, ya …”<br /><br />Aku menutup telepon itu dan segera menuju ke kamar tidurku untuk mengambil pakaian agar aku dapat menutupi tubuhku yang saat ini hanya sedang memakai celana dalam berwarna putih saja. Jika aku sendirian di rumah, aku memang biasanya selalu dalam keadaan setengah telanjang atau telanjang bulat. Bila ada yang hendak datang, baru aku mencari pakaian untuk menutupi tubuhku itu. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak aku berumur 27 tahun yaitu sejak aku tinggal sendirian di rumah itu. Di dalam kamar tidurku, aku tidak langsung menuju lemari pakaian. Aku memutuskan untuk membubuhkan sedikit make up ke wajahku sebab Alex akan memakaiku sebagai model untuk fotonya dan aku ingin tampil sedikit menarik di depan kameranya. Setelah selesai memakai make up, dari dalam lemari pakaian aku mengambil sebuah rok terusan tanpa lengan berwarna putih dengan strip biru yang panjangnya sedikit di atas lututku. Tanpa memakai bra lagi, aku segera memakai rok itu dan merapikannya sebelum akhirnya aku mengikatkan ikat pinggang putih yang menjadi bagian dari rok itu.<br /><br />Baru saja saat aku selesai mengenakan pakaianku, aku mendengar bel pintu berbunyi. Dengan melangkah sedikit cepat, aku keluar dari kamar tidurku dan segera menuju pintu depan untuk membuka pintu. Rupanya Alex sudah tiba di rumahku.<br />“Halo tante.. Tante kelihatan cantik“, katanya sambil tersenyum.<br />“Tentu saja. Kan mau jadi model.. ayo, masuk.. ”, kataku sambil tersenyum pula.<br />Alex segera melangkah masuk ke rumahku. Aku segera menutup pintu depan dan kemudian mengajaknya ke ruang tengah. Sesampainya kami di ruang itu, Alex berkata,<br />“Kita bisa mulai tante ?”<br />“Oh, bisa saja .. kamu mau di mana ?”, tanyaku.<br />“Bagaimana kalau di teman belakang rumah tante ?”<br />“Ok..”<br />Kami kemudian menuju ke taman belakang rumahku. Taman belakang rumahku termasuk cukup luas dan memiliki tatanan yang cukup bagus serta dikelilingi oleh pagar tembok yang cukup tinggi sehingga tidak ada orang yang bisa melihat ke dalam tamanku ini. Sesampainya kami di taman ini, Alex mulai mengeluarkan kamera digitalnya dan memulai kegiatannya. Alex bertindak sebagai fotografer sekaligus pengarah gaya. Setelah beberapa lama, akhirnya kami hampir selesai.<br />“Tante, ini foto yang terakhir. Aku minta tante berdiri membelakangiku. Saat aku memberikan aba-aba, tolong tante berputar menghadapku. Tolong jangan berputar terlalu cepat. Biasa saja.. “, katanya.<br />Aku melakukan apa yang seperti dia katakan dan dia menjepretku. Akhirnya kegiatan kami sudah selesai dan kami tinggal melihat hasilnya. Alex segera memindahkan foto-foto tersebut dari memory card ke dalam laptop yang dibawanya. Setelah selesai, aku dan Alex bersama-sama memeriksa hasil fotonya. Foto yang terakhir membuatku agak terkejut, sebab di dalam foto itu terlihat bahwa ternyata saat aku berputar, rokku tersibak dan celana dalamku yang berwarna putih terlihat dengan jelas. Selain itu, tanpa aku sadari ternyata bagian dada dari bajuku menjadi longgar karena beberapa kali bergaya sehingga sebagian payudaraku terlihat tidak tertutup, bahkan puting payudaraku telihat samar-samar dari baliknya. Saat aku melihat keponakanku, wajahnya terlihat datar saja. Rupanya dia sudah tahu kalau hasilnya bakal begini.<br />“Foto ini paling bagus”, katanya.<br />“Tapi celana dalam tante kelihatan ..”, kataku.<br />“Justru di sini bagusnya. Tante kelihatan seksi sekali..”<br />Aku tersenyum saja. Walaupun sedikit merasa malu, aku menyukai fotoku yang terakhir itu juga.<br />“Lex, tante minta copy dari file gambar yang terakhir ini..”, kataku<br />“Oke..”, katanya.<br /><br />Setelah kegiatan kami berakhir, Alex tidak langsung pulang. Kami kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa untuk berbincang-bincang. Selama berbincang-bincang, Alex terus menatap bagian dadaku yang sejak tadi menampakan sebagian payudaraku seperti di dalam foto karena aku lupa untuk membetulkannya. Saat aku menyadari hal itu, aku tidak berusaha untuk menutupinya. Ada perasaan senang yang menjalari tubuhku. Setelah beberapa lama, akhirnya aku berkata,<br />“Lex, kenapa melihat dada tante terus ?”<br />Alex sedikit terkejut. Dia menoleh ke tempat lain sambil menjawab,<br />“Ngak ada apa-apa, kok tante..”<br />Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku sangat suka kalau dia melihatku seperti itu.<br />“Lex, kalau kamu suka, kamu boleh melihatnya lagi kok”, kataku.<br />Tanpa menunggu tanggapan dari Alex, aku melebarkan bagian dada bajuku sehingga kali ini kedua payudaraku dapat terlihat dengan jelas. Alex yang mendapat pemandangan seperti itu segera saja melotot dan melahap kedua payudaraku dengan pandangan yang penuh minat. Aku yang melihatnya seperti itu tersenyum dan membiarkan Alex untuk menjelajahi dadaku dengan pandangannya.<br /><br />Akhirnya Alex menjadi tidak tahan. Dia bertanya kepadaku,<br />“Tante, bolehkah Alex memegangnya ?”<br />Aku mengangguk sambil tersenyum.Tanpa membuang waktu lagi, Alex segera menggapai kedua payudaraku dengan tangannya dan mulai meremas-remas serta mempermainkan putingnya. Kontan saja aku menjadi terangsang. Kubaringkan tubuhku ke atas sofa dan kupejamkan mataku untuk menikmati sensasinya. Setelah agak lama, tanpa permisi lagi Alex mulai menciumi dan menjilati kedua payudaraku. Aku terus saja memejamkan mata dan menikmati setiap rangsangan di payudaraku. Tubuhku ikut memberikan reaksi terhadap rangsangan itu. Aku merasakan cairan kewanitaanku mulai mengalir dan membasahi vaginaku. Setelah beberapa lama, tanganku mulai membuka pakaian Alex. Sambil terus menciumi dan menjilati kedua payudaraku, Alex membantuku membuka bajunya sehingga dalam sekejab Alex berada dalam keadaan telanjang bulat. Penisnya terlihat berdiri tegak karena sudah pasti dia juga dalam keadaan terangsang. Untuk sementara, dia melampiaskan nafsunya kepada kedua payudaraku. Aku tidak mau ketinggalan. Kujulurkan tanganku untuk menggapai penisnya. Setelah penisnya berada di dalam genggamanku, aku mulai memainkan penisnya pula.<br /><br />Setelah beberapa saat lamanya, Alex melepaskan bibirnya dari payudaraku dan berkata,<br />“Tante, kalau boleh aku juga ingin melihat memek tante”<br />Mendengar permintaannya ini aku segera berdiri dan mengangkat rokku dengan tanganku sehingga sekali lagi aku memamerkan celana dalam putihku kepadanya.<br />“Kamu buka sendiri celana dalam tante”, kataku.<br />Alex segera berjongkok di depanku dan dengan tangan yang agak gemetar meraih celana dalamku. Dengan perlahan-lahan namun pasti, celana dalamku melorot turun dan sedikit demi sedikit memperlihatkan rambut vaginaku sampai akhirnya keseluruhan vaginaku tidak lagi ditutupi oleh celana dalam putihku. Vaginaku terlihat sedikit basah oleh karena cairan kewanitaaanku. Alex membiarkan celana dalam putihku tersangkut di bagian lututku dan mulai meraba vaginaku.<br />“Tante, ini indah sekali”, katanya sambil membelai rambut vaginaku dengan lembut.<br />Aku diam saja dan kembali merasakan rangsangan yang kali ini berpindah dari payudara ke vaginaku. Dengan jarinya, Alex menyodok-nyodok liang vaginaku sehingga jarinya dibasahi oleh cairan kewanitaanku. Setelah Alex menjilati jari-jarinya itu sampai semua cairan kewanitaanku yang menempel di jarinya habis, dia kembali menyodok-nyodokan jarinya di liang vaginaku lagi. Dia melakukan hal itu berkali-kali . Kelihatannya dia sangat menikmati cairan kewanitaanku. Sambil menusuk-nusuk liang vaginaku, jari-jarinya yang lain memainkan klitorisku. Rangsangan yang aku rasakan menjadi semakin hebat. Di saat aku merasakan tubuhku menjadi semakin lemas, aku segera membaringkan diriku di atas sofa karena rangsangan menjadi semakin kuat. Tak henti-hentinya mulutku mendesah-desah karena merasa nikmat. Setelah puas meraba vaginaku, Alex mulai menciumi dan menjilati vaginaku. Kali ini rangsangan terasa semakin dashyat. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendesah dan meremas-remas kedua payudaraku sendiri sementara Alex terus saja menciumi dan menjilati vaginaku.<br /><br />Aku yang sudah dalam keadaan sangat terangsang akhirnya mulai tidak tahan.<br />“Lex, buka pakaian tante sampai tante telanjang bulat ..”, kataku sambil mendesah-desah.<br />Alex tidak menjawab, tetapi tangannya mulai membuka ikat pinggang rokku dan tidak lama kemudian aku sudah berada dalam keadaan telanjang. Tidak lupa Alex meloloskan celana dalam putihku yang dari tadi tergantung di kedua lututku sehingga tidak ada selembar benangpun yang tersisa di tubuhku. Alex terdiam sejenak dan memandangi tubuhku yang dalam keadaan polos tanpa pakaian.<br />“Tante cantik sekali. Tubuh tante bagus dan sexy”, katanya.<br />Aku tersenyum dan berkata,<br />“Kalau kamu suka, kamu boleh menyetubuhi tante. Tante mau berhubungan intim dengan kamu, kok..”<br />Dengan tersenyum, Alex kemudian membuka kedua kakiku dan memposisikan penisnya di depan vaginaku. Dengan satu hentakan lembut, seluruh penisnya terbenam ke dalam vaginaku yang diikuti oleh teriakan tertahanku karena merasakan kenikmatan. Setelah itu, Alex mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya menyodok-nyodok di dalam lubang vaginaku. Cairan kewanitaanku turut memberikan andil dalam membantu penis Alex agar meluncur maju mundur dengan mudah dalam liang vaginaku ini. Kami berdua mendesah-desah karena nikmat. Dalam posisi ini, aku mengalami orgasme berkali-kali sambil diiringi erangan-erangan dari bibirku.<br /><br />Setelah beberapa saat, Alex menarik penisnya dan memberikan isyarat agar aku menungging. Aku menurut saja. Kuputar badanku dan kutunggingkan pantatku di depannya. Sedetik kemudian, aku merasakan penisnya masuk kembali ke dalam liang vaginaku dan mulai menyodok-nyodok lagi. Rupanya Alex melakukan doggy style kali ini. Sekali lagi aku terjebak dalam dashyatnya kenikmatan berhubungan intim. Beberapa kali aku merasakan orgasme yang luar biasa sebelum akhirnya aku mendengar erangan kenikmatan dari bibir Alex yang disertai dengan semburan spermanya di dalam rahimku yang menandakan bahwa akhirnya Alex telah mencapai kenikmatan puncak pula. Sperma Alex terasa hangat di dalam rahimku. Setelah menyemburkan spermanya, Alex mencabut penisnya. Aku merasa bahwa ada sedikit sperma yang meleleh keluar dari liang vaginaku dan membasahi vaginaku bagian luar saat penisnya tercabut. Segera saja aku menjulurkan jari-jariku ke vaginaku dan mengambil lelehan sperma yang mengalir turun. Setelah jari-jariku berlumuran sperma Alex, aku membersihkan jari-jariku dengan menjilat-jilat sperma yang melekatinya. Rasa sperma yang khas selalu membuat aku senang. Setelah itu, Aku membalikkan badanku yang dalam keadaan telanjang menghadapnya terlentang. Sisa sperma Alex yang sudah tinggal sedikit masih terlihat menempel di vaginaku bagian luar. Alex kemudian merebahkan dirinya di atas badanku dan memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Sambil berpelukan dalam keadaan telajang bulat, kami saling berciuman bibir dengan mesra untuk beberapa saat lamanya. Perasaan yang nikmat masih tersisa di antara kami.<br /><br />Akhirnya setelah beberapa saat, kami memperoleh kekuatan kami kembali. Kami segera bangkit dari pembaringan dan mulai memunguti pakaian kami yang tercecer di mana-mana. Aku segera mengenakan kembali celana dalam putih dan rokku. Setelah selesai berpakaian, kami kembali duduk di sofa dan berbincang.<br />“Tante, tadi enak sekali. Tante memang nikmat”, katanya.<br />Aku tersenyum saja dan lalu berkata,<br />“Kamu juga hebat. Kamu belajar dari mana ? Usiamu kan baru 16 tahun, tapi kok kayaknya kamu sudah sering melakukan hubungan seks ?”<br />“Ah, tante. Alex ini sudah sering melakukannya sama mama di rumah..”<br />Aku sangat terkejut mendengarnya. Rupanya selain aku, kakakku juga melakukan incest dengan anaknya sendiri. Tapi hal ini membuat aku sedikit lega sebab setidaknya kakakku tidak akan mempermasalahkan hubungan seksku dengan anaknya bila dia sendiri juga melakukannya.<br />“Terus, mana yang lebih enak ? Mamamu atau tante ini ?”<br />Alex tersenyum sambil berkata,<br />“Kalian berdua sama-sama enak, kok.. tapi kalau disuruh memilih, Alex masih lebih suka melakukannya dengan tante soalnya tante lebih cantik dari mama, sih..”<br />“Apa kamu sering melakukan dengan mamamu ?”<br />“Kalau papa ngak ada di rumah aja”<br />Aku diam saja kali ini. Beberapa saat kemudian Alex berkata,<br />“Tante, Alex mau pamit.”<br />“Sudah mau pulang ?”<br />“Iya, tante.”<br />“Ya, sudah kalau gitu. Hati-hati di jalan, ya..”<br />“Ok.. Oh ya, lain kali Alex masih boleh memotret tante ?”<br />Aku mengangguk sambil tersenyum.<br />“Tentu saja, kalau mau pose yang agak nakal tante bersedia kok”, kataku.<br />“Bayarannya pakai ‘itu’ ya ..”<br />Kali ini aku tertawa.<br />“Apa saja, deh..”<br />Alex melangkah pergi sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya dan memandang dia mengendarai mobilnya sampai menghilang dari pandanganku sebelum akhirnya aku menutup pintu rumahku dan menguncinya. Hari ini merupakan hari yang sungguh menggembirakan bagiku karena aku memperoleh satu cara lagi untuk memuaskan hasratku.<br /><br />TAMAT</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-32242716122752711052009-09-02T08:21:00.000-07:002009-09-04T10:10:37.623-07:00Gadis2 kecil'ku 3<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFJ7mgW7HI/AAAAAAAACK4/pV5sKLE-I5o/s1600-h/ABG+Bugil+001.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFJ7mgW7HI/AAAAAAAACK4/pV5sKLE-I5o/s400/ABG+Bugil+001.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377660718354459762" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Gadis2 kecil'ku 3</span><br /><div style="text-align: justify;">--------------------<br />Karya : NN ; -<br /><br />Segera saja kuselesaikan hisapanku di lubang kemaluan Indah. Kurasa dengan lubang kemaluan Indah, aku tidak akan merasa kesulitan, lubang kemaluan Indah kunilai sama dengan punya Anna dan Lia waktu pertama kali dimasuki batang kejantananku. Yang kupikir, kesulitannya adalah lubang vagina Devi, selanjutnya kusuruh Indah untuk bersiap-siap juga.<br /><br />Kuludahi batang kemaluanku agar licin, lalu kuarahkan perlahan kepala kemaluanku itu ke lubang surganya Devi. Kutekan sedikit, meleset, kuposisikan lagi, tekan lagi, tetap saja meleset, tidak mau masuk. Untunglah Anna dan Lia datang, mereka berdua tanggap dengan kesulitan yang kuhadapi. Lia dengan sigap menepiskan kedua sisi vagina Devi dengan kedua sisi telapak tangannya. Lubang senggama Devi bisa terkuak, kucoba masukkan lagi, ternyata masih meleset juga, Anna yang melihat hal itu tanpa ragu-ragu juga ikut turun membantuku. Anna mengulurkan jari tanggannya, memijat bagian atas dan bawah lubang senggama Devi, sehingga secara elastis lubang kemaluan Devi bisa lebih terkuak sedikit. Aku berkonsentrasi memasukkan kepala kejantananku ke lubang senggama Devi itu.<br /><br />Kepala kemaluanku dengan sedikit kupaksakan, bisa masuk ke lubang surganya Devi, kutahu Devi merasa kesakitan. Devi hanya meringis dan dari sudut matanya meleleh air matanya. Indah yang dari tadi menunggu giliran lubang senggamanya ditembus batang kejantananku, karena mengetahui bahwa aku mengalami kesulitan, akhirnya ikutan pula membantuku memuaskan Devi. Tanpa malu-malu, Indah menyodorkan puting susunya ke mulut Devi, layaknya ibu kepada bayinya yang minta susu. Devi mengulum puting susu Indah dengan kuat. Indah merasakan kalau puting susunya digigit oleh Devi, Indah diam saja, hanya sedikit menyeringai, menahan sakit tentunya.<br /><br />Aku menekan terus, sehingga sudah separuh batang kejantananku masuk ke dalam lubang senggama Devi. Kepala kemaluanku bagaikan disetrum dan dihisap oleh suatu tenaga yang luar biasa mengenakan. Kutekan sekuat tenaga, dan "Blusss..."<br /><br /><br />Masuknya seluruh batang kejantananku ke dalam lubang kemaluan Devi diiringi dengan dua jeritan. Yang pertama adalah jeritan Devi sendiri karena merasa sakit dan enak, matanya sampai meram melek, kadang membelalak. Satunya lagi adalah jeritan Indah, sebab tanpa Devi sadari, Devi telah menggigit keras puting susu Indah yang masih dikulumnya itu.<br /><br />Anna dan Lia hanya tersenyum-senyum saja, kubiarkan batang kejantananku membenam di dalam lubang senggama Devi. Kurasakan empotan-empotan vagina Devi. Setelah sekian lama aku menikmati, kumundurkan pantatku, ternyata bibir kemaluan Devi ikut tertarik. Bibir kemaluan Devi mengikuti gerakan pantatku, begitu aku mundurkan maka bibir kemaluan Devi akan mencuat ke atas karena ikut tertarik. Sebaliknya, jika kumajukan lagi pantatku, maka bibir kemaluan Devi pun ikut mencuat ke bawah dan terbenam. Sungguh fantastis, aku tidak menyesal merasakan enaknya yang luar biasa.<br /><br />Kupercepat gerakan maju mundurku, semakin lama aku merasakan lubang senggama Devi membasah dan membanjir. Lorong lubang vagina Devi pun semakin licin, tetapi tetap saja sempit, sampai akhirnya Devi terkuras tenaganya dan tidak bisa mengimbangiku mencapai puncak kenikmatan. Tubuh Devi berkali-kali menegang.<br /><br /><br />"Oommm... Devi pipis lagi... ahhh..." desahnya.<br /><br /><br />Cairan mani putih dan hangat milik Devi merembes deras keluar dari celah-celah lubang kemaluannya yang masih disumpal oleh batang kejantananku.<br /><br />Devi sudah lelah sekali, aku pun sudah mulai bergetar pertanda puncakku pun sudah dekat, maka kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Devi.<br /><br /><br />Begitu kucabut, terdengar bunyi, "Ploppp..." seperti bunyi batang pompa dikeluarkan dari pipanya.<br /><br /><br />Devi kusuruh istirahat, ternyata Devi suka menyusu juga, karena puting susu Indah ternyata masih dikulumnya. Devi manja tidak mau melepaskan, sampai akhirnya, Anna yang sedang duduk-duduk berkata.<br /><br /><br />"Eh Vi... udah dong neteknya, kasihan tuh Indah, kan sekarang gilirannya dia." Anna mengingatkan, "Besok-besok kan masih bisa lagi..." tambah Anna.<br /><br />"Iya-iya... aku tahu kok..." Devi akhirnya menyadari, lalu melepaskan puting susu Indah dari mulutnya.<br /><br /><br />"Vi... nih kalo mau... puting susuku juga boleh kamu isepin sepuasnya..." ujar Anna sambil memijat-mijat sendiri puting susunya yang membenjol paling besar sendiri.<br /><br /><br />Devi mau saja memenuhi ajakan Anna, maka kulihat Devi begitu rakusnya mengulum dan menyedot puting susu Anna. Kadang Devi nakal, menggigit puting susunya Anna, sehingga Anna menjerit kecil dan marah-marah.<br /><br />Setelah lepas dari Devi, Indah kemudian menempatkan diri dan bersiap-siap. Indah mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, sehingga terkuaklah lubang senggamanya yang sudah cukup basah karena cairan mani yang meleleh dari dinding di lubang vaginanya. Betul juga, aku berusaha tanpa melalui kesulitan, berhasil memasuki lubang senggama Indah, seperti halnya aku pertama kali menerobos lubang kemaluan Lia dan Anna. Kumasukkan batang kejantananku seluruhnya ke dalam lubang kenikmatan Indah. Indah menahan perih, karena keperawanannya baru saja kutembus. Tetapi karena sudah sangat bernafsunya, maka rasa perih itu tidak dirasakannya lagi, yang ada hanyalah rasa enak, geli dan nikmat. Indah meram melek merasakan adanya batang kejantananku di dalam lubang senggamanya.<br /><br />"Oom Agus, gerakin dong..." Indah memintaku untuk segera memulai.<br /><br /><br />"Baik Indah, Oom minta Indah imbangi Oom ya...!" Indah tidak menjawab tetapi hanya manggut-manggut.<br /><br /><br />Kumulai saja gerakan maju mundur pantatku, batang kemaluanku masuk dan keluar dengan leluasanya, pertama dengan perlahan dan kemudian kupercepat. Indah sudah banyak belajar dari melihat langsung permainanku tadi dengan Lia, Anna, maupun dengan Devi. Indah memutar-mutar pantatnya sedemikian rupa. Aku merasa kalau Indah yang pendiam ternyata mempunyai nafsu yang besar. Kurasa Indah akan lebih kuat mengimbangiku.<br /><br />Betul juga dugaanku Indah memang kuat juga, setelah hampir seperempat jam kuberpacu, Indah masih belun juga mengeluarkan cairan maninya, sedangkan aku sendiri memang masih bisa menahan puncak orgasmeku, disebabkan aku telah minum obat dopping 6 pil sekaligus.<br /><br /><br />"Ayoooo Oomm... Indah merasa enakkk... terusiiinnn..." Indah kembali meracau.<br /><br /><br />Kuteruskan memacu, aku heran, kenapa Indah bisa selama ini, padahal Indah baru pertama kali merasakan nikmatnya senggama.<br /><br /><br />"Indah... kamu kok kuat sekali sih...?" tanyaku sambil terus memacu.<br /><br /><br />"Ini berkat obat Oom lhoooo..." jawab Indah bersemangat sambil memutar-mutarkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, sedangkan kedua tangannya meremas-remas payudaranya sendiri dan sesekali menarik-narik puting susunya yang masih menegang.<br /><br />Aku kaget juga mendengar pengakuan Indah, sampai aku berhenti melakukan gerakan. Ternyata Indah meminum obatku juga, jelas saja.<br /><br /><br />"Kok berhenti Oom... gantian Indah yang di atas ya?" kata Indah lagi.<br /><br /><br />Aku diam saja, kami berganti posisi. Kalau tadi Indah dalam posisi aku tindih, sekarang Indah yang berada di atas dan menindihku. Indah menaik-turunkan pantatnya, maju mundur, perlahan dan cepat, kadang berposisi seperti menunggang kuda, liar dan binal.<br /><br />Permainan dalam posisi Indah di atas dan aku di bawah, ternyata menarik perhatian Lia. Dari tadi Lia memang hanya melihat pergulatanku dengan Indah.<br /><br /><br />"Oom Agus... masa sih kalah sama Indah..." sindir Lia kepadaku.<br /><br /><br />"Ngga dong... tenang saja Lia..." jawabku membela diri.<br /><br /><br />Kulihat juga Devi rupanya menyudahi kegiatan menyusunya dari puting susu Anna. Mereka bertiga rupanya tertarik menontonku. Kadang berkomentar yang membuatku tersenyum.<br /><br />"Yaccchhh... Oom Agus ngga adil... Oom Agus curang, sama Indah bisa selama ini, sama Anna kok cepet sekali." Anna memprotes.<br /><br /><br />"Lho, kan Anna tadi sudah kecapean, maka Oom suruh istirahat, dan cuma Indah sendiri yang belon capek nih..." lanjutku.<br /><br /><br />Indah sudah berkeringat banyak sekali, aku merasakan ada cairan hangat yang merembes di batang kejantananku. Aku sendiri mulai merasa adanya desakan-desakan dari pangkal kemaluanku.<br /><br /><br />"Oomm... Indah udah ngga kuat nahannya nih... sshh heehh..." kata Indah sepertinya menahan.<br /><br /><br />Mendengar ini, langsung saja kuganti posisi lagi. Aku kembali di atas dan Indah di bawah, kupercepat gerakanku sampai maksimal.<br /><br /><br />"Oommmm... Indahhh... aaakkkhhhh... hekkksss aahhh..." Indah menjerit histeris.<br /><br /><br />Tubuhnya menegang dan memelukku dengan erat, rupanya Indah telah mencapai puncak nikmatnya, dari dalam lubang senggamanya menyemprot berkali-kali cairan maninya yang hangat menyiram kepala kejantananku yang masih berada di dalam lubang vaginanya.<br /><br />Lubang kemaluan Indah dibanjiri oleh cairan maninya sendiri, becek sekali vagina Indah. Batang kejantananku sampai terasa licin, sehingga menimbulkan bunyi berdecak. Indah sudah tidak bisa mengimbangiku, padahal aku dalam keadaan hampir sampai, katakanlah menggantung. Kucabut saja batang kemaluanku dari lubang senggama Indah, lalu kutarik Devi yang sedang duduk bengong, kusuruh Devi tidur telentang dengan kaki di kangkangkan. Devi tahu maksudku. Segera saja Devi melakukan apa yang kusuruh. Anna dan Lia langsung riuh berkomentar.<br /><br /><br />"Yacchhh Oom Agus, kok Devi sih yang dipilih..." rungut Anna.<br /><br /><br />Sedangkan Lia hanya tersenyum kecut sambil berkata, "Ayoooo Oomm... cepetan dong... habis ini kita makan... Lia udah buat capek-capek tadi." sambil menyuruhku menyelesaikan finalnya.<br /><br />Aku seperti terhenyak. Segera saja kumasukkan batang kejantananku ke lubang senggamanya Devi yang masih merah. Beruntung sekali, lubang senggama itu masih basah oleh cairan mani, sehingga hanya dengan kupaksakan sekali saja langsung masuk. Lubang kemaluan Devi yang begitu sempit memijat hebat dan menghisap batang kejantananku. Aku ingin menyelesaikan puncak orgasmeku secepatnya. Makin kupacu gerakanku. Devi yang tadinya sudah dingin dan kurang bernafsu langsung terangsang lagi. Tidak sampai lima menit, aku memeluk erat tubuh kecil Devi dan kumuncratkan cairan maniku di dalam lubang senggama Devi.<br /><br />"Aaahhh... hiaaahhh... Cruuutttt... Crottt..."<br /><br /><br />Cairan maniku banyak sekali. Aku langsung lemas seketika. Batang keperkasaanku pun sudah mulai loyo, sungguh pergulatan yang hebat. Aku dikeroyok oleh empat gadis kecil dengan hisapan mulut senggamanya yang luar biasa. Kucabut batang kejantananku dari lubang nikmatnya Devi. Kemudian kuajak Devi dan Indah mandi sekalian denganku. Habis mandi kami makan bersama, lumayan enak makanan buatan Anna dan Lia.<br /><br />Setelah makan, aku mengevaluasi dan bercakap-cakap dengan gadis-gadis kecil itu. Ternyata Anna, Lia, Indah dan Devi masih bersemangat dan mereka mengajakku melakukannya lagi. Aku terpaksa menolak, kelihatan sekali mereka kecewa. Untuk mengobati rasa kecewa mereka, kuberikan kepada mereka kaset BF tentang lesbian untuk ditonton. Isi ceritanya tentang hubungan badan wanita dengan wanita yang saling memberi rangsangan. Aku hanya mengawasi saja, sampai akhirnya mereka mempraktekkan apa yang baru saja mereka tonton.<br /><br />Aku dikelilingi oleh gadis-gadis kecil yang haus sex. Besok harinya, kebetulan adalah hari minggu, aku memuaskan gadis-gadis kecil itu dalam berolahraga senggama, sampai aku merasa sangat kelelahan, sehari minggu itu aku bercinta dengan gadis-gadis kecil. Betul-betul enak.<br /><br />Kejadian ini berlangsung lama. Aku lah yang membatasi diri terhadap mereka, sampai akhirnya mereka mengalami yang namanya masa datang bulan, dan mereka juga mengerti kalau apa yang kusebut olahraga ternyata adalah hubungan sex yang bisa untuk membuat adik bayi, tetapi mereka tidak menyesal. Jadi jika akan melakukan senggama, kutanyakan dulu jadwal mereka. Aku tidak ingin mereka hamil. Anna, Lia, Indah maupun Devi akhirnya mengetahui kapan masing-masing akan mendapatkan jatahnya.<br /><br />Setelah mereka berempat duduk di bangku SMU kelas 2, bisa dikatakan telah beranjak dewasa dan matang, begitu juga umurku sudah menjadi 36 tahun. Aku sudah menjalin hubungan serius dengan wanita rekan sekerjaku, lalu aku menikahinya dan aku membeli rumah sendiri, tidak lagi kost di tempat Lia. Anna, Lia, Indah dan Devi pun sudah mempunyai pacar, tetapi mereka tidak mau melakukan hubungan senggama dengan pacarnya. Mereka hanya mau berbuat begitu denganku saja.<br /><br />Karena aku sudah beristri, mereka pun memahami posisiku. Hubunganku dengan mereka tetap terjalin baik. Istriku juga menganggap mereka gadis-gadis yang baik pula, aku pun berterus terang kepada istriku mengenai apa yang sudah kualami bersama gadis-gadis itu. Istriku memakluminya, aku sangat mencintai istriku. Akan tetapi istriku kurang bisa memenuhi kebutuhan seksku yang memang sangat tinggi. Karena istriku mengetahui kekurangannya, lalu istriku yang bijaksana mengijinkan Anna, Lia, Indah, dan Devi untuk tetap bermain seks denganku.<br /><br />Pernah dalam semalam, aku melayani lima wanita sekaligus, Anna, Lia, Indah, Devi dan istriku sendiri. Dari keempat gadis kecil itu, yang paling sering menemaniku dan istriku bersenggama hanyalah Anna dan Lia. Untuk Anna, disebabkan selain orang tua dan kakak Anna tidak tinggal di kota ini, Anna takut tinggal sendiri di rumah besarnya. Hampir tiap hari Anna menginap di tempatku. Untunglah para tetanggaku mengira kalau Anna adalah keponakan istriku. Sedangkan Lia, masih tetap seperti dahulu, papanya bekerja di ibukota dan mamanya masih bekerja di otomotif, kadang justru tidak pulang, jadi jika begitu, Lia ikut pula menginap di rumahku. Tante Linda masih percaya penuh kepadaku. Walaupun sepertinya mengetahui hubunganku dengan anak gadisnya, aku santai saja</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-44912867680061364292009-09-02T08:20:00.000-07:002009-09-04T10:11:30.699-07:00Gadis2 kecil'ku 2<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFKMaFw9ZI/AAAAAAAACLA/_iq-khjcQ4c/s1600-h/ABG+Bugil+003.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFKMaFw9ZI/AAAAAAAACLA/_iq-khjcQ4c/s400/ABG+Bugil+003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377661007079470482" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Gadis2 kecil'ku 2</span><br /><div style="text-align: justify;">-------------------<br />Karya : NN ; -<br /><br /><br />Anna, Indah dan Devi memandangi terus ke bagian bawah tubuhku, apalagi kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam, panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Lia sendiri sudah melepaskan seluruh pakaiannya. Puting susu Lia sudah membenjol cukup besar karena sering kali kuhisap, dan oleh Lia sendiri sering ditarik-tarik saat menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampak mulai menumbuh. Untuk bagian bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah. Dulunya hanya seperti garis membujur, sekarang dari kemaluan Lia sudah mencuat bibir bibir berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan kemampuan empotnya (hisapan dan pijatan vagina).<br /><br />Aku main tembak langsung saja kepada Lia, sebab aku tahu Lia sudah sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian. Kupagut bibir Lia, tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepat sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, lalu kuciumi puting susunya. Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Anna, Indah dan Devi melihat caraku memainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu, rupanya nafsu ingin ikut merasakan telah menghinggapi mereka.<br /><br />Sekian lama kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah lumayan membenjol besar itu, aku memang sangat suka sekali menetek dan menghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya, ouw, pasti aku langsung terangsang hebat.<br /><br />Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapan mulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisa menahan puncak orgasmenya, sekarang sudah sedikit ada kemajuan. Kuhisap dan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan agar tidak jebol, tidak lama aku merasakan Lia sudah bergetar, kupikir jika aku terlalu lama menghisap lubang senggamanya, Lia pasti tidak akan kuat lagi menahan cairan maninya keluar, maka langsung saja kumasukkan batang kemaluanku yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia. Aku tidak merasa kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal, maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.<br /><br />Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke lubang senggama teman mereka, yaitu Lia. Mereka bertiga mendesah-desah aku merasa mereka sudah ingin sekali merasakan lubang kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.<br /><br />Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan lalu bertambah cepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Aku sudah merasakan Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak lama kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya aku merasakan ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya. Banyak sekali Lia mengeluarkan cairan mani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang aku sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, target tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.<br /><br />Lia kusuruh istirahat, Lia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke Anna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga sepertinya ragu, lalu akhirnya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba.<br /><br /><br />"Bagus Anna, kamu berani deh." pujiku kepada Anna.<br /><br />Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya, langsung saja Anna melakukan apa yang kusuruh, aku memandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, sampai akhirnya telanjang bulat. Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadi membuatku penasaran sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh, payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu membenjol lumayan besar. Bentuknya unik dan baru kali ini aku melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul, puting susu dan lingkaran hitam kecoklatannya menyatu dan meninggi. Kata kamus ilmiah, puting susu berbentuk seperti ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih berupa garis, dengan bagian sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera merasakannnya.<br /><br />Aku langsung menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut dengan mesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benar saja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasa sangat terangsang.<br /><br /><br />"Ouwww... Oommm... enak sekali Oom.." Anna mengomentari apa yang dirasakannya.<br /><br /><br />Aku merasakan puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskan pagutanku di bibir Anna, aku merasa senang, rupanya Anna telah tanggap dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya dan menyodorkan kepadaku. Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan kuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Anna sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna, ternyata vagina Anna sudah basah dan banyak juga cairan maninya yang merembes keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dan kanan bergantian.<br /><br />"Oomm... Anna kok seperti mau pipis nih... Ada sesuatu yang mau keluar dari memek Anna nih..." Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi.<br /><br /><br />"Tahan dikit dong..." jawabku.<br /><br /><br />Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Anna, lalu mulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudah mengangkangkan kedua kakinya, aku mencium aroma dahsyat dari liangnya Anna. Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap, kujilati kemaluan yang basah itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Anna rupanya mengelinjang liar karena merasa nikmat.<br /><br />"Oomm... Anna udah ngga kuat lagi nihhh... aahhh..." jerit Anna seiring dengan tubunnya yang menegang.<br /><br />Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Anna, aku merasakan ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan mani Anna karena sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjang kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buah klitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri merasakan sudah akan mencapai puncak orgasmeku.<br /><br />"Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Anna nih.." aku meminta ijin kepada Anna.<br /><br />"Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat..." Anna rupanya sudah tidak sabar lagi ingin merasakan batang kejantananku memasuki lubang surganya.<br /><br /><br />Kuarahkan kepala senjataku ke lubang senggamanya Anna, Anna tanpa diminta memegang batang kemaluanku dan membimbingnya memasuki lubang kemaluannya. Surprise, insting Anna hebat juga nih pikirku, tanpa kesulitan, lubang vagina yang sudah banjir dengan cairan mani itu menerima kepala kemaluan dan batang kemaluanku. Lumayan sempit juga, untungnya tertolong oleh cairan mani dan pengertian Anna membimbing masuk batang kemaluanku sehingga aku tidak kerepotan saat memasukannya.<br /><br />"Blusss..." kutekan sepenuhnya, aku maju mundurkan dengan segera, perlahan, lalu cepat.<br /><br />Aku merasa akan mencapai klimaksku, hisapan vagina Anna sungguh dahsyat. Ini yang membuatku tidak kuat menahan cairan maniku untuk lama keluar. Anna memang kuat sekali, aku merasakan Anna berkali-kali menyemprotkan cairan maninya, mungkin ada lima kali lebih, akan tetapi Anna masih mampu mengimbangi gerakanku, hebatnya lagi, goyangan pantatnya. Oh edan, akhirnya aku merasa tidak kuat menahan lagi, kulihat Anna pun sudah akan mencapai orgasme puncaknya.<br /><br />"Anna.. kita sama-sama keluarkan yaaa.. please sayang.." pintaku sambil sekuat tenaga menahan.<br /><br />"Iiiiyaaa.. Oommm.. sekarang yaaa..." Anna berkata dengan bergetar.<br /><br />Aku mengeram, tubuhku menegang, tubuh kecil Anna yang kutindih, kupeluk erat sekali.<br /><br />"Crottt... crrruttt... aaahhh.. seerrr..." kukeluarkan cairan mani puncak orgasmeku di dalam lubang kemaluan Anna yang sempit itu.<br /><br />Karena banyaknya cairan mani di dalam lubang senggama Anna, lubang kelamin itu tidak bisa menampung semua, maka merembes dengan derasnya cairan mani itu keluar dari lubang senggama, cairan maniku yang bercampur dengan cairan mani Anna. Kucabut batang kemaluanku yang masih cukup tegang dari lubang kemaluan Anna, batang kejantananku sangat mengkilap, seperti habis di pernis.<br /><br />Indah dan Devi, tanpa sepengetahuanku ternyata telah telanjang bulat, rupanya mereka berdua tidak tahan melihat pergulatanku yang cukup lama dengan Anna. Memang kuakui Anna sangat kuat, cewek tomboy ternyata benar-benar hebat permainan senggamanya. Apa yang dikatakan orang memang bukan isapan jempol, aku sudah membuktikannya hari ini lewat gadis kecil bernama Anna. Kupikir jika gadis tomboy yang sudah matang pasti akan lebih kuat lagi.<br /><br />Kulihat juga Lia sudah selesai membersihkan badan dan sekarang dengan penuh pengertian sibuk di dapur untuk membuat makanan. Anna yang masih terkulai lemas, kusuruh untuk mandi dulu dan istirahat, lalu setelah itu kusuruh juga untuk membantu Lia di dapur.<br /><br />Indah dan Devi dengan telanjang bulat telah menghampiriku, dari pandangan mata mereka seolah meminta giliran. Aku sebenarnya merasa kasihan, aku masih cukup lelah untuk memulainya lagi. Kupikir kalau kubiarkan mereka terlalu lama menanti, pastilah akan membuat mereka kehilangan gairah nantinya, akhirnya kuminum obat yang kubeli tadi di apotik. Kuminum 6 pil sekaligus, reaksi obat ini sangat cepat, badanku merasa panas. Melihat tubuh-tubuh kecil telanjang bulat milik Indah dan Devi, batang kemaluanku yang tadinya loyo sekarang tegang dan mengacung-ngacung, gairahku lebih membara lagi.<br /><br />Indah seingatku tadi masih menggunakan pakaian lengkapnya, sekarang sudah telanjang bulat, sungguh aku mengagumi tubuhnya, payudaranya sedikit menumbuh dan membukit, puting susunya kecil, mungil, coklat kehitaman telah menegang sehingga meruncing, lubang kemaluannya pun kulihat sudah basah menunggu penantian. Lalu Devi, yang juga tadi masih kulihat berpakaian lengkap, sekarang telah telanjang bulat pula. Devi memang lain sendiri dibandingkan Anna, Lia dan Indah, mungkin karena masih keturunan India, akan tetapi Devi juga yang paling muda sendiri. Usianya selisih satu tahun lebih muda dibandingkan Anna, Indah maupun Lia. Jelas sekali dengan kurun usia relatif sangat muda, pertumbuhan payudaranya belum ada sama sekali, puting susunya juga belum menampakkan benjolan yang berarti, masih rata dengan dada. Tetapi karena terangsang, rupanya menjadi sedikit meruncing. Lalu vaginanya pun masih biasa saja, kesimpulanku Devi masih imut sekali. Mungkin satu tahun ke depan baru ada perubahan, aku sebenarnya tidak tega untuk menerobos keperawanannya sekarang, tetapi apa komentarnya nanti, pastilah dikatakan olehnya tidak adil, bahkan yang kukuatirkan adalah Devi nantinya akan marah dan cerita tentang hal ini kepada orang lain.<br /><br />Dalam waktu yang bersamaan, kurengkuh dua gadis kecil itu sekaligus. Kupagut bibir Devi, kuciumi leher dahi dan tengkuknya. Devi merasa enak dan geli, sedangkan Indah, puting susu dan payudaranya kuusap-usap dengan tanganku, payudaranya yang sudah cukup membukit menjadikan tanganku bisa meremasnya. Indah mendesah keenakan. Aku minta ke Indah untuk memijat-mijat batang kemaluanku, ternyata Indah pandai juga memijat. Batang kejantananku semakin menegang. Pijatan Indah sungguh enak sekali, apalagi remasan tangganya di buah kejantananku.<br /><br />Selanjutnya, kulepaskan pagutanku di bibir Devi, kulanjutkan dengan menghisap puting susu Devi yang meruncing kecil. Devi menggelinjang keenakan, kujilati dan kubuat cupang banyak sekali di dada Devi, sampai akhirnya aku beralih ke liangnya Devi yang sangat imut, kemaluan ini sama seperti kepunyaan anak-anak kecil yang sering kulihat mandi di sungai. Tetapi, ah masa bodo. Devi kegelian ketika kumulai menciumi, menjilat dan menghisap vaginanya itu. Kukangkangkan kedua kaki Devi, maka terkuaklah belahan kemaluan dengan lubang yang sangat sempit. Jika kuukur, lubang kemaluan itu hanya seukuran pulpen kecil. Aku sempat gundah, apakah batang kejantananku bisa masuk? Tetapi akan kucoba, kuyakin lubang surga itu kan elastis, jadi bisa menampung batang kemaluan sebesar apapun.<br /><br />Devi merasa sangat keenakan ketika kumainkan kemaluannya, berkali-kali Devi orgasme. Cairan maninya sungguh wangi. Setelah puas memainkan vagina Devi, kuminta Devi bersiap, sedangkan Indah kusuruh berhenti memainkan buah zakar dan batang kemaluanku. Lalu kupagut bibir Indah sebentar, kemudian kuciumi leher dan tengkuknya. Indah mendesah, tidak berapa lama, kuberalih ke payudara dan puting susu Indah. Kuciumi dan hisap dengan penuh nafsu, payudara yang baru membukit itu kuremas-remas dengan gemas. Puting susunya yang kecil itu kuhisap dan kusedot. Aku menyusu cukup lama, vagina Indah yang sudah basah pun tidak luput dari hisapanku. Devi sudah menunggu-nunggu, menantikan batang kemaluanku memasuki lubang nikmat kecilnya.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-28511677134053184942009-09-02T08:18:00.000-07:002009-09-04T10:12:03.579-07:00Gadis2 kecil'ku 1<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFKVFd3I7I/AAAAAAAACLI/vP9aonrOBlo/s1600-h/ABG+Bugil+002.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFKVFd3I7I/AAAAAAAACLI/vP9aonrOBlo/s400/ABG+Bugil+002.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377661156162216882" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Gadis2 kecil'ku 1</span><br /><div style="text-align: justify;">-------------------<br />Karya : NN ; -<br /><br />Cerita ini bermula ketika aku berumur 32 tahun, aku waktu itu sudah bekerja sebagai kepala bagian di sebuah perusahaan BUMN, penghasilanku lebih dari cukup. Apapun bisa kupenuhi, hanya satu yang belum dapat kuraih, yaitu kebahagiaan keluarga, atau dengan kata lain punya istri dan punya anak. Aku hidup sebagai bujangan, kadang untuk memenuhi hasrat biologisku, aku mencarter wanita malam yang kesepian.<br /><br />Ketika itu aku masih kost di kota A, kota yang indah dan tidak terlalu ramai, sebab di kota A itulah aku bekerja. Aku kost di rumah seorang ibu muda dengan satu anak gadisnya. Sebut saja ibu muda itu adalah Tante Linda, dan anak gadisnya yang masih 12 tahun usianya dan duduk di bangku SMP kelas 1, namanya Lia. Suami Tante Linda, sebut saja Oom Joko bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, dan mempunyai jabatan strategis. Setiap 2 minggu sekali, Oom Joko pulang ke kota A, aku sendiri cukup akrab dengan Oom Joko, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh. Oom Joko aku taksir baru berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih tua sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, sebab walaupun beda umur antara aku dan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.<br /><br />Tante Linda merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A. Tante Linda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga aku kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justru kepada anak gadisnya yang masih SMP yang bernama Lia, aku merasa dekat. Sebab pada hari-hari kosongku, Lia lah yang menemaniku.<br /><br />Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaitu Lia, aku tidak pernah berpikiran buruk, misalnya ingin menyetubuhi Tante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah seperti kakak sendiri. Dan kepada Lia, aku juga sudah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri pula. Sampai akhirnya ketika suatu hari, hujan gerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai aku kerjakan, dan saat itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, lalu aku berpikir berbuat apa di hari seperti ini sendirian. Akhirnya aku putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku. Kebetulan dia selalu membawanya, aku pinjam ke dia, lalu aku cepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, sebab Lia masih sekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena aku kost sudah cukup lama, maka aku dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk membuat kunci duplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.<br /><br />Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah karena masih sepi, maka aku menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. lama juga aku tidak menyaksikan film seperti ini, dan memang lama juga aku tidak ML (making love) dengan wanita malam yang biasa kupakai akibat stres karena kerjaan yang tidak ada habis-habisnya.<br /><br />Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan aku menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai bernafsu dan membuat batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku. Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga aku hanya menggunakan kaos singlet ketat saja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan, maka mulai berdiri dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut. Aku menikmatinya sesaat, sampai akhirnya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang bodoh itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.<br /><br />Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, aku merasa sudah tidak kuat lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.<br /><br />Lalu, "Ahh... crrrottt.. cccroottt...," aku sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.<br /><br />Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku baru saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, lalu sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil.<br /><br />"Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih?" kata suara kecil mungil yang biasa kudengar.<br /><br />Bagaikan disambar geledek di siang hari, aku kaget, ternyata Lia sudah ada di belakangku. Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini pasti sudah melihat apa yang kulakukan dari tadi.<br /><br />"Eh, Llliiiiaaa.. baru pulang?" sahutku sekenanya.<br /><br />"Iya nih Oom, ngga ada pelajaran." tukas Lia, lalu Lia melanjutkan perkataannya, "Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?"<br /><br />"Oohh ini..," aku sudah sedikit bisa mengontrol diri, "Ini.. Oom habis melakukan olahraga , Lia."<br /><br />"Ooohh.. habis olahraga yaaa..?" Lia sedikit heran.<br /><br />"Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia." jawabku ingin meyakinkan Lia.<br /><br />"Kalo olahraga Lia di sekolah pasti sama pak guru Lia disuruh lari." Lia menimpali.<br /><br />"Itu karena Lia kan masih sekolah, jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru." jawabku lagi.<br /><br />"Oom, Lia pernah lihat papa juga mainin titit persis seperti yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama." Lia dengan polosnya mengatakan hal itu.<br /><br />"Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan?" aku balik bertanya karena penasaran.<br /><br />"Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem pasti melakukannya sama mama." ujar Lia masih dengan polosnya menerangkan apa yang sering dilihatnya.<br /><br />"Seperti ini yaa..?" sambil aku menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya.<br /><br />"Iya Oom, seperti apa yang di film itu lho!" jawab Lia, "Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada mama?"<br /><br />"Boleh kok, cuma dengan syarat, Lia tidak boleh mengatakan hal ini sama papa dan mama, oke?" aku memberi syarat dengan perasaan kuatir jika sampai Lia cerita pada mama dan papanya.<br /><br />"Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh." janjiku.<br /><br />"Beres Oom, Lia ngga bakalan cerita ke mama dan papa." dengan santai Lia menjawab perkataanku, rupanya Lia langsung duduk di sofa menghadap ke TV.<br /><br />Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnya dengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya. Sedangkan aku sendiri masih belum memakai celanaku, ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu, membuat batang kemaluanku tegang dan berdiri kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan, aku tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke sosok hidup yang sedang menontonnya, yaitu Lia.<br /><br />Lia adalah yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, aku ingin sekali bersetubuh dengan Lia, aku ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara karena memikirkan hal itu. Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya agar keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Lia akhirnya memecahkan keheningan.<br /><br />"Oom, tuh tititnya berdiri lagi." kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang.<br /><br />"Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?" jawabku santai.<br /><br />"Bagus kok Oom, persis seperti apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih." Lia sepertinya ingin menanyakan sesuatu.<br /><br />"Pertanyaannya apa?" tanyaku.<br /><br />"Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke... apa tuh, Lia ngga ngerti?" tanya Lia.<br /><br />"Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, pasti papa Lia juga melakukan hal itu ke mama kan?" jawabku menerangkan.<br /><br />"Iya benar Oom, papa pasti masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama." Lia membenarkan jawabanku.<br /><br />"Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa." kataku memberi penjelasan ke Lia.<br /><br />"Lia sudah boleh ngga Oom.. melakukan olahraga seperti itu?" tanya Lia lagi.<br /><br />Ouw.. inilah yang aku tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja datang sendiri.<br />"Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa." jelasku.<br /><br />Terang saja aku membolehkan, sebab itulah yang kuharapkan.<br /><br />"Lia harus tahu, jika Lia melakukan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan merasakan enak." tambahku.<br /><br />"Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga sepertinya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, sampai menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang seperti mau nangis." Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan sepertinya ingin tahu bagaimana rasanya.<br /><br />"Emang gitu kok. Ee..., mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih lama pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, sekarang saja gimana?" aku sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa.<br /><br />"Ayolah!" Lia mengiyakan.<br /><br />Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini adalah hal baru bagi Lia. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia merasakan apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bulat dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, aku telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun. Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang berdiri dengan megahnya. Mungkin karena kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bulat merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.<br /><br />Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi setelah kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, sebab memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, lalu rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.<br /><br />Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, aku sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang baru tumbuh. Baru saja aku berpikiran seperti itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan seperti apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan jelas di kedua mataku. Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari wanita malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, aku hanya bisa menelan ludah.<br /><br />Payudara Lia memang belum nampak, sebab karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Lia coklat kemerahan, aku melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya. Kembali aku dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, seperti kebanyakan milik anak-anak gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong aku dibuatnya.<br /><br />"Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom."<br /><br />Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara.<br /><br />"Oke, sekarang dimulai yaaa...?"<br /><br />Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali aku meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya karena sangat ingin atau karena Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, aku kurang tahu. Yang penting bagiku, aku merasakan liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.<br /><br />Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya diam seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.<br /><br />Setelah puas aku menciuminya, "Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia?" tanyaku meminta.<br /><br />"Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar seperti punya mama." kata Lia sedikit protes.<br /><br />"Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak." kilahku meyakinkan Lia.<br /><br />"Ya deh, terserah Oom saja, asalkan ngga sakit aja." jawab Lia akhirnya memperbolehkan.<br /><br />"Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan merasakan enak dan nikmat yang tiada tara." jawabku lagi</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-23567719493603120992009-09-02T07:48:00.000-07:002009-09-04T10:14:02.168-07:00Berenang Malam Bersama My Mom<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFKsqogzVI/AAAAAAAACLQ/2Gkl5eOvK1I/s1600-h/Cebok+MQ+003.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 304px; height: 217px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFKsqogzVI/AAAAAAAACLQ/2Gkl5eOvK1I/s400/Cebok+MQ+003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377661561275993426" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Berenang Malam Bersama My Mom</span><br /><div style="text-align: justify;">-------------------------------------<br />karya : NN; -<br /><br />Kejadiannya hari Rabu kemarin around midnite. Waktu itu gw lagi main bilyard ama temen-temen, eh tiba-tiba handphone gw bunyi dengan nada khusus. Ternyata yang nelepon adalah si nyokap, dia nanya kalo gw lagi ada dimana.<br /><br />Gw jawab kalo gw lagi main bilyard ama anak-anak. Terus dia bilang kenapa engga main dirumah aja? Hehehe gw bilang kalo kita sambil mau liat pemandangan yang ‘bening-bening’. yah udah singkat kata dia tanya apakah malam ini gw bisa pulang kerumah atau engga, sebab katanya 2 pembantu minta ijin pulang karena salah satu paman mereka kecelakaan (total pembantu dirumah gw 3 org+1org tukang kebun+1org satpam), mungkin nyokap takut juga dirumah sendirian. Yah gw bilang sama doi kalo gw akan pulang bentar lagi supaya dia engga khawatir lagi, anyway I miss her a lot too.<br /><br />Setelah itu gw say sorry ke anak-anak bahwa gw engga bisa ikut lanjut. Padahal tadinya kita mau pergi kesalah satu club yang muter lagu RnB didaerah Gatot Subroto sana. Mau hunting yang montok-montok sih hehehe…Pulang main, mampir dulu ke RB Eddy, makan and langsung mengarah pulang. Jam setengah sebelas lewat dikit gw udah sampe rumah and si nyokap lagi diruang kerja daddy, lagi ngecek email.<br /><br />Gw say “hi” bentar terus kekamar gw buat ganti baju.<br /><br />Abis itu gw denger ajakan my mom untuk berenang bareng. Denger yang beginian langsung aja ‘tanduk’ gw keluar, siapa tau aja nih gw mujur lagi kayak malam yang lalu.<br /><br />“Ok mom, catch you later’” spontan gw jawab.<br /><br />Bah…abis jawab gitu malah gw bingung, waduuuh celana renang gw pada kemana yah? Ah bodo ah dirumah sendiri aja pake boxer aja kali ye…<br />Dari luar udah kedengeran ada suara orang berenang di swimming pool belakang. Gw masih agak males tuh, makanya sempet mampir keruang nonton liat ESPN and cek Star sport juga, ah ternyata acaranya kaga ada yang menarik. Gw tengok dari balcon, pemandangan indah sudah menunggu.<br /><br />Gimana engga liat my barbie mom berenang pake two pieces gitu alias bikini. Toketnya mengkilat bo kena pantulan cahaya lampu, plus pantatnya yang bahenol itu juga. Kaga salah dong kalo I get myself fully erection hahahaha….<br />Daripada daripada lebih baik gw ikutan aja dah nyebur. Sampe dikolam, gw tunggu aja ditepinya sambil liat reaksi nyokap.<br /><br />Dari seberang dia suruh gw nyebur, yah oks lah…kita berenang beberapa laps bolak balik setelah itu istirahat dipinggir. Keliatan dia cape juga, kaga tega gw terpaksa naik buat ambil minuman dikulkas. Secepat kilat gw udah balik lagi, rugi dong kehilangan momentum yang menjanjikan.<br /><br />Si mommy udah ada diseberang sono tuh pas gw balik naro minuman dimeja, gw nyebur sok nyamperin doi. Asli gw terkejut pas udah deket dia (sambil ngucek-ngucek mata gw takut gw salah liat)! Tau kenapa? Ternyata eh beneran si mommy udah kaga pake bikini lagi, maksud gw berenang naked. Doi tersenyum-senyum nakal geto sementara gw speechless!<br /><br />“Mana nih anak mommy yang katanya jagona hahaha,” dengan nada yang ngejek gitu…<br />”Ayo kalo berani buka juga dong, masa mommynya aja sendiri, engga fair ah,”<br /><br />nadanya menggoda banget bikin kuping panas. Gw sebel yah buka aja semua, anyway minggu lalu juga gw telanjang diatas dia hahaha…<br /><br />Kita mulai lagi berenang bolak balik sampe akhirnya berhenti ditengah kolam karena cape juga. Kita main gulat-gulatan sampe akhirnya gw peluk dari belakang, kaga bisa bergerak. Engga disengaja juga si penis yang udah tegang kayak basball bat nempel dipantat doi yang kayak bayi itu.<br /><br />Udah tanggung gw sekali an gesek-gesekin kepantatnya sambil ciumin tengkuknya (apa sih namanya tuh leher yang bagian belakang). Desahan mulai keluar lah dari mulut doi ditambah tangan gw udah mendekap dengan lembut toket yang geeede itu. Teutep dong si penis gw mainin diantara belahan pantatnya, maksudnya sih mau gw masukin kedalam tapi susahnya minta ampun!<br /><br />Daripada ribet gw puter aja badannya berhadap-hadapan sekarang, gw tarik kakinya supaya melingkar kepinggang gw and…blessssss langsung masuk si penis kedalam miss V si mommy. Dengan gaya gendong-gendongan ini, and yang tadinya kedinginan kaga berasa lagiiii…ini pertama kali juga gw fuck in the water. Antara sensasi enak dan engga, soalnya agak seret juga, mungkin dalam air kali. Tapi pas doi orgasme, penis gw kayak diremes-remes pake tangan (sumpah dah)!!!<br /><br />Gila banget empot ayamnya, asli gw sampe merem melek, kaga nyangka aja. Si mommy tau kalo gw tuh terkejut, tercengang, bengong, “Baru ngerasain kayak gitu yah? Kasihan deh…” sambil mencium lips to lips. Gw masih asik menikamti sampe kaga sadar kalo mommy udah kepinggir deket tangga.<br /><br />Gw jalan juga kepinggir sambil kepikiran wah kaga bener neh hahaha…Kita berciuman mesra lagi, ngeremes toket terus otomatis tangan gw. Gw minta dia puter balik, kedua tangganya pegang anak tangga, kakinya gw tarik kearah pinggang gw sementara badannya ngambang…gw masukkin penis gw yang belom keluarin ‘crytal’.<br /><br />Gw sikat hampir kira-kira 15 menitan, sampe akhirnya gw juga maun ‘muntah’. Doi sih enak udah ngalamin orgasme yang keduanya hehehe mungkin karena tau gw udah saatnya tiba, dia suruh gw duduk ditangga aja sementara mulutnya yang super sexxxy itu ngisep penis gw yang udah mengkilat kena cairannya plus air kolam. Gw cuma bertahan 10 menit doang deh sebelum gw berdiri (tanpa sadar), maju mundurin pantat gw dimulut doi sambil neken-neken kepalanya (kurang ajar yah gw) kayak difilm bokep.<br /><br />Without warning meledaklah gunung berapi lahar putih gw…dengan semangat si mommy berusaha menelan semua yang keluar (gw berasa sih banyak juga sekitar 5x semprotan) sebelum gw jatuh duduk ditepi kolam.<br /><br />Gw lihat my mom smile at her face and comeback swimming…engga enak gw nyusul dia ketengah sambil ciuman lagi. Abis itu nyokap naik duluan, and masih aja dia godain gw dengan mengibas-ngibaskan rambut keriting pirangnya itu ditanbah badannya yang ‘padat karya’ itu. Tadinya mau gw sikat lagi tapi kan kita besok kita udah janji mau clubbing lagi hehehe…<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-57832954271848969122009-09-02T07:46:00.000-07:002009-09-02T07:47:26.924-07:00Mamaku Sayang, I Love U<div style="text-align: justify;">Mamaku Sayang, I Love U<br />-----------------------<br />Karya : NN; -<br /><br />"Mah, kemana saja sih kok sudah sebulan ini baru datang?", tanyaku sengit ketika Mama ku datang mengunjungiku di Bandung.<br />"Mama sudah dapat pacar baru ya? sampe enggak sempet datang? Pokoknya aku enggak mau kalo Mama dapat Papa baru".<br />Mama ku terlihat kaget ketika aku marah, padahal beliau baru saja datang dari Jakarta hari jumat sore itu. Tetapi ketika kepalaku di elus-elusnya dan mama mengatakan minta maaf karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan sekaligus juga mengatakan kalau mama tetap sayang denganku, perasaan marahku pun jadi luluh.<br /><br />"Masak sih Mas (namaku sebenarnya Pur tetapi mama selalu memangggilku Mas sejak aku masih kecil), kamu enggak percaya sama mama? Mama terlalu sayang padamu, jadi kamu jangan curiga kalau mama pacaran lagi", katanya terisak sambil menciumi pipiku dan akhirnya kami berpelukan.<br />Setelah makan malam, lalu kami berdua ngobrol di ruang tamu sambil melihat acara TV.<br />"Mas, rambutmu itu sudah mulai banyak lagi yang putih... sini mama cabutin", kata mama yang biasanya selalu mencabuti ubanku bila datang ke Bandung. Segera saja aku bergegas ke kamar untuk mengambil cabutan rambut lalu duduk menghadap kearah TV di lantai sambil sandaran di sofa yang diduduki mama.<br />Terus terang, aku paling senang kalau mama sudah mulai mencabuti ubanku, soalnya bisa sampai ngantuk.<br />"Banyak betul sih Mas ubanmu ini?", komentar mama sambil mulai mencabuti ubanku.<br />"Habis sih... Mama sudah lama enggak kesini... cuman ngurusin kerjaan melulu."<br />"Ya sudah, sekarang deh mama cabutin ubanmu sampai habis."<br />Kami lalu diam tanpa berkata kata.<br />"Mas""ngomong2 kamu sudah punya pacar apa belum?", tanya mama tiba2, sambil masih tetap mencabuti ubanku di kepala bagian belakang.<br />"Belum kok Ma"..masih dalam penjajakan", sahutku.<br />"Tuh... kan. Kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri malah mau pacaran.", sahut mama dengan nada agak kesal.<br />"Pokoknya, mama enggak mau lho kalau kamu mulai pacaran, apalagi masih sekolah bisa2 pelajaranmu jadi ketinggalan dan berarti kamu juga sudah enggak sayang lagi sama mama", tambahnya.<br />"Enggak kok Ma, aku masih sayang kok sama mama."<br /><br />"Sudah selesai Mas yang belakang, sekarang yang bagian depan", perintahnya.<br />Lalu kuputar dudukku menghadap ke arah Mama dan tetap duduk dilantai diantara kedua paha mamaku serta Mamapun langsung saja meneruskan mencabuti uban-ubanku.<br />"Mas, kamu kan sekarang sudah tambah dewasa, apa enggak pingin punya pacar atau pingin meluk atau dipeluk seorang perempuan?", kata mama tiba2.<br />"Atau kamu sudah jadi laki-laki yang enggak normal barangkali ya, Sayang?", lanjut Mama.<br />"Ah, mama ini kok nanyanya yang enggak2 sih?", sambil kucubit paha mama yang mulus dan putih bersih.<br />"Habisnya selama ini kan kamu enggak pernah cerita soal temen wanita kamu, Mas.", sahut mama.<br />"Aku ini masih laki-laki tulen Mah. Kalau mama enggak percaya, boleh deh dibuktiin atau di test ke dokter.", tambahku sambil kuelus-elus paha mama. Kata Mama, aku enggak boleh pacaran dulu, tambahku.<br />"Naaah... gitu dong Mas. Pacarannya nanti-nanti saja deh Mas, kalau kamu sudah lulus".<br />"Tapi, kamu kan sudah dewasa, apa enggak kepingin meluk dan mencium lawan jenis kamu", tanyanya lagi.<br />"Kadang-kadang sih kepingin juga sih Ma, apalagi banyak teman-temanku yang sudah punya pasangan masing-masing. Tapi ngapain sih Ma, kok nanya2 gituan?"<br />"Ya... enggak apa apa sih, mama cuman pingin tahu saja.", sahut mama sambil tetap mencari ubanku.<br /><br />Karena aku duduk menghadap mama dan jaraknya sangat dekat, tanpa kusadari mataku tertuju kebagian dada mama dan karena Mama ku hanya memakai baju tidur putih yang tipis sekali, maka tetek dan puting susunya secara transparan terlihat dengan jelas.<br />"Mah... ngapain sih Mama pake baju tidur ini?"<br />"Lho... memangnya kenapa mas dengan baju tidur mama ini? emangnya kamu enggak suka ya Mas?", tanya mamaku, tanpa menghentikan kerjanya mencabuti ubanku.<br />"Emangnya Mama enggak malu?"... tuh kelihatan?", sambil kututul puting tetek mama yang terlihat menonjol keluar dari balik baju tidurnya dengan ujung jariku.<br />"Huuuusss, teriak mama kaget. Mama kirain kenapa? wong enggak ada orang lain saja kecuali kamu dan bibi dirumah ini. Lagipula mama kan enggak keluar rumah. Memangnya kamu enggak suka ya Mas?", sahut mama menghentikan kerjanya dan memandang mataku.<br />"Wah"... ya suka bangeet dong Mah. Apalagi kalau boleh megang...", senyumku.<br />"Huussss...", sambil menjundul dahiku.<br />"Wong kamu ini masih kecil saja", tambahnya.<br />"Mah. Aku ini sudah mahasiswa lho.. bukan anak TK lagi, masak sih aku masih kecil? kalo ngeliat sedikit kan enggak apa apa kan mah... boleh kan Mah?", rengekku.<br /><br />Mama tidak segera menjawab dan tetap saja meneruskan mencabuti ubanku seolah olah enggak ada apa-apa.<br />Setelah kutunggu sebentar dan mama tidak menjawab atau melarangku, akhirnya kuberanikan untuk menjulurkan tanganku kearah kancing baju tidurnya didekat dadanya.<br />"Sebentar aja lho Mas ngelihatnya", ujarnya tanpa menghalangi tanganku yang sudah melepas 3 buah kancing bajunya.<br />"Aduh Mah...putih betul sih tetek mama." komentarku sambil membuka baju tidurnya sehingga tetek mamaku tersembul keluar. Aku enggak tahu ukurannya, tetapi yang pasti tidak terlalu besar sehingga kelihatan tegang menantang serta berwarna merah gelap di sekitar puting nya.<br />"Sudah ah Mas, tutup lagi sekarang", katanya sambil tetap mencabuti ubanku.<br />"Lho... Kok malah bengong, tutup dong Mas?", katanya lagi ketika kata-kata mama enggak aku ikutin dan tetap memandang kedua tetek mama yang kupandang begitu indah.<br />"Bentar dong Mah... aku belum puas nih Mah, melihat tetek mama yang begitu indah ini. Boleh ya Mah pegang dikit?"<br />"Tuh kan... Mas ini sudah ngelunjak. Katanya tadi cuman mau ngelihat sebentar, eeeh sekarang pingin pegang.", sahut mama sambil tetap melanjutkan mencabut ubanku.<br />"Sebentar aja lho...", sahutnya tiba2 ketika melihatku hanya bengong aja mengagumi tetek mama.<br /><br />Setelah Mama mengizinkan dan dengan penuh keraguan serta tanpa berani melihat wajah Mama, segera saja kuremas pelan kedua tetek mama dengan kedua telapak tanganku.<br />"Aahh... sungguh terasa halus dan kenyal tetek mama", gumanku dalam hati. Lalu kedua tetek mama kuelus2 dan kuremas2 dengan kedua tanganku.<br />Karena asyiknya meremasi tetek mama, baru aku sadar kalau tangan mama sudah tidak lagi mencabuti ubanku lagi di kepalaku dan setelah kulirik, ternyata mama telah bersandar di sofa dengan mata tertutup rapat, mungkin sedang menikmati nikmatnya remasan tangan ku di tetek nya.<br /><br />Melihat mamaku hanya diam saja dan memejamkan matanya, lalu timbul keberanianku dan segera saja kumajukan wajahku mendekati tetek kirinya dan mulai kujilat puting teteknya dengan ujung lidahku.<br />Setelah beberapa kali teteknya kuremas dan tetek satunya kujilati, kudengar desahan mama sangat pelan "ssshhh... ssssshhhh... aaaahh.. Maaaass... suuuudaaaahh..."<br />Desahan ini walaupun hampir tidak terdengar membuat ku semakin berani dan jilatan di puting teteknya dan kuselingi dengan hisapan halus serta remasan di tetek mama sebelah kanan pun kuselingi dengan elusan elusan lembut.<br />Tiba2 saja terdengar bunyi "kling" di lantai dan itu mungkin cabutan ubanku yang sudah terlepas dari tangan mama, karena bersamaan dengan itu, terasa kedua tangan mama sudah meremas remas rambutku dan kepalaku di tekannya kearah badannya sehingga kepalaku sudah menempel rapat di tetek mama dan nafasku pun sedikit tersengal. Desahan dari mulut mamaku pun semakin keras.<br />"Ssssshhh... ooooohh... aaaaahhh... Maaaaaassss..."<br /><br />Desahan yang keluar dari mulut mamaku ini menjadikan ku semakin bersemangat dan kugeser kepalaku yang sedang dipegangi mama kearah tetek yang satunya dan tangan kananku kuremaskan lembut di tetek kiri mama dan tak henti2 nya desahan mama terdengar semakin kuat dengan nafas cepat.<br />"Maaasss... aaaaahhh", desah mama dengan keras dan tubuhnya meliuk liuk, seraya mendekap kepalaku sangat kuat sehingga wajahku tenggelam kedalam teteknya.<br />"Aaaahhhh", teriaknya dan diakhiri dengan nafasnya yang cepat dan tersengal-sengal.<br />"Maaas, mama lemes sekali", kata mama dengan suara yang hampir tidak terdengar dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal. "Maass, tolong bawa mama ke kamar", tambahnya dengan nafasnya yang masih cepat.<br />"Ayoooo Maas. Cepat bawa mama ke kamar", katanya lagi dan tanpa berfikir panjang akhirnya kubopong mama dan kuangkat ke tempat tidurnya dan dengan hati2 kutidurkan terlentang di tempat tidurnya dan mata Mama masih tetap merem tapi nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda.<br /><br />Aku enggak tahu harus berbuat apa, jadi aku hanya tiduran saja disamping mama sambil ku elus elus dahi yang berkeringat dan rambutnya serta pandanganku tidak pernah lepas dari wajah mama karena takut terjadi apa2, tapi sering juga mataku tertuju ke tetek mama yang menyembul keluar dari baju tidurnya yang terbuka. Nafas mama makin lama semakin teratur.<br />Tak lama kemudian mata mama mulai terbuka pelan-pelan dan ketika melihatku ada disampingnya, mama tersenyum manis sambil tangannya dieluskan ke wajahku.<br />"Kenapa Mah. Aku sampai takut", kataku sambil kuciumi tangan yang sedang memegang wajahku.<br />"Mama lemes sekali sayang... kaki mama gemetaran, tolong kamu pijitin mama", perintahnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.<br /><br />Tanpa membantah, segera saja aku berpindah ke dekat kaki mama dan ketika kedua kakinya di geser kearah berlawanan, lalu kutempatkan dudukku diantara kedua paha mama yang sudah terbuka lebar. Kulihat mama sudah menutup matanya kembali.<br />Penisku yang tadi sudah tidur karena rasa takut, kembali mulai bangun ketika baju tidur mama yang tersingkap dan cd nya terlihat jelas. Benar-benar merupakan pemandangan yang sangat indah, pahanya yang putih mulus serta padat berisi itu membuat jantungku serasa mau copot.<br /><br />Karena enggak pernah tahu bagaimana caranya memijat, akhirnya kedua tanganku kuletakkan di kedua paha mama dan kupijit-pijit dari bawah ke atas. Aku enggak tahu, apakah pijitanku itu enak apa tidak, tetapi kelihatannya mama tetap memejamkan matanya tanpa ada protes. Demikian juga ketika kedua tanganku kusodokan di cdnya beberapa kali, mama pun tetap diam saja.<br />Memang godaan syahwat bisa mengalahkan segalanya. Penisku pun sudah begitu tegang sehingga kugunakan salah satu tanganku untuk membetulkan arahnya keatas agar tidak terasa sakit.<br />"Mah... celana mama mengganggu nih. Aku buka saja ya mah?", tanyaku minta izin sambil memandang ke arah nya.<br />Mama enggak segera menjawab, tapi kuperhatikan mama mengangguk sedikit.<br /><br />Tanpa berlama-lama walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun cdnya dan ketika bagian bawah pantat mama sulit kutarik, mama malah membantunya dengan mengangkat badannya sedikit sehingga cdnya dengan mudah kupelas dari kedua kakinya. Lalu sekalian saja kulepas beberapa kancing baju tidur nya yang tersisa dengan salah satu tanganku dan dengan cepat, kupelas juga kaos dan celana yang melekat di tubuhku.<br />Sambil kembali kupijati paha mama, mataku enggak lepas memandang memek mama yang baru pertama kali ini kulihat. Bulu jembutnya terlihat hanya beberapa lembar sehingga bentuk memeknya terlihat dengan jelas dan dari celah bibirnya kulihat sudah berair. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik mamaku.<br />Karena enggak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan mama, lalu kuselonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas memek mama tapi tanganku pun masih memijati pahanya walaupun itu hanya berupa elusan elusan barangkali.<br />Awalnya sih aku hanya mencoba membaui memek mama dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku, segar dan membuatku tambah terangsang. Eeeh... kuperhatikan mama tetap tenang saja, walaupun nafasnya sudah lebih cepat dari biasanya. Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat di seputar belahan bibir memeknya yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan mama.<br />"Aduuuuh Mas!", teriak mama tiba2 dengan suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. tetapi mama kembali diam dan aku artikan mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku.<br />Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya.<br />"Aduh... aaaaaah... aaahhh... Maaaaas", kudengar desahan mama agak keras.<br />Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vagina mama yang indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang memek mama.<br /><br />Mungkin karena keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas remas mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari memek mama. Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh mama semakin cepat dan nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh mama mengejang dan akhirnya dia mendesah keras,<br />"Maaaas... addduuuuh... aaaaaah... ssssh. teee..ruuuuusss..maaas", sambil kepalaku ditekannya dalam dalam kearah memeknya. Lalu mama terkapar melepas tangan nya dari kepalaku dengan nafas ngos2an yang cepat dan aku yakin sekali kalau mama sudah mencapai orgasmenya lagi.<br />Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring menghadapnya disamping mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat.<br /><br />"Aduuuh"maaas, kamu nakal sekali ya? kamu bikin mama jadi keenakan sampe lemes sekali", katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku.<br />"Mah... booo leeeh enggak aaaa kuuuu?", tanyaku tapi enggak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap2 dahi mama yang masih berkerigat. Mudah2an saja mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali.<br />"jangan ya sayang...", jawab mama seraya mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.<br />Mungkin mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa kasihan, lalu katanya "...Mas, boleh deh, tapi hanya digesek gesekin saja ya di luar?". Mendengar jawaban itu membuat hatiku agak lega. Yah... dari pada enggak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung.<br /><br />"Sini sayang naiklah", lanjut nya sambil meraih tubuhku untuk naik di atas tubuh mama dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar.<br />Tanpa berkata kata, lalu kunaiki tubuh mama dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang. Tangan mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang kemaluanku ke memeknya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek2an keatas dan kebawah secara perlahan-lahan di memeknya yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati leher mama.<br /><br />Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu mama naik kembali karena sentuhan penisku dimemeknya dan jilatan2 ku di lehernya. Sesekali kuperhatikan wajah mama dan kulihat mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan2 penisku di memeknya.<br />Suatu ketika, mama menghentikan gerakan tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku.<br />Kedua tangan mama lalu memegangi kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata sayu.<br />"Gimana... sayang, enak enggak?", tanyanya.<br />"Ya enak dong maaaah... tapiii...", jawabku di telinganya tanpa berani meneruskan.<br />"Tapi... kenapa Maaas?", tanya mama pura2 enggak mengerti kata-kataku tadi.<br />"Boo.. leh ya maaaah dimasukin?", jawabku agak gugup didekat telinganya lagi.<br />Belum sampai kata-kata yang aku ucapkan itu selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 lebih lebar lagi dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya.<br />Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher mama dan kedua tangan mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan mama lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel di memeknya, sepertinya mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang memeknya agar penisku mudah memasukinya.<br /><br />Ketika mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan2 kutekan penisku ke memek mama, tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu memek ibu sudah basah sekali dari tadi.<br />Tetapi ketika kuperhatikan wajah mama yang lagi merem itu, sepertinya mama agak menyeringai, mungkin sedang menahan rasa sakit sewaktu penisku kutekan ke memeknya...<br />"Peel.. laaan.. pelaaan sayyy...aang, saaa...kiiitt, mama sudah lama enggak pernah lagi", kudengar bisik mama didekat telingaku. Karena kasihan mendengar suara mama yang kesakitan, segera saja kuangkat pelan2 penisku tetapi tangan mama yang dari tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya.<br /><br />"Nggggak aaapppaa aapa Maaas", terdengar bisik mama lagi. Aku nggak menjawab apa2, tetapi kemudian terasa tangan mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan2 ke memek mama dan "..ssssrreeeeeeeet", terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku ke memek mama, karena terlihat mama menyeringai menahan sakit dan terdengar lagi mama merintih.<br />"Aduuuuhh... maaaaas...", sambil kedua tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan. Aku jadi kasihan melihat wajah mama selalu menyeringai seperti kesakitan.<br />Tetapi beberapa saat kemudian,<br />"Teken lagi mas, tapi pelan pelan ya...", sambil kedua tangan mama menekan pantatku pelan-pelan, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan2 dan tiba2 "..sssrrrrreeett... bleesss...", terasa kepala penisku masuk ke memek mama.<br />"...Maaaaasss!..", teriak mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku.<br />"Sudah maaass..suuuuukk... saaa... yaang...", lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan mama malah menahan tekanan pantatku.<br />Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu reaksi mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang terhisap kuat di dalam memek mama dan tanpa kusadari terucap dari mulutku,<br />"..Maaah... maaah... terr... uuusss... Maaah e...naaaaak.'<br /><br />Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar.<br />"Maaasss.. terus... maaas.. enaaakk... aduuuhhh... enak Mas...", kudengar kata-kata mama terbata-bata dan kubungkam bibir mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah mama..<br />Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan kudengar bunyi<br />"Crreeettt... creeettt.. creeetttt."<br />Secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi suara mama, "Hhhmmm... aaahhhh... aaahhh...", yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku.<br /><br />Tiba2 saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan, "berhenti sebenar sayang".<br />"Kenapa Ma?"<br />"Maasss, tolong cabut punyamu dulu, mama mau mengelap punya mama supaya agak kering sedikit, biar kita sama sama enak nantinya", katanya.<br />Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi memek Mama terasa sangat basah sekali. Lalu pelan2 kontolku kucabut keluar dari Memek Mama dan kuambil handuk kecil yang ada di tempat tidur sambil kukatakan, "Maaam, biar aku saja deh yang ngelap..boleeeh kan Maaam?"<br />"Terserah kamu deh Maasss", jawab Mama pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati memek Mama dan setelah dekat dengan memek Mama, lalu kukatakan, "Aku bersihkan sekarang ya maaaaa?", dan kudengar Mama hanya menjawab pendek.<br />"Boleh sayaaang". Lalu kupegang dan kubuka bibir memek Mama dan kutundukkan kepalaku ke memeknya lalu kujilat-jilat itil dan belahan memek mama dan pantat Mama tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru, "Maaas... kamu... nakal yaaaaa!".<br />Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan jilatan di semua bagian memek Mama dan membuat Mama menggerak-gerakkan terus pantatnya dan kedua tangannya kembali menekan kepalaku. Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berkata, "Maas... sudaaaah sayaaaaang. Mama nggak tahaaan. Kalau kamu gituin terus. Sini... yaaaang".<br /><br />Lalu kuikuti tarikan tangan Mama dan aku langsung naik diatas badan Mama dan setelah itu kudengar mama seperti berbisik di telingaku, "Mas, masukin lagi... punyamu... sayaaang... Mama sudah ngak tahan... ya aang", dan tanpa membuang-buang waktu, kuangkat kedua kaki Mami dan kutaruh diatas pundakku sambil ingin mempraktekkan seperti apa yang kulihat di blue film yang sering kulihat dan sambil kupegang batang kontolku, kuarahkan ke memek Mama yang bibirnya terbuka lebar lalu kutusukkan pelan2, sedangkan mama dengan menutup matanya seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat.<br /><br />Karena memek Mama masih tetap basah dan apalagi baru kujilat dan kuisap-isap, membuat memek mama semakin basah sehingga sodokan kontolku dapat dengan mudah memasuki lobang memek Mama.<br />Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk memeknya.<br />"Mas, terus teken yang kuat", desah mama dan tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot memeknya lebih kuat sehingga terdengar bunyi "crroooooot... croooott", mungkin akibat memek mamaku yang sudah basah sekali.<br />"Ayyooo maaasss", serunya lagi dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal.<br />"Maas... turunkan kaki mama", mintanya dan sambil kontolku masih kusodok sodokkan kedalam memek mama, satu persatu kakinya kuturunkan dari bahuku dan akupun sudah menempel tubuh mama serta mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua...<br /><br />Nggak lama kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan kedua tangannya mencengkeram kuat2 di pantatku dan... tiba-tiba mama melepas ciumanku serta berkata tersendat-sendat agak keras ".. Maaaaassss... mama.. haam.. piirr.. maaaas... aa... yyoooo ..maass.. cepppaaaat..'<br />Moment ini nggak kusia-siakan, karena aku sudah nggak kuat menahan desakan pejuku yang akan keluar. "Ayyooo maaaah... Aduuuh... maaah...", sambil kutekan kontolku kuat2 kedalam memek mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan mama di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.<br /><br />Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter-engah2 terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya walau terkulai tapi masih dalam posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan kontolku masih menancap semuanya didalam memeknya.<br />Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya mulai agar teratur, aku berpikir mama mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan2 untuk mencabut kontolku yang masih ada di dalam memek mama, eeehh... nggak tahunya mama dengan kedua tangannya yang masih tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman pelan, "Maaas... biarkan.. Mas. Biarkan punyamu itu didalam sebentar. Rasanya enak... ada yang mengganjel didalam...", sambil mencium bibirku mesra sekali dan kami terus ketiduran sambil berpelukan.<br /><br />Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku terbangun karena aku merasakan ada sesuatu yang menghisap-hisap kontolku. Ketika kulihat jam diding, kulihat sudah jam 5 pagi dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi asyik mengulum dan mengocok ngocok kontolku. Aku pura2 masih tidur sambil menikmati kuluman mulut mama di kontolku. Mama mengulum kontolku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli.<br />Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai batang kontolku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kontolku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.<br /><br />Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang kontolku, ke kepala kontolku, enuaaaknyaa.<br />Tetapi lama lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat mama nengok kearahku dan melepas kuluman di kontolku tapi tetap masih memeganginya.<br />"Sudah bangun saayaaang.", katanya dengan suara lembut.<br />"Terus maaah, enaaaaakk", kataku dan kembali mamaku mengulum kontolku sehingga terlihat kontolku keluar masuk mulut mama. Setelah beberapa lama kontolku dikulum dan mengurut batang kontolku, tiba-tiba saja mama melepas kontolku. Kini, lidah mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.<br /><br />Lidah mama ketika memasuki mulutku, kugigit sedikit dengan gemas... Tiba-tiba, aduuhhhh... aku merasa batang kemaluanku memasuki jepitan daging hangat, kenyal dan berlendir.... memek mama. Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidahnya, mama menyodokkan vaginanya ke kontolku yang memang sudah tegang sekali. Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, mama mulai menekan pantatnya ke bawah. "Blesssss...", kontolku menerobos masuk kedalam memek mama. Hangat rasanya.<br />Mama terus melakukan gerakan memompa.<br />Aduhhhhh batang kontolku merasakan elusan dan remasan dinding vagina mama... Akupun menggelepar sehingga lidah mama keluar dari mulutku. Tapi lidah mama terus mengejar mulutku sehingga bisa kembali masuk ke dalam mulutku. Sementara pantatnya tetap memompa dan terdengar bunyia "crooot... croott..."<br />"Aduhhhh... enaaaknya", seruku tanpa sadar.<br />"Enaaak sayaaaaang?", tanya mama.<br />"Terruuss maaaaah, enak sekali..."<br /><br />Tiba-tiba saja mama melepaskan mulutnya dari mulutku. Lalu tangan mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik turun memompa dan memutar-mutar pantatnya.<br />"Serrrr... serrr..."<br />Batang kontolku pun serasa ikut terputar seirama dengan putaran pantat mama.<br />"Addduuuuuuhhhh, maaaaah, aku nggak tahaannn nih..." ,desisku.<br />Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya, tapi nafasnya pun sudah begitu cepat.<br />Tetek mama yang ada dihadapanku pun juga ikut tergoyang-goyang seirama dengan gerakkan tubuhnya dan kuremas remas keduanya dengan tanganku.<br /><br />Sekitar beberapa menit aku terombang-ambing dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya ketika ibu mulai mengubah posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh mama dan nafas mama kuperhatikan sudah begitu cepat.<br />"Maaaas... ceeepaaaat, teken yang kuat maaass", perintahnya sambil memeluk punggungku erat-erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat kontolku terasa sedikit ngilu.<br />"Cepaaaat Maaas", serunya lagi dengan nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat-kuat. Mungkin mama sudah mendekati orgasmenya barangkali, padahal akupun sudah hampir tidak kuat menahan air maniku agar tidak keluar.<br />"Ini maaaah. Ini tahan yaaa maaah...", sahutku seraya kugenjot memek mama kuat2 beberapa kali.<br />"Ter..rrruss..saaayang terruuuus", katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja.<br />"Maaah...maaaaaaah. Aku gak tahan lagiiiiiii", teriakku kuat-kuat kutekan kontolku lebih kuat lagi kedalam memek mama dan "crreeeeet...", air maniku akhirnya jebol dan menyemprot kuat kedalam memek mama dan mungkin setelah menerima semprotan air maniku akhirnya mama pun berteriak, "Maaaaassss, mama juuuugaaaaaaaa", teriaknya sambil merangkulkan kedua kakinya kuat2 dipunggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.<br /><br />Akupun akhirnya menjatuhkan tubuh ku disamping mama dan sama2 terengah engah kecapaian.<br /><br />Setelah nafas kami mulai teratur, sambil memelukku mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.<br />"Enaaak.. maaaaaasss?"<br />"Enak sekali maaaah.".<br />"Mas, jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa? Kamu kan bisa jaga rahasia kita ya", kata mama.<br />"Iya maaah".<br />"Dan satu lagi...", kata mama sambil memandangku tajam.<br />"Apa itu Maaah?"<br />"Yang ini punya mama. Jangan kamu kasihkan ke orang lain ya?", katanya seraya mencengkeram kontolku yang lagi tidur kecapean dan mengelus elusnya.<br />"Janji ya.. saaaayang?", tambahnya lagi.<br />"Asal ini semua juga buat saya ya Maaah.", sahutku sambil kuremas memek mama dan kueluskan jariku dibelahan memek mama yang masih terasa basah oleh air maniku.<br />Akhirnya kami tertawa berbarengan dan tiba2 saja ada ketukan di pintu kamar, "Buuuu... sudah siang!". Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam 9.00 pagi.<br /><br />Setelah itu, mama selalu tidak pernah absen mengunjungiku di Bandung atau kalau mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta.<br /><br />Tamat<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-86682483873550479872009-09-02T07:40:00.000-07:002009-09-04T10:16:14.472-07:00Tragedi Perumahan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFLSWBZwXI/AAAAAAAACLY/kov1RpX9e0w/s1600-h/Tmn+dr+Jogja+004.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 337px; height: 253px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFLSWBZwXI/AAAAAAAACLY/kov1RpX9e0w/s400/Tmn+dr+Jogja+004.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377662208578273650" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Tragedi Perumahan</span><br /><div style="text-align: justify;">----------------------<br />Karya : galansial,-<br /><br />Sabtu pagi itu rini pulang masih agak gelap habis dari pasar membeli sayur yang akan dia masak, barang bealnjaanya dia taruh di depan sepeda ‘ontel’ nya. rini adalah ibu rumah tangga berumur sekitar 30 tahunan, meski sudah memiliki 2 anak, yang satu 5 th (TK) yg kecil 1,5 th, masih netek, namun balutan jilbab lebar dan jubahpanjangnya tidak dapat menutupi bentuk tubuhnya yang masih tampak kencang, Payudaranya yang ukuran 34B nampak menyembuk dari balik jilbab lebarnya. Sementara kilitnya yang putih halus dapat dilihat dari tanganya yang tidak tertutup jubah, serta wajah ayu dan suara merdu khas jogja membuat siapa saja yang melihatnya pasti terpesona.<br />Sebenarnya setiap ke pasar adalah salah satu kegiatan harian rini namun hari ini Suaminya mendapat tugas ke luar kota selama satu minggu dan dia harus mengejar pesawat, sehingga pagi-pagi sekali rini ke pasar dengan harapan bias memasakan sesuatu untuk suaminya seblum dia berangkat. Sementara itu jmat kemarin mertuanya menjemput kedua anaknya karena kangen dan mengajaknya berakhir pekan di rumah mertuanya. Perjalanan antara rumah dan pasar biasanya memakan waktu sekitar 3 jam pulang pergi.<br />Sudah 10 menit rini mengayuh sepedanya dia melewati sebuah kawasan yang cukup sepi karena di kawasan itu dulu rencananya akan dibangun perumahan namun baru setengah jalan rupanya penggembang tersebut bangkrut sehingga proyek perumahan itu terbengkalai, padahal sudah banyak rumah-rumah yang dibangun setidaknya sudah ada 15 rumah yang sudah jadi dan 20 an rumah yang setengah jadi. Tiba-tiba di sebiah belokan yang sepi dua cowok naik sepeda motor mepet dia, kontan saja, karena terejut Haar tidak bias mengendalikan laju sepedanya sehingga ia terjatuh. Seketika itu juga dua orang langsung turun dari Sepeda motor dan tanpa basa-basi langsung menyeret rini masuk ke dalam sebuah rumah yang setengah jadi, tampak rumah itu belum memiliki pintu maupun jendela dan temboknya masih belum di cat.<br />Sampai akhirnya sebuah tikungan dua cowok naik sepeda motor mepet dia di tempat sepi, tentu saja itu membuat rini terkejut dan terjatuh, dua cowok tersebut kemudian turun<br />"Keluarin uangnya!" perintah si Gondrong, sementara si Kumis mengawasi sekitar. Tangan rini gemetar berusaha membuka dompetnya, saking takutnya dompet itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, rini berhasil membuka dompet dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Setelah si Gondrong merampas uang itu, rini langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.<br />"Masa cuma segini?!" bentak si Gondrong.<br />"Periksa Bajunya! Sekarang!" Perintah si Kumis, Mereka berdua kemudian menggiring rini masuk ke sebuah rumah setengah jadi, di perumahan tersebut, mendorongnya hingga terpojok di sudut ruangan. rini mulai menangis, ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Si kumis kemudian memeriksa saku jubah rini lalu mengambil sisa uang di dalamnya.<br />" Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!" kata Si Gondrong.<br />rini di dudukkan di sebuah kursi (yang bentuknya seadanya, biasanaya tukang bangunan membuat semacam kursi dari kayu-kayu bekas untuk istirahat meraka) dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki rini juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil saputangan dari sakunya dan menyumpalkannya ke mulut rini.<br />"Beres! Ayo cabut!"<br />"Tunggu! Tunggu dulu ndrong! Liat dia, dia boleh juga ya?!".<br />"Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!".<br />"Gue pengen liat bentar aja!".<br /><br />Mata rini terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menyibakan jilbabnya lalu kedua tangannya memegang deretan kanndrong yang membelah jubahn merah muda yang ia kenakan. Dengan kedua tanganya yang kuat si Gondrong merobek Jubahnya membuat BH-nya terlihat. Payudara rini yang berukuran 34B, bergoyang-goyang karena rini meronta-ronta dalam ikatannya. Kulitnya putih mulus sampai2 urat-urat kebiruan keliatan di payudaranya yg 34 B.<br /><br />"Wow, oke banget!" si Gondrong berseru kagum.<br />"Oke, sekarang kita pergi!" ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada rini karena sibuk mengawasi keadaan di luar.<br /><br />Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu rini lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara rini. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH rini ditariknya, tubuh rini ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH rini terputus dan sekarang payudara rini bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.<br /><br />"Jangan!" teriak rini. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh rini mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian rini menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.<br />"Diem! Jangan berisik!" si Gondrong menampar rini, hingga berkunang-kunang. rini hanya bisa menangis.<br />"Gue bilang diem!", sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada rini, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri rini. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar ulang sebelah kanan. rini terus menjerit-jerit dengan mulut disumpal dengan sapu tangan, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada rini sampai akhirnya bulatan buah dada rini berwarna merah.<br /><br />"Ayo, cepetan ndrong!", si Kumis menarik tangan si Gondrong.<br />"Kita musti cepet minggat dari sini!" rini bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi rini bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, rini berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya.<br />.<br /><br /><br />"Hey, Roy! Semalem seru ya?".<br />"Iya Pesta semalamena asyik, apa lagi penarinya, woooow.!".<br />"Dan jangan lupa, besok malem kita diundang pesta lagi di rumahnya di erwin".<br />“Si Erwin, si anak tajir dari Jakarta itu?”<br />“Siapa lagi…….”<br /><br />Tubuh rini menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di luar rumah. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal dari kampung sebelah di lingkungan itu. Mereka biasanya baru pulang dari perta miras pada pagi hari, rini beberapa kali melihat mereka ketika ia mau pergi ke pasar. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun.<br />rini mengeluarkan suara minta tolong.<br />"sstt! Lo denger nggak?!".<br />"Apaa…?".<br />"Ada yang minta tolong!".<br />Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam sumber suara dar. Ia terperangah melihat rini, terikat di kursi, dengan Jubah Panjang robek dan jilban lebarnya tersampir di pundaknya membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.<br />"Buset!" berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.<br />"Hei, liat nih! Ada kejutan!"<br /><br />rini berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tersumpal sapu tangan. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam rumah. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh rini, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.<br /><br />"Gila! Cewek nih!".<br />"Dia telanjang!".<br />"Tu liat susunya! susu!".<br />"Mana, mana gue pengen liat!".<br />"Gue pengen pegang!".<br />"Pasti alus tuh!".<br />"Bawahnya kayak apa ya?!".<br />“Pake jilbab lebar lagi bokin gue hoey aja…”<br />“kapan lagi liat cewek alim telanjang…”<br /><br />Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan rini yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung rini, tangan-tangan meraih tubuh rini. rini tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga rini.<br /><br />"Ayo, kita lepasin dia dari kursi!" Mereka melepaskan ikatan pada kaki rini, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh rini. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret rini keluar menuju bagian lain rumah itu yang lebih bersih. rini meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan Jubah lebarnyaLebarnya. Mereka menarik-narik jeans rini sampai akhirnya turun sampai ke lutut. rini terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum rini sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian rini merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. rini melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!<br /><br />"Bangun! Bangun!" ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat rini. rini berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang mengrini perut rini.<br /><br />"Bangun! naik ke sini!" berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas papan (tukang bangunan biasanya menggunakan papan itu ketika membuat dinding bangunan). rini berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan mengrini buah dadanya. rini berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. "Kalo dia gerak, pukul aja!"<br /><br />Langsung saja rini mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa tali-tali bekas yang banyak berserakan di sekitar bangunan. Ia mendorong rini hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan rini kemudian langsung mengikatnya dengan tali di sudut-sudut meja, tangan rini sekarang terikat erat dengan tali sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam rini dan mengikatkan kaki-kaki rini ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang rini berbaring telentang, telanjang bulat, dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X. Vagina rini yang berwarna merah muda terpampang di depan para berandal jembut bersih dan ini ada tahi lalat di sebelah kiri bibir vaginanya melagkapi keindahan vagina rini.<br /><br />"Waktu Pesta!" berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata rini terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul rini dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.<br /><br />"Waktunya masuk!" ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina rini. rini melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada rini, membuat rini sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Tali di mulut rini ditariknya hingga lepas. rini berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut rini. Pandangan rini berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh rini. rini terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.<br /><br />Berandal yang duduk di atas dada rini turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut rini, membuat rini mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada rini sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks. Tangannya meremas dan menarik buah dada rini ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina rini. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada rini.<br /><br />rini tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di Rumah tersebut, masih terikat erat di atas papan. Ia tersadar ketika menyadari hari sudah mulai terang dan dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan rumah tersebut. rini meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari tali yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba rini berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.<br />"Wah, wah, wah!" terdengar suara laki-laki di pintu depan. rini terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.<br /><br />"Tolong saya!" ratap rini.<br />"Tolong saya Pak! saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!" sambil mata rini mencari-cari jubah dan jilbabnya yang tidak tahu di buang kemana sama anak-anak berandal tadi.<br /><br />Laki-laki yang ternyata bernama Roy tersebut hanya terdiam, matanya lekat menatap tubuh telanjang rini.<br /><br />rini kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya. rini kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya. Roy tidak diam saja. Ia menyambar tangan rini dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan tali, dan tali itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga rini betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat rini kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.<br />"Lepaskan! Sakit! aduuhh! Kenapa saya diikat?"<br />"Gue tadinya mau liat-liat perumahan ini, katanya ada pengembang yang mau jual komplek perumahannya, cuma kayaknya gue dapat bonus…".<br /><br />Ia kemudian melepaskan ikatan kaki rini sehingga sekarang rini duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan tali.<br /><br />Roy kemudian mengambil rokok dari sakunya dan menyalakannya, asap seketika keluar dari mulutnya. "Jangaann!" rini berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan meniupkan setiap hembus asap krokok dalam vaginanya. Vagina rini sekarang tampak berasap, rini menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.<br /><br /><br />"Keliatannya nikmat!" Roy tertawa.<br />"sebenter gue punya sesuatu di mobil, ntar gue ambil<br />Sambil tertawa Roy keluar rumah, untuk mengambil sesuatu di mobilnya.. rini berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh rini bergerak lunglai jatuh."<br /><br />rini meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya (biasaya dibuat untuk jemuran). Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan rini, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu rini. rini menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata rini bercucuran di pipi.<br /><br />Roy kemudian mengangkat sebuah papan lebar yang ada di samping ruangan itu untuk menutup pintu rumah tersebut, sehingga berfungsi seperti pintu, Roy meletakannya dari luar sehingga papan itu hanya bias dibuka jika di tarik ke luar.<br /><br />Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke sudut papan pintu masuk. Ketika papan pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, rini merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.<br /><br />"Kayaknya rumah ini butuh alarm, dan pintu, Nah, gue udah kasih pintu, jadi tinggal alamnya. Nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!"<br />"Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!"<br /><br />Roy tidak peduli, ia keluar. Entah apa yang dipikirkan oleh Roy, dia seperti seornag psikopat, atau apalah. rini menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh rini berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, rini melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh rini, telanjang dengan buah dada mengacung.<br /><br />Gelandang itu mendorong papan pintu, itu tidak terbuka. Kemudian ia menarik papan pintu, rini berusaha menjerit "Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!", tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. rini menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.<br /><br />rini tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas rangka pintu salah satu kamar. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada balok-balok kayu. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. rini merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. rini menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.<br />"Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi."<br />"Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon." gelandangan itu berkata tidak jelas.<br />"Jangan!" rini meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus rini. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus rini.<br /><br />rini menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus rini tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus rini bisa membesar.<br /><br />Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus rini, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus rini yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga rini merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. rini terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada rini, membuat rini menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan rini merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang rini.<br /><br />"Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih." gelandangan tadi melepaskan ikatan rini. Kemudian ia mendorong rini duduk dan kembali mengikat tangan rini ke belakang, kemudian mengikat kaki rini erat-erat. Kemudian tubuh rini diseret ke sebuah kamar, di sana rini melihar Jubah dan ****** serta celana dalam dan BH nya berserakan.<br /><br />Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. rini terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian rini jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika matahari sudah meninggi, dengan sisa tenaganya ia berisaha melepaskan ikatan gelandangan mabuk yang tidak terlalu kencang itu. Setelah lepas ia memakai Jubah dan jilbab lebarnya. Meski jubah bagian depannya robek parah namun dapat tertutupi dengan jilbabnya yang lebar.<br /><br />Sesampainya di rumah ia mendapati rumahnya telah kosong dan menemukan secarik kertas di meja bertuliskan<br /><br />“dik, abang tadi nunggu.. tapi kelamaan,<br />Abang harus ngejar pesawat, taksi udah dating jadi abang<br />Berangkat dulu, maaf bukan nggak mau makan dulu,<br />Baik-baik jaga rumah ya, jangan lupa jemput anak anak minggu sore.<br /><br />Salam, suamimu tercinta<br /><br />rini terjatuh di sofa, lunglai Seharian dia nangis. Kulit tetek dan vaginanya sampai memerah... ia tidak ingat berapa Penis yangtelah masuk ke dalam vaginanya…..<br /><br />TAMAT<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-1627436968155728882009-09-02T07:29:00.000-07:002009-09-05T10:40:51.379-07:00Utang Arisan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqKhRtdoFHI/AAAAAAAACLw/6PTthp-tKOA/s1600-h/Farra+003.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 275px; height: 206px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqKhRtdoFHI/AAAAAAAACLw/6PTthp-tKOA/s400/Farra+003.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378038230667498610" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Utang Arisan</span><br /><div style="text-align: justify;">---------------<br />Karya : galansial,-<br /><br />Ekarina Kartini duduk dengan tegang. Dua lelaki di hadapannya menunggu jawaban.<br />"Bagaimana Mbak ? kami tagih ke suami mbak atau...." kata salah satu lelaki. Sebut saja namanya Roy.<br /><br />Setahun lalu, perempuan berusia 33 tahun itu memimpin sebuah kelompok arisan tanpa sepengetahuan suaminya. Tak banyak pesertanya. Cuma 20-an orang. Tapi setorannya sampai 25 juta per orang. Sampai putaran ke 15 lancar-lancar saja. Tapi setelah itu mulai seret. Penyebabnya, sebagian uang peserta ia investasikan ke bisnis lain. Dan ternyata, bisnis itu pun bubar.<br /><br />Akibatnya, kini Ekarina berhutang pada 5 peserta terakhir. Dan 2 lelaki ini adalah suami dari 2 peserta terakhir.<br />Kalau cuma tagihan biasa, dia bisa menjawabnya dengan cepat. Perempuan berjilbab ini bukan orang bodoh. Dia sarjana. Tapi, dua lelaki ini menawarkan sesuatu yang membuatnya serba salah.<br />"Layani kami masing-masing 5 kali dan utang Mbak lunas. Suami nggak perlu tahu..." tawar Roy dan temannya, Ronny.<br />"Gila !" pekik Ekarina.<br /><br />"Ya, memang gila. Tapi masalahmu segera selesai. Coba dihitung... kamu berarti dapat bayaran 5juta sekali melayani kami. Wah, artis aja nggak semahal itu kok..." sahut Ronny.<br />Ekarina mulai bingung. Tawaran itu begitu menggiurkan. Tapi, sungguh ia tak membayangkan harus melayani dua lelaki itu.<br /><br />"Saya butuh jawaban sekarang, Mbak. Kalau tidak, saya telepon suami Mbak sekarang," kata Roy sambil mengangkat HP-nya.<br />"Tapi.... saya lagi hamil,"<br />"Berapa bulan Mbak ?"<br />"Tiga...."<br />"Nggak apa-apa. Malah kita bebas buang sperma di dalam memek Mbak. Mbak nggak perlu khawatir mengandung anak kami,"<br />"Eh.... 5 x... setelah itu.... semua selesai ?" wajah Ekarina pucat pasi.<br />"Ya... semua selesai," sahut Roy. "Bagaimana ?"<br />"Bbb... baiklah kalau begitu," sahutnya setelah terdiam beberapa lama.<br />Roy dan Ronny tersenyum dan saling berpandangan.<br />"Kalau begitu, sekarang berdiri di depan kami," lanjut Roy.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqKhu-Me8sI/AAAAAAAACMQ/adZmrnbZx1A/s1600-h/Farra+008.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 256px; height: 341px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqKhu-Me8sI/AAAAAAAACMQ/adZmrnbZx1A/s400/Farra+008.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378038733375206082" border="0" /></a>Ibu muda itu pucat pasi. Ia kini berdiri setengah meter di depan Roy dan Ronny. Dua lelaki itu memandangi Ekarina dengan pandangan seperti menelanjangi. Ditatapnya Ekarina dari bagian kepalanya yang berjilbab lebar berwarna putih, baju terusan hijau muda bermotif bunga-bunga kecil dan sepasang kakinya yang berkaus kaki.<br /><br />"Ihhh...." Ekarina menepis tangan Roy yang menjamah pangkal pahanya. Roy melotot.<br />"Jadi nggak nih ? Kalau nggak jadi ya sudah.... aku nagih utangmu sama suamimu saja ! Dengar ya.... kamu sekarang jadi budak kami. Sekali lagi kamu menolak, kesepakatan kita batal !" bentak Roy.<br />Ekarina gemetaran. Sebab, begitu selesai mencak-mencak, Roy langsung mencengkeram pangkal pahanya kuat-kuat.<br />"Wah.... kamu nggak pakai celana dalam ya ?" kata Roy sambil tertawa-tawa. Dicubitinya tundun vagina Ekarina dari luar jubahnya. Sesekali ditariknya rambut kemaluan perempuan itu. AKibatnya Ekarina sesekali memekik kesakitan. Apalagi, Ronny pun ikut-ikutan meremas-remas vaginanya.<br />"Memekmu gemuk juga...... ayo Mbak, angkat bajumu. Kita mau lihat memekmu...." ujar Ronny. "Jangan tunggu kami perintah dua kali !" lanjut Ronny sambil mencubit vagina Ekarina dengan gemas.<br />"Aihhh...." Ekarina memekik kesakitan.<br />Kedua tangan ibu muda itu terlihat gemetar saat mengangkat bagian bawah baju terusannya. Segera saja kedua tungkainya yang berlapis kaus kaki krem terlihat. Betisnya terlihat mulus, lalu sepasang pahanya.....<br /><br />Wajah Ekarina merah padam ketika akhirnya busananya tersingkap sampai ke pinggang.<br />"Wow.... nggak rugi kalau kita hargain memek ini 25 juta...." kata Roy.<br />Tubuh Ekarina bergetar ketika Roy membelai rambut kemaluannya yang tak seberapa lebat dan tercukur rapi. Namun, perempuan muda itu terpekik ketika tiba-tiba Roy menjambak rambut keriting itu.<br />"Ayo, berdirinya ngangkang.... yang lebar ! Aku mau lihat lubang memekmu !" perintah Roy.<br />Ekarina makin jengah. Baju panjangnya baru saja dilucuti Ronny. Lelaki itu pun bersorak ketika menyampirkan jilbab lebar Ekarina dan mendapati perempuan itu ternyata tak mengenakan bra.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqKh6X2mIwI/AAAAAAAACMY/1VLYn6KD4XY/s1600-h/Farra+007.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqKh6X2mIwI/AAAAAAAACMY/1VLYn6KD4XY/s400/Farra+007.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5378038929241285378" border="0" /></a>"Bisa kendor tetekmu kalau jarang pake BH !" kata Ronny sambil memeluk Ekarina dari belakang dan kedua tangannya meremas payudaranya. Ibu jari dan telunjuknya menjepit puting Ekarina dan melakukan gerakan mengurut. Hasilnya, dari kedua putingnya memancar ASI. Cukup deras karena payudaranya terlihat padat berisi.<br /><br />"Ah... jadi haus...." Ronny dengan bernafsu melahap kedua puting Ekarina berganti-ganti. Ibu muda itu cuma bisa menggigit bibirnya.<br />Tubuhnya kini terlihat menggeliat-geliat. Rasa geli di kedua putingnya masih amat menyiksa ketika tiba-tiba dirasakannya dari arah bawah ada yang memaksa menyusup ke celah liang vaginanya.<br />"Wow.... memekmu anget !" kata Roy. Rupanya, ia menusukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke vagina perempuan itu.<br /><br />Roy terus menggerakkan dua jarinya keluar masuk liang vagina Ekarina. Roy tiba-tiba berhenti sejenak. Dibimbingnya kaki kanan Ekarina naik ke sofa yang didudukinya. Wajah Rina memerah. Posisi itu membuat selangkangannya makin terbuka luas. Dan vaginanya kini tepat di depan wajah Roy !<br />"Ini baru sip...." lanjut Roy sambil menguakkan bibir kemaluan perempuan dewasa itu dengan dua ibu jarinya.<br /><br />Ekarina menggigit bibirnya. Terasa lidah Roy menyentuh bagian yang amat sensitif. Sementara Ronny masih asyik mengulum kedua putingnya sambil terus meremas-remas payudaranya yang pejal.<br /><br />Jengah, malu, marah dan takut bercampur jadi satu. Tapi tak urung rangsangan pada bagian-bagian sensitif itu membuat Ekarina terpengaruh juga. Sesekali tubuhnya bergidik merasakan sensasi nikmat. Ekarina tak bisa menyembunyikan perasaan itu ketika dua jari Roy kembali mengaduk-aduk vaginanya. Bersamaan dengan itu, lidah Roy intens menyapu klitorisnya dan tiba-tiba saja kedua bibirnya menyedot tonjolan kecil di pangkal vaginanya itu.<br /><br />"Eungghhhhh... owhhhh....." Ekarina mendesah. Tubuhnya mengejang-ngejang seperti orang kesetrum. Kedua tangannya menjambak kepala Roy. Dan yang tak bisa dibohongi adalah merembesnya cairan bening dari sudut-sudut dinding vaginanya.....<br />"He he he.... harusnya kamu yang bayar saya. Kamu belum pernah merasakan orgasme yang seperti ini sama suamimu kan ?" goda Roy, kali ini sambil mempercepat kocokan dua jarinya di vagina korbannya.<br /><br />Ekarina yang baru saja terlanda orgasme seperti terlonjak. Ia dilanda kenikmatan baru yang jauh lebih dahsyat. Kali ini ia tak malu-malu lagi mendesah, memekik dan merintih-rintih menahan rasa nikmat di vaginanya. Suara kocokan jari di vaginanya ditambah desah dan rintih Ekarina membuat Roy makin bersemangat.<br /><br />Ekarina betul-betul seperti kuda liar. Ia mendesah, memekik, merintih sambil menggeliat-geliatkan pinggulnya, seolah ingin dua jari Roy menyentuh setiap sudut bagian dalam vaginanya. Sampai akhirnya, tubuh Ekarina melorot dan menggeletak di atas sofa bersamaan dengan rintihan panjang.<br /><br />Roy dan Ronny berdiri memandangi tubuh telanjang Ekarina yang mengejang-ngejang. Pangkal pahanya tampak mengkilap oleh cairan vaginanya sendiri. Ekarina tiba-tiba menangis terisak-isak begitu menyadari keadaan dirinya. Ia langsung menekuk tubuhnya dan berbaring miring.<br /><br />"Sudah, nggak usah munafik.... memek lo bisa menikmati kok.... nih sekarang gue kasih kontol betulan !" Roy kemudian menunggingkan tubuh Ekarina.<br /><br />Lalu, dari belakang tanpa kesulitan ia memasukkan penisnya. Sambil berpegangan pada bokong perempuan itu, ia mengeluarmasukkan penisnya.Ekarina menjerit-jerit kecil karena lelaki itu menyetubuhinya dengan kasar. Tubuhnya terguncang-guncang seiring benturan pangkal paha Roy di bokongnya. Kedua payudaranya tampak berayun-ayun.<br /><br />Kali ini, kesadaran membuat Ekarina tak mampu menikmati lagi persetubuhan itu. Penis Roy kini terasa bagai sebatang kayu yang menyakiti bagian tubuhnya yang paling sensitif. Apalagi, Roy juga melakukannya dengan amat kasar.<br /><br />Tidak terlalu lama, tetapi bagi Ekarina serasa seharian penuh ia mengalami perkosaan itu. Ibu muda itu menahan bibirnya dari menjerit ketika Roy dari belakang menangkap kedua payudaranya yang berayun, lalu menjadikannya bagai tali kekang kuda. Sambil membetot kedua gumpalan daging kenyal itu, Roy menghentak-hentakkan penisnya sejauh mungkin ke dalam vagina Ekarina.<br /><br />Ekarina merasakan payudaranya luar biasa ngilu. Sementara vaginanya pun terasa amat pedih.... Ibu muda itu merintih dan mengerang sepanjang perkosaan brutal itu. Rintihannya terdengar memilukan saat Roy berejakulasi di dalam vaginanya. Semburan cairan kental dan hangat dari penis Roy terasa bagai cairan cuka yang disiramkan ke atas luka.<br /><br />Roy mencampakkan begitu saja tubuh Ekarina ke lantai setelah tetes terakhir spermanya ditumpahkan ke rahim perempuan malang itu. Ekarina berbaring menekuk tubuhnya di lantai rumahnya sendiri. Dari belakang terlihat cairan putih kental menetes di sela-sela bibir vaginanya. Ekarina terisak-isak....<br /><br />Tiba-tiba Rony mendekati Ekarina dan menendang bokongnya. "Bangun ! Cepet bersihin memek lu..... gue juga pengen !" katanya.<br />Ekarina sebetulnya enggan bangkit. Tapi ia akhirnya beringsut juga setelah Rony menyentuh bibir vaginanya dengan jempol kakinya.<br />Susah payah perempuan berhidung mancung itu bangkit. Diulurnya jilbab panjangnya hingga menutupi kemaluannya.<br /><br />"Ngapain pake ditutup segala ? Ditutup juga orang tetap ngebayangin memekmu..." kata Roy sambil menjamah pangkal paha Ekarina.<br />Perempuan itu mencoba mengelak. Tapi Roy malah menampar bokongnya.<br />"Biarin aja Roy, ntar juga dia buka lagi itu memek," timpal Rony.<br /><br />Kedua lelaki itu terkekeh-kekeh. Ekarina tertatih-tatih menuju kamar mandi. Sebentar kemudian terdengar suara air berkecipak. Pasti itu suara air yang disiramkan ke vaginanya.<br />Memang Ekarina berupaya membersihkan sperma yang tertumpah ke dalam vaginanya. Dua jarinya ia masukkan sejauh-jauhnya ke dalam vaginanya, berupaya mengeluarkan cairan putih kental. Bergayung-gayung air ia siramkan ke vaginanya.<br /><br />Ekarina sadar, setelah keluar dari kamar mandi ia masih harus melayani satu lelaki bejat lagi. Tapi ia merasa tak sanggup untuk membiarkan sperma lelaki sebelumnya berlama-lama melekat di tubuhnya.<br /><br />Di kamar mandi tergantung sehelai jubah dari kain batik tipis. Biasanya baju itu dipakai Ekarina hanya untuk di dalam rumah. Diambilnya pakaian itu dan dikenakannya. Bagaimanapun, dia merasa lebih nyaman dengan pakaian itu daripada cuma berjilbab tetapi tanpa bra dan cd.<br />Dengan tegang, Ekarina keluar kamar mandi dan menuju kamar tamu.<br /><br />"Wah.... sudah pake baju. Nggak apa-apa deh. Aku tetep nafsu. Malah lebih nafsu sama perempuan yang berjilbab lebar dan berjubah daripada sama perek sarkem," kata Rony. "Lo nggak usah buka baju....yang penting memek lu tetep bisa gue masukin kontol," lanjutnya sambil melepas celananya lalu berbaring di karpet.<br /><br />Rony kemudian mengarahkan agar Ekarina mengangkangi perutnya, menghadap ke arah kaki. Tanpa banyak cakap, Ekarina menurut. Dia mulai sadar, kalau melawan berarti dia akan mendapat perlakuan kasar.<br /><br />Roy duduk santai di sofa, menonton aksi temannya mempermalukan perempuan alim itu. Di bawah, Rony mengintip lewat bawah jubah Ekarina. Pemandangan yang super langka. Dari bawah ia bisa melihat bongkahan pantat Ekarina, vaginanya hingga sepasang payudaranya.<br /><br />Rony kemudian mengarahkan Ekarina untuk merangkak di atas tubuhnya. Kepalanya masuk ke bawah jubah perempuan itu. "Emut kontol gue !" perintahnya.<br /><br />Tanpa banyak tanya, Ekarina mulai menyentuh penis Rony yang lunglai. Ia baru mulai mencium kepala penis Rony ketika merasakan bibir vaginanya disentuh jemari lelaki itu. Ekarina mulai mengulum penis Rony. Perlahan penis yang lunglai itu mengeras. Ekarina sendiri mulai terangsang karena sentuhan jari Rony di klitorisnya. Kini, dua jari Rony malah mulai mengaduk-aduk vaginanya.<br /><br />"Eunghhhh.... mmfffhhhh..." Tiba-tiba Ekarina mengerang. Sebabnya, Rony merangkul pinggulnya dan menarik ke arah wajahnya. Akibatnya, vagina Ekarina menempel ketat di bibir Rony yang langsung melumatnya.....<br /><br />Penis Rony sudah menegang penuh. Itu membuat Ekarina kesulitan bernafas. Ditambah lagi, hisapan Rony pada klitorisnya dan juluran lidah Rony ke dalam liang vaginanya membuat nafas Ekarina makin memburu. Roy tidak diam saja melihat adegan itu. Dipeganginya bagian belakang kepala Ekarina yang terbungkus jilbab.<br />"Terus isep-isep..." katanya sambil memilin puting kiri Ekarina.<br /><br />Ekarina terus mengerang-ngerang. Sebagian besar karena rangsangan hebat di vaginanya. Dia nyaris tak peduli lagi bahwa bagian tubuhnya yang paling privat saat ini tengah dijilati lelaki tetangganya dan satu lagi lelaki sedang bermain-main dengan payudaranya. Dia bahkan mulai mengangankan batang penis yang keras segera menjolok lubang vaginanya.....<br /><br />Tiba-tiba Ekarina melepaskan kulumannya dan dari mulutnya keluar desahan seperti seorang perempuan yang hampir mencapai orgasme. Roy mengangkat dagu dagu Ekarina.<br /><br />"Ayo... nggak usah malu-malu. Masukin kontol dia ke memekmu," katanya.<br />"Iya Mbak.... memek Mbak udah basah banget nih," timpal Rony.<br /><br />Antara malu dan ingin sejenak membuat bingung Ekarina. Tapi tak urung akhirnya dia bangkit, berbalik menghadap Rony, mengangkanginya dan mengangkat bagian bawah baju panjangnya. Lalu ia berjongkok. Sambil menggigit bibir dan memejamkan mata ia memasukkan penis Rony ke vaginanya.<br /><br />Roy menyingkap jubah Ekarina sehingga masuknya batang penis Rony terlihat jelas. Ekarina menggigit bibirnya. Namun dari mulutnya tetap terdengar suara erangan kenikmatan....<br /><br />Ekarina merasakan sensasi luar biasa. Penis Rony terasa menyesaki vaginanya. Bahkan ujungnya terasa menekan sampai ke dinding rahim. Sensasi itu membuatnya melambung dan segera ingin menuntaskannya. Akal sehatnya sudah tertutupi oleh nafsu. Tanpa sadar ia menaikturunkan pinggulnya. Makin lama makin cepat. Ia makin tergila-gila saat tangan Rony menyusup ke balik jubahnya dan meremas-remas sepasang payudaranya. ASI yang keluar dari kedua putingnya membasahi bagian muka jubahnya.<br /><br />Ekarina terus menggoyang-goyang tubuhnya ke segala arah. Erangannya makin tak terkendali. Ia tak sadar, Roy tengah merekam aksinya dengan kamera HPnya. Ia juga tak peduli saat Roy melepas jubahnya. Hingga kini aksi penuh nafsu seorang ibu muda berjilbab pun terekam HP Roy dengan durasi yang lumayan panjang.<br /><br />"Arrhh.... mmmmpppfff..... eungghhhh...." Ekarina merintih, mendesah dan mengerang panjang saat orgasme menerpanya. Tubuhnya melengkung ke belakang, ke kanan dan kiri. Lalu ambruk di atas perut Rony.<br /><br />Nafasnya masih tersengal-sengal, ketika Rony tiba-tiba menelentangkan tubuhnya. Penisnya masih menancap di vagina Ekarina. Diletakkannya kedua kaki perempuan itu ke atas bahunya. Tubuh Ekarina kini tertekuk di bawah tekanan Rony. Kedua tangan lelaki itu mencengkeram sepasang payudara Ekarina sampai ke pangkalnya.<br /><br />"Dasar gatel ! memek lebar, pake jubah tapi memeknya gatel.... Makan nih, kontol gue !!!" bentak Rony sambil menggenjot dengan kasar. Kedua tangannya membetot-betot payudara Ekarina.<br /><br />Selepas diterpa orgasme dahsyat, rasa malu dan bersalah menyiksa Ekarina. Kini siksaan itu bertambah dengan rasa sakit pada payudara dan vaginanya. Rony makin gila-gilaan menggenjot vagina Ekarina. Saat itulah Ekarina menyadari Roy tengah merekam dengan kamera HPnya.<br /><br />"Aakhh,... ouhhh... jangan.... tolong... jangan direkam....." pintanya. Tentu saja Roy tak peduli.<br /><br />Tiba-tiba terdengar Rony menggeram. Lelaki itu bergegas bangkit, mengangkangi wajah Ekarina dan memaksa perempuan itu mengulum penisnya. Sambil memegangi bagian belakang kepala Ekarina yang berjilbab, Rony akhirnya menumpahkan spermanya ke dalam mulut perempuan berhidung mancung itu.<br /><br />Ekarina megap-megap. Ini untuk pertama kalinya dia menelan sperma. Rongga mulutnya dipenuhi cairan kental berbau khas itu. Ketika akhirnya penis Rony ditarik keluar dari mulutnya, Ekarina terbatuk-batuk. Sperma menyemprot dari mulut ke dadanya.<br />Dua pemerkosanya berjongkok di dekatnya. Roy memilin putingnya yang pedih.<br />"Kita masih punya banyak kesempatan ketemu, Mbak Rina. So, rawat baik-baik tubuhmu, terutama memek dan tetekmu ini.... oke ?"<br />Kedua lelaki itupun berlalu meninggalkan Ekarina yang lunglai di lantai. Telanjang dan ternoda......<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-74323290431062298322009-09-02T07:28:00.001-07:002009-09-04T10:20:24.664-07:00Wiwiek<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFMQUzCnSI/AAAAAAAACLg/xesLmYImEQ8/s1600-h/Abg+karawang+001.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 358px; height: 268px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_u8EClb0Iwuw/SqFMQUzCnSI/AAAAAAAACLg/xesLmYImEQ8/s400/Abg+karawang+001.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5377663273401490722" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Wiwiek</span><br /><div style="text-align: justify;">-----------<br />Karya : galansial,-<br /><br />Namaku Antonie. Saat ini umurku 30 tahun. Sebenarnya aku sudah berumah tangga dengan seorang istri yang cantik dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang ganteng berumur 4 tahun. Tapi hasrat untuk berpetualang dan menikmati hubungan sex yang bervariasi membuatku ingin mencoba mencari pasangan selain istriku.<br /><br />Aku tidak suka 'jajan'. Sebab selain takut akan resiko2 yang tidak diinginkan, aku juga tidak suka hubungan yang didasari 'jual beli', aku merasa tidak ada romantismenya. Hubungan seperti itu hanya seperti kalo kita ingin buang air kecil di toilet umum, setelah selesai tinggal mengeluarkan uang receh, lalu pergi. Belum lagi mengingat resiko penyakit menular seksual yang sekarang bermacam-macam jenisnya.<br /><br />Aku mempunyai beberapa kisah menarik sehubungan dengan petualanganku untuk mencoba variasi seksual selain dengan istriku. Hampir keseluruhan affair itu aku lakukan dengan wanita-wanita yang kukenal baik melalui chatting di internet ataupun perkenalan tanpa sengaja di kendaraan umum ketika delam perjalananku menuju ke tempat kerja. Aku berharap dengan cerita yang kukirim ini, para pembaca akan memberi masukan, baik berupa saran maupun hal-hal lainnya.<br /><br />Salah satu cerita yang akan kubagi disini adalah pengalaman pertamaku dengan seorang gadis muda, seorang wanita yang bekerja sebagai seorang karyawati disebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan tempat pameran, seminar, dan lain-lain.<br /><br />Petualangan yang akan kuceritakan ini terjadi tidak terlalu lama berselang. Sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan asing yang yang bergerak dibidang konsultasi teknis yang berlokasi di daerah Kelapa Gading,aku berangkat dan pulang dari kantor selalu menggunakan kendaraan umum. Aku biasanya menggunakan bis Patas AC. Aku selalu berusaha untuk memilih tempat duduk yang bersebelahan dengan seorang wanita.<br /><br />Ini adalah pertimbanganku agar perjalanan yang cukup jauh dari lokasi tempat tinggalku menjadi nyaman. Karena dengan duduk bersebelahan dengan wanita, pertama-tama aku merasa aman karena akan jauh dari dari rasa was-was terhadap kemungkinan menjadi korban copet. Kedua, aroma para wanita biasanya lebih enak, dan tentu saja akan merupakan penambahan rasa aman selama diperjalanan.<br />Pada suatu ketika, aku duduk bersebelahan dengan seorang dara cantik.<br /><br />Aku biasanya membawa majalah untuk dibaca2 agar dapat mengusir kejenuhan perjalanan. Sebab dengan jarak perjalanan yang cukup jauh, tanpa kegiatan apa - apa akan membuat suasana menjadi jenuh dan membosankan. Ketika aku sedang asyik membaca, gadis cantik disebelah aku kuperhatikan juga ikut melirik bacaan yang sedang kubaca. Aku ketahui dari ekor mataku yang meliriknya memperhatikan bacaan yang kubawa. Kemudian aku mulai berbasa-basi kepadanya.<br /><br />" Ke kantor yah Mbak ? " tanyaku klise untuk memecahkan kekakuan.<br />" Iya.." jawab gadis itu singkat.<br />" Kantornya dimana ? " tanyaku lagi untuk lebih memperpanjang pembicaraan.<br />"Di Kemayoran"<br /><br />Lalu kamipun terlibat pembicaraan mengenai hal-hal yang ringan. Sebelum aku turun, aku tak lupa meminta nomor teleponnya. Dan meminta izin apakah aku bisa meneleponnya di kantor. Singkat cerita, kamipun selalu berhubungan melalui telepon. Selanjutnya kuketahui kalo dia bernama Wiwiek.<br /><br />Gadis itu mempunyai rambut yang indah serta bibir yang sensual sekali. Tingginya sekitar 165 cm. Kami terkadang janjian untuk pulang bareng, karena rute bis yang kami lalui sama. Suatu saat aku mengajaknya untuk nonton di Atrium, Senen. Sebelum film diputar, kami makan dulu di salah satu fast food resto yang ada disitu. Dari situ dia lalu bercerita tentang masalah pribadinya.<br /><br />Dia bercerita bahwa dia mempunyai affair dengan atasannya yang sudah mempunyai istri di kantor. Aku bertanya kenapa tidak mencari pria yang lebih muda dan masih single. Dia menjawab bahwa dia sudah terlanjur sayang dengan pria ini. Aku bilang dia harus berusaha melepaskan diri dari pria berisitri ini. Aku punya cara, tawarku. Lalu kamipun memasuki teater 21, karena film sudah mulai diputar.<br /><br />Selama film diputar, aku berusaha untuk menciumnya. Tapi dia masih berusaha bertahan. Akhirnya, aku bersabar aja. Lalu ketika film sudah usai, aku mengajaknya untuk mencari tempat ngobrol dan makan lagi, karena perutku belum kenyang dengan makanan 'fast food' tadi. Kami menuju ke Hotel Cempaka Sari, dimana disitu kuketahui juga memiliki restoran. Setelah memesan nasi makanan dan minuman. Aku menawari kepada Wiwiek untuk makan dikamar agar lebih nyaman dan bisa sambil ngobrol.<br /><br />Lalu Entah apa yang terlintas di pikirannya, dia langsung mengiyakan saja ajakanku itu. Lalu aku menuju ke front office dan memesan kamar sambil mengatakan agar makanan yang kami pesan tadi langsung diantar kekamar. Sesampainya dikamar, aku menawarkan agar dia mandi dulu. Dia bilang nanti aja, setelah selesai makan. Setelah selesai makan, aku berbaring ditempat tidur. Aku menatap wajah gadis yang memang cantik ini. Lalu aku menarik tangannya untuk bersama berbaring di kasur. Lalu aku mulai memancingnya bercerita lebih jauh lagi tentang affair dirinya dengan atasannya di kantor.<br /><br />Sambil bercerita aku dekatkan diriku semakin dekat dengan dengan tubuhnya. Kugenggan tangannya lalu kubelai rambutnya. Dia diam tidak bereaksi. Lalu tanganku berpindah membelai pipinya, Pelan2 tanganku kuturunkan ke bibirnya, dia juga diam tak bereaksi. Kulihat matanya terpejam. Lalu aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Aku mencium pipinya. Dia agak mengelak kali ini. Aku lalu membaringkan dirinya tepat di bawahku. Dia memejamkan matanya. Aku tau ini adalah sebuah tanda. Lalu kukecup kening, kedua pipinya. Kemudian aku beralih kebibirnya yang sensual itu. Dia hanya diam tidak membalas.<br />"Jangan ah..." ujarnya.<br /><br />Aku tidak menghiraukan larangannya. Karena aku tau dia mulai menyukai serangan2ku. Aku membelai payudaranya sambil kukecup terus bibirnya. Perlahan, dia mulai mengerang dan membuka mulutnya.<br />"Ah..ssshhh..jangan... aku gak bisa kayak gini...ssshhhh" protesnya perlahan tanpa melakukan perlawanan yang berarti.<br /><br />Aku lalu mulai membuka, kancing bajunya. Namun dia menggenggan tanganku bermaksud melarang aku untuk meneruskan perbuatanku. Aku harus agak sabar memang. Kuturunkan wajahku ke perutnya yang masih dibungkus kemeja warna coklat muda. Ku tatap belahan selangkangannya yang juga masih ditutupi celana yang senada dengan kemejanya. Lalu kecium belahan diantara kedua pahanya. Dia merintih lagi.<br /><br />"Ahhhh..."<br />Aku terus mencium daerah yang paling sensitive tersebut selama beberapa saat. Dia mulai merenggangkan kakinya.<br />"Buka aja yah celananya, biar agak enakan ?" ujarku untuk meminta izinnya.<br />"Jangan ah . Begini aja. Nanti keterusan"<br />"Gak apa apa kok. Gak bakalan sampai keterusan" jawabku menenangkan hatinya.<br />Lalu kutarik risleting celananya. Kemudian kuturunkan perlahan celananya. Dia menaikkan pinggulnya membantu .Terlihatlah cd nya yang berwarna cream yang terbuat dari bahan katun halus. Tepat ditengahnya terpampang gundukan indah yang kelihatan mulai basah. Lalu kucium gundukan itu.<br /><br />"Ahh..sshhhhhh...." Wiwiek memegang kepalaku. Sambi terus mengecup dan menjilat gundukan vaginanya yang masih tertutupi cdnya, aku membuka celana jeans yang kupakai. Lalu kulempar jeans tersebut tak perduli ia terbang kemana. Lalu aku melepas juga kemejaku. Kulihat Wiwiek menatap diriku yang bugil dan agak kaget melihat penisku yang sudah menegang dan siap menyerang. Dia terlihat pasrah dan tak perduli lagi apa yang akan kulakukan selanjutnya.Lalu kuturunkan lagi wajahku ke wajahnya. Aku mengecup bibirnya.<br /><br />Kali ini dia membalas. Bahkan dia melingkarkan tangannya ditubuhku. Aku meregangkan kedua belah kakinya. Kugesek2kan penisku di diatas vaginanya yang masih berbalut cd. Lalu aku memegang penisku. Aku udah gak tahan. Aku mencari2 sela diantara cd nya untuk bisa menyentuh vaginanya dengan kepala penisku.<br />"Jangan dimasukin...ahhhh...aku gak bisa.. ssshhh...." Kembali dia protes. Tapi aku tidak perduli. Aku tau dia mulai menyukai permainanku. Setelah kubuka sedikit celah cdnya yang tepat menutupi bibir vaginanya, aku menggosok2an kepala penisku di bibir vaginanya, tentu masih dengan bantuan tanganku. Terasa basah dan berlendir. Lalu aku mencari2 liang vagina yang merupakan target utamaku. Ketika terasa kepala penisku sudah tepat berada di depan liang vaginanya yang licin dan basah, aku mendorong pantatku perlahan.<br /><br />"Ohhhh.... ssshhhhh.... jangannn... ahhhhhh..." Dia mengerang ketika kepala penisku mulai menerobos masuk. Aku lalu menekan lebih kuat lagi. Dan...blsssesbbb...masuklah dengan sukses penisku kedalam liang kenikmatan miliknya. Matanya yang indah itu sedikit terbelalak, lalu terpejam kembali<br /><br />"Ahhhhh...sshhhhh...ohhhhh...." Dia melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku.<br />Aku terus menyodok dan mendorongkan penisku kedalam vaginanya. Aku melakukannya cukup lama. Sekitar 25 menit. Lalu terlihat dia menegang dan merangkulku dengan kencang. Aku tau ini saatnya dia orgasme. Aku juga tidak mau kehilangan moment ini. Aku semakin mempercepat ritme kocokan penisku menghujam liang vaginanya.<br />"Ahhhh...jangan dikeluarin didalam ...hhhhh..ohhh...yahhhhh..."Bisiknya.<br /><br />Lalu terasa aliran klimaks mulai mengaliri diriku. Aku merasa penisku akan memuntahkan sperma. Aku mengocok semakin keras. Lalu aku memeluk dirinya erat2 berbarengan dengan tarikan kakinya yang semakin memeluk pinggangku dengan kuat. Aku tak berdaya lagi. Dan, crot..crot..crot....tumpahlah spermaku menghujani liang vagina sampai ke rahimnya.<br /><br />"Ahhhhh....." Dia mengerang keras.<br />Aku menatapnya lemas tanpa mengeluarkan penisku yang masih berada didalam vaginanya yang terasa masih memijat-mijat penisku. Terlihat dia tersenyum, tapi kulihat ada linangan air mata dipipinya.<br /><br />" Kamu nakal. Tapi kamu sangat lama bercinta daripada pacarku" Katanya.<br />Sesudah itu tertidur, hingga jam dua pagi aku terbangun kembali. Aku menatap disekelilingku dan mencoba-mencoba menginngat apa yang telah terjadi. Kemudian kulihat seorang wanita terbaring disisiku. Wiwiek. Ah,ternyata dia begitu masih menggairahkan, pikirku dalam hati. Aku lalu berpikir untuk menyetubuhinya sekali lagi. Lalu kubuka selangkangannya yang telah dia tutupi dengan celana dalamnya. Kemudian kujilat celah diantara pahanya. Aku lalu mengeluarkan penisku. Kubuka cdnya pelan-pelan tanpa berusaha membangunkannya. Kuusap bukit berbulu yang indah tersebut tepat ditengah-tengah, terasa begitu basah. Lalu kulumuri batangku dengan lendir vaginanya yang beraroma sangat khas.<br /><br />Aku sudah nggak tahan. Lalu perlahan kuarahkan kepala penisku yang mengkilat kedepan liang vaginanya yang kubuka dengan bantuan dua jari tanganku. Lalu kudorong perlahan. Keliatan dia menggeliat sebentar. Lalu terdiam kembali. Aku mendorong penisku lebih dalam, dan karena laing vaginanya sudah begitu basah, amblas semua batangku menyeruak daging empuk,hangat dan lembab tersebut. Aku lalu menyodok dan mengocok dengan perlahan. Terdengar dia mendesis, tapi seakan tidak mau membuka matanya. Crep.. crep.. crep.. jlebb.. jleb. Semakin cepat dan semakin cepat. Dia lalu merintih halus.<br />"Ahhhh.... ssshhhhh... sss..."<br /><br />Aku lalu melihat dia mengejang dan kakinya merapat. Aku tau dia mulai merasakan orgasmenya, ntah dia sadar atau tidak. Aku lalu juga merasa gumpalan-gumpalan naik mengarah ke kepala penisku siap untuk dimuntahkan. Lalu kutekan dalam-dalam penisku ketika kurasa semburan maniku akan meledak. Crott... crott... crott... crott... crott.<br />"Hekkhh... ahhhhhh...."jeritnya. Aku tau dia merasakan semburan maniku yang panas telah membanjiri liang vagina hingga ke rahimnya. Sampai-sampai ketika kuacabut perlahan, terliat menetes masih dalam kekentalan keluar disela-sela liang vagina hingga menetes ke paha dan lubang anusnya. Ah, betapa nikmatnya,pikirku.<br /><br />Lalu kami terus terlelap hingga keesokan pagi. Sejak saat itu. Wiwiek tidak mau bertemu lagi denganku. Dia hanya bilang, dia merasa bersalah telah mengkhianati pacarnya yang telah beristri tersebut. Dan ketika aku meneleponnya sekali-sekali sambil mengingatkan dirinya tentang peristiwa malam tersebut, dia hanya bilang agar jangan terulang kembali dan hanya menjadi rahasia kami berdua saja. Ah.. Wiwiek.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9101606671008026965.post-20697819090919677912009-09-02T07:27:00.001-07:002009-09-02T07:27:33.279-07:00Les Privat<div style="text-align: justify;">Les Privat<br />-----------<br />Karya : galansial,-<br /><br />Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.<br /><br />Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer. Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.<br /><br />Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.<br /><br />Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, "Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu". Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.<br /><br />"Udah punya pacar Fan?", godaku sambil menatap Fanny.<br />"Belum, Kak!", jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.<br />"Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar", lanjutku.<br />"Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper", komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.<br />"Ohh!", aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.<br />"Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?", lanjutku.<br />"Apa ya! Coca Cola aja deh Kak", sahutnya sambil terus bekerja.<br />Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.<br /><br />"Sudah Kak", suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.<br />"Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan ", pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.<br />Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.<br /><br />Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.<br /><br />"Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan", kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata.<br />Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, "Belum, ulang dong Kak!", sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.<br /><br />Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.<br /><br />Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.<br /><br />Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.<br /><br />"Kamu sakit?", tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.<br /><br />Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, "Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan", gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, "Ahh..", Fanny mendesah kecil tanpa disadari.<br /><br />Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.<br /><br />"Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!", kataku merayu.<br />Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.<br /><br />"Ja.., jangan Kak", pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.<br /><br />Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. "Uuhh..!", hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.<br /><br />"Aaahh..", dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.<br />"Dadamu sangat indah Fan", sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.<br /><br />"Aaahh", Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya."Jangan nanti dilihat orang", pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur ang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka."Auuuhh", bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. "Aaaahh", dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. "Tubuhmu wangi sekali", kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya."Uhh.!", tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. "Auuuhh" membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.<br />Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. "Ooohh", terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branyaTanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku."Aaahh.. Uuuhh. ooohh", Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.<br />Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. "Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh". Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. "Ngghh.. ", vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, "Ahh.. uuuhh.. aaahh". Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras."Aaahh..!", dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh", rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu<br />Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. "Geli.. ahh.. ohh!"Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. "Uuuhh.!", dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.<br />"Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh", dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.<br />Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu."Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh", terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah."Jangan Kak.. aahh", tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung."Uuuhh", ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. "Aaahh". Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. "Ahh..", dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya."Aaahh", Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. "Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh", sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian."Teruuuss.. aaahh.. uuuhh", karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala."Ahh.. terus.. ahh.. ohh", gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. "Ahh.. teruusss ooh", Fanny merintih rintih kenikmatan.Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh".Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. "Kak.. aahh", Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. "Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh", birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. "Ahh" terasa hangat dan kencang.<br /><br />"Kak.. ahh!", dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. "Uuuhh.. aaahh", tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. "Ooohh Kak masukkan ahh", gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.<br /><br />Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina.<br />"Ooohh Kak masukkan aaahh", di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts "Aduuhh.. aahh", tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. "Ahh", dia merintih kenikmatan.<br /><br />Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets "Ohh..", kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.<br /><br />"Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh", serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, "Aaahh", masuk lagi. "Ahh, terus... ahh.. uhh", lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. "Aaahh, ooohh, aaahh" vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.<br /><br />Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, "Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh", Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.<br />"Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!", kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.<br /><br />Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.<br />"Bagaimana kalau Fanny hamil Kak", katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.<br />Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.<br /><br />Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.<br /><br />Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0